Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan

(1)

TESIS

Oleh

DENI ANDAYUNI

077033006/IKM

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN


(2)

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) dalam Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat

Minat Studi Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku

pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

Oleh

DENI ANDAYUNI 077033006/IKM

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009

Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009


(3)

Nomor Induk Mahasiswa : 077033006

Pogram Studi : Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi : Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Harry Agusnar, M.Sc, M.Phil) (Dra. Syarifah, MS) Ketua Anggota

Ketua Program Studi, Dekan,

(Dr. Drs. Surya Utama, MS) (dr. Ria Masniari Lubis, MSi)


(4)

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Harry Agusnar, M.Sc, M.Phil Anggota : 1. Dra. Syarifah, MS

2. Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM 3. Ir. Indra Chahaya, M.Si

Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009


(5)

PENGARUH KARAKTERISTIK INOVASI DALAM MENGGUNAKAN LARUTAN PEMURNI AIR RAHMAT DI TINGKAT

RUMAH TANGGA DI KOTA MEDAN

T E S I S

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Agustus 2009


(6)

pengelolaan air minum rumah tangga, memperkenalkan berbagai opsi atau aneka pilihan untuk pengolahan air minum skala rumah tangga yang murah, terjangkau dan aman. Salah satu teknologi baru berbentuk produk jadi yang direkomendasikan Konas PAM RT adalah Air RahMat. Air RahMat adalah larutan pemurni air 1,25 persen sodium hypoclorite, yang mampu menghilang bakteri, virus dan protozoa yang ada dalam air tanpa direbus, dan mampu menjaga kualitas air dari kontaminasi ulang selama 3 hari dalam wadah tertutup.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui dan menjelaskan karakteristik inovasi (kelebihan relatif, kesesuaian, kerumitan, dapat diuji dan dapat diamati) yang memengaruhi adopter dalam menggunakan laruran pemurni Air RahMat. Penelitian ini dilakukan di Kota Medan, sample lokasi penelitian adalah Kelurahan Nelayan Indah, Aur, Kampung Baru dan Sari Rejo, menggunakan metode kualitatif dengan wawancara mendalam kepada 3 kelompok adopter (early, middle dan late adopter), dengan jumlah informan sembilan orang, tiap-tiap kelompok diwakili oleh tiga orang informan.

Hasil penelitian menunjukkan karakteristik inovasi yang memengaruhi informan adalah kelebihan relatif (ekonomi dan kesehatan), adanya kesesuaian (sesuai dengan anggota keluarga lainnya) dan kerumitan (tidak terdapat kerumitan)) dan dalam menggunakan air RahMat bagi dua kelompok adopter (early dan middle), serta faktor lain yaitu tingkat pendidikan (mempunyai wawasan, sering menerima berbagai informasi baru) dan adanya kelompok acuan yang menjadi contoh bagi

middle adopter. Sedangkan bagi kelompok late adopter, hal yang membuat mereka

tidak menggunakan Air RahMat adalah adanya ketidak sesuaian (tidak adanya dukungan keluarga) yaitu kepala keluarga atau pengambil keputusan dalam keluarga, menganut dan mempertahankan nilai-nilai bahwa air minum yang sehat adalah air yang direbus, atau air yang tidak berbau seperti bau klor yang terdapat pada air yang sudah diolah dengan air RahMat.

Kata kunci : Air RahMat, karakteristik inovasi, kelompok adopter

Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009 i


(7)

treatment and storage behavior and introducing various options of economical and safe. One option that was introduced is Air RahMat. Air RahMat is 1,25 percent sodium hypoclorite, that is able to kill bacteria, virus and protozoa in the water without boiling, in addition can protect water from recontamination for 3 days in a closed container.

This study was intended to find out and explain the characteristic of innovation (relative advantage, compatibility, complexity, triability, and observability ) that influence the adopters in using Air RahMat. Study was conducted in Nelayan Indah, Aur, Kampung Baru, and Sari Rejo villages in Medan, using qualitative method. In depth interview was done to 3 groups of adopters (early, middle, and late adopter ),with 3 informant in each groups.

Result showed that characteristic of the innovation that affected the early and middle adopters are relative advantage (economic and health), compability (compatiblity with member of family) and complexcity (nothing complex) in using Air RahMat. Other factors that influence middle adopter are level of education and reference group. For late adopter, the reasons for not using Air Rahmat are no support from the family, head of family preserve traditional values that safe water can only be obtained by boiling and no smell of chlorine like Air RahMat.


(8)

karena atas berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan tesis ini, dengan judul ”Pengaruh Karakteristik Inovasi dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air RahMat di Tingkat Rumah Tangga di Kota Medan”.

Dalam proses penelitian dan penulisan tesis ini tidak terlepas dari bantuan, dukungan dan doa dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang tulus kepada :

1. dr. Ria Masniari Lubis, MSi., selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

2. Dr. Drs. Surya Utama, MS. selaku Ketua Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

3. Prof. Dr. Harry Agusnar, M.Sc, M.Phil., selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu dengan sabar serta tulus membimbing penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

4. Dra. Syarifah, MS., selaku Anggota Komisi Pembimbing yang dengan tulus dan sabar membimbing penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

5. Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM., selaku Dosen Pembanding yang telah meluangkan waktu untuk memberikan saran-saran perbaikan bagi tesis ini.

6. Ir. Indra Chahaya S.MSi., selaku pembanding yang telah meluangkan waktu untuk memberikan saran-saran dan perbaikan bagi tesis ini.

Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009 iii


(9)

8. Seluruh Komite SWS – Air Rahmat di Nelayan Indah, Kampung Baru, Aur dan Sari Rejo yang banyak membantu penulis dalam memberikan informasi pemilihan informan yang sesuai dengan topik penelitian.

9. Seluruh staff Aman Tirta Program (Robert Ainslie, Rieneke Rolos, Frieda Subrata, Alfarius Kalumbang, dan kawan-kawan), yang telah membantu penulis dterutama dalam memberikan data yang dibutuhkan penulis dalam penelitian ini. 10.Suami tercinta Drs. Alinafiah, M.T. yang selalu menemani penulis ke lokasi

penelitian terutama Nelayan Indah, dan anak-anakku tersayang, Ghazali Adam, Mar’ie Muhammad, Ghania Hafiza yang senantiasa memberikan pengertian, perhatian, semangat dan doa selama penulis dalam masa pendidikan.

11.Kedua orang tuaku H. Andjar Amry, SH dan Hj. Suheini yang senantiasa memberikan dukungan moril maupun materil serta adik-adikku dan keluarga, Dr. Yeni Amray dan Ir. Hendro B.P., Dr. Beby Muhrisa dan Kapten Muroji, Ir. Yan Muhripan dan Agus Sri Wahyuni, serta keponakan-keponakanku Fira, Oki, Wawa, Haffa dan Danis yang lucu-lucu sehingga memberikan inspirasi bagi penulis.

12.Ibu mertuaku Salmah dan seluruh keluarga besar alm. Ahmad Gani yang senantiasa memberikan semangat kepada penulis.


(10)

14.Teman-teman seangkatan di Minat Studi Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Fakultas Kesehatan Masyarakat, yang selalu memberikan saat-saat berbagi cerita dan penuh tawa selama penulis dalam masa pendidikan.

Penulis menyadari bahwa dalam melakukan penulisan tesis ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, untuk itu saran-saran yang membangun sangat diharapkan . Semoga semua ini bermanfaat bagi kita.

Medan, Agustus 2009 Penulis,

Deni Andayuni

Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009 v


(11)

tanggal 11 Juni 1969, anak pertama dari empat bersaudara, beragama Islam dan bertempat tinggal di Komplek AURI Karang Sari I No. 94 Medan Polonia.

Penulis menamatkan Sekolah Dasar pada tahun 1981 di SD Angkasa II Lanud Medan, tahun 1984 menamatkan Sekolah Menengah Pertama di SMP Angkasa Lanud Medan, kemudian tahun 1987 menamatkan Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 2 Medan. Tamat pendidikan Sarjana (S-1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara Medan Tahun 1991.

Penulis bekeja sebagai PR (Public Relation) KISS FM Medan pada tahun 1988-1992, Producer dan Announcer di Prapanca FM – Trijaya Network Medan tahun 1996-1999, Staf Administrasi Program HNDSP (Health and Nutrition

Development Service Program) The British Council - PKBI tahun 1991-2000,

sebagai RIMs (Regional Independent Monitoring) Manager pada Program SPSDP (The Social Proctection Sector Development Program) The Bristish Council – PKBI tahun 2000-2003, sebagai Sekretaris pada Proyek PHPB (Provincial Health

Promotion Board) PHP II Sumatera Utara tahun 2003-2006, sebagai Area Coordinator di Care Internasional Indonesia untuk SWS (Safe Water System)

Program tahun 2006-2009, dan pada bulan Mei sampai Agustus 2009 sebagai Konsultan di John Hopkins Boomberg School – SWS Project di Medan.


(12)

sebagai Wakil Ketua Team Penggerak PKK dan Darma Wanita, Kecamatan Medan Petisah. Anggota Majelis Adat Budaya Melayu Indonesia (MABMI) Kota Medan dari tahun 2006 sampai 2009.

Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009 vii


(13)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR... xi

DAFTAR MATRIKS ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Permasalahan ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Difusi Inovasi ... 7

2.2.Karakteristik Inovasi ... 9

2.3. Pengelolaan Air Minum Tingkat Rumah Tangga (PAM RT)... 11

2.3.1. Merebus ... 13

2.3.2. Solar Disinfection (Sodis)) ... 14

2.3.3. Keramik Filter ... 15

2.3.4. Klorinasi ... 17

2.3.4.1. Chlorine ... 17

2.3.4.2. Pengaruh Klorinasi dalam menonaktifkan beberapa Mikro Organisme ... 19

2.4. Larutan Pemurni Air RahMat ... 21

2.5. Kerangka Pikir... 24

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian ... 27

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian... 27

3.3. Pemilihan Informan ... 28

3.4. Metode Pengumpulan Data. ... 30


(14)

4.2. Pembahasan ... 70

4.2.1. Kelompok Informan ... 70

4.2.2. Pengetahuan Informan tentang Air Rahmat ... 76

4.2.3. Pengaruh Karakteristik Inovasi ... 79

4.2.3.1. Relatif Advantage... 79

4.2.3.2. Compatibility... 83

4.2.3.3. Complexity ... 85

4.2.3.4. Triability... 86

4.2.3.5. Observability... 88

4.2.4. Faktor lain yang dapat memengaruhi tingkat inovasi ... 91

4.2.5. Komitmen informan dalam memasyarakatkan Air Rahmat . 97 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan ... 100

5.2. Saran ... 102

DAFTAR PUSTAKA ... 103

Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009 ix


(15)

2.1 Efek Klorinasi dalam menghilangkan Bakteri ... 19

2.2 Efek Klorinasi dalam menghilangkan Virus ... 20

2.3 Efek Klorinasi dakam menghilangkan Protozoa. ... 21

3.1 Definisi Operasional ... 35


(16)

