Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pencegahan Diare Terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu Bayi di Posyandu Anggrek IX Wilayah Kerja Pustu Balam Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2013

(1)

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PENCEGAHAN DIARE TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BAYI DI

POSYANDU ANGGREK IX WILAYAH KERJA PUSTU BALAM KECAMATAN MEDAN SUNGGAL

TAHUN 2013

MERDIANA SIBAGARIANG 125102105

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D – IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

(3)

(4)

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pencegahan Diare Terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu Bayi di Posyandu Anggrek IX

Wilayah Kerja Pustu Balam Kecamatan Medan Sunggal

Tahun 2013

ABSTRAK Merdiana Sibagariang

Latar belakang : Diare merupakan salah satu masalah kesehatan utama di negara berkembang, termasuk Indonesia. Di Indonesia, penyakit diare adalah salah satu penyebab kematian utama setelah infeksi saluran pernafasan pada bayi. Diare merupakan penyakit dengan frekuensi KLB yang cukup tinggi. Tahun 2006 dilaporkan 11 kabupaten di Sumatera Utara mengalami KLB diare dengan jumlah penderita 2.110 kasus dan jumlah kematian 62 orang. Oleh karena itu keberhasilan menurunkan serangan diare sangat tergantung dari sikap setiap anggota masyarakat. Pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare adalah salah satu usaha atau kegiatan untuk membantu individu, keluarga, atau masyarakat dalam meningkatkan pengetahuan, sikap, dan kemampuan untuk mencapai kesehatan secara optimal, khususnya dalam mencegah timbulnya penyakit diare.

Tujuan penelitian : untuk mengidentifikasi pengaruh pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare terhadap pengetahuan dan sikap ibu bayi.

Metodelogi : desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasy eksperimen yang bersifat one group pre test – post test. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 41 orang, dengan teknik pengambilan sampel total sampling. Analisa data yang digunakan adalah uji t - dependen.

Hasil penelitian : menunjukan pengetahuan sebelum diberikan pendidikan kesehatan yaitu mean = 12,20, SD = 2,216, beda mean = 12,195. Pengetahuan setelah diberikan yaitu mean = 14,05, SD = 2,109, beda mean = 14,049. Sikap sebelum diberikan pendidikan kesehatan yaitu mean = 8,63, SD = 0,994, beda mean = 11,220. Sikap setelah diberikan yaitu mean = 11,22, SD = 2,393, beda mean = 11,220. Untuk pengetahuan diperoleh nilai P = 0,000 dan untuk sikap diperoleh nilai P = 0,000. Kesimpulan : penelitian membuktikan bahwa pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare berpengaruh terhadap pengetahuan dan sikap ibu. Oleh karena itu disarankan kepada bidan untuk menerapkan pendidikan kesehatan sebagai salah satu intervensi mencegah timbulnya penyakit diare pada bayi.


(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmatNya peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pencegahan Diare Terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu Bayi di Posyandu Anggrek IX Wilayah Kerja Pustu Balam Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2013.

Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, peneliti banyak menerima bantuan moril maupun materil dari berbagai pihak, untuk itu peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes, Selaku Dekan Fakultas Keperawatan USU.

2. Nur Asnah Sitohang, S, Kep, Ns, M.Kep, selaku ketua program studi D - IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU dan dosen pembimbing dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah yang telah memberi arahan dan bimbingan.

3. Nur Asnah Sitohang, S.Kep, Ns, M.Kep, selaku dosen pembimbing dalam

penulisan Karya Tulis Ilmiah yang telah memberi arahan dan bimbingan kepada peneliti.

4. Seluruh dosen, staf dan pegawai administrasi program D - IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU.

5. Kepala Pustu Balam Medan Sunggal yang telah memberikan izin

penelitian.

6. Ayahanda dan Ibunda yang telah memberikan dukungan, motivasi dan doa.


(6)

7. Teman - teman satu bimbingan yang selalu bersama dalam suka dan duka selama menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.

8. Teman - teman D - IV Bidan Pendidik yang telah memberikan dukungan,

dan semua pihak yang telah mendukung dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan berkat dan karuniaNya kepada semua pihak yang telah banyak membantu penulis. Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini sehingga bermanfaat bagi pembaca untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.

Medan, Juli 2013 Penulis

( Merdiana Sibagariang) 125102105


(7)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR SKEMA ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C.Tujuan Penelitian ... 4

1. Tujuan Umum ... 4

2. Tujuan Khusus ... 4

D.Manfaat Penelitian ... 5

1. Bagi Praktek Kebidanan ... 5

2. Bagi Pendidikan Kebidanan ... 5

3. Bagi Penelitian Kebidanan ... 5

4. Bagi Peneliti Kebidanan ... 5

5. Bagi Responden ... 5

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA A.Diare ... 6

1. Pengertian Diare ... 6

2. Penyebab Diare ... 6

3. Patogenesis dan Patofisiologi Diare ... 9

4. Klasifikasi Diare Berdasarkan Tanda dan Gejala ... 11

5. Penatalaksanaan Diare Berdasarkan Tanda Gejala ... 12


(8)

B.Cara Melakukan Pencegahan Diare ... 16

C.Pengetahuan dan Sikap ... 17

D. Pendidikan Kesehatan ... 21

1. Pengertian Pendidikan Kesehatan ... 21

2. Tujuan Pendidikan Kesehatan ... 21

3. Metode Pendidikan Kesehatan ... 21

4. Cara Mencuci Tangan yang Baik dan Benar ... 24

5. Cara Membuat Oralit dan Larutan gula garam ... 27

BAB III : KERANGKA KONSEP A.Kerangka Konsep ... 28

B.Hipotesis ... 29

C.Defenisi Operasional ... 29

BAB IV : METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ... 31

B. Populasi dan Sampel... 32

C. Tempat Penelitian ... 32

D. Waktu Penelitian ... 32

E. Etika Penelitian ... 32

F. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 33

G. Alat Pengumpulan Data ... 34

H. Prosedur Pengumpulan Data ... 36

I. Analisis Data ... 39

BAB V : HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 41

B. Pembahasan ... 46

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 50

B. Saran ... 52 DAFTAR PUSTAKA


(9)

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Halaman

2.1 : Tabel Klasifikasi Diare Berdasarkan Tanda dan

Gejala ... 11 2.2 : Penatalaksanaan Diare Sesuai Tanda Gejala ... 12 3.1 : Defenisi Operasional ... 29 5.1 : Distribusi frekuensi responden berdasarkan

karakteristik data demografi di Posyandu Anggrek IX Wilayah Kerja Pustu Balam Kecamatan Medan

Sunggal Tahun 2013 ... 41 5.2 : Distribusi pengetahuan reponden sebelum dan setelah

diberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare di Posyandu Anggrek IX Wilayah Kerja Pustu

Balam Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2013 ... 42 5.3 : Distribusi sikap responden sebelum dan setelah

dibeikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare di Posyandu Anggrek IX Wilayah Kerja Pustu

Balam Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2013 ... 43 5.4 : Pengaruh pendidikan kesehatan tentang pencegahan

diare terhadap pengetahuan responden sebelum dan setelah diberikan di Posyandu Anggrek IX Wilayah Kerja Pustu Balam Kecamatan Medan Sunggal

Tahun 2013 ... 44 5.5 : Pengaruh pendidikan kesehatan tentang pencegahan

diare terhadap sikap responden sebelum dan setelah diberikan di Posyandu Anggrek IX Wilayah Kerja


(10)

DAFTAR SKEMA

Nomor Skema Halaman

Skema 3.1 : Kerangka Konsep………. 28


(11)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Halaman


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran

Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 2 : Kuesioner Penelitian

Lampiran 3 : Prosedur Penatalaksanaan Pendidikan Kesehatan Lampiran 4 : Surat Pernyataan Conten Validity

Lampiran 5 : Surat Izin Penelitian

Lampiran 6 : Surat Balasan Izin Pelaksanaan Penelitian Lampiran 7 : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah


(13)

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pencegahan Diare Terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu Bayi di Posyandu Anggrek IX

Wilayah Kerja Pustu Balam Kecamatan Medan Sunggal

Tahun 2013

ABSTRAK Merdiana Sibagariang

Latar belakang : Diare merupakan salah satu masalah kesehatan utama di negara berkembang, termasuk Indonesia. Di Indonesia, penyakit diare adalah salah satu penyebab kematian utama setelah infeksi saluran pernafasan pada bayi. Diare merupakan penyakit dengan frekuensi KLB yang cukup tinggi. Tahun 2006 dilaporkan 11 kabupaten di Sumatera Utara mengalami KLB diare dengan jumlah penderita 2.110 kasus dan jumlah kematian 62 orang. Oleh karena itu keberhasilan menurunkan serangan diare sangat tergantung dari sikap setiap anggota masyarakat. Pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare adalah salah satu usaha atau kegiatan untuk membantu individu, keluarga, atau masyarakat dalam meningkatkan pengetahuan, sikap, dan kemampuan untuk mencapai kesehatan secara optimal, khususnya dalam mencegah timbulnya penyakit diare.

Tujuan penelitian : untuk mengidentifikasi pengaruh pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare terhadap pengetahuan dan sikap ibu bayi.

Metodelogi : desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasy eksperimen yang bersifat one group pre test – post test. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 41 orang, dengan teknik pengambilan sampel total sampling. Analisa data yang digunakan adalah uji t - dependen.

