44
beriklim tropis dan sub tropis, berbadan lunak dan berwarna putih pucat. Karena bentuknya seperti semut maka binatang ini dinamai semut putih white ant .
Dari hasil wawancara dengan petugas konservasi dan preservasi petugas Perpustakaan Yayasan Ikal Medan, binatang ini dapat dikatakan sebagai perusak
bahan pustaka yang paling merugikan. Dan menurut penulis hal ini disebabkan karena kurang telatennya para petugas dalam membersihkan bahan pustaka
tetrsebut. -
Booklice kutu buku Selain jenis serangga yang telah disebutkan di atas, masih banyak lagijenis-
jenis serangga yang dapat merusak dan memakan punggung buku, lem atau perekat pada buku, dan membuat lubang seperti ngenat, book worm dan lain-lain.
Pada umumnya semua binatang ini hamper terdapatdi semua perpustakaan. Dan menurut penulis cara yang paling sederhana untuk mengusir atau setidaknya
mengurangi frekuensi kerusakan yang disebabkan oleh jenis-jenis serangga tersebut adalah dengan menyemprot ruangan dengan obat hama bukan pada buku
dan menempatkan obat pengusir serangga pada rak-rak buku dan senantiasa menjaga kebersihannya.
3.8.3 Faktor Penggunaan dan Penanganan yang Salah
Manusia baik sebagai petugas maupun sebagai pemakai perpustakaan mempunyai peranan yang penting dalam menggunakan bahan pustaka. Manusia
bisa dikatakan sebagai perusak bahan pustaka bila salah dalam mengurus dan menangani bahan pustaka tersebut.
Mengenai buku atau bahan pustaka tampaknya suatu hal yang sederhana, tetapi bila dikaitkan dengan manusia sebagai salah satu faktor penyebab kerusakan
45
bahan pustaka maka pekerjaan tersebut bukanlah pekerjaan yang sederhana. Petugas perpustakaan dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari sering kali
menggunakan cara-cara yang tidak benar, baik dilakukan dengan sengaja atau tanpa disadari, begitu pula halnya dengan masyarakat umum sebagai pengguna
bahan pustaka. Misalnya mengambil buku dari rak sering sekali menggunakan cara-cara yang salah, begitu juga penempatan buku di rak dan yang paling
merugikan adalah kebiasaan pemakai perpustakaan misalnya menyobek halaman buku yang dianggap penting, mencoret-coret buku dan sebagainya.
Dengan demikian kerusakan buku tidak dapat dihindari dan hal tersebut menyebabkan kerugian yang tidak sedikit terutama bila terjadi pada buku-buku
berharga atau langka. Kebiasaan membaca dengan cara melipat buku juga termasuk kedalam kategori ini. Pada Perpustakaan Yayasan Pendidikan Ikal
Medan kerusakan oleh faktor manusia ini merupakan yang paling dominan.
3.9 Pencegahan Kerusakan Bahan Pustaka Pada Perpustakaan Yayasan
Pendidikan Ikal Medan
3.9.1 Mencipatakan Lingkungan Penyimpanan
Yang dimaksud dengan lingkungan penyimpanan bahan pustaka adalah gedung, ruangan, dan peralatan yang ada dalam satu ruangan perpustakaan.
Pemeliharaan dan penjagaan bahan pustaka, ruang baca, ruang penyimpanan dan peralatan yang ada di dalamnya.
Pemeliharaan lingkungan yang disebut juga dengan konservasi preventif adalah usaha untuk menciptakan kondisi lingkungan yang baik ideal bagi
bahan pustaka agar tidak terjadi kerusakan pada bahan pustaka tersebut. Konservasi preventif ini harus sudah dimulai sejak pembangunan suatu gedung