2.1 Faktor yang memengaruhi tingkat adopsi ... 8

2.2 Katagori Adopter ... 9

2.3 Merebus Air ... 13

2.4 Metode Sodis ... 14

2.5 Filter Keramik ... 16

2.6 Pemurni Air Rahmat ... 23

2.7 Klasifikasi Adopter ... 26

4.8 Lokasi Penelitian ... 32

4.9 Jembatan diatas Tol Balmera ... 39

4.10 Lokasi Penelitian (Rumah Panggung Kanal) ... 42

4.11 Peta Kelurahan Nelayan Indah ... 43

4.12 Foto situasi lingkungan IV Kel. Aur ... 45

4.13 Peta lingkungan IV Kel Aur ... 47

4.14 Situasi Lingkungan XVI Kel. Kampung Baru ... 50

4.15 Peta lingkungan XVI Kelurahan Kampung Baru ... 50

4.16 Wilayah Sari Rejo (Perumahan Dinas TNI – AU dan Kuil terbesar Agama Sikh ... 52

4.17 Peta Kelurahan Sari Rejo ... 53

Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009 xi


(17)

(18)

4.2.1.1 Informan early adopter ... 70 4.2.1.2 Informan middle adopter ... 70 4.2.1.3 Informan late Adopter ... 71 4.2.2. Infomasi informasi tentang Air RahMat dan mulai menggunakan

Air RahMat... 77 4.2.3.1 Informasi tentang keuntungan dalam menggunakan Air RahMat ... 80

4.2.3.2 Informasi tentang tingkat kesesuaian dalam menggunakan

Air RahMat ... 83 4.2.3.3 Informasi tentang tingkat kerumitan dalam menggunakan

Air RahMat ... 85 4.2.3.4 Informasi Tentang Tingkat Triabilitas (uji coba) dalam menggunakan

Air RahMat... 86 4.2.3.5 Informasi tentang bagaimana hasil (dilihat dalam menggunakan

Air RahMat) ... 88 4.2.4 Informasi tentang faktor lain yang memengaruhi tingkat Inovasi ... 92 4.2.5 Komitmen Informan ... 98

Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009 xiii


(19)

1. Pedoman Wawancara ... 105

2. Surat Edaran Ditjen PP & PL Depkes RI... 107

3. Report Home Visit Air RahMat ... 108

4. Data Perkembangan PAM RT di Indonesia ... 109


(20)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kurangnya akses masyarakat untuk mendapatkan air minum aman, buruknya higiene dan sanitasi, serta rendahnya kesadaran masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat, merupakan tantangan besar yang saat ini masih di hadapi oleh pemerintah Indonesia. Untuk mengatasi masalah diatas pemerintah telah menyusun “Strategi Nasional Sanitasi Total berbasis Masyarakat atau STBM”, memberikan perhatian di bidang higiene dan sanitasi dengan penetapan Open Defecation Free1 dan peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat pada tahun 2009 dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional atau RPJMN tahun 2004-2009.

Komitmen pemerintah dalam mencapai target Millennium Development Goals (MDGs) tahun 2015, yaitu meningkatkan akses air minum dan sanitasi dasar secara berkesinambungan kepada separuh dari proporsi penduduk yang belum mendapatkan akses (Depkes, 2008). Berdasarkan laporan pencapaian target MDGs sampai tahun 2006, baru sekitar 52,1% penduduk Indonesia mendapatkan akses air minum, sementara kualitas air PDAM bagi mereka yang tersedia hanya memenuhi syarat kualitas bakteriologis sebesar 73,8%.

1

Bebas dari BAB sembarangan

Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah


(21)

Hasil studi Basic Human Services (BHS) di Indonesia tahun 2006 terhadap perilaku pengelolaan air minum rumah tangga menunjukkan 99,20 % masyarakat Indonesia merebus air untuk mendapatkan air minum, tetapi 47,50 % dari air tersebut tetap mengalami kontaminasi bakteri Eschericia coli. Kondisi tersebut berkontribusi terhadap tingginya angka kejadian diare di Indonesia, sampai saat ini diare masih merupakan penyakit pembunuh nomor 2 pada balita. Di Kota Medan, angka kesakitan diare tahun 2007 tercatat 41.407 kasus rawat jalan di Puskesmas, 20.567 atau setara dengan 50% diantaranya diderita oleh balita (Dinas Kesehatan Kota Medan, 2007). Hasil studi WHO pada tahun 2007 membuktikan, kejadian diare menurun 32% dengan meningkatkan akses masyarakat terhadap sanitasi dasar, 45% dengan perilaku mencuci tangan pakai sabun, dan 39% perilaku pengelolaan air minum yang aman di rumah tangga.

Konferensi Nasional Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga (Konas PAM RT), tahun 2008, mengangkat tema Air Sehat untuk Hidupku. Terutama untuk meningkatkan perilaku pengelolaan air minum di rumah tangga, memperkenalkan berbagai opsi atau aneka pilihan untuk pengolahan air minum skala rumah tangga yang murah, terjangkau dan aman. Hasil diskusi multi stakeholder peserta Konas PAM RT, telah disepakati rencana aksi implementasi PAM RT, yaitu untuk mensosialisasikan dan memasyarakatkan penggunaan tehnologi produk jadi dan non produk untuk pengolahan air minum di rumah tangga. Salah satu tehnologi berbentuk produk jadi yang di rekomendasikan Konas PAM RT adalah Air RahMat.


(22)

Data perkembangan kegiatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) periode Desember 2008, saat ini 10 (sepuluh) provinsi sudah melaksanakan Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga (PAM RT) yang di dampingi oleh NGO (Non Government Organization), dengan pilihan teknologi produk jadi (Air RahMat,

Aquatab, PUR dan PAH). Sedangkan tehnologi non produk (Keramik Filter, SODIS,

dan Biosand Filter). Di Medan, pendampingan dilakukan oleh Lembaga Aman Tirta, dimulai Januari 2006, pilihan tehnologi yang dipergunakan adalah tehnologi produk jadi, yaitu dengan Air RahMat.

Air RahMat adalah larutan 1,25% sodium hypochlorite, sangat efektif dalam menghilang kebanyakan mikro organisme (Eschericia coli) yang biasa menyebabkan penyakit diare, kolera, disentri dan demam tipus. Di Aceh Besar dilaporkan bahwa pemakaian air yang di murnikan dengan larutan Air RahMat mengurangi risiko pencemaran air minum sebesar 47%. Penelitian Klinis, pada program Safe Water

System (SWS) bahwa penggunaan produk yang serupa dengan Air RahMat,

menunjukkan penurunan penyakit diare hingga 85% (Lembaga Aman Tirta, 2007). Hasil penelitian BBTKL Yogyakarta (2008), sisa klor yang tertinggal didalam air yang telah dimurnikan dengan Air Rahmat, dengan waktu tunggu minimal 30 menit adalah 1,25 ppm. Apabila waktu tunggu lebih dari 30 menit, maka sisa klor akan menguap menjadi 0,2 – 0,4 ppm, angka ini tidak melebihi angka baku mutu yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan, dimana sisa klor yang diperbolehkan dalam air adalah 0,2 – 0,5 ppm.

Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009


(23)

Hasil penelitian Lembaga Aman Tirta (2008), tingkat awareness masyarakat Medan terhadap Air RahMat saat ini mencapai 80%, sedangkan pemakai Air Rahmat (potential user) hanya 0,5 %. Dari data diatas menunjukkan bahwa tidak mudah memperkenalkan suatu inovasi baru kepada masyarakat, dan juga tidak mudah untuk merubah perilaku masyarakat dari perilaku lama (merebus air) kepada perilaku baru (penggunaan larutan pemurni air Air Rahmat).

Dalam mengubah masyarakat terdapat suatu kegiatan yang di kenal dengan diffusi inovasi, yaitu suatu proses penyebaranserapan ide-ide atau hal-hal yang baru dalam upaya untuk merubah suatu masyarakat. (Rogers, 1983). Suatu inovasi akan diterima oleh individu-individu apabila terdapat karakteristik inovasi, yaitu (1) kelebihan atau manfaat, (2) kompatibilitas atau kesesuaian, (3) kompleksitas atau kerumitan, (4) triabilitas atau di uji coba dan (5) dapat diobservasi atau diamati. Karakterisik dari inovasi ini berpengaruh kepada kegiatan-kegiatan persuasi yang akan dilakukan. Sehingga akhirnya masyarakat akan memutuskan menolak atau menerima inovasi tersebut (Rogers, 1983).

Rogers (1983) menjelaskan dalam menerima suatu inovasi ada beberapa tipologi penerima adopsi yang ideal yaitu : (1) Inovator adalah orang yang menerima segera/kreatif, (2) early adopter adalah penerima dini, (3) early majority adalah mayoritas dini, (4) late majority adalah mayoritas belakangan, dan (5) laggard adalah tradisional. Di Medan, pendampingan dilakukan oleh Lembaga Aman Tirta, dimulai Januari 2006, pilihan tehnologi yang dipergunakan adalah tehnologi produk jadi, yaitu dengan Air RahMat.


(24)

Hasil penelitian Lembaga Aman Tirta (2008), adopter (penerima adopsi) larutan pemurni Air RahMat, dikategorikan kepada 3 (tiga) adopter, yaitu : (1) early

adopter 13 % , (2) middle adopter 39 %, dan (3) late adopter 48%. Berdasarkan data

diatas, maka diadakan penelitian tentang pengaruh karakteristik inovasi dalam menggunakan larutan pemurni air Air Rahmat sebagai salah satu alternatif mendapatkan air minum sehat pada tingkat rumahtangga di Kota Medan .

1.2. Permasalahan

Karakteristik inovasi meliputi kelebihan, kesesuaian, kerumitan, dapat di uji coba, dan dapat diobservasi. Dari ke lima karakteristik tersebut, hal apa yang paling mempengaruhi adopter dalam menggunakan larutan pemurni Air Rahmat di tingkat rumah tangga di Kota Medan.

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan karakteristik inovasi (kelebihan relatif, kesesuaian, kerumitan, dapat di uji coba, dapat diamati) yang mempengaruhi adopter dalam menggunakan larutan pemurni Air Rahmat di tingkat rumah tangga di Kota Medan.

Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009


(25)

1.4. Manfaat penelitian

1. Sebagai bahan masukan untuk pengembangan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) terutama dalam mempromosikan beberapa alternatif pengelolaan air minum tingkat rumah tangga (PAM RT).

2. Sebagai bahan refrensi bagi Lembaga Aman Tirta dalam pengembangan Program Safe Water System (SWS) di Kota Medan

3. Menjadi bahan pembelajaran bagi peminatan Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku (PKIP) Universitas Sumatera Utara dalam mendesain program-promosi inovasi baru dalam bidang kesehatan .


(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. DIFUSI INOVASI

Difusi inovasi adalah suatu proses penyebaran serapan ide-ide atau hal-hal yang baru dalam upaya untuk merubah suatu masyarakat (Roger, 1983). Tujuan utama dari Difusi Inovasi adalah diadopsinya suatu inovasi (ilmu pengetahuan, tehnologi, bidang pengembangan masyarakat) oleh anggota sistem sosial tertentu. Sistem sosial dapat berupa individu, kelompok informal, organisasi sampai kepada masyarakat.