Hasil penelitian : menunjukan pengetahuan sebelum diberikan pendidikan kesehatan yaitu mean = 12,20, SD = 2,216, beda mean = 12,195. Pengetahuan setelah diberikan yaitu mean = 14,05, SD = 2,109, beda mean = 14,049. Sikap sebelum diberikan pendidikan kesehatan yaitu mean = 8,63, SD = 0,994, beda mean = 11,220. Sikap setelah diberikan yaitu mean = 11,22, SD = 2,393, beda mean = 11,220. Untuk pengetahuan diperoleh nilai P = 0,000 dan untuk sikap diperoleh nilai P = 0,000. Kesimpulan : penelitian membuktikan bahwa pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare berpengaruh terhadap pengetahuan dan sikap ibu. Oleh karena itu disarankan kepada bidan untuk menerapkan pendidikan kesehatan sebagai salah satu intervensi mencegah timbulnya penyakit diare pada bayi.


(14)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Peningkatan dan perbaikan upaya kelangsungan, perkembangan dan peningkatan kualitas hidup anak merupakan upaya penting untuk masa depan Indonesia yang lebih baik. Upaya kelangsungan hidup, perkembangan dan peningkatan kualitas anak berperan penting sejak masa dini kehidupan, yaitu masa dalam kandungan, bayi dan anak balita. Kelangsungan hidup anak itu sendiri dapat diartikan bahwa anak tidak meninggal pada awal - awal kehidupannya, yaitu sampai mencapai usia satu tahun atau usia di bawah lima tahun (Anik M., 2011, hlm. 1).

Diare merupakan salah satu masalah kesehatan utama di negara berkembang, termasuk Indonesia. Di Indonesia, penyakit diare adalah salah satu penyebab kematian utama setelah infeksi saluran pernafasan. Menurut Sri Rezeki H. (2009), penyebab kematian anak terbanyak saat ini masih diakibatkan oleh diare dan pneumonia (Anik M., 2011, hlm. 20).

Angka kematian akibat diare di Indonesia masih sekitar 7,4% sedangkan menurut Solaiman, EJ. (2001) angka kematian akibat diare persisten lebih tinggi yaitu 45%. Sementara itu, pada survei morbiditas yang dilakukan oleh Depkes (2001), menemukan angka kejadian diare di Indonesia adalah berkisar 200 - 374 per 1000 penduduk. Sedangkan menurut SKRT (2004), angka kematian akibat diare 23 per 100.000 penduduk dan angka kematian akibat diare pada balita adalah 75 per 100.000 balita (Anik M., 2011, hlm. 20).


(15)

Menurut data Kemenkes RI (2008) di Indonesia, Angka Kejadian Luar Biasa (KLB) diare pada bayi yang menderita diare adalah 8.133 bayi dan Angka Kejadian Luar Biasa (KLB) diare pada bayi yang menderita diare adalah 636 bayi. Sedangkan di Indonesia yang meninggal diakibatkan diare adalah 239 bayi dan di Sumatera Utara yang meninggal diakibatkan diare adalah 12 bayi (Kemenkes RI, 2012).

Diare merupakan penyakit dengan frekuensi KLB yang cukup tinggi, tahun 2006 dilaporkan 11 kab/kota di Sumatera Utara (Deli Serdang, Asahan, Labuhan Batu, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Nias, Dairi, Padang Sidempuan, Serdang Bedagai, Samosir dan Nias Selatan) mengalami KLB Diare dengan jumlah penderita 2.110 kasus dan jumlah kematian 62 orang (CFR = 2,94%). Jumlah penderita terbanyak di Kab. Nias yaitu 613 kasus dan terendah di Kab. Asahan yaitu 24 penderita, sedangkan CFR tertinggi terjadi di Kab. Nias Selatan yaitu 10% dan terendah di Kab. Langkat yaitu 0%.

Berdasarkan laporan diperoleh bahwa jumlah penderita diare di Sumatera Utara tahun 2006 adalah 182.922 penderita, dengan angka kesakitan (IR) 6,9/1.000 penduduk dan angka kematian (CFR) 0,016% lebih rendah dari angka nasional yaitu 1,2%. Walaupun angka IR dan CDR rendah namun data tersebut belum menggambarkan keadaan yang sebenarnya di masyarakat, karena pencapaian target penemuan kasus diare masih sangat rendah yaitu 23,11% dari target 358.814 orang pada tahun 2006. Ini mengandung arti bahwa masih banyak kasus - kasus yang tidak terlaporkan (under - reporting) yang terjadi di tengah masyarakat.

Diketahui juga bahwa 52,50% dari penderita adalah kelompok umur balita. Penyebab kematian bayi di Sumatera Utara belum ada data survei


(16)

khusus yang mendukung, tetapi sebagai bahan rujukan berdasarkan Survei Kesehatan Nasional tahun 2001, penyebab utama kematian bayi adalah gangguan perinatal (34,7%), sistem pernafasan (27,6%), diare (9,4%), sistem pencernaan (4,3%), tetanus (3,4%) serta sistem syaraf (3,2%). Tahun 2006, balita dengan diare yang sudah di tangani di Sumatera Utara sudah mencapai 99,86%, bila dibandingkan dengan target IS 2010, yaitu 100%, Sumatera Utara hampir mencapai target tersebut, namun 4 tahun ke depan tetap diharapkan ada peningkatan (Profil Kesehatan Sumatera Utara, 2007).

Penyakit diare ini adalah penyakit yang multifaktoral, di mana dapat muncul karena akibat tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang kurang serta akibat kebiasaan atau budaya masyarakat yang salah. Oleh karena itu keberhasilan menurunkan serangan diare sangat tergantung dari sikap setiap anggota masyarakat, terutama membudayakan pemakaian larutan oralit dan cairan rumah tangga pada anak yang menderita diare (Anik M., 2011, hlm. 21).

Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di Posyandu Anggrek IX Wilayah Kerja Pustu Balam pada tanggal 11 November 2012 dengan metode wawancara pada 10 orang ibu yang memiliki bayi usia 0 - 12 bulan, dari 10 orang ibu menyatakan bahwa mereka belum pernah mendengar pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare. Dari pengalaman 7 orang ibu tersebut, menyatakan bahwa selama ini bidan tidak pernah memberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare. Hasil wawancara pada 7 orang bidan, 2 orang pernah memberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare, sedangkan 5 orang belum pernah. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas dan hasil survei pendahuluan, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh pendidikan kesehatan


(17)

tentang pencegahan diare terhadap pengetahuan dan sikap ibu bayi di Posyandu Anggrek IX Wilayah Kerja Pustu Balam Kecamatan Medan Sunggal tahun 2013.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas dan hasil survei pendahuluan penelitian, maka peneliti merumuskan masalah penelitian ini adalah Apakah ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare terhadap pengetahuan dan sikap ibu bayi di Posyandu Anggrek IX Wilayah Kerja Pustu Balam Kecamatan Medan Sunggal tahun 2013.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengidentifikasi pengaruh pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare terhadap pengetahuan dan sikap ibu bayi di Posyandu Anggrek IX Wilayah Kerja Pustu Balam Kecamatan Medan Sunggal tahun 2013.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengidentifikasi karakteristik ibu yang memiliki bayi berdasarkan umur, pendidikan, dan paritas.

b. Untuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap ibu yang memiliki bayi

sebelum diberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare di Posyandu Anggrek IX Wilayah Kerja Pustu Balam Kecamatan Medan Sunggal tahun 2013.

c. Untuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap ibu yang memiliki bayi setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare di


(18)

Posyandu Anggrek IX Wilayah Kerja Pustu Balam Kecamatan Medan Sunggal tahun 2013.

d. Untuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap ibu yang memiliki bayi

sebelum dan setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare di Posyandu Anggrek IX Wilayah Kerja Pustu Balam Kecamatan Medan Sunggal tahun 2013.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Praktek Kebidanan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu intervensi asuhan kebidanan komunitas dalam penerapan asuhan kebidanan.

2. Bagi Pendidikan Kebidanan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pengembangan ilmu pada mata kuliah asuhan kebidanan khususnya Askeb V (kebidanan komunitas).

3. Bagi Penelitian Kebidanan

Hasil penelitian ini dapat memberikan data bagi penelitian selanjutnya yang sejenis.

4. Bagi Peneliti Kebidanan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana belajar dalam mengaplikasikan ilmu asuhan kebidanan komunitas.

5. Bagi Responden

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu intervensi untuk mencegah, mengurangi atau menurunkan angka kejadian diare pada bayi.


(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Diare

1. Pengertian Diare

Menurut WHO (2005), diare merupakan buang air besar dalam bentuk cairan lebih dari tiga kali dalam sehari, dan biasanya berlangsung selama dua hari atau lebih.

Pada bayi, konsistensi tinja dan frekuensi buang air besarnya harus lebih diperhatikan, hal ini dikarenakan frekuensi buang air besar pada bayi lebih sering dibandingkan orang dewasa, bisa sampai lima kali dalam sehari. Diare pada bayi merupakan buang air besar dalam bentuk cairan lebih dari empat kali dalam sehari.

2. Penyebab Diare a. Faktor Infeksi

1. Infeksi Internal

Infeksi internal merupakan infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare pada anak. Rotavirus merupakan penyebab utama infeksi (70 - 80%), sedangkan bakteri dan parasit ditemukan 10 - 20% pada anak. Infeksi bakteri : Aeromonas hidrophilia, Bacillus cereus, Campylobacter jejuni, Clostridium diffcile, Clostridium perfringens, Escherichia coli, Salmonella sp, Shigella sp, Staphylococcus aureus, Vibrio cholera, Vibrio parahaemoliticus, Yersinia enterocolitica. Infeksi virus : Adenovirus, Rotavirus, Virus Norwalk, Astrovirus, Calicivirus, Coronavirus Minirotavirus, Virus bulat kecil. Infeksi


(20)

parasit : Balantidium coli, Capillaria philippinensis, Cryptosporidium, Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Strongyloides stercotalis, Faciolopsis buski, Sarcocystis suthominis, Trichuris trichiura, Candida sp, Isospora belli.

