dan norma yang dianut oleh adopter makan inovasi baru tersebut tidak dapat diadopsi dengan mudah oleh adopter.
3. Complexity atau kompleksitas adalah tingkat kerumitan dari suatu inovasi untuk
diadopsi, seberapa sulit memahami dan menggunakan inovasi. Semakin mudah suatu inovasi dimengerti dan dipahami oleh adopter, maka semakin cepat inovasi
diadopsi. 4.
Triability atau triabilitas adalah tingkat apakah suatu inovasi dapat di coba terlebih dahulu atau harus terikat untuk menggunakannya. Suatu inovasi dapat
diuji cobakan pada keadaan sesungguhnya, inovasi umumnya lebih cepat diadopsi. Untuk lebih mempercepat proses adopsi, maka suatu inovasi harus
mampu menunjukkan keunggulannya. 5.
Observability atau dapat dilihat, adalah tingkat bagaimana hasil penggunaan suatu inovasi dapat dilihat oleh orang lain. Semakin mudah seseorang melihat hasil
suatu inovasi, semakin besar kemungkinan inovasi diadopsi oleh orang atau sekelompok orang.
2.3. Pengelolaan Air Minum Tingkat Rumah Tangga PAM RT
Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum, sesuai
dengan keputusan Menteri Kesehatan No.: 907MenkesSKVII2002 tentang Syarat- syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum Depkes, 2002.
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
Pengelolaan Air Minum Tingkat Rumah Tangga atau PAM RT adalah adalah suatu proses pengolahan, penyimpanan dan pemanfaatan air minum dan air yang di
gunakan untuk produksi makanan dan keperluan oral lainnya seperti berkumur, sikat gigi, persiapan makanan dan minuman bayi. PAM RT dikenal sebagai pengelolaan
air pada “tingkat pengguna” point-of-usePOU. Keunggulan PAM RT : 1 secara dramatis meningkatkan kualitas
bakteriologis air, 2 Secara signifikan menurunkan diare, 3 merupakan intervensi yang paling efektif untuk air, sanitasi dan kesehatan, 4 dapat dilaksanakan secara
cepat dan dilakukan oleh masyarakat yang rentan Presentasi Konas PAM RT, 2008. Yang terrmasuk dalam PAM RT adalah mencakup berbagai teknik pengolahan air
minum secara sederhana, yaitu : merebus, pemasanan matahari sodis, filter keramik cheramics filter, dan Klorinasi Chlorinase.
Rekomendasi Konas PAM RT menyatakan bahwa akses masyarakat terhadap air minum baik kuantitas maupun kualitas masih terbatas, PAM RT sebagai salah satu
solusi alternatif dalam meningkatkan akses kualitas air minum yang memenuhi standard kesehatan masyarakat. Salah satu komitmen bersama dalam rencana aksi
implemtasi PAM RT, adalah memperkenalkan tehnologi PAM RT baik non produk maupun berbentuk produk jadi yaitu Air RahMat.
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
2.3.1. Merebus
Merebus atau memanaskan air dengan bahan bakar, adalah salah satu teknik PAM RT dan menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia. Tehkik ini telah digunakan
sebagai disinfektan air rumah tangga sejak dahulu kala dan sangat efektif untuk membasmi semua jenis patogen virus, bakteri dan spora bakteri, jamur dan protozoa
serta helminth ova WHO, 2002. Hasil penelitian Aman Tirta 2008, saat ini banyak sekali murid sekolah dasar di kota-kota besar, yang tidak tahu cara merebus air. Saat ini
mereka lebih mengenal dispenser dengan air mineral atapun isi ulang untuk memperoleh air minum.
Langkah-langkah merebus air : 1.
Siapkan panci yang bersih, masukkan air sesuai kebutuhan, hidupkan api
kompor, jerangkan dan tunggu sampai air mendidih
2. Setelah mendidih, biarkan dahulu
selama 3 sampai 5 menit, agar kuman benar-benar mati.
3. Biarkan dalam panci atau wadah yang
tertutup, setelah dingin, air siap di konsumsi.
4.
Wadah penyimpanan air hendaknya yang tertutup.
Gambar 2.3. Merebus air Sumber : dokumen pribadi, 2007
Kelebihan :
1. Sangat efektif dalam meningkatakan kualitas air dan menjaga dari segala jenis
penyakit apabila di buat secara benar. 2.
Tersedia, gampang di lakukan. 3.
Di laksanakan bersamaan waktu memasak makanan.
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
Kelemahan:
1. Biaya yang tinggi.
2. Kemungkinan terkontaminasi lagi.
3. Tidak ramah lingkungan, merusak lingkungan.
2.3.2. Solar Disinfection Sodis
Solas Disinfection sodis adalah pengolahan air dengan penyinaran matahari, tehnik ini telah dilakukan pada zaman India kuno lebih dari 2000 tahun sebelum
masehi. Metode pengolahan ini menggunakan penyinaran UV sinar matahari juga efek panas untuk mengnonaktifkan mikroba yang bersumber pada air. Hasil
penelitian, air yang dijemur dengan metode sodis selama 6 jam, dan telah mencapai suhu 50
C, terbukti dapat membunuh seluruh bakteri e-coli yang terkandung didalamnya.