Menurut Roger (1983) dalam proses diffusi inovasi ada 4 (empat) elemen utama yaitu : (1) suatu inovasi, (2) dikomunikasikan melalui suatu media tertentu, (3) dalam suatu jangka waktu dan (4) terjadi diantara anggota-anggota suatu sistem sosial. Selanjutnya Rogers (1995 ; 1965) dalam Maria Elena Figueroa (2006) mengatakan faktor yang mempengaruhi tingkat adopsi suatu tehnologi baru, sebagai berikut : (1) karakteristik inovasi ; (2) ukuruan keputusan adopter ; (3) karakteristik sistem sosial ; (4) saluran komunikasi ; (5) promosi agen perubahan.

Rogers (1983) juga mengatakan bahwa karakteristik inovasi (kelebihan, kesesuaian, kerumitan, dapat diuji coba dan dapat diamati), hal ini sangat menentukan tingkat suatu adopsi daripada faktor lain, yaitu berkisar antara 49 sampai dengan 87 persen, seperti (1) jenis keputusan ; (2) saluran komunikasi ; (3) sistem

Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah


(27)

sosial dan (4) usaha yang intensif dari agen perubahan, hal ini dapat dilihat pada gambar berikut :

Determinants of the Rate of Adoption

of New Technology

1. Attributes of the Innovation

• Relative advantage • Compatibility • Complexity

• Trialability (Divisibility) • Observability (Comm.)

2.Locus of Decision (Adopter)

3. Nature of Social System 4. Communication Channels 5. Change Agent Promotion

RATE OF

ADOPTION

OVER TIME

Source: Rogers (1995; 1962) Gambar 2.1. Faktor yang mempengaruhi tingkat adopsi

Rogers (1983) menjelaskan dalam menerima suatu inovasi ada beberapa tipologi penerima adopsi yang ideal yaitu : (1) Inovator adalah orang yang menerima segera/kreatif, (2) early adopter adalah penerima dini, (3) early majority adalah mayoritas dini, (4) late majority adalah mayoritas belakangan, dan (5) laggard adalah tradisional. Rogers dalam Mc Kenzie (1997) menjelaskan dalam menerima inovasi baru bahwa kelompok inovator hanya berkisar 2% sampai 3% saja dalam suatu populasi, sedangkan untuk kelompok early adopter hanya mencapai 14 % saja dalam


(28)

suatu populasi, untuk early majority dan late majority masing-masing 34 % dalam suatu populasi dan untuk kelompok laggard mencapai 16 %.

0 20 40 60 80 100 Time

% of a

dopte rs Innovators Early adopters Early majority Late majority

Diffusion of Innovations over time

S-shaped Diffusion curve

2.5% 13.5% 34% 34% 16%

Source: Rogers (1983; 1971)

Gambar 2.2. Kategori Adopter

2.1.1. KARAKTERISTIK INOVASI

Secara umum “Karakteristik Inovasi” dapat diartikan berdasarkan kata “Karakteristik” dan “Inovasi”. Menurut Burhani,Ms. dan Hasbi Lawrens, Karakteristik adalah ciri khas / bentuk-bentuk watak / karakter yang dimiliki oleh setiap individu, corak tingkah laku, tanda khusus.

Inovasi didefinisikan sebagai suatu ide, praktek atau objek yang dianggap sebagai sesuatu yang baru oleh seorang individu atau satu unit adopsi lain. Pengertian lain, Thompson dan Eveland (1967) mendefinisikan inovasi sama dengan

Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009


(29)

tehnologi, yaitu suatu desain yang digunakan untuk tindakan instrumental dalam rangka mengurangi ketidakteraturan suatu hubungan sebab akibat dalam mencapai suatu tujuan tertentu (Chaeruman Blog, 2008)

Berdasarkan pengertian diatas, karakteristik inovasi bisa diartikan adalah ciri-ciri atau karakter yang dimiliki oleh suatu ide atau objek baru (ilmu pengetahuan, tehnologi, mapun bidang pengembangan masyarakat).

Namun yang dimaksud dengan karakteristik inovasi pada pembahasan ini adalah sifat dari diffusi inovasi, dimana karakteristik inovasi merupakan salah satu yang menentukan kecepatan suatu proses inovasi. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan suatu inovasi.

Rogers (1983) mengemukakan ada 5 karakteristik inovasi : (1) Realtive

Advantage atau kelebihan relatif; (2) Compatibility atau kompatibilitas (kesesuaian);

(3) Complexity atau kompleksitas (kerumitan); (4) Triability atau triabilitas (dapat di uji coba) dan (5) Observability atau dapat diobservasi.

1. Relative Advantage atau kelebihan relatif adalah tingkat kelebihan suatu inovasi,

apakah lebih baik dari inovasi yang ada sebelumnya atau dari hal-hal yang biasa dilakukan. Biasanya diukur dari segi ekonomi, prestise sosial, kenyamanan dan kepuasan. Semakin besar kelebihan relatif yang di rasakan oleh adopter, maka semakin cepat inovasi tersebut diadopsi.

2. Compatibility atau kompatibilitas adalah tingkat kesesuai dari suatu inovasi,

apakah dianggap konsisten atau sesuai dengan nilai-nilai, pengalaman dan kebutuhan yang ada. Jika inovasi berlawanan atau tidak sesuai dengan nilai-nilai


(30)

dan norma yang dianut oleh adopter makan inovasi baru tersebut tidak dapat diadopsi dengan mudah oleh adopter.

3. Complexity atau kompleksitas adalah tingkat kerumitan dari suatu inovasi untuk

diadopsi, seberapa sulit memahami dan menggunakan inovasi. Semakin mudah suatu inovasi dimengerti dan dipahami oleh adopter, maka semakin cepat inovasi diadopsi.

4. Triability atau triabilitas adalah tingkat apakah suatu inovasi dapat di coba

terlebih dahulu atau harus terikat untuk menggunakannya. Suatu inovasi dapat diuji cobakan pada keadaan sesungguhnya, inovasi umumnya lebih cepat diadopsi. Untuk lebih mempercepat proses adopsi, maka suatu inovasi harus mampu menunjukkan keunggulannya.

5. Observability atau dapat dilihat, adalah tingkat bagaimana hasil penggunaan suatu

inovasi dapat dilihat oleh orang lain. Semakin mudah seseorang melihat hasil suatu inovasi, semakin besar kemungkinan inovasi diadopsi oleh orang atau sekelompok orang.

2.3. Pengelolaan Air Minum Tingkat Rumah Tangga (PAM RT)

Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum, sesuai dengan keputusan Menteri Kesehatan No.: 907/Menkes/SK/VII/2002 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum (Depkes, 2002).

Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009


(31)

Pengelolaan Air Minum Tingkat Rumah Tangga atau PAM RT adalah adalah suatu proses pengolahan, penyimpanan dan pemanfaatan air minum dan air yang di gunakan untuk produksi makanan dan keperluan oral lainnya seperti berkumur, sikat gigi, persiapan makanan dan minuman bayi. PAM RT dikenal sebagai pengelolaan air pada “tingkat pengguna” (point-of-use/POU).

Keunggulan PAM RT : (1) secara dramatis meningkatkan kualitas bakteriologis air, (2) Secara signifikan menurunkan diare, (3) merupakan intervensi yang paling efektif untuk air, sanitasi dan kesehatan, (4) dapat dilaksanakan secara cepat dan dilakukan oleh masyarakat yang rentan ( Presentasi Konas PAM RT, 2008). Yang terrmasuk dalam PAM RT adalah mencakup berbagai teknik pengolahan air minum secara sederhana, yaitu : merebus, pemasanan matahari (sodis), filter keramik (cheramics filter), dan Klorinasi (Chlorinase).

Rekomendasi Konas PAM RT menyatakan bahwa akses masyarakat terhadap air minum baik kuantitas maupun kualitas masih terbatas, PAM RT sebagai salah satu solusi alternatif dalam meningkatkan akses kualitas air minum yang memenuhi standard kesehatan masyarakat. Salah satu komitmen bersama dalam rencana aksi implemtasi PAM RT, adalah memperkenalkan tehnologi PAM RT baik non produk maupun berbentuk produk jadi yaitu Air RahMat.


(32)

2.3.1. Merebus

Merebus atau memanaskan air dengan bahan bakar, adalah salah satu teknik PAM RT dan menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia. Tehkik ini telah digunakan sebagai disinfektan air rumah tangga sejak dahulu kala dan sangat efektif untuk membasmi semua jenis patogen (virus, bakteri dan spora bakteri, jamur dan protozoa serta helminth ova) (WHO, 2002). Hasil penelitian Aman Tirta (2008), saat ini banyak sekali murid sekolah dasar di kota-kota besar, yang tidak tahu cara merebus air. Saat ini mereka lebih mengenal dispenser dengan air mineral atapun isi ulang untuk memperoleh air minum.

Langkah-langkah merebus air :

1. Siapkan panci yang bersih, masukkan

air sesuai kebutuhan, hidupkan api (kompor), jerangkan dan tunggu sampai air mendidih

2. Setelah mendidih, biarkan dahulu

selama 3 sampai 5 menit, agar kuman benar-benar mati.

3. Biarkan dalam panci atau wadah yang

tertutup, setelah dingin, air siap di konsumsi.

4. Wadah penyimpanan air hendaknya

yang tertutup.

Gambar 2.3. Merebus air (Sumber : dokumen pribadi, 2007)

Kelebihan :

1. Sangat efektif dalam meningkatakan kualitas air dan menjaga dari segala jenis penyakit apabila di buat secara benar.

2. Tersedia, gampang di lakukan.

3. Di laksanakan bersamaan waktu memasak makanan.

Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009


(33)

Kelemahan:

1. Biaya yang tinggi.

2. Kemungkinan terkontaminasi lagi.

3. Tidak ramah lingkungan, merusak lingkungan.

2.3.2. Solar Disinfection (Sodis)

Solas Disinfection (sodis) adalah pengolahan air dengan penyinaran matahari,

tehnik ini telah dilakukan pada zaman India kuno lebih dari 2000 tahun sebelum masehi. Metode pengolahan ini menggunakan penyinaran UV sinar matahari juga efek panas untuk mengnonaktifkan mikroba yang bersumber pada air. Hasil penelitian, air yang dijemur dengan metode sodis selama 6 jam, dan telah mencapai suhu 500C, terbukti dapat membunuh seluruh bakteri e-coli yang terkandung didalamnya.

Langkah-langkah melakukan Sodis :

1. Sediakan botol kaca putih transparant, ukuran 2 liter

atau yang lebih kecil. Bersihkan botol tersebut sebelum digunakan untuk menjemur air.

2. Setelah bersih, isi botol tersebut dengan air mentah

hingga penuh kemudian tutup apat-rapat.

3. Jemur dibawah terik matahari dengan posisi seperti

pada gambar (3).