2. Infeksi Parenteral

Infeksi parenteral merupakan infeksi di luar saluran pencernaan makanan, seperti Otitis Media Akut (OMA), bronkopneumonia, tonsillitis, ensefalitis. Keadaan ini terutama pada bayi dan anak yang berusia di bawah 2 tahun.

b. Faktor Malabsorbsi (gangguan absorbsi)

Seperti gangguan absorbsi karbohidrat (pada bayi dan anak yang tersering adalah intoleransi laktosa), malabsorbsi lemak, malabsorbsi protein. c. Faktor Makanan

Seperti alergi makanan, makanan basi, beracun. d. Faktor Psikologis

Seperti rasa takut dan cemas. e. Faktor Ekonomi

Faktor ekonomi adalah pendapatan keluarga dihitung dari pendapatan keluarga perkapita dalam waktu satu bulan. Sulitnya menghitung pendapatan riil seseorang, maka pengeluaran keluarga dapat dipakai sebagai salah satu indikator yang dapat menggambarkan keadaan kesejahteraan masyarakat. Faktor - faktor ekonomi mempunyai pengaruh langsung terhadap faktor - faktor penyebab diare. Kebanyakan pada anak yang mudah menderita diare berasal dari keluarga dengan status sosial ekonomi rendah, daya beli yang rendah, kondisi rumah yang buruk dan tidak adanya penyediaan air bersih yang memenuhi syarat kesehatan (Suharyono, 2002).


(21)

f. Pemberian Susu Formula

Pada awal bayi menerima susu formula, bayi akan mengalami mencret. Hal ini merupakan keluhan yang banyak pada orang tua. Jika susu formula tersebut ternyata cocok, maka mencret hanya akan terjadi antara 3 sampai dengan 4 hari. Setelah itu, kondisi si kecil akan kembali normal. Hal ini terjadi karena usus bayi sedang beradaptasi dengan susu formula tersebut. Jika susu formula yang diberikan tidak cocok maka mencret akan terjadi terus menerus (Indiarti M.T, 2007).

Susu formula kadang memberi gejala diare pada bayi. Jika ada anak yang sehabis makan dan minum zat yang mengandung karbohidrat seperti susu formula, bubur, nasi, roti dan lain - lain, kemudian mengalami diare berulang harus diwaspadai adanya kemungkinan mengalami intolerance laktosa. Jika terjadi demikian, dapat ditangani dengan pemberian makanan yang bebas laktosa atau rendah laktosa (Widjaja, 2002).

Banyak faktor yang berperan terhadap terjadinya diare pada pemberian susu formula seperti peralatan makanan yang digunakan, cara - cara pembersihan alat, serta cara pemberian susu formula kepada bayi. Sebaiknya tidak terlalu sering mengganti atau merubah jenis susu formula bayi karena dapat menyebabkan lambung bayi harus berulang - ulang beradaptasi dengan jenis susu baru, bahkan dapat saja bayi alergi terhadap satu jenis susu formula tertentu dan mengalami diare berkepanjangan (Widjaja, 2002).


(22)

g. Antibiotik

Jika bayi mengalami diare selama pemakaian antibiotik, hal ini dapat berhubungan dengan pengobatan yang sedang dijalaninya. Antibiotik membunuh bakteri baik dalam usus selama pengobatan. Konsultasikan pada dokter mengenai hal ini. Namun, jangan hentikan pengobatan pada bayi sampai dokter memberikan persetujuan.

3. Patogenesis dan Patofisiologi Diare a. Patogenesis

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare yaitu :

1. Gangguan Sekretorik/Sekresi

Akibat rangsangan toksin/rangsangan tertentu pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena terdapat peningkatan isi rongga usus.

2. Gangguan Osmotik

Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan osmotik dalam rongga usus meninggi sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.

3. Gangguan Motilitas Usus

Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya, bila peristaltik usus menurun, akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya dapat timbul diare.


(23)

b. Patofisiologi

Sebagai akibat diare akan terjadi dehidrasi yaitu kehilangan cairan dan elektrolit karena kehilangan air/output lebih banyak daripada asupan/input. Gangguan keseimbangan asam - basa/metabolik asidosis terjadi karena kehilangan natriumbikarbonat bersama feses, adanya ketosis kelaparan, metabolisme lemak tidak sempurna sehingga benda keton tertimbun dalam tubuh, terjadi penimbunan asam laktat karena adanya anoreksia jaringan, produk metabolisme yang bersifat asam meningkat karena tidak dapat dikeluarkan oleh ginjal (terjadi oligoria/anuria), pemindahan ion natrium dari cairan ekstra - seluler ke dalam cairan intra - seluler, hipoglikemia sering terjadi pada anak yang menderita diare dengan kekurangan kalori protein, hal ini terjadi karena penyimpanan/persediaan glikogen dalam hati terganggu dan adanya gangguan absorbsi glukosa, gangguan gizi (penurunan berat badan dalam waktu yang singkat), gangguan sirkulasi (dapat terjadi gangguan sirkulasi darah berupa renjatan/syok hipovolemik) (Anik M., 2011).


(24)

4. Klasifikasi Diare Berdasarkan Tanda dan Gejala

Klasifikasi Tanda dan Gejala

Diare tanpa dehidrasi - Tidak cukup tanda - tanda untuk diklasifikasikan sebagai dehidrasi berat atau ringan/sedang

Diare dehidrasi ringan/sedang

- Gelisah, rewel, mudah marah

- Haus, minum dengan lahap

- Cubitan kulit perut kembalinya lambat Diare dehidrasi berat - Letargis atau tidak sadar

- Mata cekung

- Tidak bisa minum atau malas minum - Cubitan perut kembalinya sangat lambat

Jika Diare 14 Hari atau Lebih

Klasifikasi Tanda dan gejala

Diare persisten Tanpa dehidrasi

Diare persisten berat Ada dehidrasi

Jika Ada Darah Dalam Tinja

Klasifikasi Tanda dan Gejala

Disentri Darah dalam tinja/bercampur darah


(25)

5. Penatalaksanaan Diare Sesuai Tanda Gejala

Gejala Klasifikasi Tindakan

Tidak cukup tanda – tanda untuk

diklasifikasikan sebagai dehidrasi berat atau ringan/sedang

Diare tanpa dehidrasi

- Beri cairan dan makanan sesuai rencana terapi A

Nasehati ibu tentang kapan harus segera kembali

- Kunjungan ulang setelah 5 hari bila tidak ada perbaikan

Terdapat 2 atau lebih dari tanda berikut ini :

- Gelisah, rewel, mudah marah

- Haus, minum dengan

lahap

- Cubitan kulit perut kembalinya lambat

Diare : dehidrasi ringan/sedang

- Berikan cairan dan makanan sesuai rencana terapi B

- Jika anak juga mempunyai klasifikasi berat lainnya, rujuk segera ke rumah sakit dan mintakan ibu agar tetap

memberikan oralit serta anjurkan untuk tetap memberi ASI

- Nasehati ibu kapan harus segera kembali

- Kunjungan ulang setelah 5 hari bila tidak ada perbaikan

Terdapat 2 atau lebih dari tanda berikut ini :

- Letargis atau tidak sadar

- Mata cekung

- Tidak bisa minum

atau malas minum - Cubitan perut

kembalinya sangat lambat

Diare : dehidrasi berat

- Jika tidak ada klasifikasi berat lainnya, maka berikan cairan - Jika anak juga mempunyai

klasifikasi berat lainnya, segera rujuk dan selama dalam perjalanan, mintakan ibu agar terus

memberikan oralit sedikit demi sedikit

- Anjurkan ibu tetap memberi ASI - Jika ada kolera di daerah tersebut,

beri obat antibiotik untuk kolera


(26)

Jika Diare 14 Hari atau Lebih

Gejala Klasifikasi Tindakan

Tanpa dehidrasi Diare persisten - Nasehati ibu tentang cara

pemberian makanan pada anak dengan diare persisten

- Kunjungan ulang setelah 5

hari

Ada dehidrasi Diare persisten

berat

- Atasi sebelum dirujuk,

kecuali bila anak juga mempunyai klasifikasi berat

- Rujuk

Jika ada darah di dalam tinja

Gejala Klasifikasi Tindakan

Ada darah dalam tinja (BAB bercampur darah)

Disentri - Beri antibiotik yang

sesuai untuk

shigella selama 5 hari

- Kunjungan ulang

setelah 2 hari


(27)

6. Rencana Terapi A dan Terapi B Menurut MTBS (2011) Adalah : a. Rencana Terapi A : Penanganan Diare di Rumah

1. Beri Cairan Tambahan

- Berikan ASI lebih sering dan lebih lama pada setiap kali pemberian - Jika anak memperoleh ASI Eksklusif, berikan oralit atau larutan gula

garam

- Jika anak tidak memperoleh ASI Eksklusif, berikan 1 atau lebih cairan berikut ini : Oralit atau larutan gula garam, cairan makanan (kuah sayur, air tajin) atau air matang

2. Beri tablet zinc selama 10 hari

3. Bila tidak membaik segera ke puskesmas atau rumah sakit

b. Rencana Terapi B : Penanganan Dehidrasi Ringan/Sedang dengan Oralit

1. Memberikan larutan oralit

- Minumkan sedikit - sedikit tapi sering dari cangkir/mangkuk/gelas

- Jika anak muntah, tunggu 10 menit. Kemudian berikan lagi lebih lambat - Lanjutkan ASI selama anak mau

- Berikan tablet Zinc selama 10 hari - Setelah 3 jam :

- Ulangi penilaian dan klasifikasikan kembali derajat dehidrasinya - Pilih rencana terapi yang sesuai untuk melanjutkan pengobatan - Mulailah memberi makan anak