Langkah-langkah melakukan Sodis :
1. Sediakan botol kaca putih transparant, ukuran 2 liter
atau yang lebih kecil. Bersihkan botol tersebut sebelum digunakan untuk menjemur air.
2. Setelah bersih, isi botol tersebut dengan air mentah
hingga penuh kemudian tutup apat-rapat. 3.
Jemur dibawah terik matahari dengan posisi seperti pada gambar 3.
4. Lama penjemuran dari pagi hingga sore, selama
minimal 6 jam atau 2 hari berturut-turut bila cuaca hujan di selingi serah.
5. Air siap diminum
Gambar 2.4. Metode Sodis Sumber : Yayasan Dian Desa
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
Kelebihan :
1. Tidak mempengaruhi warna, rasa dan bau.
2. Bahan bahan yang di gunakan umumnya gampang di dapat dan tersedia di setiap
daerah, sehingga biayanya tidak mahal.
Kelemahan :
1. Tidak bisa di gunakan untuk membuat air minum dalam jumlah yang besar.
2. Dibutuhkan air yang relative bersihbening turbidity 30 nephalometric turbidity
units. 3.
Dibutuhkan radiasi sinar matahari, waktu yang dibutuhkan, 6 jam di bawah sinar matahari yang terik atau sampai pada 50, atau 2 hari berturut bila cuaca cerah
diselingi hujan. 4.
Setelah di treatment bisa terjadi kemungkinan kontaminasi ulang. 5.
Cara treatment nya sulit dan dibutuhkan pelatihan.
2.3.3. Keramik Filter
Keramik Filtrasi adalah tehnik pengelolaan air minum dengan mempergunakan media keramik terbuat dari tanah liat khusus dan sekam padi, yang
diolah secara sederhana dengan metode pembakaran, yang berfungsi sebagai penyaring, merupakan satu teknologi tepat guna yang dikembangkan oleh Yayasan
Pelita Indonesia di Jawa Barat. Saringan keramik ini memiliki pori-pori dengan ukuran 06-3 mikron.
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
Air yang ditampung saringan ini mengalir dengan bantuan gravitas sehingga partikel padat dalam air juga bakteri dan kuman yang ukurannya lebih besar dari pori-pori
tersebut akan tertahan dalam pori-pori sarningan ini.
Gambar 2.5 : Filter Keramik.
Kelebihan :
1. Gampang di gunakan.
2. Meningkatkan rasa pada air.
3. Meningkatkan kebeningan air.
Kelemahan :
1. Biaya Perbaikan dan perawatan.
2. Perlu untuk mengganti saringan secara reguler.
3. Membutuhkan waktu lebih lama.
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
2.3.4. Klorinasi
Klorinasi adalah proses pembubuhan klor, dilakukan untuk menjamin tidak ada organisme patogen enterik potensial di dalam air. Klor memiliki beberapa
kualitas yang mendukung pengunaannya dalam persediaan air. Keungulan utamanya terletak pada kenyataan bahwa klor adalah senyawa bakterisida yang sangat efektif
bila digunakan dengan kosentrasi 1-2 ppm. Dosis klor tidak boleh melebihi 1,0 mg klor bebasliter air. Klor juga cukup stabil dan murah Volk dan Wheeler 1990
dalam Mayarani H. Girsang 2007. Dalam penggunaan skala rumah tangga klorinasi yang dimaksud adalah
klorinasi sederhana, dimana besarnya dosis klor yang diberikan hanya diperlukan sekitar 0,2-0,5 ppm bahkan sampai 1 ppm tanpa pengecekan selanjutnya terhadap
kadar klor yang tersisa dalam air minum Mayarani H. Girsang, 2007
2.3.4.1. Chlorine Klor
Klor adalah salah satu dari 90 elemen alam, sebagai bahan dasar dari planet kita. Klor ditemukan pada tahun 1774, di Swedia oleh seorang pharmacist yaitu Carl
Wilhem Scheele dalam bentuk gas yang berwarna hijau kekuningan, Tahun 1810, diberi nama chlorine oleh ahli kimia dari inggris yang bernama Sir Humphrey Davy.