4. Lama penjemuran dari pagi hingga sore, selama

minimal 6 jam atau 2 hari berturut-turut bila cuaca hujan di selingi serah.

5. Air siap diminum


(34)

Kelebihan :

1. Tidak mempengaruhi warna, rasa dan bau.

2. Bahan bahan yang di gunakan umumnya gampang di dapat dan tersedia di setiap daerah, sehingga biayanya tidak mahal.

Kelemahan :

1. Tidak bisa di gunakan untuk membuat air minum dalam jumlah yang besar. 2. Dibutuhkan air yang relative bersih/bening (turbidity <30 nephalometric turbidity

units).

3. Dibutuhkan radiasi sinar matahari, waktu yang dibutuhkan, 6 jam di bawah sinar matahari yang terik atau sampai pada 50%, atau 2 hari berturut bila cuaca cerah diselingi hujan.

4. Setelah di treatment bisa terjadi kemungkinan kontaminasi ulang. 5. Cara treatment nya sulit dan dibutuhkan pelatihan.

2.3.3. Keramik Filter

Keramik Filtrasi adalah tehnik pengelolaan air minum dengan mempergunakan media keramik (terbuat dari tanah liat khusus dan sekam padi, yang diolah secara sederhana dengan metode pembakaran), yang berfungsi sebagai penyaring, merupakan satu teknologi tepat guna yang dikembangkan oleh Yayasan Pelita Indonesia di Jawa Barat. Saringan keramik ini memiliki pori-pori dengan ukuran 06-3 mikron.

Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009


(35)

Air yang ditampung saringan ini mengalir dengan bantuan gravitas sehingga partikel padat dalam air juga bakteri dan kuman yang ukurannya lebih besar dari pori-pori tersebut akan tertahan dalam pori-pori sarningan ini.

Gambar 2.5 : Filter Keramik.

Kelebihan :

1. Gampang di gunakan. 2. Meningkatkan rasa pada air. 3. Meningkatkan kebeningan air.

Kelemahan :

1. Biaya Perbaikan dan perawatan.

2. Perlu untuk mengganti saringan secara reguler. 3. Membutuhkan waktu lebih lama.


(36)

2.3.4. Klorinasi

Klorinasi adalah proses pembubuhan klor, dilakukan untuk menjamin tidak ada organisme patogen enterik potensial di dalam air. Klor memiliki beberapa kualitas yang mendukung pengunaannya dalam persediaan air. Keungulan utamanya terletak pada kenyataan bahwa klor adalah senyawa bakterisida yang sangat efektif bila digunakan dengan kosentrasi 1-2 ppm. Dosis klor tidak boleh melebihi 1,0 mg klor bebas/liter air. Klor juga cukup stabil dan murah (Volk dan Wheeler (1990) dalam Mayarani H. Girsang (2007)).

Dalam penggunaan skala rumah tangga klorinasi yang dimaksud adalah klorinasi sederhana, dimana besarnya dosis klor yang diberikan hanya diperlukan sekitar 0,2-0,5 ppm bahkan sampai 1 ppm tanpa pengecekan selanjutnya terhadap kadar klor yang tersisa dalam air minum (Mayarani H. Girsang, 2007)

2.3.4.1. Chlorine (Klor)

Klor adalah salah satu dari 90 elemen alam, sebagai bahan dasar dari planet kita. Klor ditemukan pada tahun 1774, di Swedia oleh seorang pharmacist yaitu Carl Wilhem Scheele dalam bentuk gas yang berwarna hijau kekuningan, Tahun 1810, diberi nama chlorine oleh ahli kimia dari inggris yang bernama Sir Humphrey Davy.

Klor adalah zat kimia yang sering dipakai karena harganya murah dan masih mempunyai daya disinfectan sampai beberapa jam setelah pembubuhannya (residu klor). Sejak saat itu, hampir 200 tahunkKlor telah digunakan dalam berbagai keperluan seperti menonaktifkan beberapa bakteri dan virus yang berbahaya baik di

Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009


(37)

Rumah Sakit, kolam renang, restoran, dll. Semuanya berkaitan dengan Air. Selain itu klor juga dapat mengoksidasi ion-ion logam seperti Fe, Mn dan memecah molekul organis seperti warna.

Pada saat klor berdiri sendiri sebagai elemen bebas, bentuknya adalah gas yang berwarna hijau kekuningan dan beratnya 2.5 kali berat udara. Pada suhu -34°C (-29°F), klor akan berubah dalam bentuk cair (Sodium Hypochlorite – NaClO) dan pada -103°C (-153°F) menjadi bentuk bubuk (Padat - Kaporit). Klor terdiri dari air dan garam yang diperoleh setelah proses electricity (Lembaga Aman Tirta, 2007).

Kelebihan :

1. Pembasmi kuman yang ampuh (mikro organisme yang ada di dalam air minum) yang ampuh.

2. Mengontrol rasa dan bau (seperti alga atau jamur, sulfur, bau-bau yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, dan lain-lain).

3. Mengontrol pertumbuhan Biological (bakteri dan kotoran-kotoran, jamur, ganggang, yang biasanya tumbuh di bak-bak penampungan air, di dasar air, atau di tempat penyimpanan air).

4. Mengontrol bahan-bahan kimia (menghancurkan hydrogen sulfide, memisahkan

ammonia, dan nitrogenous atau zat lemas, yang mengakibatkan bau yang tidak

enak, memisahkan besi dan mangaan dari air mentah.

5. Menyediakan residual untuk melindungi dari terjadinya kontaminasi ulang dan untuk mengurangi pertumbuhan bio-film pada sistem distribusi.


(38)

Kelemahan :

1. Masa kadaluarsanya terbatas.

2. Berpotensi untuk membentuk Disinfection byproduct.

3. Dapat merusak beberapa material dan lebih sulit penyimpanannya dibandingkan dengan ciaran kimia lainnya.

4. Kurang efektif untuk Cryptosporidium.

2.3.4.2. Pengaruh Klorinasi dalam menonaktifkan beberapa Mikro Organisme Tabel 2.1. Efek Klorinasi dalam menghilangkan Bakteri

Bacteria Cl2 Concentration (mg/l) Time (min) Ct Factor (mg-min/l) Reduction(

%) Reference

Campylobacter jejuni 0.1 5 0.5 99.99 Blaser et al, 1986

Escherichia coli 0.2 3 5 99.99 Ram and Malley, 1984

Legionella pneumophila

0.25 60-90 18.75 99 Kuchta et al, 1985

Mycobacterium chelonei

0.7 60 42 99.95 Carson et al, 1978

Mycobacterium fortuitum

1.0 30 30 99.4 Pelletier and DuMoulin,

1987

Mycobacterium intracellulare

0.15 60 9 70 Pelletier and DuMoulin,

1987

Pasteurella tularensis 0.5-1.0 5 3.75 99.6-100 Baumann and Ludwig,

1962

Salmonella typhi 0.5 6 3 99 Korol et al, 1995

Shigella dysenteriae 0.05 10 0.5 99.6-100 Baumann and Ludwig, 1962

Staphylococcus aureus 0.8 0.5 0.4 100 Bolton et al, 1988

Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009


(39)

Vibrio cholerae

(smooth strain)

1.0 < 1 < 1 100 Rice et al, 1993

Vibrio cholerae

(rugose strain)

2.0 30 60 99.999 Rice et al, 1993

Yersinia enterocolitica

1.0 30 30 92 Paz et al, 1993

Sumber : Lembaga Aman Tirta, 2007.

Tabel 2.2. Efek Klorinasi dalam menghilangkan virus

Viruses

Cl2

Concentration (mg/l)

Time (min)

Ct factor

(mg-min/l)

Reduction

(%) Reference

Adenovirus 0.2 40-50 sec 0.15 99.8 Clarke et al, 1956

Coxsackie 0.16-0.18 3.8 0.06 99.6 Clarke and Kabler, 1954

Hepatitis A 0.42 1 0.42 99.99 Grabow et al, 1983

Norwalk 0.5-1.0 30 22.5 -- Keswick et al, 1985

Parvovirus 0.2 3.2 0.64 99 Churn et al, 1984

Poliovirus 0.5-1.0 30 22.5 100 Keswick et al, 1985

Rotavirus 0.5-1.0 30 22.5 100 Keswick et al, 1985


(40)

Tabel 2.3. Efek Klorinasi dakam menghilangkan protozoa. Protozoa Cl2 Concentration (mg/l) Time (min) Ct Factor (mg-min/l) Reduction

(%) Reference

Cryptosporidium parvum

80 90 7200* 90 Korich et al,

1990

Entamoeba histolytica

1.0 50 50 100 Snow, 1956

Giardia lamblia -- -- 68-389 99.9 AWWA, 1999

Naegleria fowleri 0.5-1.0 60 45 99.99 de Jonckheere

and van de Voorde, 1976 Sumber : (Lembaga Aman Tirta, 2007)

2.4. Larutan Pemurni “Air RahMat”

Air RahMat adalah salah satu produk pemurni air yang sudah diperkenalkan dan direkomendasikan oleh Departemen Kesehatan Indonesia sebagai bagian dari PAM RT. Air RahMat mengandung 1,25 % Sodium Hypochlorite, yang efektif untuk menghilangkan mikroorganisme yang biasa mencemari air dan menyebabkan beberapa penyakit seperti diare, kolera, disentri dan demam tipus.

Air RahMat dengan ukuran yang tepat (3 ml untuk 20 liter air) akan menghilangkan bakteri, virus dan parasit yang terdapat dalam air. Cukup tuangkan Air RahMat ke air yang jernih, aduk atau kocok selama 30 detik, biarkan paling sedikit 30 menit, dan air siap untuk di minum. Air yang sudah menggunakan Air RahMat mempunyai bau khas yaitu bau klor yang di kenal oleh masyarakat luas

Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009


(41)

seperti bau kaporit, namun bau kaporit tersebut bukanlah zat berbahaya karena akan hilang dengan sendirinya sesudah didiamkan selama beberapa jam.

Pemakaian Air RahMat sangat mudah, tidak memerlukan bahan bakar, cukup wadah yang bersih dan tertutup untuk penyimpanan, tidak perlu waktu tunggu yang lama untuk mendinginkan dan harganya pun terjangkau. Satu botol Air RahMat berisi 100 ml, dengan harga Rp. 5.000,- per botolnya, cukup untuk memurnikan 660 liter air atau 33 galon, yang merupakan kebutuhan air untuk keluarga dengan 4 orang per bulan atau seharga Rp. 7,50 per liter. Keuntungan menggunakan Air RahMat adalah : ekonomis, hemat bahan bakar, tidak memerlukan minyak tanah, gas, kayu bakar; sehat, air terhindar dari kuman dan sisa kandungan chlorine pada Air RahMat akan terus melindungi air dari kuman selama 2 sampai 3 hari.