(28)

c. Pemberian Tablet Zinc Untuk Semua Penderita Diare

- Pastikan semua anak yang menderita diare mendapat tablet zinc sesuai dosis dan waktu yang telah ditentukan kecuali bayi muda

- Dosis Tablet Zinc (1 tablet = 20 mg) Berikan dosis tunggal selama 10 hari : - Umur 2 - 6 bulan : ½ tablet

- Umur > 6 bulan : 1 tablet - Cara Pemberian tablet Zinc :

- Larutkan tablet dengan sedikit air atau ASI dalam sendok teh (tablet akan larut kurang lebih 30 detik), segera berikan kepada anak

- Apabila anak muntah sekitar setengah jam setelah pemberian tablet zinc, ulangi pemberian dengan cara memberikan potongan lebih kecil dilarutkan beberapa kali hingga satu dosis penuh

- Ibu tetap memberikan tablet zinc setiap hari selama 10 hari penuh, meskipun diare sudah berhenti

- Bila anak menderita dehidrasi berat dan memerlukan cairan infus, tetap berikan tablet zinc segera setelah anak bisa minum atau makan

B. Cara Melakukan Pencegahan Diare yang Benar dan Efektif Menurut Departemen Kesehatan RI (2011) Adalah :

1. Memberikan ASI Eksklusif selama 6 bulan dan diteruskan sampai 2

tahun

2. Memberikan makanan pendamping ASI sesuai umur

3. Memberikan minum air yang sudah direbus dan menggunakan air


(29)

4. Mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum makan dan sesudah buang air besar

5. Buang air besar di jamban

6. Membuang tinja bayi dengan benar

7. Memberikan imunisasi campak

Diare dapat diobati dengan oralit yang tujuannya untuk mencegah terjadinya kekurangan cairan tubuh sebagai akibat diare. Minumkanlah cairan oralit sebanyak mungkin penderita mau. 1 bungkus kecil oralit dilarutkan ke dalam 1 gelas air masak (200 cc). Kalau oralit tidak ada buatlah larutan garam gula. Ambilah air putih (masak) 1 gelas masukan dua sendok teh peres gula pasir, dan seujung sendok teh garam dapur. Diaduk rata dan diberikan kepada penderita sebanyak mungkin ia mau minum. Bila diare tak terhenti dalam sehari atau penderita lemas sekali bawalah segera ke puskesmas (Anik M., 2011).

C. Pengetahuan dan Sikap

1. Pengertian Pengetahuan (Knowledge)

Pengetahuan (Knowledge) merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yaitu indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca inderanya. Pengetahuan maerupakan hasil mengingat suatu hal, termasuk mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik secara


(30)

sengaja maupun tidak sengaja dan ini terjadi setelah orang melakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu objek.

Pengetahuan yang termasuk ke dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu :

1. Tahu (Know), diartikan sebagai kemampuan mengingat kembali materi yang telah dipelajari, termasuk hal spesifik dari seluruh bahan atau rangsangan yang telah diterima

2. Memahami (Comprehension), diartikan sebagai suatu kemampuan

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikannya secara luas

3. Aplikasi (Application), diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada kondisi atau situasi nyata

4. Analisis (Analysis), merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam komponen - komponen yang masih dalam satu struktur dan masih ada kaitan satu sama lain. Misalnya : menggambarkan, membedakan, mengelompokan dan sebagainya

5. Sintesis (Synthesis), diartikan sebagai kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi - formulasi yang lama

6. Evaluasi (Evaluation), yaitu berkaitan untuk melakukan penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian ini berdasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada. Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang ingin diukur dari subjek penelitian atau responden.


(31)

2. Sikap (Attitude)

Sikap adalah respon seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu yang melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang - tidak senang, setuju - tidak setuju, baik - tidak baik, dan sebagainya). Sikap secara nyata menunjukan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang dalam kehidupan sehari – hari merupakan reaksi yang bersifat emosional terhadap stimulus sosial.

Newcomb, salah seorang ahli psikologi sosial menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek.

A. Komponen Pokok Sikap Menurut Azwar (2005) Sikap mempunyai 3 komponen pokok yaitu :

1) Kepercayaan atau keyakinan, ide dan konsep terhadap objek

Artinya bagaimana keyakinan dan pendapat atau pemikiran seseorang terhadap objek.

2) Kehidupan emosiomal atau evaluasi terhadap objek

Artinya bagaimana penilaian (terkandung di dalamnya faktor emosi) orang tersebut terhadap objek.

3) Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)

Artinya sikap adalah komponen yang mendahului tindakan atau berperilaku terbuka.


(32)

B. Berbagai Tingkatan Sikap

Sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan yaitu : 1. Menerima (Receiving)

Menerima diartikan bahwa seseorang atau subjek mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).

2. Merespon (Responding)

Merespon atau menanggapi di sini diartikan memberikan jawaban terhadap pertanyaan, mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan.

3. Menghargai (Valuing)

Menghargai diartikan subjek atau seseorang memberikan nilai yang positif terhadap objek atau stimulus, dalam arti membahasnya dengan orang lain dan bahkan mengajak, mempengaruhi atau menganjurkan orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah.

4. Bertanggungjawab (Responsible)

Bertanggungjawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko yang akan ditanggung.

D. Pendidikan Kesehatan

1. Pengertian Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan adalah usaha atau kegiatan untuk membantu individu, keluarga atau masyarakat dalam meningkatkan pengetahuan, sikap dan kemampuan untuk mencapai kesehatan secara optimal.

Pendidikan kesehatan merupakan proses belajar, dalam hal ini berarti terjadi proses perkembangan atau perubahan kearah yang lebih tahu dan lebih baik pada diri individu. Pada kelompok masyarakat dari tidak tahu tentang


(33)

nilai – nilai kesehatan menjadi tahu, dari tidak mampu mengatasi masalah kesehatan menjadi mampu.

2. Tujuan Pendidikan Kesehatan

Tujuan pendidikan kesehatan adalah untuk meningkatkan pengetahuan dalam kesehatan, mencegah timbulnya penyakit, kesadaran dan kemampuan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat, serta meningkatkan peran serta aktif masyarakat dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal. 3. Metode Pendidikan Kesehatan

Metode dalam penggunaannya bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Pendidik tidak akan dapat melaksanakan tugasnya jika tidak dapat menguasai satupun metode yang telah dirumuskan dan dikembangkan oleh para ahli psikologi dan pendidikan. Terlaksananya proses pembelajaran untuk mencapai tujuan sangat dipengaruhi oleh metode yang dipergunakan.

Metode yang digunakan pada aplikasi pendidikan kesehatan adalah metode belajar mengajar. Pada garis besarnya metode tersebut dibagi 2 macam yaitu :

a. Metode Didaktik : Metode ini didasarkan pada cara satu arah atau one way method. Pendidik aktif dan peserta didik pasif. Kelemahannya sulit dievaluasi keberhasilannya. Yang termasuk metode ini adalah ceramah, siaran radio, TV/Film, media cetak.

b. Metode Sokratik : Merupakan metode dua arah atau two - way traffic method. Dengan demikian peserta didik dapat aktif dan kreatif. Yang termasuk metode ini adalah diskusi kelompok, diskusi panel, diskusi buzz, diskusi forum, seminar, symposium, konperensi, penugasan/resitasi, studi


(34)

kasus, kunjungan lapangan, latihan lapangan, demonstrasi, brain storming, dan lain - lain.

Dalam pembinaan ibu untuk berperan serta secara aktif dalam pencegahan timbulmya penyakit diare pada bayi, maka kegiatan pembinaan perlu diberikan pendidikan kesehatan untuk melaksanakan pencegahan diare. Adapun pendidikan kesehatan yang dilaksanakan pada penelitian ini adalah :

1. Judul Pendidikan Kesehatan

Adalah pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare terhadap ibu yang memiliki bayi 0 – 12 bulan

2. Tujuan

a. Tujuan Umum

Meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu yang memiliki bayi dalam mencegah timbulnya penyakit diare pada bayi

b. Tujuan Khusus

1. Mampu menjelaskan pengertian penyakit diare, penyebab diare, klasifikasi diare berdasarkan tanda dan gejala, penatalaksanaan diare sesuai tanda gejala, cara melakukan pencegahan diare, 7 langkah cara mencuci tangan yang baik dan benar dan cara pemberian oralit dan larutan gula garam.

2. Mencegah, mengurangi ataupun menurunkan angka kejadian diare dan kematian bayi yang disebabkan oleh diare.

3. Mampu melakukan tindakan pencegahan diare yang selama ini belum bisa dilaksanakan dengan baik dan benar.


(35)

4. Metode

Metode pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare yaitu dengan metode ceramah, demonstrasi 7 langkah mencuci tangan yang baik dan benar dan cara pemberian oralit dan larutan gula garam.

5. Waktu memberikan pendidikan kesehatan adalah selama 1 hari, dengan waktu 1,5 jam efektif.

6. Materi Pendidikan Kesehatan

Materinya adalah : pengertian tentang penyakit diare, penyebab dire, klasifikasi diare berdasarkan tanda dan gejala, penatalaksanaan diare sesuai tanda gejala, cara pencegahan diare, 7 langkah cara mencuci tangan yang baik dan benar, dan cara pemberian oralit dan larutan gula garam.

7. Pelaksanaan

Menyiapkan materi, menyiapkan tempat yaitu di Posyandu Anggrek IX Wilayah Kerja Pustu Balam, pengaturan waktu penyampaian materi yaitu penjelasan secara singkat 30 menit, tanya jawab 10 menit, materi yang memerlukan peragaan pengaturan waktunya adalah 20 menit penjelasan singkat, 20 menit peragaan dan 10 menit tanya jawab.

