Landasan Teori TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN

Ronald A. Sitepu : Prospek Pengembangan Usaha Ternak Kambing Di Kabupaten Karo Studi Kasus : Desa Gurukinayan, Kecamatan Payung, Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009 cm x 125 cmekor. Untuk induk betina yang sedang bunting tua atau siap melahirkan anak, sebaiknya ditempatkan di kandang yang khusus yang berukuran 125 cm x 150 cm x175 cmekor. Anak kambing lepas sapih yang berusia 2-4 bulan harus dibuat kandang tersendiri berukuran 100 cm x 125 cm x 175 cmekor atau dibuat seperti kandang kambing betina yang pelihara secara kelompok, yaitu tanpa dinding penyekat sehingga anak-anak kambing lebih bebas bergerak. Sarwono, 2007:22.

2.2. Landasan Teori

Sektor pertanian sejak awal masa pembangunan merupakan sektor yang mampu menyerap tenaga kerja paling besar. Mungkin hal tersebut disebabkan oleh besarnya penduduk yang tinggal di pedesaan dan berprofesi sebagai petani. Silitonga C , 1995 : 9 Salah satu gejala ekonomi yang sangat penting dan sangat dan perilaku petani baik sebagai produsen maupun sebagai konsumen adalah harga. Suatu barang mempunyai harga karena dua sebab yaitu barang itu berguna dan jumlahnya terbatas. Suatu barang merupakan barang ekonomi dalam ilmu ekonomi dinyatakan barang tersebut mempunyai permintaan dan penawaran. Suatu barang mempunyai permintaan karena barang tersebut berguna, sedangkan barang tersebut mempunyai penawaran karena jumlahnya terbatas Mubyarto, 1996 : 16 . Untuk dapat merencanakan dan merencanakan proyek yang efektif harus mempertimbangkan banyak aspek yang secara bersama-sama menentukan berbagai keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman investasi tertentu. Ronald A. Sitepu : Prospek Pengembangan Usaha Ternak Kambing Di Kabupaten Karo Studi Kasus : Desa Gurukinayan, Kecamatan Payung, Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009 Seluruh aspek-aspek ini saling berhubungan. Suatu putusan mengenai suatu aspek akan mempengaruhi putusan-putusan terhadap aspek- aspek lainnya Mubyarto, 1996:18. Return on Investment ROI merupakan analisa untuk mengetahui tingkat keuntungan usaha sehubungan dengan modal yang digunakan. Besar kecilnya ROI ditentukan oleh tingkat perputaran modal dan keuntungan bersih yang dicapai. Laba Bersih ROI = x 100 Investasi Semakin besar keuntungan yang diterima makan semakin besar tingkat pengembalian modal, dan sebaliknya. Kelayakan usaha diketahui dengan membandingkan ROI dengan tingkat suku bunga pinjaman. Suatu usaha dikatakan layak apabila ROI lebih besar dari tingkat suku bunga pinjaman dan tidak layak apabila ROI lebih kecil dari tingkat suku bunga pinjaman Downey dan 1. Tahap pengumpulan data, Erickson, 1992 : 46. Proses penyusunan perencanaan strategis melalui tiga tahap,yaitu: 2. Tahap analisis, 3. Tahap pengambilan keputusan. Rangkuti, 2003 : 23 Tahap pengumpulan data ini pada dasarnya tidak hanya sekedar kegiatan pengumpulan data, tetapi juga suatu kegiatan pengklasifikasian dan pra analisis. Data dibedakan menjadi dua, yaitu data eksternal dan data internal yang diperoleh dari dalam perusahaan, model yang dapat digunakan pada tahap ini yaitu: Ronald A. Sitepu : Prospek Pengembangan Usaha Ternak Kambing Di Kabupaten Karo Studi Kasus : Desa Gurukinayan, Kecamatan Payung, Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009 - Matrik faktor strategi eksternal - Matrik faktor strategi internal Rangkuti, 200 : 23. Tahap selanjutnya adalah memanfaatkan semua informasi tersebut dalam model-model kua ntitatif perumusan strategi. Model ini digunakan adalah matrik SWOT Strength, Weakness, Opportunity, Treaths Rangkuti, 2003: 24. Matrik ini menggambarkan dengan jelas peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi dalam perusahaaan dan disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Matrik ini menghasilkan empat sel alternative strategis, yaitu : a. Strategi SO Strength-Opportunity Strategi berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk memanfaatkan peluang sebesar-besarnya. b. Strategi ST Strength-Treaths Strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman. c. Strategi WO Weakness-Opportunity Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. d. Strategi WT Weakness-Treaths Strategi ini didasrakan pada kegiatan yang bersifat defensive dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. Ronald A. Sitepu : Prospek Pengembangan Usaha Ternak Kambing Di Kabupaten Karo Studi Kasus : Desa Gurukinayan, Kecamatan Payung, Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009 Gambar 1: Diagram Matrik SWOT IFAS EFAS Strength S Weakness W Opportunity O Strategi S Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang Strategi WO Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang. Treaths T Strategi ST Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman. Strategi WT Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman. Keterangan : Opportunities O : Tentukan 5-10 faktor peluang eksternal Treaths T : Tentukan 5-10 faktor ancaman internal Strength S : Tentukan 5-10 faktor-faktor kekuatan internal Weakness W : Tentukan 5-10 faktor-faktor kelemahan internal Rangkuti, 2003:25-26. Tahap akhir analisis kasus adalah memformulasikan keputusan yang akan diambil. Keputusan didasarkan atas justifikasi yang dibuat secara kualitatif maupun kuantitatif, terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dengan penggunaan model tercanggih maupun tradisional. Keputusan yang berbobot hanya dapat dibuktikan oleh waktu artinya, keputusan yang akan diambil akan benar-benar terbukti setelah periode waktu tertentu Rangkuti, 2003 : 26. Ronald A. Sitepu : Prospek Pengembangan Usaha Ternak Kambing Di Kabupaten Karo Studi Kasus : Desa Gurukinayan, Kecamatan Payung, Kabupaten Karo, 2008. USU Repository © 2009 Beberapa hal yang ikut membantu kemungkinan perbaikan periode prospek suatu produk antara lain adalah : kemampuan produsen untuk memenuhi permintaan pasar, jenis komoditi yang sesuai dengan keinginan konsumen, kemampuan memenuhi mutu sesuai keinginan pasar, menyediakan komoditi yang sesuai dengan permintaan, ketetapan dalam pengiriman dan tingkat harga yang sesuai Nazarudin, 1993 : 25.

2.3. Kerangka Pemikiran