Pada awalnya Air RahMat merupakan bagian program SWS USAID2, yang bernama Program Aman Tirta yang merupakan kerjasama berbagai organisasi masyarakat international, seperti John Hopkins University untuk komunikasi perubahan perilaku, Care International untuk mobilisasi masyarakat. Diproduksi oleh PT. Tanshia Consumer Products dan di distribusikan oleh PT. Ultra Salur, dipasarkan secara luas di Indonesia sebagai produk non subsidi penuh. Air RahMat merupakan merek dagang yang mengandung arti “RAH adalah Murah” ; M adalah mudah” ; dan “ AT adalah Sehat”. Air RahMat telah terdaftar secara resmi di Departemen Kesehatan sebagai produk aman dengan nomor 205092500647 dan telah di sertifikasi oleh Majelis Ulama Indonesia atau MUI dengan nomor #0120038300206# .

2


(42)

Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009

Gambar 2.6 : Pemurni Air RahMat

Penelitian BBTKL terhadap sisa klor (residu klor) dalam air yang menggunakan Air RahMat, dengan waktu tunggu minimal 30 menit adalah 1,25 ppm, dengan perhitungan :

V1 x K1 = V2 x K2 0,5 x 1,25 % = 500 x K2 K2 = 0,5 x 1,25 / 5000 K2 = 0,000125 % K2 = 1,25 ppm

Bila waktu tunggu lebih dari 30 menit atau semakin lama waktu tunggu maka klor akan menguap, sisa klor yang tertinggal dalam air adalah 0,2 – 0,8 ppm, angka ini akan semakin berkurang apabila waktu tunggu lebih lama dan kualitas air banyak mengandung E-coli, sehingga kandungan klor yang tersisa masih sesuai nilai baku mutu klor yang ditetapkan oleh Depkes yaitu 0,2 – 0,5 ppm.


(43)

Katagori Adopter Air RahMat

a.Early Adopter

b.Midle Adopter

c.Late Adopter

INOVASI BARU

Larutan Pemurni Air “Air Rahmat” (Tekhnologi Baru)

Karakteristik Inovasi

Relative Advantage = Keuntungan Compability = Kesesuaian

Complexity = Lengkap Triability = Dapat diuji cobakan

Observability = Dapat diamati

PERSUASI

Mendapatkan Air Minum Sehat dan Aman Tanpa Direbus

KEPUTUSAN ADOPSI

Berdasarkan Hasil Penelitian Lembaga

Aman Tirta Tahun 2008


(44)

Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009

Berdasarkan kerangka pikir diatas, maka Air RahMat adalah suatu inovasi baru dalam bidang tehnologi dan kesehatan untuk mendapatkan air minum sehat. Untuk memperkenalkan Air RahMat dilakukan kegiatan yang persuasi yang bertujuan mempengaruhi masyarakat agar mau mempergunakan Air RahMat, salah satunya adalah dengan menonjolkan karakteristik inovasi dari Air RahMat itu sendiri, sebagai bagian dari teknik persuasi, diharapkan hal ini bisa mempercepat proses inovasi yaitu keputusan mengadopsi Air RahMat.

Hasil penelitian Aman Tirta (2008), yang dilakukan di Jakarta, Surabaya, Bandung, Semarang, Medan dan Makasar, ternyata ada 3 klasifikasi adopter, yaitu

early adopter, middle adopter dan late adopter, dengan kreiteria masing-masing adopter, seperti terlihat pada gambar berikut :

Evaluation of Air RahMat January 2008 Page 11 Confidential & Proprietary Copyright © 2007 The Nielsen Company Confidential & Proprietary Copyright © 2007 The Nielsen Company

Respondent Segmentation - Adoptiveness

Base : All Respondents (n=2,029 I N=13,726,000)

Late Adopter 48% Middle Adopter 39% Early Adopter 13%

A question is asked to our Omnibus respondents to measure their adoptiveness towards new product / information. Result shows that around half of our respondents are interested towards new things, although some of them do not necessarily always try new product. This can be considered as a good indication, since Air RahMat is also a new and innovative product.

I usually try new things, but not always try new

product I rarely spend time to

try new things. I know what I like, so I don’t need to try new product

I like to try new things. I like to try new product. I often tell

everyone about it


(45)

Pada gambar 2.7. dapat dijelaskan kriteria adopter, yaitu : early adopter adalah orang yang suka mencoba hal-hal baru, suka mencoba produk baru dan selalu menyampaikan informasi tersebu kepada orang lain. Middle adopter adalah orang-orang yang suka mencoba hal baru, tetapi tidak mencoba produk baru, sedangkan late

adopter adalah orang-orang yang tidak mau membuang-buang waktu untuk mencoba

hal-hal baru, mereka tahu apa yang mereka mau, sehingga tidak perlu mencoba produk baru.

Oleh karenanya diperlukan suatu penelitian kualitatif yang mampu menggali dan menjelaskan fenomena yang ada pada 3 klasifikasi penerima inovasi (early,

middle dan late adopter), sehingga mereka memutuskan menggunakan Air RahMat


(46)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode kualitatif, dilakukan dengan mendeskripsikan atau menggambarkan serta menjelaskan fenomena yang terjadi dilapangan pada 3 klasifikasi adopter (early adopter, middle

adopter dan late adopter). Fenomena yang ingin diketahui dan dijelaskan adalah

terkait dengan pengaruh karakteristik inovasi dalam menggunakan larutan pemurni Air RahMat pada pengelolaan air minum tingkat rumah tangga.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian.

Penelitian di lakukan di Kota Medan, khususnya daerah intervensi program Aman Tirta yaitu Kecamatan Medan Labuhan, tepatnya Kelurahan Nelayan Indah, Kecamatan Medan Maimun di Kelurahan Aur dan Kelurahan Kampung Baru, serta di Kecamatan Medan Polonia di Kelurahan Sari Rejo. Di lokasi ini program Aman Tirta memperkenalkan alternatif baru dalam PAM RT, dengan penggunaan tehnologi produk jadi Air RahMat.

Lokasi penelitian ini juga merupakan daerah miskin perkotaan yang sarat permasalahan sanitasi dan kesehatan lingkungan, khususnya yang berkaitan dengan air bersih.

27

Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009


(47)

Wilayah Nelayan Indah merupakan daerah sub urban3, sedangkan 3 kelurahan lainnya Kelurahan Aur, Kampung Baru dan Sari Rejo merupakan daerah urban4.

Alasan lain, sejak diperkenalkannya inovasi baru dalam hal menggunakan larutan pemurni Air RahMat, dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2009, jumlah adopter di Kota Medan hanya 0,5 % saja (Lembaga Aman Tirta, 2008).

Waktu penelitian ini dimulai dengan pengusulan judul penelitian, penelusuran daftar pustaka, persiapan proposal penelitian, sampai dengan laporan akhir, diharapkan selesai selama 6 (enam) bulan, dimulai dari minggu ke-I Januari 2009 sampai dengan minggu ke-II Juni 2009.

3.3. Pemilihan Informan

Informan adalah adopter (penerima inovasi) dalam menggunakan larutan pemurni air ”Air RahMat” untuk mendapatkan air minum sehat. Adopter pada penelitian ini kategorikan dalam 3 (tiga) kategori adopter, yaitu early, middle dan late

adopter. Hal ini sesuai dengan kerangka pikir yang sudah digambarkan peneliti

sebelumnya, bisa dilihat pada halaman 22 dan penjelasan peneliti tentang hasil penelitian Aman Tirta pada tahun 2008 yang tertulis pada halaman 23.

Berdasarkan hal itulah Peneliti membuat kriteria masing-masing adopter, yaitu :

Informan Early adopter adalah orang mendapatkan informasi tentang Air Rahmat dari tahun 2005 sampai tahun 2006, menggunakan Air RahMat dari tahun 2006

3

Daerah yang penduduknya jarang, biasanya terletak dipinggiran kota. 4


(48)

sampai saat ini, aktif mensosialisasikan Air RahMat kepada masyarakat terutama tetangga dan keluarganya, mereka juga bertindak sebagai NTR (non tradisional

retail)5.

Informan middle adopter adalah : orang mendapatkan informasi tentang Air Rahmat pada tahun 2007, orang menggunakan Air RahMat dari tahun 2008 sampai saat ini, ikut mensosialisasikan Air RahMat kepada masyarakat terutama tetangga dan keluarganya, ikut dan pernah menjualAir RahMat.

Informan late adopter adalah : orang yang pernah mencoba menggunakan Air RahMat, tetapi tidak dilanjutkan sampai saat ini, mau ikut kegiatan Air RahMat dan kadang-kadang ikut mensosialisasikan Air RahMat.

3.3.1. Prosedur Pengambilan Informan.

Informan pada penelitian ini menggunakan snowball sampling, dimana peneliti bertanya pada informan yang telah diwawancarai, siapa kira-kira yang dapat direkomendasikan berkenaan dengan topik penelitian. Berdasarkan kelengkapan data-data yang diperoleh peneliti (azas kecukupan dan kesesuaian), dan sudah menggambarkan fenomena yang berkaitan dengan topik penelitian, maka jumlah informan pada penelitian ini berjumlah 9 orang.

5

Orang yang menjual Air RahMat pada saat melakukan sosialisasi (dari mulut ke mulut).

Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009


(49)

3.4. Metode Pengumpulan Data.

Untuk mendapatkan data lokasi penelitian dilakukan melalui data sekunder dengan mengumpulkan informasi dari Lembaga Aman Tirta, AR Rep. dan YAKMI. Sedangkan untuk telaah dokumen yang berkaitan dengan topik diambil dari Kecamatan Dalam Angka tahun 2008 dan Rekomendasi Konas PAM RT.

Pengumpulan data primer dilakukan dengan observasi dilokasi, pemilihan informan, membuat jadwal, menghubungi informan untuk meminta kesediaan waktu informan untuk melakukan wawancara mendalam tentang topik penelitian berdasarkan pedoman wawancara yang sudah disusun peneliti.

Peneliti memulai dari pemilihan informan early adopter yang berada di Kelurahan Nelayan, perjalanan ke lokasi penelitian ditempuh selama 45 menit dari pusat kota. Memasuki wilayah ini mulai terasa kekhasan daerah pinggir pantai, peneliti merasakan suhu udara yang lebih panas di bandingkan dengan suhu udara di pemukiman tempat tinggal peneliti, kebetulan pada saat penelitian berlangsung, Kota Medan sedang mengalami musim panas. Sepanjang mata memandang selalu dijumpai anak-anak yang sedang bermain-main di kanal6.

Lokasi selanjutnya di telusuri peneliti adalah Kelurahan Aur dan Kampung Baru untuk pemilihan informan middle adopter, waktu tempuh untuk kedua lokasi ini 10 sampai 15 menit dari pusat kota, ada kekhasan lokasi yang dilihat peneliti yaitu banyak perumahan kumuh yang terletak di bantaran sungai Deli, terlihat juga oleh peneliti anak-anak balita sedang bermain, ada yang bertelanjang dada, tidak memakai

6


(50)

celana, tanpa alas kaki, bermain tanah di gang-gang sempit, ada juga ibu-ibu yang sedang berbelanja di warung, memilih-milih sayur dan ikan.