8. Evaluasi

Menyiapkan instrument evaluasi dalam bentuk kuesioner sebanyak 35 buah yang terdiri dari 20 pertanyaan pengetahuan, 15 pernyataan sikap dan menjelaskan tujuan dan proses evaluasi yaitu untuk mengukur pengaruh pendidikan kesehatan yang diberikan terhadap pengetahuan dan


(36)

sikap ibu tentang pencegahan diare pada bayi sebelum dan setelah satu bulan berikutnya diberikan pendidikan kesehatan.

4. Cara Mencuci Tangan Yang Baik dan Benar

Mencuci tangan adalah hal penting yang harus selalu diterapkan dalam kehidupan sehari - hari. Kita harus mencuci tangan teratur sebelum makan dan sesudah buang air, supaya kuman penyakit yang menempel di tangan tidak masuk ke dalam tubuh kita. Mencuci tangan pun tidak boleh sembarangan, melainkan harus benar dan seksama.

Menurut DEPKES 2007, mencuci tangan adalah proses yang secara mekanis melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun biasa dan air. Tujuan mencuci tangan menurut DEPKES 2007 adalah merupakan salah satu unsur pencegahan penularan infeksi.

Mencuci tangan pun harus menggunakan air bersih dan mengalir. Air yang bersih yang layak digunakan untuk cuci tangan tentunya adalah air yang jernih, tidak berbau dan tidak berwarna. Ada banyak sekali standar kesehatan mengenai air bersih terutama yang berhubungan dengan air minum dan untuk kesehatan, termasuk di dalamnya air yang bebas mikroorganisme, bahan kimia, dan bahan radioaktif. Namun untuk keperluan mencuci tangan bagi masyarakat awam, maka cukup digunakan kriteria yang disebutkan yakni jernih, tidak berwarna dan tidak berbau.

Dengan mencuci tangan di air mengalir, maka kotoran dan kuman akan hanyut terbawa air. Jadi mulai sekarang bila kita makan di rumah makan atau di warung makan yang ada wastafelnya, sebaiknya cuci tangan di wastafel walaupun disediakan mangkuk tempat mencuci tangan di meja. Karena air di mangkuk cuci tangan tidak mengalir, sehingga bakteri dan virus


(37)

tetap tergenang di air dan dapat menempel kembali ke tangan saat cuci tangan.

Cuci tangan sebaiknya dilakukan menggunakan sabun, baik berupa sabun padat maupun cair. Karena sabun dapat membantu proses pelepasan kotoran dan kuman yang menempel di permukaan luar kulit tangan dan kuku. Dengan mencuci tangan yang benar menggunakan sabun maka kotoran dan kuman akan terangkat dan dapat membantu mengurangi resiko terinfeksi penyakit.

Setelah dijelaskan mengenai hal - hal yang harus diperhatikan saat mencuci tangan, kita lanjutkan dengan pembahasan mengenai cara mencuci tangan yang baik dan benar. Badan kesehatan dunia, WHO pada tahun 2005 mengeluarkan pesan kesehatan untuk mencuci tangan dengan 7 langkah.

Inilah 7 langkah mencuci tangan dengan baik dan benar :


(38)

Berikut ini 7 langkah cuci tangan yang efektif :

1. Basahi kedua telapak tangan anda dengan air mengalir, lalu pakaikan sabun ke telapak tangan, usap dan gosok dengan lembut pada kedua telapak tangan.

2. Gosok masing - masing pungung tangan secara bergantian. 3. Jari jemari saling masuk untuk membersihkan sela - sela jari.

4. Gosokan ujung jari (buku - buku) dengan mengatupkan jari tangan kanan terus gosokan ke telapak tangan kiri bergantian,

5. Gosok dan putar ibu jari secara bergantian

6. Gosokan ujung kuku pada telapak tangan secara bergantian

7. Terakhir, menggosok kedua pergelangan tangan dengan cara diputar dengan telapak tangan bergantian setelah itu bilas dengan menggunakan air bersih dan mengalir, lalu keringkan.

5. Cara Pemberian Oralit dan Larutan Gula Garam A. Cara Pemberian Oralit

• Sediakan satu gelas (200 ml) air yang telah dimasak • Masukan satu bungkus oralit ke dalam gelas

• Aduk sampai larut

B. Cara Pemberian Larutan Gula Garam • Gula satu sendok teh penuh

• Garam ¼ sendok teh

• Air masak satu gelas (200 ml) • Campur diaduk sampai larut


(39)

C. Takaran Pemberian Oralit Untuk Penderita Diare

• Di bawah 1 tahun : 3 jam pertama 1,5 gelas selanjutnya 0,5 gelas setiap kali mencret

• Di bawah 5 tahun : 3 jam pertama 3 gelas, selanjutnya 1 gelas setiap kali mencret

• Anak di atas 5 tahun : 3 jam pertama 6 gelas, selanjutnya 1,5 gelas setiap kali mencret

• Anak di atas 12 tahun dan dewasa : 3 jam pertama 12 gelas, selanjutnya 2 gelas setiap kali mencret


(40)

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah abstrak dari suatu realita agar dapat dikomunikasikan dan membentuk teori yang menjelaskan keterkaitan antar variabel, baik variabel yang diteliti maupun yang tidak diteliti (Nursalam, 2008).

Adapun variabel - variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat dilihat pada bagan sebagai berikut :

Variabel Independen

Variabel Dependen Variabel

Dependen

Skema 3.1 Kerangka Konsep 1. Pengetahuan

2. Sikap

Pendidikan Kesehatan

Materi pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare : a. Pengertian tentang

penyakit diare b. Penyebab diare c. Klasifikasi diare

berdasarkan tanda dan gejala

d. Penatalaksanaan diare sesuai tanda gejala e. Cara pencegahan diare f. 7 langkah cara mencuci

tangan yang baik dan benar

g. Cara pemberian oralit dan larutan gula garam

1. Pengetahuan 2. Sikap


(41)

B. Hipotesis

Hipotesa dalam penelitian ini adalah :

1. Hipotesa alternatif (Ha) yaitu ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare terhadap pengetahuan ibu.

2. Hipotesa alternatif (Ha) yaitu ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare terhadap sikap ibu.

C. Defenisi Operasional

Tabel 3.1 Defenisi Operasional

No

Variabel Penelitian

Defenisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur 1.

Variabel Independen : Pendidikan Kesehatan Tentang Pencegahan Diare

Usaha atau kegiatan dalam membantu meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan sikap ibu yang

dilakukan untuk mencegah timbulnya penyakit diare.

Materi pendidikan

kesehatan tentang pencegahan diare meliputi

:

a. Pengertian tentang penyakit diare b. Penyebab diare c. Klasifikasi diare

berdasarkan tanda dan gejala

d. Penatalaksanaan diare sesuai tanda gejala e. Cara pencegahan diare f. 7 langkah cara

mencuci tangan yang baik dan benar g. Cara pemberian oralit

dan larutan gula garam


(42)

2.

Variabel Dependen : 1. Pengetahuan

Ibu

2. Sikap Ibu

1. Pengetahuan Ibu adalah hasil tahu ibu tentang pengetahuan diare yang meliputi pengertian tentang penyakit diare, penyebab diare,

klasifikasi diare

berdasarkan tanda dan gejala, penatalaksanaan diare sesuai tanda gejala, cara pencegahan diare, 7 langkah cara mencuci tangan yang baik dan benar, cara pemberian oralit dan larutan gula garam

2. Sikap Ibu adalah respon ibu terhadap pencegahan penyakit diare pada bayi yang melibatkan faktor pendapat dan emosi ibu (senang - tidak senang, setuju - tidak setuju, baik - tidak baik, dan sebagainya).

1. Kuesioner dengan 20 Pertanyaan Pengetahuan

2. Kuesioner dengan 15 Pernyataan Sikap Menghitung jawaban responden pada kuesioner pengetahuan dengan kriteria : Ya = nilai 1 Tidak = nilai 0 Menghitung jawaban responden pada kuesioner pernyataan sikap dengan kriteria :

Setuju = nilai 1

Tidak Setuju = nilai 0

- Pengetahuan : 1. Baik, jika memperoleh

skor 76 - 100 %

(16 – 20 soal) 2. Cukup, jika

memperoleh skor 56 - 75 %

(12 –1 5 soal) 3. Kurang, jika

memperoleh skor < 56 % ( < 12 soal)

- Sikap : 1. Positif, jika

memperoleh skor 60 - 100 %

(9 - 15

pernyataan) 3. Negatif, jika

memperoleh skor < 60 %

( < 9

pernyataan)

Ordinal


(43)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian quasy eksperimen dengan rancangan one group pre test – post test. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare terhadap pengetahuan dan sikap ibu bayi sebelum dan setelah diberikan. Bentuk desain penelitian ini adalah sebagai berikut :

Pre test Perlakuan Post test

Skema 4.1 Desain Penelitian

Keterangan :

T1 : Pre test adalah pengukuran pertama yang dilakukan pada ibu bayi sebelum diberikan pendidikan kesehatan

T2 : Post test adalah pengukuran ke dua yang dilakukan pada ibu bayi setelah diberikan pendidikan kesehatan

X : Pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare


(44)

B. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang memiliki bayi yang berumur 0 - 12 bulan yang sedang mengikuti Posyandu Anggrek IX di Wilayah Kerja Pustu Balam Kecamatan Medan Sunggal dari bulan April sampai dengan Mei 2013 yaitu sebanyak 41 orang.

2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik total sampling yaitu seluruh ibu yang memiliki bayi yang berumur 0 – 12 bulan berjumlah 41 orang.

C. Tempat Penelitian

Tempat Penelitian dilakukan di Posyandu Anggrek IX di Wilayah Kerja Pustu Balam di Jl. Balam No. 68 Kecamatan Medan Sunggal. Peneliti melakukan penelitian di lokasi tersebut dikarenakan jumlah populasi mencukupi dan banyak. Serta dikarenakan di sana belum pernah dilakukan sebuah penelitian maupun pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare.

D. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan dari bulan Februari sampai dengan Juli 2013


(45)

E. Etika Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari institusi pendidikan yaitu Program Studi D - IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU dan Izin Kepala Pustu Balam Medan Sunggal.

Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang berkaitan dengan permasalahan etik, yaitu memberikan penjelasan kepada responden penelitian tentang tujuan dan prosedur penelitian.

Responden yang bersedia dipersilahkan untuk menandatangani informed consent. Tetapi responden yang tidak bersedia berhak untuk menolak dan mengundurkan diri. Responden juga berhak mengundurkan diri selama proses pengumpulan data berlangsung, kebebasan dari tindakan yang merugikan atau resiko dan mendapat keadilan tanpa adanya diskriminasi saat responden tidak bersedia atau dikeluarkan dari penelitian.

Kerahasiaan catatan mengenai data responden dijaga dengan cara tidak menuliskan nama responden pada instrumen, tetapi menggunakan inisial. Data - data yang diperoleh dari responden juga hanya digunakan untuk kepentingan penelitian.

F. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Uji Validitas

Sebelum mengumpulkan data, harus dilakukan uji coba dengan cara menguji validitas pada kuesioner penelitian yaitu kuesioner pengetahuan dan

sikap responden dengan dilakukan uji content validity index dan

dikonsultasikan kepada ibu Hj. Juliani, SST, MARS. Nilai koefisien dari kuesioner pengetahuan yang dicontent validity index adalah 0,867 dan nilai koefisien dari kuesioner sikap yang di content validity index adalah 0,845.


(46)

2. Uji Reliabilitas

Peneliti melakukan uji reliabilitas di Posyandu Anggrek VIII Wilayah Kerja Pustu Balam Medan Sunggal pada 10 Maret 2013 dari pukul 09.30 sampai dengan 12.00 wib setelah kader bersama peneliti selesai menimbang bayi dan bidan memberikan imunisasi kemudian peneliti memberikan kuesioner kepada 30 responden untuk dijawab dan memberitahukan responden agar dikembalikan kepada peneliti setelah selesai dijawab.

Uji reliabilitas pada kuesioner penelitian yaitu kuesioner pengetahuan dan sikap responden dilakukan dengan menggunakan rumus Cronbach’s alpha. Uji reliabilitas pada kuesioner penelitian ini dilakukan kepada 30 responden yang mempunyai kriteria yang sama dengan responden yang diteliti. Nilai koefisien alpha pada kuesioner pengetahuan adalah 0,846 dan nilai koefisien alpha pada kuesioner sikap adalah 0,842.

G. Alat Pengumpulan Data

Dalam melaksanakan penelitian ini, peneliti menggunakan alat pengumpulan data berupa kuesioner yang mengacu kepada kerangka konsep/tinjauan pustaka. Untuk memperoleh informasi dari responden peneliti menggunakan alat pengumpul data berupa kuesioner yang disusun sendiri oleh peneliti yang terdiri dari 3 bagian yaitu data demografi, kuesioner pengetahuan, dan sikap responden terhadap pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare sebelum dan setelah diberikan.

a. Data Demografi

Instrumen penelitian berisi data demografi responden yang meliputi nama, umur, pendidikan dan paritas (jumlah anak) responden. Data demografi


(47)

digunakan untuk mengidentifikasi data - data tentang responden yang diteliti pada penelitian ini.

b. Kuesioner Pengetahuan

Untuk mengukur pengetahuan responden terhadap pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare pada bayi sebelum dan setelah diberikan digunakan Skala Guttman dalam bentuk pertanyaan tertutup. Untuk mengukur pengetahuan responden sebelum dan setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare yaitu dengan pilihan jawaban Ya dan Tidak.

Pertanyaan pengetahuan responden terdiri dari 20 buah pertanyaan tentang pengetahuan responden terhadap pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare. Dari masing – masing pertanyaan untuk setiap jawaban yang benar diberi nilai = 1 dan jika salah diberi nilai = 0. Penilaian dilakukan dengan cara menggunakan rumus : P = F/N X 100% (di mana P = Presentase, F = Jumlah jawaban yang benar, N = Jumlah soal) dan hasilnya berupa presentase. Selanjutnya presentase jawaban dipresentasikan ke dalam kalimat kualitatif dengan klasifikasi sebagai berikut :

1. Kategori Baik : Jika memperoleh skor 76 – 100% dengan cara dapat

menjawab pertanyaan dengan benar sebanyak 16 – 20

2. Kategori Cukup : Jika memperoleh skor 56 – 75% dengan cara dapat

menjawab pertanyaan dengan benar sebanyak 12 – 15

3. Kategori Kurang : Jika memperoleh skor < 55% dengan cara dapat


(48)

c. Kuesioner Sikap

Untuk mengukur sikap responden terhadap pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare pada bayi sebelum dan setelah diberikan digunakan Skala Likert dalam bentuk pernyataan. Untuk mengukur sikap responden dilakukan dengan pilihan jawaban Setuju (S) dan Tidak Setuju (TS).

Pernyataan sikap responden terdiri dari 15 buah pernyataan sikap terhadap pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare. Dari masing – masing pernyataan untuk setiap jawaban yang benar diberi nilai = 1 dan jika salah diberi nilai = 0. Penilaian sikap responden dilakukan dengan cara menggunakan rumus : P = F/N X 100% (di mana P = Presentase, F = Jumlah jawaban yang benar, N = Jumlah soal) dan hasilnya berupa presentase. Selanjutnya presentase jawaban dipresentasikan ke dalam kalimat kualitatif dengan klasifikasi sebagai berikut :

1. Kategori Positif : Jika memperoleh skor 60 – 100% dengan cara dapat menjawab soal dengan benar sebanyak 9 – 15

2. Kategori Negatif : Jika memperoleh skor < 60% dengan cara dapat

menjawab soal dengan benar sebanyak < 9 H. Prosedur Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan oleh peneliti pada saat jadwal Posyandu Anggrek IX Wilayah Kerja Pustu Balam Kecamatan Medan Sunggal dan dibantu oleh bidan yang ada di Pustu Balam setelah mendapat surat izin penelitian dari institusi pendidikan Program Studi D - IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, kemudian mengajukan surat permohonan izin melaksanakan penelitian di Pustu Balam Kecamatan Medan Sunggal.


(49)

Setelah mendapat persetujuan dari Kepala Pustu Balam Kecamatan Medan Sunggal, pada saat jadwal Posyandu Anggrek IX yaitu pada 6 April 2013 dari pukul 09.30 sampai dengan pukul 12.00 wib setelah kader dibantu oleh peneliti selesai melakukan penimbangan bayi dan bidan selesai memberikan imunisasi, peneliti melakukan pengumpulan data responden yang lengkap sesuai dengan kriteria penelitian. Setelah itu, peneliti menjelaskan kepada responden tentang tujuan penelitian, dan proses penelitian serta menanyakan kesediaan responden. Apabila responden bersedia, maka diminta untuk menandatangani surat persetujuan menjadi responden.

Pada pukul 12.30 wib setelah semua responden telah selesai, kader meminta seluruh responden untuk tidak segera pulang karena akan ada diberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare oleh peneliti, di sini barulah peneliti melakukan pre test yakni peneliti memberikan kuesioner pengetahuan dan sikap responden yang pertama kali untuk dijawab. Setelah kuesioner yang pertama kali selesai dijawab oleh responden maka peneliti menyuruh responden untuk mengumpulkan kepada peneliti dan setelah itu barulah peneliti memberikan pendidikan kesehatan.

Pada pukul 13.00 wib sampai dengan pukul 14.30 wib peneliti dan dibantu oleh 2 orang bidan yang bekerja di Pustu Balam bersama 4 orang kader mulai melakukan pendidikan kesehatan. Penyampaian materi yaitu peneliti menjelaskan tentang pengertian, penyebab, klasifikasi diare berdasarkan tanda gejala dan cara pencegahan diare selama 30 menit, tanya jawab selama 10 menit, penjelasan materi yang memerlukan peragaan yaitu 7 langkah cara mencuci tangan yang baik dan benar dan cara pemberian oralit dan larutan gula garam selama 20 menit, peragaan 7 langkah cara mencuci tangan yang


(50)

baik dan benar dan cara pemberian oralit dan larutan gula garam yaitu peneliti dan dibantu oleh 2 orang bidan bersama 4 orang kader memperagakan dengan menyuruh responden untuk ikut memperagakannya selama 20 menit dan 10 menit tanya jawab.

Setelah selesai memberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare peneliti membagikan leaflet kepada masing - masing responden kemudian peneliti memberitahukan kepada responden bahwa peneliti akan melakukan post test yakni peneliti datang kembali memberikan kuesioner untuk dijawab oleh responden pada tanggal 8 Mei 2013 mendatang yaitu satu bulan berikutnya di Posyandu Anggrek IX.

Pada tanggal 8 Mei 2013 dari pukul 09.30 sampai 12.00 wib setelah kader dan dibantu oleh peneliti selesai menimbang bayi dan bidan selesai memberikan imunisasi kader meminta responden untuk tidak segera pulang, di sini barulah peneliti melakukan post test yakni peneliti memberikan kuesioner yang ke dua kali kepada responden untuk dijawab oleh responden. Setelah itu barulah peneliti memberikan kuesioner untuk dijawab oleh responden. Setelah selesai dijawab, peneliti memberitahukan kepada responden untuk mengumpulkan kepada peneliti.

Pada pukul 12.30 wib setelah responden selesai menjawab dan mengumpulkan kuesioner, peneliti mencatat dan memeriksa kembali data kelengkapan responden yang hadir dari buku posyandu dengan lembar kuesioner masing – masing responden. Peneliti memeriksa tidak semua responden yang datang sama pada waktu diberikan pre test sebulan sebelumnya dengan sebulan berikutnya pada saat dilakukan post test.