Klor adalah zat kimia yang sering dipakai karena harganya murah dan masih mempunyai daya disinfectan sampai beberapa jam setelah pembubuhannya residu
klor. Sejak saat itu, hampir 200 tahunkKlor telah digunakan dalam berbagai keperluan seperti menonaktifkan beberapa bakteri dan virus yang berbahaya baik di
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
Rumah Sakit, kolam renang, restoran, dll. Semuanya berkaitan dengan Air. Selain itu klor juga dapat mengoksidasi ion-ion logam seperti Fe, Mn dan memecah molekul
organis seperti warna. Pada saat klor berdiri sendiri sebagai elemen bebas, bentuknya adalah gas
yang berwarna hijau kekuningan dan beratnya 2.5 kali berat udara. Pada suhu -34°C -29°F, klor akan berubah dalam bentuk cair Sodium Hypochlorite – NaClO dan
pada -103°C -153°F menjadi bentuk bubuk Padat - Kaporit. Klor terdiri dari air dan garam yang diperoleh setelah proses electricity Lembaga Aman Tirta, 2007.
Kelebihan :
1. Pembasmi kuman yang ampuh mikro organisme yang ada di dalam air minum
yang ampuh. 2.
Mengontrol rasa dan bau seperti alga atau jamur, sulfur, bau-bau yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, dan lain-lain.
3. Mengontrol pertumbuhan Biological bakteri dan kotoran-kotoran, jamur,
ganggang, yang biasanya tumbuh di bak-bak penampungan air, di dasar air, atau di tempat penyimpanan air.
4. Mengontrol bahan-bahan kimia menghancurkan hydrogen sulfide, memisahkan
ammonia, dan nitrogenous atau zat lemas, yang mengakibatkan bau yang tidak enak, memisahkan besi dan mangaan dari air mentah.
5. Menyediakan residual untuk melindungi dari terjadinya kontaminasi ulang dan
untuk mengurangi pertumbuhan bio-film pada sistem distribusi. 6.
Sangat cost-effective murah.
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
Kelemahan :
1. Masa kadaluarsanya terbatas.
2. Berpotensi untuk membentuk Disinfection byproduct.
3. Dapat merusak beberapa material dan lebih sulit penyimpanannya dibandingkan
dengan ciaran kimia lainnya. 4.
Kurang efektif untuk Cryptosporidium.
2.3.4.2. Pengaruh Klorinasi dalam menonaktifkan beberapa Mikro Organisme Tabel 2.1. Efek Klorinasi dalam menghilangkan Bakteri
Bacteria Cl
2
Concentration mgl
Time min
Ct Factor
mg- minl
Reduction Reference
Campylobacter jejuni 0.1
5 0.5
99.99 Blaser et al, 1986
Escherichia coli 0.2
3 5
99.99 Ram and Malley, 1984
Legionella pneumophila
0.25 60-90
18.75 99
Kuchta et al, 1985 Mycobacterium
chelonei 0.7
60 42
99.95 Carson et al, 1978
Mycobacterium fortuitum
1.0 30
30 99.4
Pelletier and DuMoulin, 1987
Mycobacterium intracellulare
0.15 60
9 70
Pelletier and DuMoulin, 1987
Pasteurella tularensis 0.5-1.0
5 3.75
99.6-100 Baumann and Ludwig,
1962 Salmonella typhi
0.5 6
3 99
Korol et al, 1995 Shigella dysenteriae
0.05 10
0.5 99.6-100
Baumann and Ludwig, 1962
Staphylococcus aureus 0.8 0.5
0.4 100
Bolton et al, 1988
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
Vibrio cholerae smooth strain
1.0 1
1 100
Rice et al, 1993 Vibrio cholerae
rugose strain 2.0
30 60
99.999 Rice et al, 1993
Yersinia enterocolitica
1.0 30
30 92
Paz et al, 1993 Sumber : Lembaga Aman Tirta, 2007.
Tabel 2.2. Efek Klorinasi dalam menghilangkan virus
Viruses Cl
2
Concentration mgl
Time min
Ct factor
mg- minl
Reduction Reference
Adenovirus 0.2
40-50 sec 0.15
99.8 Clarke et al, 1956
Coxsackie 0.16-0.18
3.8 0.06
99.6 Clarke and Kabler, 1954
Hepatitis A 0.42
1 0.42
99.99 Grabow et al, 1983
Norwalk 0.5-1.0
30 22.5
-- Keswick et al, 1985
Parvovirus 0.2
3.2 0.64
99 Churn et al, 1984
Poliovirus 0.5-1.0
30 22.5
100 Keswick et al, 1985
Rotavirus 0.5-1.0
30 22.5
100 Keswick et al, 1985
Sumber : Lembaga Aman Tirta 2007
Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009
Tabel 2.3. Efek Klorinasi dakam menghilangkan protozoa.
Protozoa Cl2
Concentration mgl
Time min
Ct Factor mg-
minl Reduction
Reference
Cryptosporidium parvum
80 90
7200 90
Korich et al, 1990
Entamoeba histolytica
1.0 50 50 100
Snow, 1956
Giardia lamblia -- --
68-389 99.9
AWWA, 1999
Naegleria fowleri 0.5-1.0 60 45
99.99 de Jonckheere
and van de Voorde, 1976
Sumber : Lembaga Aman Tirta, 2007
2.4. Larutan Pemurni “Air RahMat”