BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Perilaku kewirausahaan merupakan sifat wirausaha. Hal ini dikarenakan merupakan ciri khas yang melekat pada individu wirausaha, bukan semata-mata
atribut yang diberikan oleh lingkungan kepadanya. Kemampuan untuk mengembangkan usaha tersebut bergantung kepada
upaya para pengusaha itu sendiri memanfaatkan keterampilan bisnisnya untuk memuaskan pelanggan. Penelitian Cunningham Riyanti, 2003:7 terhadap 178
wirausaha dan manajer profesional di Singapura, menunjukkan keberhasilan berkaitan dengan sifat-sifat kepribadian 49, seperti keinginan untuk
melakukan pekerjaan dengan baik, keinginan untuk berhasil, motivasi diri, percaya diri dan berfikir positif, komitmen dan sabar. Penelitian Mc.Ber CO
Riyanti, 2003:7 menemukan bahwa wirausaha yang berhasil memiliki sifat yang proaktif, berorientasi prestasi dan komitmen dengan pihak lain.
Kemampuan untuk mengembangkan diri dan mempertahankan kemajuan teknologi, menurut Cunningham Riyanti, 2003:9 merupakan faktor yang
menyebabkan 28,1 keberhasilan usaha skala kecil. Faktor ini terkait dengan sifat-sifat kepribadian dan kemauan untuk belajar dan menerima perubahan. Dinsi
2004:6 mengatakan bisnis adalah ajang kompetisi yang peka terhadap perubahan.
Kepekaan ini menuntut pribadi dengan inisiatif, kreativitas dan motivasi yang tinggi. Faktor-faktor tersebut akan mempengaruhi perilaku kewirausahaan
Universitas Sumatera Utara
yang mereka miliki. Dengan demikian masing-masing pelaku usaha akan terdorong dalam meningkatkan kreativitas berfikir, menentukan keputusan yang
lebih baik dan pencapaian sukses usaha. Adanya tingkat pengangguran yang tinggi diperlukan kreativitas dari
setiap individu untuk tidak mengandalkan pekerjaan dari orang lain melainkan menciptakan lapangan pekerjaan yang menyerap tenaga kerja yang ada dan
menghidupkan kembali roda perekonomian Indonesia. Usaha Kecil adalah perusahaan skala kecil yang mampu bertahan karena usaha kecil juga berperan
dalam pemerataan perekonomian Indonesia dan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat, serta memiliki potensi menghasilkan devisa bagi negara.
Peranan wirausaha tidak diragukan lagi dalam menghadapi perkembangan ekonomi saat ini. Karena tumbuh tidaknya perekonomian di suatu negara terutama
bergantung pada kehadiran dan keaktifan para wirausaha. Wirausaha yang dimaksud adalah para pengusaha yang mandiri yang memiliki kebebasan dalam
memilih karier sesuai dengan bidang usaha yang diminatinya serta dapat menciptakan lapangan pekerjaan yang sebesar-besarnya. Para wirausaha ini
biasanya memulai usahanya secara mandiri dengan modal sendiri atau modal bersama. Usaha mereka umumnya berskala kecil, tetapi dapat menyerap tenaga
kerja yang besar www.wirausaha.com, diakses 22 Juli 2010. Pandai Besi yang lebih dikenal masyarakat dengan suatu pembuatan alat-
alat pertanian dan perkebunan yang bahan bakunya terbuat dari besi Per mobil dan truk bekas yang berada di Jalan Galang dan Jalan Sekip Lubuk Pakam.
Universitas Sumatera Utara
Pandai Besi merupakan suatu tempat usaha yang digunakan untuk membuat serta menjual barang-barang kebutuhan alat-alat pertanian dan
perkebunan. Banyak alat-alat pertanian dan perkebunan yang di buat serta dijual kepada bagian pertanian dan perkebunan diantaranya alat-alat tersebut: Dodos,
Kampak, Eggrek, Parang, Parang babat, Pisau Cekung, Kerokan Kulit, dan Garuk, dan lain-lain. hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1 Spesifikasi Penjualan Barang Tahun 2009
No Spesifikasi
Penjualan Barang di Jalan Galang
Penjualan Barang di Jalan Sekip
1 Dodos
500 300
2 Kampak
700 400
3 Eggrek
200 300
4 Parang
100 200
5 Parang Babat
80 100
6 Pisau Cekung
800 -
7 Kerokan Kulit
400 -
8 Garuk
900 -
JUMLAH 4480
1200
Sumber: Pandai Besi Jl. Galang dan Jl. Sekip Lubuk Pakam 2010
Pedagang Pandai Besi adalah salah satu usaha dalam perdagangan dan salah satu wujud sektor informal. Pedagang pandai besi adalah orang yang dengan
modal yang relatif sedikit berusaha di bidang produksi dan penjualan barang- barang alat-alat pertanian dan perkebunan untuk memenuhi kebutuhan kelompok
tertentu di dalam masyarakat, usaha tersebut dilaksanakan pada tempat-tempat yang dianggap strategis dalam suasana lingkungan yang informal Winardi dalam
Haryono, 1989. Sektor informal sangat membantu kepentingan masyarakat dalam menyediakan lapangan pekerjaan dengan penyerapan tenaga kerja secara mandiri
atau menjadi safety belt bagi tenaga kerja yang memasuki pasar kerja, selain untuk
Universitas Sumatera Utara
menyediakan kebutuhan masyarakat golongan menengah ke bawah. Pada umumnya sektor informal sering dianggap lebih mampu bertahan hidup survive
dibandingkan sektor usaha yang lain. Hal tersebut dapat terjadi karena sektor informal relatif lebih independent atau tidak tergantung pada pihak lain,
khususnya menyangkut permodalan dan lebih mampu beradaptasi dengan lingkungan usahanya www.petra.ac.id, diakses 26 Juli 2010.
Penelitian dilakukan pada pedagang pandai besi Jalan Galang dan Jalan Sekip Lubuk Pakam. Sifat kemandirian merupakan salah satu perilaku wirausaha
dalam menjalankan kegiatan usahanya. Pedagang pandai besi lebih mengutamakan bagaimana memperoleh konsumen yang banyak agar dapat
bertahan dalam menjalankan usahanya. Penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada pedagang pandai besi
Jalan Galang dan Jalan Sekip Lubuk Pakam dengan judul: “Analisis Kemandirian Pribadi dan Perilaku Kewirausahaan Pada Pedagang Pandai
Besi Jalan Galang dan Jalan Sekip Lubuk Pakam”.
B. Perumusan Masalah