“Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Industri Rumah Tangga di Kota Medan (studi kasus: Kecamatan Medan Area, Medan Baru dan Medan Tembung)”

(1)

SKRIPSI

ANALISIS DAMPAK PEMADAMAN LISTRIK TERHADAP PENDAPATAN INDUSTRI RUMAH TANGGA DI KOTA MEDAN (STUDI KASUS : KECAMATAN MEDAN AREA, MEDAN BARU DAN

MEDAN TEMBUNG)

Oleh:

DIRA ANGGINTA NASUTION 100501019

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak pemadaman listrik terhadap pendapatan Industri Rumah Tangga (IRT) di kota Medan. Penelitian ini menggunakan jenis data primer dengan metode pengumpulan data melalui obesrvasi, wawancara, dan kuesioner yang ditujukan kepada 60 orang pengusaha di 3 kecamatan yaitu Medan Area, Medan Baru dan Medan Tembung, masing-masing 20 responden di setiap kecamatan yang bergerak di bidang usaha industri rumah tangga yang dipilih secara sengaja dengan penentuan lokasi penelitian yang juga dilakukan secara sengaja (purposive sampling). Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Regresi Linear Berganda dan analisis deskriptif untuk masing-masing permasalahan menggunakan SPSS 20. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah primer dan sekunder. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemadaman listrik berpengaruh negatif dan berdampak langsung terhadap pendapatan Industri Rumah Tangga (IRT).

Kata Kunci: Pemadaman Listrik, Pendapatan IRT, Regresi Linear Berganda.  

                       


(3)

   

ABSTRACT

This study aims to determine the impact of power cuts on incomes Household Industry ( IRT ) in the city of Medan . This research uses primary data collection method of data through obesrvasi , interviews , and questionnaires were addressed to 60 entrepreneurs in three districts, namely Medan Area , New Terrain and Terrain Tembung , each of the 20 respondents in each district are engaged in the industry households were purposively selected to determine the location of the research is also done intentionally ( purposive sampling ) . The analysis technique used in this study is a multiple linear regression analysis and descriptive analysis for each problem using SPSS 20. The data used in this study are primary and secondary . The results of this study indicate that a power outages has negative and direct impact on the incomes of Household Industry ( IRT ) . Keywords : Power outages , Revenue IRT , Multiple Linear Regression .


(4)

KATA PENGANTAR Bismillahirahmanirrahim,

Dengan mengucap rasa syukur yang tak terhingga atas nikmat, karunia dan rahmat Allah SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang merupakan syarat untuk menjadi Sarjana Ekonomi di Universitas Sumatera Utara, dengan judul “Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Industri Rumah Tangga di Kota Medan (studi kasus: Kecamatan Medan Area, Medan Baru dan Medan Tembung)”. Dalam tulisan ini penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak baik berupa dorongan semangat dan sumbangan pikiran. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing penulis terutama kepada:

1. Secara khusus, skripsi ini penulis persembahkan buat kedua orang tua tercinta ayahanda Hamdani Nasution dan ibunda Nurma, saya ingin mengucapkan terima kasih banyak atas doa, dukungan, semangat, perhatian dan bantuan materi yang diberikan kepada saya dalam menyelesaikan perkuliahan dan skripsi ini.

2. Bapak Prof. Dr.Azhar Maksum, S.E., M.Ec., Ac., Ak., CA. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Wahyu Ario Pratomo, S.E., M.Ec. selaku Ketua Departemen dan Bapak Drs. Syahrir Hakim Nasution, M.Si. selaku Sekretaris Departemen Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.


(5)

4. Bapak Irsyad Lubis, S.E.,M.Soc.Sc.,Ph.D selaku Ketua Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan dan Bapak Paidi Hidayat, S.E., M.Si. selaku Sekretaris Program Studi S1 Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Dr. Murni Daulay, S.E., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan masukan, saran, dan bimbingan yang baik kepada penulis hingga selesainya penulisan skripsi ini.

