E. Faktor Penyebab Bendungan ASI
Lawrence 1994, dalam Linda V. Walsh, 2002, hal.390 mengatakan bahwa teori tentang etiologi keadaan ini adalah bahwa distensi alveoli menekan duktus susu,
mengakibatkan obstruksi pengiriman susu dari duktus ke bayi. Obstruksi ini menimbulkan distensi lebih lanjut, dan akhirnya terjadi statis vaskular dan limfatik
sekunder. Teori populer lain menyatakan bahwa peningkatan dalam sirkulasi darah dan limfe ketika susu pertama kali disintesis menyebabkan pembengkakan pada
areola yang dapat mempengaruhi cakupan mulut bayi. Hal ini mengakibatkan pengosongan duktus penampung inkomplet, dengan distensi dan obstruksi lebih
lanjut. Peningkatan vaskularitas dapat berlanjut ke tingkat ketika payudara keseluruhan menjadi padat dan nyeri tekan.
Beberapa faktor yang diperkirakan dapat meningkatkan terjadinya keadaan ini yaitu jadwal menyusui yang dibatasi, dapat juga karena terjadinya hambatan aliran
susu karena tekanan eksternal seperti pemakaian BH yang tidak menyokong dan pakaian yang terlalu ketat, tekanan jari-jari ibu saat menyusui, posisi bayi yang
kurang tepat seperti terlalu tinggi atau terlalu rendah pada lengan ibu.
F. Pencegahan Bendungan ASI
Ketidakberhasilan saat menyusui dikarenakan sumbatan saluran yang menyalurkan air susu, serta tekanan tinggi yang membuat produksi ASI semakin
menurun. Oleh karena itu, hendaknya ibu memijat payudaranya sejak enam minggu sebelum melahirkan. Pijatan dimulai dari pinggir payudara menuju tengah payudara
Universitas Sumatera Utara
guna mengeluarkan sel-sel yang mungkin dapat menyumbat pengeluaran ASI di masa mendatang. Ibu harus merawat puting yang kering dan lecet dengan menggunakan
krim antiseptik. Sebaiknya segera setelah melahirkan, ibu dapat membantu membangun
pasokan air susu dan menghindari beberapa masalah yang mungkin akan timbul di awal pertama kali menyusui dengan cara memeluk bayi sehingga mempunyai akses
yang penuh ke payudara atau menyusui bayi sesegera mungkin atau membiarkan bayi menghisap payudara sesering mungkin. Sebagian besar bayi yang baru lahir
umumnya siap dan berminat menyusu atau menghisap payudara selama satu jam pertama sesudah dilahirkan.
Riset menunjukkan bahwa pemberian ASI yang sering dan tidak dibatasi membantu mencegah pembesaran payudara yang nyeri dan memungkinkan
terbentuknya pasokan susu dalam jumlah besar. Selain itu, ibu mesti membersihkan puting dengan air hangat sebelum menyusui. Ibu tidak boleh memaksa bayi untuk
menghisap ASI jika ia menolak, karena bayi akan memberontak ketika puting payudara ditempelkan pada mulutnya. Sebaiknya bayi disusui sesegera mungkin.
Pada umumnya, sebelum 5 jam setelah melahirkan, ibu mesti mencoba menyusui bayinya, walaupun ASI belum keluar. Pada dua hari pertama kelahiran bayi, produksi
ASI belum banyak. Oleh karena itu, ibu jangan membiarkan bayinya menghisap terlalu lama guna menghindarkan rasa sakit pada puting susu Simkin, Penny. 2008.
Universitas Sumatera Utara
G. Cara Merawat Payudara