Isi Perjanjian dan Tanggung jawab Para Pihak

Pada saat ini perkeretaapian di Indonesia dikelola oleh PT.Kereta Api Indonesia Persero yang dibentuk berdasarkan peraturan Pemerintah Nomor. 19 Tahun 1998 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Umum Perum Kereta Api menjadi perusahaan Perseroan Persero dan berkantor pusat di Bandung. Perubahan ini adala langkah dari Loan Agreement nomor 4196-IND tanggal 15 Januari 1997 yaitu proyek efisiensi perkeretaapian Railway Effeciency dan merupakan proyek dari bank dunia. Berikut ini susunan organisasi yang merupakan perubahan secara de facto pada 1 Juni 1999, saat Menteri Perhubungan Giri S. Hadiharjono mengukuhkan susunan direksi PT.Kereta Api Indonesia Persero di Bandung.

B. Isi Perjanjian dan Tanggung jawab Para Pihak

Pelaksanaan pengadaan barangjasa perlu dilakukan untuk mengetahui jenis hubungan hukum yang mengikat para pihak dan aturan hukum yang berlaku. Prinsip kebebasan berkontrak memungkinkan pemerintah secara leluasa mengatur standarisasi syarat dan ketentuan dalam hubungan hukum itu. Undang-Undang No. 23 tahun 2007 tentang Perkerataapian UUKA telah diundangkan sejak tahun 2007 namun sampai dengan saat dirancangnya tesis ini, masih banyak peraturan pelaksanaan yang terkait dengan UUKA yang belum diselaraskan dengan ‘jiwa’ UUKA itu sendiri. Peraturan pelaksaaan dari UUKA yang baru diterbitkan oleh Pemerintah sampai tahun 2009 baru ada 2 dua Peraturan Pemerintah yaitu Peraturan Pemerintah No. 56 tahun 2009 tentang Penyelenggaraan Perkeretaapian dan Peraturan Pemerintah No. 72 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api. Awal mula PT. KAI mengadakan perjanjian kerjasama dalam pengadaan barang dengan PT. Wahana Adidaya Pertiwi untuk peningkatan jalur kereta api sejak tahun 1990-an dimana PT. Wahana Adidaya Pertiwi merupakan salah satu rekenan. Dimana selama menjadi rekenan PT. Wahana Adidaya Pertiwi banyak mengerjakan pekerjaan di PT. KAI dengan baik, mulai dari nilai kontrak yang kecil hingga yang besar PT. Wahana Adidaya Pertiwi selalu memberikan sesuaikan kesepakatan yang telah dibuat dalam perjanjian kontrak. Hak dan kewajiban timbal balik PPK dan penyedia dinyatakan dalam kontrak yang meliputi khususnya : 1. PPK mempunyai hak dan kewajiban untuk ; a. Mengawasi dan memeriksa pekerjaan yang dilaksanakan oleh penyedia; b. Meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh penyedia; c. Memberikan dukungan fasilitas berupa sarana dan prasarana yang dibutuhkan oleh penyedia untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan ketentuan kontrak; d. Membayar pekerjaan sesuai dengan harga yang tercantum dalam kontrak yang telah ditetapkan kepada penyedia; 2. Penyedia mempunyai hak dan kewajiban untuk : a. Menerima pembayaran untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan harga yang telah ditentukan dalam kontrak; b. Meminta dukungan fasilitas-fasilitas dalam bentuk sarana dan prasaran dari PPK untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan ketentuan kontrak; c. Melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada PPK; d. Melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan yang telah ditetapkan dengan kontrak; e. Melaksanakan dan menyelesaikan pekerjaan secara akurat dan penuh tanggung jawab dengan menyediakan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, angkutan ke atau dari lapangan, dan segala pekerjaan permanen maupun sementara yang diperlukan untuk pelaksanaan, penyelesaian dan perbaikan pekerjaan yang dirincikan dalam kontrak; f. Memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan untuk pemeriksaan pelaksanaan yang dilakukan PPK; g. Menyerahkan hasil pekerjaan sesuai dengan jadwal penyerahan pekerjaan yang telah ditetapkan dalam kontrak; h. Mengambil langkah-langkah yang cukup memadai untuk melindungi lingkungan tempat kerja dan membatasi kerusakan dan gangguan kepada masyarakat maupun miliknya akibat kegiatan penyedia.

C. Aspek-aspek Pengadaan Barang dan Jasa untuk Peningkatan Jalan

Dokumen yang terkait

Analisis Hukum Terhadap Kontrak Pengadaan Barang Dan Jasa Di Dinas Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Unit Balai Besar Latihan Kerja Industri (BBLKI) Medan

5 133 87

Perjanjian Pengadaan Barang Dan Jasa Pemerintah (Studi Di Pemerintah Provinsi Sumatera Utara)

4 85 130

Tinjauan Hukum Pembatalan Akta Perjanjian Kerjasama Pengadaan Barang Atas Dasar Wanprestasi (Studi PT.TNC)

3 102 129

Proses Pengadaan Barang Dan Jasa Pada PT. Kereta Api (Persero) Daop II Bandung

0 10 1

PELAKSANAAN PERJANJIAN PENGADAAN BARANG ANTARA CV. NADIA PERKASA DENGAN PT. KERETA API (PERSERO) DIVISI REGIONAL II SUMATERA BARAT.

0 0 9

Perjanjian Pengadaan Barang Dan Jasa Untuk Peningkatan Jalan Kereta Api Perlanaan – Gunung Bayu Antara Satuan Kerja Pengembangan Perkeretaapian Sumatera Utara dan PT. Wahana Adidaya Pertiwi

0 0 8

Perjanjian Pengadaan Barang Dan Jasa Untuk Peningkatan Jalan Kereta Api Perlanaan – Gunung Bayu Antara Satuan Kerja Pengembangan Perkeretaapian Sumatera Utara dan PT. Wahana Adidaya Pertiwi

0 0 1

Perjanjian Pengadaan Barang Dan Jasa Untuk Peningkatan Jalan Kereta Api Perlanaan – Gunung Bayu Antara Satuan Kerja Pengembangan Perkeretaapian Sumatera Utara dan PT. Wahana Adidaya Pertiwi

0 0 13

Perjanjian Pengadaan Barang Dan Jasa Untuk Peningkatan Jalan Kereta Api Perlanaan – Gunung Bayu Antara Satuan Kerja Pengembangan Perkeretaapian Sumatera Utara dan PT. Wahana Adidaya Pertiwi

0 0 32

Perjanjian Pengadaan Barang Dan Jasa Untuk Peningkatan Jalan Kereta Api Perlanaan – Gunung Bayu Antara Satuan Kerja Pengembangan Perkeretaapian Sumatera Utara dan PT. Wahana Adidaya Pertiwi

0 0 2