6. Bapak Drs. Rujiman, M.A dan Ibu Inggrita Gusti Sari Nasution, S.E., M.Si. selaku dosen pembanding yang telah memberikan saran yang sangat bermanfaat bagi penulis.

7. Untuk sahabat terbaik saya yang telah membantu secara langsung maupun tidak langsung dalam penulisan skripsi ini.

Akhirnya saya berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan peneliti lainnya, khususnya mahasiswa Fakultas Ekonomi Program Studi Ekonomi Pembangunan Universitas Sumatera Utara. Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya serta memberikan balasan yang berlipat ganda kepada semua pihak yang telah bersedia membantu penyelesaian skripsi ini. Amiin ya Rabbal Alamin.

Medan, Januari 2015

Dira Angginta Nasution


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN 1.1 ...Latar Belakang ... 1

1.2 ...Perumusan Masalah ... 5

1.3 ...Tujuan Penelitian ... 6

1.4 ...Manfaat penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 ...Industri ... 7

2.1.1 ...Peranan Sektor Industri Dalam Pembangunan Ekonomi ... 17

2.1.2 ...Keterkaitan Antar Industri ... 19

2.1.3 ...Usaha ... 20

2.1.4 ...Pendapatan ... 21


(7)

2.1.5 ...Biaya dan

Laba ... 22

2.2 ...Pemadama n Listrik ... 23

2.3 Dampak ... 23

2.4 Penelitian Terdahulu ... 24

2.5 Kerangka Konseptual ... 25

2.6 Hipotesis Penelitian ... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 ...Lokasi Penelitian ... 26

3.2 ...Metode Penelitian ... 26

3.3 ...Teknik Pengumpulan Data ... 26

3.3.1 Populasi dan Sampel Penelitian ... 26

3.3.2 Wawancara dan kuesioner ... 27

3.4 Pengolahan Data ... 27

3.5 Jenis dan Sumber Data ... 27

3.6 Metode Analisis Data ... 28

3.6.1 Analasis Regresi Linear Berganda ... 28

3.6.2 Uji F (Uji Serentak) ... 29

3.6.3 Uji t (Uji Parsial) ... 29

3.6.4 Koefesien Determinasi (R²) ... 30

3.7 Batasan Operasional ... 31

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 ...Gambaran Daerah Penelitian ... 32

4.1.1 Letak dan Keadaan Geografis ... 32

4.1.2 Demografis ... 33

4.2 ...Gambaran Umum Responden ... 34

4.3 ...Distribusi Jawaban Responden ... 46

4.4 ...Analisis Data ... 47

4.4.1 Analisis Regresi Linear Berganda ... 47

4.4.2 Uji Kesesuaian ... 50

4.4.2.1. Uji F (Uji F Serentak)

...

50

4.4.2.2 Uji t (Uji Parsial)………. 50


(8)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 53

5.2 Saran ... 53

DAFTAR PUSTAKA ... 55

              DAFTAR TABEL No. Tabel Judul Halaman 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Umur ... 35

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 36

4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Usahanya ... 37

4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja ... 38

4.5 Sumber Modal yang digunakan Responden dalam menjalankan usaha ... 40

4.6 Total Aset Usaha ... 42

4.7 Kaeuntungan Per Hari Dalam Menjalankan Usaha ... 43

4.8 ModalYang Digunakan PerHari Dalam Usaha ... 45

4.9 Distribusi Jawaban Respondenl ... 46

4.10 Coeffcients ... 48  


(9)

               

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 ...Kerangka Konseptual ... 25  

               


(10)

                       

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Lampiran 1 Kusioner ... 57

2 Lampiran 2 ... 61

3 Lampiran 3 ... 62

4 Lampiran4 ... 63

5 Lampiran 5 ... 64

6 Lampiran 6 ... 65

7 Lampiran 7 ... 66

8 Lampiran 8 ... 67

9 Lampiran 9 Hasil Regresi ... 70

 


