Dasar Hukum Pajak Penghasilan Pasal 21

27 kepentingan Negara dan masyarakat dalam hidup berbangsa dan bernegara sebagai satu kewajiban yang harus dilaksanakan. Jadi pengertian Pajak Penghasilan Pasal 21 adalah Pajak Penghasilan yang dikenakan atau dipotong oleh pihak lain yang dikenakan atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lainnya dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa dan kegiatan yang dilakukan oleh orang pribadi subjek pajak dalam negeri.

2. Dasar Hukum Pajak Penghasilan Pasal 21

Dasar hukum Pajak Penghasilan pasal 21 adalah : 2.1 Undang – undang No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan undang – undang No. 16 Tahun 2009. 2.2 Undang – undang No. 7 Tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah terakhir kali dengan undang – undang No. 36 Tahun 2008. 2.3 Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 541KMK.042000 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir kali dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 184PMK.032007 tentang penentuan tanggal jatuh Tempo Pembayaran dan Penyetoran Pajak, Penentuan Tempat Pembayaran Pajak dan Tata Cara Pembayaran, Penyetoran dan Palaporan Pajak, serta Tata Cara Pengangsuran dan Penundaan Pembayaran Pajak. Universitas Sumatera Utara 28 2.4 Peraturan Menteri Keuangan Nomor PMK-254PMK.032008 tentang Penetapan Bagian Penghasilan Sehubungan dengan Pekerjaan dari Pegawai Harian dan Mingguan serta Pegawai Tidak Tetap Lainnya yang Tidak Dikenakan Pemotongan Pajak Penghasilan. 2.5 Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor PER-31PJ2012 tentang pedoman Teknis Tata Cara Pemotongan. Penyetoran dan Pelaporan Pajak Penghasilan Pasal 2126 Sehubungan dengan Pekerjaan, Jasa dan Kegiatan Orang Pribadi. 2.6 Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1994 tentang Pajak Penghasilan bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri Sipil, Anggota ABRI dan Para Pensiunan atas Penghasilan yang dibebankan kepada Keuangan Negara atau Keuangan Daerah. 2.7 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 520KMK.041998 tanggal 18 Desember 1998 tentang bagian dari penghasilan sehubungan dengan pekerjaan dari pegawai harian dan mingguan serta pegawai tetap lainnya yang tidak dikenakan pemotongan Pajak Penghasilan. 2.8 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 521KMK.041998 tanggal 18 Desember 1998 tentang besarnya biaya jabatan yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto pegawai tetap atau pensiunan. 2.9 Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 162PMK.0112012 tentang Penyesuaian Besarnya Penghasilan Tidak Kena Pajak Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa Menteri Keuangan Republik Indonesia Universitas Sumatera Utara 29

3. Pemotong Pajak Penghasilan Pasal 21