tinggi pada saat puncak sekresi estrogen pada akhir fase folikel merangsang sekresi LH dan menimbulkan lonjakan LH. Konsentrasi estrogen plasma yang
tinggi bekerja langsung pada hipotalamus untuk meningkatkan frekuensi denyut sekresi GnRH, sehingga meningkatkan sekresi LH dan FSH. Kadar tersebut
juga bekerja langsung pada hipofisis anterior untuk secara spesifik meningkatkan kepekaan sel penghasil LH terhadap GnRH. Efek yang terakhir
merupakan penyebab lonjakan sekresi LH yang jauh lebih besar daipada sekresi FSH pada pertengahan siklus Sherwood, 1997.
LH berfungsi memicu perkembangan korpus luteum dan merangsang korpus luteum untuk mengeluarkan hormon steroid, terutama progesteron.
Estrogen konsentrasi tinggi merangsang sekresi LH, progesteron yang mendominasi fase luteal, dengan kuat menghambat sekresi FSH dan LH. Proses
inhibisi progesteron ini bertujuan untuk menghambat pertumbuhan folikel baru sehingga sistem reproduksi dapat dipersiapkan untuk menunjang ovum yang
baru dilepaskan. Jika tidak terjadi pembuahan maka korpus luteum akan mengalami regresi yang akhirnya akan menyebabkan penurunan harmon steroid
secara tajam, mengakibatkan lenyapnya efek inhibisi dari hormon FSH dan LH sehingga sekresi kedua hormon ini meningkat. Di bawah pengaruh kedua
hormon ini, sekelompok folikel baru kembali mengalami proses pematangan Sherwood, 1997; Guyton, 2006.
2.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Siklus Menstruasi
Produksi FSH dan LH berada di bawah pengaruh releasing hormone FSH- RH dan LH-RH melalui rangsangan hipotalamus ke hipofisis. Penyaluran RH ini
sangat dipengaruhi oleh mekanisme umpan balik estrogen terhadap hipotalamus. Begitu juga dengan pengaruh dari luar, seperti cahaya, bau-bauan melalui bulbus
olfakorius dan hal-hal psikologik Norwitz, 2001. Faktor-faktor lain yang ikut mempengaruhi termasuk ras, usia menarche ibu, status nutrisi, lemak tubuh,
teman dekat dan iklim. Studi menunjukkan pada level lemak tubuh 17 sangat diperlukan bagi tubuh untuk memulai menstruasi.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.3 Dasar-dasar Biologi Menstruasi Sumber: Norwitz, Errol R., Schorge, John O., 2001. Basic Biologic of
Menstruation
Berikut faktor-faktor yang mempengaruhi siklus menstruasi menurut Wolfenden 2010 :
a. Ketidakseimbangan Hormon
Menstruasi iregular dapat disebabkan terlalu banyak atau sedikit hormon, yang dapat disebabkan oleh masalah tiroid, sindrom
polikistik ovarium, obat-obatan, perimenopause, sakit, gaya hidup, olah raga berlebihan, dan stres.
b. Stres
Beban pikiran sangat berpengaruh terhadap kondisi tubuh, termasuk periode menstruasi. Kondisi pikiran yang tidak stabil dapat
menyebabkan kelenjar adrenal mengeluarkan kortisol. Hal ini berefek pada estrogen, progesteron dan menurunkan produksi Gonadotropin-
releasing hormone GnRH sehingga menghambat terjadinya ovulasi atau menstruasi.
c. Penyakit
Siklus menstruasi yang tidak teratur dalam waktu lama merupakan tanda-tanda adanya penyakit pada saluran reproduksi. Misalnya,
fibroid, kistas, endometriosis, polip, sindrom polikistik ovarium, infeksi pada saluran reproduksi maupun kelainan genetik.
Universitas Sumatera Utara
d. Perubahan rutinitas
Perubahan rutinitas dalam hidup dapat berpengaruh pada kondisi fisik. Misalnya, mereka yang harus berganti jam kerja dari pagi
menjadi malam. Hal ini biasa terjadi hingga tubuh menyesuaikan dengan pola atau rutinitas baru.
e. Gaya hidup dan berat badan
Pilihan gaya hidup termasuk pola makan, mengkonsumsi alkohol, atau pemakai narkoba mempengaruhi metabolisme progesteron dan
estrogen. Terlalu banyak mengkonsumsi kafein dan rokok serta kelebihan dan kekurangan berat badan juga berpengaruh pada kadar
hormonal di tubuh. Pada kasus tertentu bahkan dapat menghentikan menstruasi amenorrhea karena hipotalamus tidak dapat melepaskan
GnRH. Masalah ini biasa terjadi pada wanita yang sangat sibuk dan atlet.
2.3. Sindrom Pramenstruasi 2.3.1. Definisi Sindrom Pramenstruasi