(11)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak pemadaman listrik terhadap pendapatan Industri Rumah Tangga (IRT) di kota Medan. Penelitian ini menggunakan jenis data primer dengan metode pengumpulan data melalui obesrvasi, wawancara, dan kuesioner yang ditujukan kepada 60 orang pengusaha di 3 kecamatan yaitu Medan Area, Medan Baru dan Medan Tembung, masing-masing 20 responden di setiap kecamatan yang bergerak di bidang usaha industri rumah tangga yang dipilih secara sengaja dengan penentuan lokasi penelitian yang juga dilakukan secara sengaja (purposive sampling). Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Regresi Linear Berganda dan analisis deskriptif untuk masing-masing permasalahan menggunakan SPSS 20. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah primer dan sekunder. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemadaman listrik berpengaruh negatif dan berdampak langsung terhadap pendapatan Industri Rumah Tangga (IRT).

Kata Kunci: Pemadaman Listrik, Pendapatan IRT, Regresi Linear Berganda.  

                       


(12)

   

ABSTRACT

This study aims to determine the impact of power cuts on incomes Household Industry ( IRT ) in the city of Medan . This research uses primary data collection method of data through obesrvasi , interviews , and questionnaires were addressed to 60 entrepreneurs in three districts, namely Medan Area , New Terrain and Terrain Tembung , each of the 20 respondents in each district are engaged in the industry households were purposively selected to determine the location of the research is also done intentionally ( purposive sampling ) . The analysis technique used in this study is a multiple linear regression analysis and descriptive analysis for each problem using SPSS 20. The data used in this study are primary and secondary . The results of this study indicate that a power outages has negative and direct impact on the incomes of Household Industry ( IRT ) . Keywords : Power outages , Revenue IRT , Multiple Linear Regression .


(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sumber daya energi adalah segala sesuatu yang berguna dalam membangun nilai di dalam kondisi dimana kita menemukannya. Untuk itu sumber daya energi adalah aset untuk pemenuhan kepuasan dan utilitas manusia. Sumber daya alam dan energi bisa meliputi semua yang terdapat di bumi baik yang hidup maupun benda mati berguna bagi manusia, terbatas jumlahnya dan penguasannya memenuhi kriteria-kriteria teknologi, ekonomi, sosial dan lingkungan. Sumber daya energi di sisi lain merupakan sumber daya yang digunakan untuk kebutuhan menggerakkan energi melalui proses transformasi panas maupun transpormasi energi lainnya.


(14)

Sumber daya energi terdiri dari sumber daya alam non-hayati mineral patra, yaitu minyak bumi dan gas bumi, mineral seperti batubara dan uranium. Sumber daya energi di luar air dan minyak/gas bumi, seperti panas bumi, surya, angin, arus laut, pasang surut, panas laut serta sumber daya alam hayati seperti kayu bakar. Energi itu sendiri dapat berupa energi kimiawi, listrik, gelombang, nuklir, mekanis dan panas. Semakin minipisnya sumber daya energi menimbulkan kekhawatiran tidak lancarnya perekonomian. Usaha manusia untuk menghindari semakin langkanya sumber daya energi telah banyak dilakukan.

Usaha tersebut diwujudkan antara lain dalam bentuk substitusi dalam produksi, substitusi dalam konsumsi dan inovasi teknologi hemat sumber daya energi. Pemanfaatan sumber daya energi tersebar dan terus mengalami kemajuan. Akan tetapi meskipun usaha-usaha mengatasi kelangkaan ternyata masih menjadi momok bagi masyarakat. Perbedaan kondisi tersedianya sumber daya energi akan membatasi pertumbuhan potensial suatu perekonomian sebab kelangkaan sumber daya energi dalam segala bentuknya akan sangat mempengaruhi ruang gerak dalam berproduksi.