Berikutnya peneliti menelusuri lokasi pemilihan informan late adopter yaitu kelurahan Sari Rejo, waktu tempuh dari pusat kota adalah 10 menit, lain lagi kekhasan wilayah ini yaitu banyak terdapat perumahan TNI-AU. Salah satunya adalah Asrama Paskhas7 TNI-AU, seakan-akan wilayah ini mempunyai kewibawaan dikarenakan sebahagian besar wilayahnya berbatasan langsung dengan Pangkalan TNI-AU Lanud Medan, peneliti juga banyak kita menjumpai truk-truk pengangkut anggota Paskhas, selain itu di jumpai juga penduduk yang berasal dari suku tamil8.

Ketika peneliti berkunjung ke rumah-rumah informan di ke empat lokasi, semua informan menerima dengan tangan terbuka dan bersahabat, terlihat jelas informan memperlihat rasa kaget dan terkejut akan kedatangan peneliti karena sebelumnya peneliti sudah pernah membina rapport9 pada saat peneliti membantu program Aman Tirta di wilayah tersebut.

Peneliti mendapatkan banyak hal selama melakukan penelitian ini, seluruh informan kunci yang dikunjungi peneliti yaitu anggota komite SWS – Air RahMat sangat membantu peneliti terutama dalam memberikan gambaran informan sesuai dengan kriteria informan yang dibutuhkan peneliti. Informan yang terpilihpun dapat bekerjasama dengan peneliti dalam memberikan informasi-informasi yang dibutuhkan peneliti, sehingga penelitian berjalan sesuai yang diharapkan peneliti.

7

Pasukan Khusus TNI-AU yang lebih dikenal dengan sebutan baret orange 8

Salah satu suku yang ada di Kota Medan, biasa di sebut orang keling. 9

hubungan

Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009


(51)

Gambaran wilayah penelitian dapat di lihat pada gambar berikut, yaitu Kelurahan Nelayan Indah berada di bagian utara Kota Medan, sedangkan Kelurahan Kampung Baru, Aur dan Sari Rejo berada di bagian selatan Kota Medan.


(52)

Ada beberapa hal menarik yang dijumpai peneliti, diantaranya peneliti mendapatkan ada 1 orang anggota komite di wilayah Nelayan Indahu yang sampai saat ini tidak menggunakan Air RahMat, padahal setahu peneliti beliau sewaktu peneliti masih membantu program Aman Tirta orang ini sangat aktif dalam berbagai kegiatan komite. Berdasarkan temuan dan keterangan dari anggota komite yang lainnya peneliti menggolongkan ke kelompok late adopter.

Hal lain kedatangan peneliti dimanfaat para anggota komite dimasing-masing lokasi sebagai acara reuni peneliti dengan anggota masing-masing komite, ternyata sudah 6 bulan juga peneliti tidak berkunjung ke lokasi masing-masing.

Peneliti menjalani seluruh peristiwa dalam penelitian ini yang merupakan rangkaian kegiatan dalam melakukan penelitian kualitatif, hal ini dilakukan agar informasi yang didapat lebih lengkap dan mendalam sehingga dapat menggambarkan fenomena yang ada sesuai topik penelitian.

3.4.1. Hambatan-hambatan yang dialami selama penelitian.

Proses penelitian secara keseluruhan berjalan lancar dan berlangsung sesuai jadwal yang diharapkan, tetapi tetap saja dirasakan adanya hambatan dan kekurangan, namun itu tidak membuat peneliti patah semangat dan menghentikan penelitian tetapi membuat peneliti semakin bersemangat.

Dalam kunjungan lapangan dan rumah, ada beberapa lokasi dimana peneliti merasa perlu ditemani oleh anggota komite karena letak rumah informan tidak dipahami lokasinya oleh peneliti.

Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009


(53)

Saat akan melakukan wawancara, peneliti menggunakan alat perekam dan kamera sebagai alat bantu, dimana hal ini membuat kehati-hatian informan terutama informan late adopter, tetapi melalui penjelasan yang diberikan oleh peneliti informan akhir mau mengerti dan kembali bersikap santai saat wawancara, peneliti juga mengalami hambatan ketika berdiskusi, ada beberapa pertanyaaan yang berkaitan dengan karakteristik inovasi (kesesuaian dan kerumitan) harus diulang-ulang untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang diinginkan peneliti.

Sementara pada informan early dan middle adopter, terlalu bersemangat dalam berdiskusi, dimana informan (suami istri) bisa berlomba-lomba memberikan jawaban yang membuat peneliti bingung, jawaban siapa yang akan diterima, tetapi peneliti mencoba mengkompilasi jawaban keduanya karena memang topik penelitian adalah rumah tangga.

Suasana pemukiman yang padat, membuat wawancara dengan informan di kelurahan Aur dan Kampung Baru sedikit terhambat karena ributnya suasana lokasi, suara motor dan suara pedagang yang sebentar-bentar lewat, suara anak-anak bermain, membuat wawancara menjadi lebih panjang waktunya karena peneliti sering tidak jelas mendengar jawaaban informan.

Wawancara dilakukan peneliti berdasarkan pedoman wawancara, dalam pelaksanaan menggunakan alat bantu perekan dan alat tulis (pulpen dan buku). Selanjutnya peneliti mengulangi wawancara dihari berikutnya (membuat janji kunjungan) apabila ada informasi yang belum jelas atau lengkap, sampai peneliti


(54)

merasa informasi yang diperoleh sudah memadai dari masing-masing kelompok adopter berdasarkan azas kesesuaian dan kecukupan.

3.5. Defenisi Operasional

Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tabel 3.4. Defenisi Operasional

No. Variabel Materi

1. Kelebihan relatif Segala sesuatu yang diketahui dan dirasakan informan tentang kelebihan-kelebihan (ekonomi, kesehatan, sosial dan kesukan) dalam menggunakan larutan pemurni Air RahMat. dari sisi ekonomi, kesehatan, sosial dan kesukaan.

2. Kesesuaian Hal-hal yang membuat informan menggunakan Air

RahMat, apakah terdapat kesesuaian dengan nilai-nilai, pengalaman dan kebutuhan informan.

3. Kerumitan Hal-hal dilakukan informan untuk membuat air minum

dengan Air RahMat, seberapa sulit memahami aturan-aturan yang harus dipatuhi dalam menggunakan Air RahMat.

4. Dapat diuji coba Kegiatan uji coba (sosialisasi, demo dan wet sampling) yang dilakukan informan sebelum memutuskan untuk menggunakan larutan pemurni Air RahMat.

5. Dapat dilihat Tindakan (pengamatan) yang dilakukan informan

kepada orang yang sudah terlebih dahulu menggunakan Air RahMat (tetangga, kader, komite, toma maupun toga) yang ada di wilayahnya.

3.6. Metode Analisis Data.

Analisis data dilakukan dengan menggunakan program EZ-Text versi 3.06, terlebih dahulu peneliti membuat traskrip wawancara yang diperoleh dari mendengarkan berulang-ulang hasil rekaman wawancara dan catatan lapangan (field

notes).

Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009


(55)

Setelah itu peneliti mulai merancang template, diawali dengan membentuk

database baru (pengisian nama penelitian, pertanyaan terbuka, informasi informan

dan coding jika diperlukan). Langkah selanjutnya adalah memasukkan data (entering

data) sampai seluruh data selesai dimasukkan.

Selanjutnya peneliti meminta EZ-Text untuk membuat laporan menurut informan maupun pertanyaan, untuk mempermudah analisis data peneliti mencetak seluruh laporan yang dibutuhkan.

Analisis data dilakukan hasil cetakan laporan setiap informan berdasarkan variabel penelitian, lalu dianalisa dan dikaji dengan membandingkan hasil wawancara sebelumnya.

3.7. Validitas Hasil Penelitian.

Untuk menjaga validitas data, peneliti melakukan uji validitas dengan :

1. Triangulasi sumber, yaitu YAKMI10 sebagai organisasi non pemerintah yang

memperkenalkan Air RahMat di Kota Medan, juga dengan AR Rep.11, yang bertindak sebagai koordinator NTR di Kota Medan.

2. Triangulasi metode, selain wawancara mendalam, peneliti juga melakukan

pengamatan (observasi) langsung, seperti test klorin untuk air minum yang ada di rumah informan dan ketersediaan Air RahMat.

10

Yayasan Kesejahteraan Masyarakat Indonesia 11


(56)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. HASIL PENELITIAN

4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian.

A. Kelurahan Nelayan Indah

Kelurahan Nelayan Indah berada didataran yang 80 persen wilayahnya dikelilingi kanal12 dari air di paluh laut, akibatnya pada waktu-waktu tertentu wilayah ini mengalami banjir akibat air pasang yaitu pasang perdani yang terjadi 2 kali dalam setahun (akhir tahun dan pertengahan tahun), kemudian pasang 30 tiap akhir bulan arab, puncaknya terjadi pada pukul 14.00 sampai dengan 17.00 Wib.

Merupakan daerah sub urban terletak di Kecamatan Medan Labuhan dengan luas wilayah 4,2 Km2. Jumlah penduduk 8.870 jiwa, jumlah rumah tangga 1.776 KK, dengan kepadatan penduduk per Km2 2.112, yang dibagi dalam 8 lingkungan, 8 RW dan 14 RT, mata pencaharian penduduknya adalah nelayan, pedagang, pensiunan dan profesi lainnya.

Fasilitas kesehatan yang tersedia hanya 1 buah Pustu dengan Puskesmas Induk adalah Puskesmas Medan Labuhan, jumlah posyandu 9. Sumber air bersih di lokasi ini 84% bersumber dari sumur bor, sementara jumlah pelanggaan PDAM hanya 342 rumah. Jumlah penerima BLT 1.231 rumah tangga, dan jumlah penerima PKH 468 rumah tangga.

12

Tanggul air

Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah


(57)

Dilokasi ini juga sudah terbentuk Komite Air RahMat, dipimpin oleh Bapak Kamaluddin, jumlah anggota 10 orang yang mewakili dari tiap-tiap lingkungan yang disebut Komite Air RahMat, mereka bertindak sebagai agen perubahan. Kegiatan yang dilakukan Komite Air RahMat adalah melakukan sosialisasi terutama di wilayahnya, melakukan home visit (kunjungan rumah) untuk meningkatkan jumlah pengguna Air RahMat.

Data AR. Rep. dari kegiatan home visit (per Mei 2009), jumlah tetap pemakai Air RahMat ada 240 orang, dan 64 orang pemakai baru Air RahMat, NTR berjumlah 10 orang dengan jumlah penjualan Air RahMat sebanyak 70 botol.