(51)

Peneliti memeriksa data dari buku posyandu bahwa nama responden yang datang berbeda dengan nama responden yang ada di kuesioner. Peneliti mencatat data - data responden yang tidak sama datang sebanyak 9 orang. Maka dari itu peneliti pada keesokan harinya pada tanggal 9 Mei 2013 pukul 09.30 sampai dengan 12.00 wib mendatangi 9 responden tersebut kerumahnya masing – masing untuk memberikan kuesioner penelitian yang ke dua kalinya untuk dijawab oleh responden tersebut.

I. Analisis Data

Setelah semua data terkumpul, dilakukan analisa data kembali dengan memeriksa semua kuesioner apakah data jawaban sudah lengkap dengan benar (editing). Kemudian data diberi kode (coding) untuk memudahkan peneliti dalam melakukan analisa data dan pengolahan data serta pengambilan kesimpulan data yang dimasukan ke dalam bentuk tabel. Entry data dilakukan dengan menggunakan teknik komputerisasi. Tahap terakhir dilakukan cleaning dan entry yakni pemeriksaan semua data yang telah dimasukan ke dalam program komputer guna menghindari terjadinya kesalahan.

Analisa data dilakukan dengan menggunakan bantuan program komputerisasi dengan langkah - langkah sebagai berikut :

1. Analisa Univariat

Data dalam penelitian ini bersifat kategorik dan numerik sehingga data yang bersifat kategori yakni data demografi ibu yang meliputi usia, pendidikan dan paritas dicari frekuensi dan proporsinya. Sedangkan data yang bersifat numerik yakni pengetahuan dan sikap ibu dicari mean, dan standar deviasinya. Kemudian hasil data tersebut dibuat ke dalam bentuk tabel.


(52)

2. Analisa Bivariat

Analisis ini digunakan untuk menguji pengaruh pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare pada bayi terhadap pengetahuan dan sikap ibu. Dalam menganalisis data secara bivariat, pengujian data dilakukan dengan uji statistik uji t - dependen untuk mengukur pengaruh pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare pada bayi terhadap pengetahuan dan sikap ibu sebelum dan setelah diberikan pendidikan kesehatan, dan diperoleh mean perbedaan pengetahuan dan sikap ibu sebelum dengan setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare dengan taraf signifikan α = 0,05. Pedoman dalam menerima hipotesis : jika data probabilitas (P) < 0,05 maka H0 ditolak dan apabila nilai (P) > 0,05 maka H0 gagal ditolak.


(53)

BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian tentang pengaruh pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare terhadap pengetahuan dan sikap ibu bayi di Posyandu Anggrek IX Wilayah Kerja Pustu Balam Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2013. Jumlah responden adalah 41 orang.

1. Analisis Univariat

Analisis univariat ini bertujuan mendeskripsikan karakteristik masing - masing variabel yang diteliti yakni data demografi responden meliputi umur, pendidikan, paritas dan mencari mean, dan standar deviasi pengetahuan dan sikap ibu sebelum dan setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare.

1.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Karakteristik Data Demografi di Posyandu Anggrek IX Wilayah Kerja Pustu Balam Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2013

Dari hasil penelitian diperoleh data bahwa dari 41 orang responden sebagian besar responden berada pada rentang usia 20 - 35 tahun sebanyak 38 orang (92,7%), tingkat pendidikan responden sebagian besar adalah SMA sebanyak 29 orang (70,7%), dan sebagian besar paritas responden adalah multipara ( >2 anak) sebanyak 22 orang (53,7%). Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 5.1 berikut ini.


(54)

Tabel 5.1

Distribusi frekuensi responden berdasarkan karakteristik data demografi di Posyandu Anggrek IX Wilayah Kerja Pustu Balam

Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2013 (n = 41)

1.2 Distribusi Pengetahuan Responden Sebelum dan Setelah Diberikan Pendidikan Kesehatan Tentang Pencegahan Diare di Posyandu Anggrek IX Wilayah Kerja Pustu Balam Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2013

Hasil penelitian pada pengetahuan responden sebelum diberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare diperoleh mean 12,20, standar deviasi 2,216, min - max 10 - 16 dan 95 % CI nya adalah 11,50 - 12,89. Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare diperoleh meannya adalah 14,05, standar deviasi 2,109, min - max 11 - 17 dan 95 % CI nya adalah 13,38 - 14,71. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut ini.

Karakteristik Ibu F Jumlah %

1. Usia < 20

20 - 35 > 35 1 38 2 2,4% 92,7% 4,9% 2. Pendidikan

SMP SMA PT 1 29 11 2,4% 70,7% 26,8% 3. Paritas

1 (Primipara) 2 (Skundipara) > 2 (Multipara)

14 5 22 34,1% 12,2% 53,7%


(55)

Tabel 5.2

Distribusi pengetahuan responden sebelum dan setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare di Posyandu

Anggrek IX Wilayah Kerja Pustu Balam Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2013 (n = 41)

Variabel Mean SD Min-Max 95% CI

Pengetahuan Sebelum diberikan pendidikan

kesehatan

12,20 2,216 10 – 16 11,50 –

12,89

Pengetahuan Setelah diberikan pendidikan

kesehatan

14,05 2,109 11 – 17 13,38 –

14,71

1.3 Distribusi Sikap Responden Sebelum dan Setelah Diberikan Pendidikan Kesehatan Tentang Pencegahan Diare di Posyandu Anggrek IX Wilayah Kerja Pustu Balam Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2013

Hasil penelitian pada sikap responden sebelum diberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare diperoleh mean 8,63, standar deviasi 0,994, min - max 8 - 11 dan 95% CI nya adalah 8,32 - 8,95. Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare diperoleh meannya adalah 11,22 dengan standar deviasi 2,393 min - max 8 - 15 dan 95% CI nya adalah 10,46 - 11,97. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 5.3 berikut ini.


(56)

Tabel 5.3

Distribusi sikap responden sebelum dan setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare di Posyandu Anggrek IX

Wilayah Kerja Pustu Balam Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2013 (n = 41)

Variabel Mean SD Min-Max 95% CI

Sikap Sebelum diberikan pendidikan kesehatan

8,63 0,994 8 – 11 8,32 – 8,95

Sikap Setelah diberikan pendidikan kesehatan

11,22 2,393 8 – 15 10,46 – 11,97

2. Analisis Bivariat

Dalam menganalisis data secara bivariat, pengujian data dilakukan dengan uji statistik uji t - dependen yaitu mengukur pengaruh pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare terhadap pengetahuan dan sikap responden sebelum dan setelah diberikan.

2.1 Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pencegahan Diare Terhadap Pengetahuan Responden Sebelum dan Setelah Diberikan di Posyandu Anggrek IX Wilayah Kerja Pustu Balam Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2013

Hasil penelitian pengetahuan responden sebelum diberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare diperoleh mean 2,20, standar deviasi 2,216 dan beda mean 12,195. Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare diperoleh meannya adalah 14,05, standar deviasi 2,109 dan beda mean 14,049. Hasil uji statistik didapatkan nilai P adalah 0,000 maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan signifikan pengetahuan sebelum


(57)

diberikan dan setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 5.6 berikut ini.

Tabel 5.4

Pengaruh pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare terhadap pengetahuan responden sebelum dan setelah diberikan di

Posyandu Anggrek IX Wilayah Kerja Pustu Balam Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2013 (n = 41)

Variabel Mean SD Beda Mean P value

Pendidikan kesehatan Sebelum diberikan

12,20 2,216 12,195

0,000 Pendidikan kesehatan

Setelah diberikan

14,05 2,109 14,049

2.2 Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pencegahan Diare Terhadap Sikap Responden Sebelum dan Setelah Diberikan di Posyandu Anggrek IX Wilayah Kerja Pustu Balam Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2013

Hasil penelitian sikap responden sebelum diberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare diperoleh mean 8,63, standar deviasi 0,994 dan beda mean 8,634. Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare diperoleh meannya adalah 11,22 dengan standar deviasi 2,393 dan beda mean 11,220. Hasil uji statistik didapatkan nilai P adalah 0,000 maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan signifikan sikap responden sebelum diberikan dan setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare. Hasil tersebut dapat dilihat pada tabel 5.6 berikut ini.


(58)

Tabel 5.5

Pengaruh pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare terhadap sikap responden sebelum dan setelah diberikan di Posyandu Anggrek IX

Wilayah Kerja Pustu Balam Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2013 (n = 41)

Variabel Mean SD Beda Mean P value

Pendidikan kesehatan Sebelum diberikan

8,63 0,994 8,634

0,000 Pendidikan kesehatan

Setelah diberikan

11,22 2,393 11,220

B. Pembahasan

Pada pembahasan ini akan diuraikan tentang hasil penelitian dan membandingkan hasil penelitian ini dengan literature dan hasil penelitian lain. 1. Interpretasi dan Diskusi Hasil Pengaruh Pendidikan Kesehatan

Tentang Pencegahan Diare Terhadap Pengetahuan Responden Sebelum dan Setelah Diberikan di Posyandu Anggrek IX Wilayah Kerja Pustu Balam Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2013

Hasil penelitian pengaruh pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare terhadap pengetahuan responden sebelum diberikan diperoleh mean 12,20, standar deviasi 2,216 dan beda mean 12,195. Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare diperoleh meannya adalah 14,05, standar deviasi 2,109 dan beda mean 14,049. Hasil uji statistik didapatkan nilai P adalah 0,000 maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare yang signifikan terhadap pengetahuan responden sebelum dan setelah diberikan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh


(59)

terhadap pengetahuan responden sebelum diberikan diperoleh mean 13,40, standar deviasi 2,221 dan beda mean 12,295. Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare diperoleh meannya adalah 15,02, standar deviasi 2,179 dan beda mean 14,358. Hasil uji statistik didapatkan nilai P adalah 0,000 maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare yang signifikan terhadap pengetahuan responden sebelum dan setelah diberikan.