Hal-hal yang menyangkut kelangkaan sumber daya alam dan energi sebenarnya bukan hal baru. Sejarah membuktikan suatu masyarakat yang semula makmur namun menjadi hancur, dengan hancurnya sistem irigasi. Indeks yang bisa mengukur kelangkaan menurut Fisher (1987) adalah harga-harga sumber daya alam dan energi, biaya eksploitasi, royalti


(15)

yang harus dibayar, rasio antara modal dengan tenaga kerja. Dengan naiknya angka-angka indeks tersebut bisa dipastikan telah terjadi proses kelangkaan.

Meskipun kelangkaan semakin dirasakan, namun kita menyaksikan beberapa negara dapat berkembang cepat dalam perkonomian. Beberapa faktor yang menyebabkan adalah Perubahan teknologi, melalui inovasi-inovasi dimungkinkan efisiensi-efisiensi dan pemanfaatan sumber daya-sumber daya alam dan energi kelas rendah sehingga menjamin aliran sumber daya alam dan energi. Melalui eksplorasi baru dengan teknologi yang lebih canggih seperti pemanfaatan satelit juga sangat menolong mencegah, paling tidak menghambat proses kelangkaan. Teknologi juga memungkinkan adanya substitusi baik dalam proses produksi maupun konsumsi dan usaha untuk mendaur ulang (recycle) sisa/sampah sumber daya alam dan energi atau pakai ulang (reuse) bahan yang dibuang. Faktor harga yang terus meningkat ternyata mendorong orang untuk melakukan inovasi. Pandangan internasional, perbaikan umum dalam transportasi membuat sumber daya alam dan energi bersaing secara ekonomis. Dengan perdagangan dimungkinkan dipakainya sumber daya alam dan energi internasional bauksit dari Yamaica, LNG dari Indonesia.

Minyak bumi, gas bumi dan batubara merupakan sumber daya energi yang dapat dimanfaatkan untuk memproduksi listrik. Pemanfaatan minyak bumi, gas bumi dan batubara sebagai pemasok untuk memproduksi listrik di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Keterbatasan


(16)

cadangan minyak bumi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri menyebabkan pemerintah mengambil kebijaksanaan untuk melakukan diversifikasi energi untuk sektor pembangkit listrik negara (PLN) bentuk diversifikasi ini telah dapat dirasakan dengan berdirinya pusat-pusat pembangkit listrik tenaga air, tenaga gas, maupun panas bumi.

Tenaga listrik merupakan sarana produksi maupun sarana kehidupan sehari-hari yang memegang peranan penting dalam upaya mencapai sasaran pembangunan. Sebagai sarana produksi, tersedianya tenaga listrik dalam jumlah dan mutu pelayanan yang baik serta harga yang terjangkau merupakan penggerak utama dan sangat mendorong laju pembangunan di berbagai sektor lain. Pembangunan diberbagai sektor ini sangat penting bagi tercapainya tujuan pembangunan seperti menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan nasional, mengubah struktur ekonomi yang pada gilirannya akan meningkatkan permintaan tenaga listrik. Disamping itu, tersedianya tenaga listrik yang merata dan dipergunakan secara luas untuk keperluan sehari-hari akan dapat meningkatkan kesejahteraan seluruh lapisan masyarakat.

Masalah yang dihadapi sekarang ini adalah bagaimana pemanfaatan listrik seefisien mungkin, dimana permintaan akan listrik meningkat tajam untuk menghadapi masalah kelistrikan ini perlu dilakukan suatu kebijakan. Salah satu kebijakan yang dilakukan oleh PLN untuk saat ini adalah pemadaman listrik secara bergilir. Hal ini dilakukan untuk menghemat energi-energi yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat.


(17)

Pemadaman listrik secara bergilir ini mungkin memberikan manfaat bagi PLN khususnya mengingat sedikitnya cadangan energi listrik yang ada. Tetapi akibat yang ditimbulkan dan dihadapi masyarakat langsung yang hampir seluruh kegiatannya memerlukan energi listrik.