Pagi itu berkisar jam 10.30 wib, peneliti mulai menuju Kelurahan Nelayan Indah, untuk melakukan wawancara di hari pertama. Dari rumah, peneliti menuju amplas untuk masuk tol amplas, + 20 menit keluar dari tol Mabar, untuk menuju lokasi ada beberapa kelurahan lain yang dilewati peneliti yaitu Martubung, Pekan Labuhan, sebelah kiri peneliti melihat kantor Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Medan, kira-kita 10 meter, lalu berbelok kekanan memasuki gerbang selamat datang di Kelurahan Nelayan Indah, peneliti melihat rumah-rumah panggung diatas kanal, hutan bakau, tak ketinggalan sampah-sampah (bungkusan mie instan, bungkusan jajanan anak-anak) terlihat terapung di pinggiran kanal, perjalanan dilanjutan dengan melewati jembatan yang berada tepat diatas tol Medan – Belawan. Jembatan ini adalah satu-satunya akses menuju ke lokasi perumahan Nelayan Indah.


(58)

Gambar 4.9. Jembatan diatas Tol Balmera menuju Perum Nelayan Indah

Setelah melewati jembatan, suasana daerah pinggir pantai sangat terasa, cuaca yang panas, di kiri kanan jalan peneliti melihat hamparan tambak. setelah melewati jarak 6 Km dari gerbang selamat datang, disebelah kanan peneliti menjumpai berturut-turut pustu, kantor Lurah Nelayan Indah, dan lapangan luas yang merupakan halaman 3 sekolah (2 SD dan 1 SMP) didepan lapangan berdiri megah bangun SMK Perikanan Kota Medan, dalam hati peneliti berucap, memang tak salah kalau lokasi SMK perikanan berada di wilayah ini berada dimuara laut, dan biasanya sepengetahuan peneliti muara laut merupakan tempat berkumpulnya ikan-ikan.

Sekitar 500 meter dari kantor lurah, pada jalur jalan utama peneliti melihat perumahan kampung nelayan, yang di sebahagian besar tempat tinggal penduduk berbentuk rumah panggungnya, tetapi sudah banyak mengalami renovasi (kolong rumah sudah dijadikan bagian bangunan rumah, sehingga tidak terlihat lagi bahwa

Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009


(59)

sebenarnya itu adalah rumah panggung, hampir semua keadaan ini dilihat peneliti terutama untuk perumahan yang berada di jalur jalan utama, menurut informasi yang peneliti terima dari masyarakat setempat untuk mempermudah mencari rumah informan adalah sebelah kiri jalan adalah Blok tunggal (Blok A sampai G), sedangkan sebelah kanan jalan adalah Blok dobel (Blok AA sampai GG), wilayah perumahan ini berakhir diujung benteng13.

Pertama sekali peneliti menuju rumah informan I, kelompok early adopter, yang berada di blok GG, tepat sebelah kanan jalan kira-kira 500 meter dari kantor lurah terdapat sebuah lapangan yang berada disebelah kanan jalan, setelah itu peneliti menyeberangi kanal lewat titi ke dua yang terbuat dari kayu yang lebarnya 1 meter, mengikuti lurus, masuk ke blok FF, menyeberangi titi yang terbuat dari papan, disinilah blok GG berada, mengikuti jalan terus sampai ujung benteng, peneliti belok kiri, setelah 3 rumah, disanalah lokasi rumah informan I.

Untuk kembali kejalan utama, peneliti melintasi jalan yang sama, menurut keterangan informan I, di blok FF adalah informan yang sesuai untuk menjadi informan late adopter, maka penelitipun menuju ke lokasi yang dimaksud, sesampainya blok FF dan mendapati kanal, peneliti langsung berbelok kiri, 3 rumah dari simpang titi adalah rumah informan yang dimaksud (late adopter).

Sampai dijalan utama, peneliti menyeberangi jalan, lalu masuk ke jalan sebelah mesjid menuju blok A yang berada di lingkungan I, untuk bertemu dengan informan lainnya dari kelompok early adopter, dari sebelah mesjid, mengikuti jalan

13


(60)

lurus, melewati titi kemudian peneliti berbelok kekanan dan terus, setelah itu terdapat ujung benteng, belok kiri 4 rumah dari simpang adalah rumah informan dimaksud.

Penelusuran di hari pertama, peneliti hanya bisa menyelesaikan wawancara dengan tiga orang informan saja, peneliti memutuskan untuk melakukan penelitian berikutnya di hari kedua, hal ini dikarenakan hari sudah menjelas sore dan peneliti sudah merasakan kelelahan karena udara yang cukup panas, tapi sebelumnya peneliti singgah dulu ke rumah calon informan berikutnya untuk membuat janji wawancara.

Pada hari kedua, peneliti kembali menuju kelurahan Nelayan Indah, kali ini peneliti menempuh jalur menuju lokasi melewati tol Tanjung Mulia, hal ini dilakukan peneliti untuk melihat perbedaan jarak tempuh dan suasana perjalanan. Dari rumah peneliti menuju jalan Krakatau ujung, lalu memasuki pintu tol, keluar dari tol Mabar, melewati kelurahan Martubung dan Kelurahan Pekan Labuhan, sebelah kiri peneliti melihat kantor Dinas Perikanan dan Kelautan Kota Medan, kira-kita 10 meter, lalu berbelok kekanan memasuki gerbang selamat datang di Kelurahan Nelayan Indah, sama seperti hari sebelumnya begitu memasuki gerbang selamat datang, mulai terasa suasana pinggir pantai. Peneliti langsung menuju lokasi rumah informan di blok AA lingkungan II, tepat di depan depot air isi ulang, peneliti berhenti disebuah kios (toko kelontong), ini adalah lokasi informan dimaksud.

Informan terakhir di Kelurahan Nelayan Indah adalah rumah informan dari kelompok middle adopter, 10 meter dari rumah informan terdahulu, peneliti belok kekiri, yaitu menuju blok DD lingkungan V, tepatnya jalan disebelah rumah Bidan

Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009


(61)

Riri, masuk kedalam terus, simpang 4 pertama samping tanah lapang pos kamling, peneliti menemukan rumah informan dimaksud.


(62)

Gambar 4.11. Peta Kelurahan Nelayan Indah

43


(63)

B. Kelurahan Aur

Kelurahan Aur merupakan daerah urban dengan masalah penduduk miskin kota yang tinggi, terletak di Kecamatan Medan Maimun, sebahagian besar wilayahnya berada di bantaran sungai Deli, sehingga lokasi ini rawan banjir kiriman bersama lima kelurahan lainnya yang berada di kecamatan ini.

Luas wilayah 0,6 Km2. Jumlah penduduk 7.924 jiwa, jumlah rumah tangga 2.116 KK, dengan kepadatan penduduk per Km2 13.207, yang dibagi dalam 10 lingkungan, 17 RW dan 41 RT, mata pencaharian penduduknya adalah pedagang, pensiunan dan profesi lainnya.

Fasilitas Kesehatan berupa Puskesmas Induk berada di kelurahan Kampung Baru, dengan jarak tempuh 3 Km, posyandu 8. Sumber air bersih di lokasi ini 24% bersumber dari sumur bor yang dibangun oleh ESP14 dan lainnya, sementara jumlah pelanggaan PDAM hanya 1.612 rumah. Jumlah penerima BLT 494 rumah tangga,

Data AR. Rep. dari kegiatan home visit (per Mei 2009), jumlah tetap pemakai Air RahMat ada 60 orang, dan 16 orang pemakai baru Air RahMat, NTR berjumlah 2 orang dengan jumlah penjualan Air RahMat sebanyak 16 botol.

Dari rumah peneliti menuju simpang jalan Warni, simpang lampu merah Ace

Hard Ware, berbelok kekiri, disebelah kiri jalan terlihat Istana Maimun masih berdiri

megah, terus melintasi jln. Brigjen Katamso, simpang Waspada, peneliti berbelok ke kiri melintasi jalan Suprapto 100 meter kedepan peneliti menuruni tangga menuju lokasi linkungan IV, begitu memasuki lokasi ini peneliti melihat padatnya

14


(64)

rumah penduduk, dan langsung menuju kerumah NTR Air Rahmat, persis di sebelah rumah NTR tersebut terdapat bangunan sekolah MDA15 yang mempunyai 2 lokal, berdampingan dengan mesjid, peneliti berkesempatan melihat siswa siswi MDA sedang belajar, disudut ruang kelas peneliti juga melihat tersedianya air minum bagi siswa siswi, ketika peneliti mengkonfirmasikannya kepada NTR, ternyata air yang tersedia di ruang kelas itu adalah air minum yang telah diolah dengan Air RahMat dan dikonsumsi oleh siswa siswi.

Gambar 4.12. Photo situasi lingkungan IV Kel. AUR

Keluar dari lokasi mesjid peneliti melihat ada simpang 3 yang berukuran kecil-kecil, peneliti memilih berbelok kearah kiri untuk mencari rumah informan (tokoh pemuda), yang juga merupakan relawan ESP, tidak susah mencari rumahnya, karena ketika peneliti bertanya kepada ibu-ibu yang sedang berbelanja diwarung, ibu itu langsung menunjukkannya. Selama perjalanan singkat kerumah informan, peneliti

15

Madrasah Diniyah Awaliyah

Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009


(65)

menjumpai anak-anak balita sedang bermain-main mulai dari halaman mesjid sampai ke halaman rumah informan yang berupa gang kecil dengan lebar 75 cm.

Penelitipun disambut oleh dan dipersilahkan masuk oleh istri informan, beliau mengatakan informan yang dimaksud pada saat peneliti berkunjung tidak berada dirumah, menurut istri informan, beliau sedang menjemput anak yang bersekolah di pasar senen kampung baru. Tidak berapa lama istri informan menghubungi suaminya lewat HP, dan mengatakan peneliti menunggu dirumah, penelitipun mengambil kesempatan ini untuk mengumpulkan informasi awal yang berguna untuk menambah hasil wawancara dengan informan nantinya. Setelah 30 menit menunggu, akhirnya informan pulang dan bertemu peneliti.


(66)

Health Service Program (HSP) Sumatera Utara

Gambar 4.13. Peta Lingkungan IV Kelurahan AUR

Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009


(67)

C. Kelurahan Kampung Baru

Terletak di Kecamatan Medan Maimun merupakan kelurahan urban, dengan masalah penduduk miskin kota yang tinggi, sebahagian besar wilayahnya juga berada di bantaran sungai Deli, rawan banjir kiriman terutama wilayah lingkungan bersama lima kelurahan lainnya yang berada di kecamatan ini. Luas wilayah 1.27 Km2. Jumlah penduduk 21.549 jiwa, paling besar dibanding 5 kelurahan lainnya, jumlah rumah tangga 5.401 KK, dengan kepadatan penduduk per Km2 16.968, yang dibagi dalam 21 lingkungan, 24 RW dan 52 RT, mata pencaharian penduduknya pegawai negri, swasta, pedagang, pensiunan dan profesi lainnya.

Puskesmas Medan Maimun berada di pasar senen dekat kantor lurah Kampung Baru, jumlah posyandu 21. Sumber air bersih di lokasi ini 62,6% sudah mendapat sambungan dari PDAM. Jumlah penerima BLT 665 rumah tangga. Data AR. Rep. dari kegiatan home visit (per Mei 2009), jumlah tetap pemakai Air RahMat ada 235 orang, dan 41 orang pemakai baru Air RahMat, NTR berjumlah 9 orang dengan jumlah penjualan Air RahMat sebanyak 46 botol.