Menurut Sumantri (2000) bahwa pendidikan kesehatan berpengaruh terhadap pengetahuan karena pendidikan kesehatan merupakan proses pendidikan jangka pendek yang menggunakan cara dan prosedur yang sistematis dan terorganisir. Para peserta akan mempelajari pengetahuan dan keterampilan yang sifatnya praktis untuk tujuan tertentu. Menurut Fandi Tjiptono, dkk (1996) yang dimaksudkan praktis adalah bahwa responden yang sudah diberikan pendidikan kesehatan dapat diaplikasikan dengan segera sehingga harus bersifat praktis.

Menurut Notoatmodjo (2005), pendidikan kesehatan memiliki tujuan penting untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan sebagai kriteria keberhasilan program kesehatan secara keseluruhan.

Dari uraian di atas, maka hipotesa penelitian dapat dijawab bahwa pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare berpengaruh terhadap pengetahuan responden sebelum dan setelah diberikan.


(60)

2. Interpretasi dan Diskusi Hasil Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pencegahan Diare Terhadap Sikap Responden Sebelum dan Setelah Diberikan di Posyandu Anggrek IX Wilayah Kerja Pustu Balam Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2013

Hasil penelitian pengaruh pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare terhadap sikap responden sebelum diberikan diperoleh mean 8,63, standar deviasi 0,994 dan beda mean 8,634. Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare diperoleh meannya adalah 11,22 dengan standar deviasi 2,393 dan beda mean 11,220. Hasil uji statistik didapatkan nilai P adalah 0,000 maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare yang signifikan terhadap sikap responden sebelum dan setelah diberikan.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Mulyani (2008) bahwa pengaruh pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare terhadap sikap responden sebelum diberikan diperoleh mean 8,76, standar deviasi 0,996 dan beda mean 8,645. Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare diperoleh meannya adalah 11,28 dengan standar deviasi 2,486 dan beda mean 11,231. Hasil uji statistik didapatkan nilai P adalah 0,001 maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare yang signifikan terhadap sikap responden sebelum dan setelah diberikan.

Menurut Tanjung (2003), pendidikan kesehatan merupakan suatu proses belajar mengajar terhadap pengetahuan dan sikap agar peserta semakin mampu meningkatkan derajat kesehatan kearah yang lebih positif. Sikap dinyatakan timbul secara sadar oleh proses evaluasi dari individu terhadap respon dalam


(61)

nilai baik, buruk, positif, negatif, menyenangkan kemudian menetapkan dan mengkristal sebagai dasar potensi untuk bereaksi (Azwar, 2005).

Dari uraian di atas, maka hipotesa penelitian dapat dijawab bahwa pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare berpengaruh terhadap sikap responden sebelum dan setelah diberikan.

3. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan yang dialami peneliti saat penelitian di Posyandu Anggrek IX Wilayah Kerja Pustu Balam Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2013 dengan jumlah responden 41 orang adalah tidak semua responden yang datang sama sebelum diberikan pendidikan kesehatan (pre test) dengan setelah satu bulan berikutnya diberikan pendidikan kesehatan (post test).

4. Implikasi Untuk Asuhan Kebidanan/Pendidikan Kebidanan

Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare pada bayi adalah sebagai salah satu metode pengendalian secara non - farmakologi yang berpengaruh terhadap pengetahuan dan sikap ibu tentang pencegahan diare. Oleh sebab itu, pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare pada bayi dapat digunakan sebagai intervensi dalam asuhan kebidanan pada ibu yang memiliki bayi tanpa efek samping pada ibu dan bayi dalam upaya mencegah timbulnya penyakit diare pada bayi.


(62)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan tentang Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pencegahan Diare Terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu Bayi di Posyandu Anggrek IX Wilayah Kerja Pustu Balam Medan Sunggal Tahun 2013 dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Karakteristik demografi responden di Posyandu Anggrek IX Wilayah Kerja Pustu Balam Medan Sunggal Tahun 2013 diperoleh bahwa dari 41 responden sebagian besar responden berada pada rentang usia 20 - 35 tahun sebanyak 38 orang (92,7%). Berdasarkan paritas responden sebagian besar adalah multipara ( > 2 anak) sebanyak 22 orang (53,7%), dan sebagian besar tingkat pendidikan responden adalah SMA sebanyak 29 orang (70,7%).

2. Hasil penelitian pada pengetahuan responden sebelum diberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare diperoleh mean 12,20, standar deviasi 2,216, min - max 10 - 16 dan 95 % CI nya adalah 11,50 - 12,89. Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare diperoleh meannya adalah 14,05, standar deviasi 2,109, min - max 11 - 17 dan 95 % CI nya adalah 13,38 - 14,71.

3. Hasil penelitian pada sikap responden sebelum diberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare diperoleh mean 8,63, standar deviasi 0,994, min - max 8 - 11 dan 95% CI nya adalah 8,32 - 8,95. Setelah


(63)

diberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare diperoleh meannya adalah 11,22 dengan standar deviasi 2,393 min - max 8 - 15 dan 95% CI nya adalah 10,46 – 11,97.

4. Hasil penelitian pengaruh pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare terhadap pengetahuan responden sebelum diberikan diperoleh mean 12,20, standar deviasi 2,216 dan beda mean 12,195. Setelah diberikan pendidikan kesehatan diperoleh meannya adalah 14,05, standar deviasi 2,109 dan beda mean 14,049. Hasil uji statistik didapatkan nilai P adalah 0,000 maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare yang signifikan terhadap pengetahuan responden sebelum dan setelah diberikan.

5. Hasil penelitian pengaruh pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare terhadap sikap responden sebelum diberikan diperoleh mean 8,63, standar deviasi 0,994 dan beda mean 8,634. Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare diperoleh meannya adalah 11,22 dengan standar deviasi 2,393 dan beda mean 11,220. Hasil uji statistik didapatkan nilai P adalah 0,000 maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare yang signifikan terhadap sikap responden sebelum dan setelah diberikan.


(64)

B. Saran

1. Bagi Praktek Kebidanan

Untuk bidan di puskesmas, klinik maupun rumah sakit supaya memberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare kepada ibu sebagai salah satu intervensi dalam menjaga dan memelihara kesehatan masyarakat, khususnya dalam pencegahan timbulnya penyakit diare pada bayi.

2. Bagi Pendidikan Kebidanan

Hasil penelitian ini perlu diintegrasikan dalam mata kuliah asuhan kebidanan komunitas (ASKEB V) sebagai pengembangan ilmu.

3. Bagi Penelitian Kebidanan

Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan batasan yaitu sama - sama pada ibu yang memiliki bayi 0 – 12 bulan.

4. Bagi Responden

Untuk dapat memberikan pendidikan kesehatan tentang pencegahan diare sebagai salah satu intervensi terhadap ibu yang mempunyai bayi dalam upaya mencegah timbulnya penyakit diare pada bayi.


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

IDENTITAS

Nama : Merdiana Sibagariang

NIM : 125102105

Tempat Tanggal Lahir : Medan, 5 Januari 1991

Agama : Kristen Protestan

Nama Ayah : Drs. M. Sibagariang Nama Ibu : R. Siringo – ringo

Nama Wali : -

Status di Keluarga : Anak Kandung

Alamat Rumah : Jl. Binjai Km. 10,8 Komplek Pardede Medan Sunggal

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. Tahun 1996 – 1997 : TK Hermina

2. Tahun 1997 – 2003 : SD Swasta TD Pardede 3. Tahun 2003 – 2006 : SMP Swasta TD Pardede

4. Tahun 2006 – 2009 : SMA Swasta Brigjend Katamso

5. Tahun 2009 – 2012 : D - III di Akademi Kebidanan Mitra Husada Medan 6. Tahun 2012 – 2013 : D - IV Bidan Pendidik Fakultas Keperawatan USU


Dokumen yang terkait

Pengetahuan dan Sikap Ibu Postpartum Terhadap Pencegahan Bendungan ASI di Wilayah Kerja Puskesmas Muliorejo Kecamatan Sunggal Tahun 2011

3 62 63

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POLA Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Pola Asuh Anak Usia Bayi (Infant) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kartasura.

0 3 18

PENDAHULUAN Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Pola Asuh Anak Usia Bayi (Infant) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kartasura.

0 4 6

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG POLA Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Pola Asuh Anak Usia Bayi (Infant) Di Wilayah Kerja Puskesmas Kartasura.

0 2 16

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP TINDAKAN PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN DIARE DI POSYANDU Hubungan Pengetahuan Ibu Terhadap Tindakan Pencegahan Dan Pengobatan Diare Di Posyandu Gonilan Kartasura.

0 0 10

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TERHADAP TINDAKAN PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN DIARE DI POSYANDU Hubungan Pengetahuan Ibu Terhadap Tindakan Pencegahan Dan Pengobatan Diare Di Posyandu Gonilan Kartasura.

0 0 16

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG PENCEGAHAN DIARE Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Pencegahan Diare Pada Balita Di Desa Gladagsari Kecamatan Ampel Bo

0 4 16

PENDAHULUAN Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Pencegahan Diare Pada Balita Di Desa Gladagsari Kecamatan Ampel Boyolali.

0 2 6

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI DESA GLADAGSARI Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Tentang Pencegahan Diare Pada Balita Di Des

0 0 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Diare 1. Pengertian Diare - Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Pencegahan Diare Terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu Bayi di Posyandu Anggrek IX Wilayah Kerja Pustu Balam Kecamatan Medan Sunggal Tahun 2013

0 0 21