Peneliti memulai menelusuri lokasi lingkungan XVI, dari jalan Brigjen Katamso, di sebelah gedung bangunan tua (menurut cerita penduduk setempat, bangunan ini berdiri sejak jaman Belanda, sering disebut dengan RISPA16, tetapi sekarang telah berubah namanya menjadi gedung PPKS atau Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Sepanjang jalan (depan gedung RISPA), banyak terdapat gerobak-gerobak penjual serabi, semua penjual serabi ini bertempat tinggal di lingkungan XVI ini.

16


(68)

Sampai akhir wilayah gedung Rispa, peneliti belok kekiri dan mengikuti jalan lurus, setelah 500 meter dari ujung jalan masuk peneliti mengambil jalan belok kekiri, lalu peneliti belok kanan yaitu jalan kecil atau yang biasa kita sebut gang berukuran 2 meter, rumah sebelah kiri berjarak 10 meter dari simpang gang, adalah rumah informan kunci. Dari informan kunci inilah peneliti akan memperoleh informan yang dibutuhkan peneliti sesuai dengan kriteria yang sudah ditentukan.

Wilayah lingkungan XVI Kampung Baru ini merupakan daerah yang padat penduduk miskin perkotaan, kalau kita lihat dari jalan Katamso secara sekilas, tidak nampak rumah-rumah padat penduduk, tetapi bila kita sudah menelusuri seluruh wilayah ini sampai ke pinggiran Sungai Deli tampaklah rumah-rumah padat, lingkungan yang masih terlihat kotor, anak-anak balita yang tampak bermain-main tanpa menggunakan alas kaki bermain tanah dan bertelanjang dada. Sebahagian dari mereka sambil makan jajajan yang ada di tangan mereka, bisa dibayangkan bagaimana mereka tidak terkena penyakit terutama diare karena tidak bersihnya tangan anak-anak ini ketika makan makanan jajanan.

Pada gambar di bawah ini, jelas terlihat jalan untuk menuju lingkungan XVI Kampung Baru, jalan ini akan kita temui setelah kita melewati jalanan penurunan, yang akan membawa peneliti menuju daerah pinggiran sungai Deli. Sedangkan gambar sebelahnya menggambarkan padatnya rumah penduduk (rumah sewa yang berdempet-dempet), ibu-ibu sedang mengobrol yang rumahnya berdekatan.

Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009


(69)

Gambar 4.14. Situasi lingkungan XVI Kel. Kampung Baru

gambar

Kepala lingkungan XVI Kel. Kampung Baru


(1)

5. Saya teruslah Mbak, sayakan relawan USAID juga sejak 2005, Pak Rush itu selalu saya yang di pakai untuk kegiatan di Aur ini, jadi saya berkomitmen kalau program itu baik, seperti program Air RahMat ini makanya saya akan terus membantu memperkenalkannya kepada orang lain terutama di Kampung Aur ini,terus juga kepada teman-teman diluar Aur, udah banyak juga yang pakai, biarlah Mbak untung sedikit tapi dapat pahala.

6. Kalau kami Mbak Deni, terusnya kami mainkan sosialisasi Air RahMat itu, kalau dah jalan kami sama si Siah, asal kami lihat ada ibu-ibu ngumpul 15 orang, langsung aja kami mainkan, jadilah sosialisasi Air RahMat, kalau sekarang itu lewat kegiatan home visitpun kami sosialisasi.

Kelompok “late adopter”

7. Mungkin saya mau juga mulailah coba-coba di rumah. 8. Nantilah kak, kalau mamak dan bapakku mau, ku coba lagi.

9. Maulah aku coba lagi Den, nanti aku beli dulu galonnya, tetap kok kami sosialisasi di posyandu, ada beberapa orang yang pakai kok di sini.

Dari matriks diatas, informan dari kelompok early dan middle adopter, menyatakan akan terus mensosialisasikan penggunaan Air Rahmat, karena menurut mereka keuntungan (ekonomi dan kesehatan) yang sudah mereka rasakan juga bisa memberika manfaat buat masyarakat lainnya terutama masyarakat menengah kebawah, terutama dalam hal meminimalisir buat kita terutama penghematan dan kesehatan.

Sedangkan untuk kelompok late adopter, semua informan mengatakan bahwa mereka mau juga melakukan untuk sosialisasi dan akan mulai mencoba lagi untuk menggunakan Air RahMat di rumah.


(2)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Dari hasil penelitian yang telah diuraikan tentang Pengaruh Karakteristik Inovasi dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air RahMat ditingkat Rumah Tangga di Kota Medan, dapat disimpulkan :

1. Karakteristik inovasi yang mempengaruhi kelompok early dan middle adopter dalam menggunakan Air RahMat adalah relative advantage (kelebihan relatif) yaitu :

a. Sisi ekonomi (menghemat biaya pengeluaran untuk air minum), besarnya penghematan untuk masing-masing informan berbeda setiap bulannya, dari hasil wawancara informan dapat menghemat pengeluaran sebesar Rp. 50.000,- sampai dengan Rp. 200.000,-. Sedangkan keuntungan lainnya botol Air RahMat bekas dapat dijual di tukang loak seharga Rp. 4.000,- / kg-nya. b. Sisi Kesehatan, keluarga informan terutama anak balita tidak lagi menderita

penyakit diare dan penyakit kulit.

c. Sisi Sosial : pemanfaatan botol Air RahMat bekas sebagai tempat oli Honda, praktis dan dapat dibawa kemana-mana.

2. Karakteristik Inovasi yang mempengaruhi kelompok late adopter (tidak menggunakan Air RahMat) adalah adanya ketidaksesuaian sistem sosial dalam keluarga, yaitu :

Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah


(3)

a. Adanya pembagian tugas dalam keluarga, yaitu suami yang bertugas untuk menyiapkan air minum, sehingga istri (kader posyandu yang mendapatkan informasi tentang Air RahMat) tidak bisa mempengaruhi suami untuk menggunakan Air RahMat karena suami tidak menyukai aroma klor yang ada dalam air yang sudah ditetesi dengan Air RahMat.

b. Pengambil keputusan atau orang yang paling menentukan suatu keputusan dalam keluarga tidak mau menggunakan Air RahMat (pola pikir dalam keluarga tersebut air minum yang sehat adalah air yang direbus ataupun air isi ulang).

c. Tidak adanya dukungan dalam keluarga (anggota keluarga), dalam hal ini anggota keluarga lain banyak yang tidak mau minum air yang sudah diolah dengan Air RahMat karena alasan bau (aroma klor) yang tercium dari air yang sudah diolah dengan Air RahMat.

3. Faktor Personal (pendidikan dan usia), faktor sosial (suku dan kelompok referensi) serta faktor sosial (prestise) adalah faktor-faktor lain yang mempengaruhi tingkat adopsi penggunaan Air RahMat berdasarkan pengalaman informan early dan middle adopter dalam mensosialisasikan Air RahMat kepada masyarakat.


(4)

B. SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan sesuai dengan manfaat penelitian, maka ada bebera hal yang perlu disarankan adalah sebagai berikut :

1. Untuk mempercepat suatu proses inovasi dalam terutama dalam bidang kesehatan diperlukan sosialisasi secara terus menerus diiringi dengan melakukan suatu pendampingan kepada masyarakat terutama pengambil keputusan di dalam keluarga (ayah dan ibu), orang yang bertugas menyiapkan air minum di dalam keluarga (suami), sehingga bisa mempercepat proses inovasi dan bila ada pertanyaan ataupun ketidak sesuai harapan, masyarakat dapat langsung bertanya kepada pendampingnya sehingga mereka mendapatkan jawaban yang jelas dan pasti.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk menghilangkan aroma klor yang ada dalam air yang sudah diolah dengan Air RahMat, agar masyaraka merasa nyaman untuk menggunakan Air RahMat, hal ini juga berpengaruh dalam mempercepat proses inovasi penggunaan Air RahMat.

3. Dari pengamalan dan hasil wawancara dengan informan, hasil penelitian ini bisa diaposi untuk program promosi kesehatan yang akan dijalankan terutama oleh Dinas Kesehatan, diantaranya kajian karakteristik inovasi dalam program kesehatannya lain.

Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ainsley, Robert, 2006. Presentasi Lembaga Aman Tirta – Menko Kesra, Jakarta. Dinas Kesehatan Kota Medan, 2007. Profil Kesehatan Kota Medan Tahun 2007,

Medan

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia bekerjasama dengan CIMU Health The British Council, 2000. Aplikasi Metode penelitian Kualitatif dalam Penelitian Kesehatan, Depok.

Figueroa, Maria, E, 2006, Air RahMat in Indonesia and the Diffusion of Innovation : results to date, Aman Tirta Workshop.

Girsang, Mayarani H., Analisis Kualitas Mikrobiologi Air Sumur yang Diberi Pemurni Air RahMat, 2007.

Hastaryo J, 2005 Hygiene dan Kualitas Bakteriologis Air Minum Pada Depot Air Minum di Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Irawan, Prasetya, Prosedur dan Logika Penelitian, STIA-LAN Press, Jakarta, 1999. Kedutaan Besar Amerika, 2006, Press Conference – USAID, Jakarta.

Konferensi Nasional Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga – PAM RT, Bahan Presentasi Nara Sumber, Jakarta, 2008

Lembaga Aman Tirta, 2007. Air Minumku Aman Tubuhku Sehat, USAID Indonesia, Lembaga Aman Tirta, 2006. Laporan Uptake Survey.

Lembaga Aman Tirta, 2008. Laporan Omnibus Study.

Moleong, Lexy J, 2006 Metode Penelitian Kualitatif, Bandung, Penerbit PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

Mc Kenzie, James F. Jan L. Smeltzer, 1997, 2nd Edition Planning, Implementing and Evaluating Health Promotion Program, NewYork

Purwanti, U 2005, Bimbingan Teknis Pengujian Bakteri Koliform Modul I, Jicadems-Project dan Deputi VII, Kementrian Lingkungan Hidup.


(6)

Deni Andayuni : Pengaruh Karakteristik Inovasi Dalam Menggunakan Larutan Pemurni Air Rahmat Di Tingkat Rumah Tangga Di Kota Medan, 2009

Republik Indonesia, Depkes 2007, Surat Edaran DitJen PP & PL, No. IR.01.02.VI/593/2007, tanggal 22 November 2007.

Republik Indonesia, Depkes 2002, Keputusan Menteri Kesehatan R.I. Nomor 907/Menkes/SK/VII/2002, Tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Minum, Jakarta.

Republik Indonesia, Depkes 1990, Peratutan Menteri Kesehatan R.I. Nomor 416/Menkes/Per/1990, Tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air Bersih, Depkes RI, Jakarta.

Republik Indonesia, Depkes 2008, Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat.

Rogers, Everett M, 1983. Diffusion of Innovations, 3rd Edition, 1983, A division of Macmillan Publishing Co., Inc, USA

Slamet J, 2004 Kesehatan Lingkungan, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta Turner, G dan J. Shepherd, 1999. A Method in Search of a Theory : Peer Education