Pemadaman listrik ternyata tidak hanya berdampak pada industri besar, industri kecil dan menegah pun menjadi terganggu. Jika hal ini tidak segera ditanggulangi bisa berdampak buruk kepada perekonomian rakyat. Medan salah satu kota yang memiliki banyak industri kecil bahkan menengah. Kota Medan adalah kota yang mengalami pemadaman listrik tersebut. Para pengusaha industri rumah tangga (IRT) adalah salah satu yang harus merasakan hal ini.

Salah satu faktor pendukung kehidupan perekonomian Sumatera Utara adalah ketersediaan energi listrik dan infrastrukturnya. Dimana dalam penyediaannya sebagian besar ditangani oleh PT. PLN (Persero). Untuk melaksanakan visi dan misi perusahaan serta peningkatan mutu pelayanan maka di Sumatera Utara terdapat 7 cabang perusahaan salah satunya adalah PT. PLN (Persero) cabang Medan. Sebagai Badan Usaha Milik Negara yang menangani ketenagalistrikan sangat memberikan sumbangan yang berarti di dalam mendukung aktivitas kehidupan masyarakat setempat. Artinya PT. PLN (Persero) berusaha memenuhi kebutuhan dan permintaan masyarakat. Hal ini erat kaitannya dengan banyaknya orang yang merasakan kebutuhan akan tenaga listrik sudah seperti kebutuhan primer, baik sektor rumah tangga industri, badan sosial, bisnis, pendidikan, penerangan jalan umum sehingga permintaan listrik dari masyarakat


(18)

setempat cukup tinggi. Tinggi rendahnya permintaan terhadap listrik tersebut banyak faktor yang mempengaruhi sesuai dengan kebutuhan masing-masing konsumen. Berdasarkan uraian diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Industri Rumah Tangga di Kota Medan”.

1.2 Perumusan Masalah

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah:

Apakah ada pengaruh pemadaman listrik terhadap pendapatan industri rumah tangga yang ada di Kota Medan?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang dicapai dari penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui pengaruh pemadaman listrik terhadap pendapatan industri rumah tangga yang ada di Kota Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari dilakukannya penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan studi dan tambahan ilmu pengetahuan bagi mahasiswa FE USU. Terutama bagi mahasiswa Departemen Ekonomi Pembangunan yang ingin melakukan penelitian selanjutnya.


(19)

2. Untuk memperkaya wawasan ilmiah penulis dalam ilmu yang penulis tekuni serta mengaplikasikannya secara kontekstual dan tekstual.

3. Menambahkan dan melengkapi hasil-hasil penelitian yang telah ada, khususnya mengenai pendapatan pengusaha industri rumah tangga.

4. Hasil penelitian ini meningkatkan kemampuan penulis dalam melakukan penelitian.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri

Istilah industri sering diidentikan dengan semua kegiatan ekonomi manusia yang mengolah barang mentah atau bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Dari defenisi tersebut, istilah industri sering disebut sebagai kegiatan manufaktur (manufacturing). Padahal, pengertian industri sangatlah luas, yaitu menyangkut semua kegiatan manusia dalam bidang ekonomi yang sifatnya produktif dan komersial. Disebabkan kegiatan ekonomi yang luas maka jumlah dan macam industri berbeda-beda untuk tiap negara atau daerah. Pada umumnya, makin maju tingkat


(20)

2. Untuk memperkaya wawasan ilmiah penulis dalam ilmu yang penulis tekuni serta mengaplikasikannya secara kontekstual dan tekstual.

3. Menambahkan dan melengkapi hasil-hasil penelitian yang telah ada, khususnya mengenai pendapatan pengusaha industri rumah tangga.

4. Hasil penelitian ini meningkatkan kemampuan penulis dalam melakukan penelitian.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Industri

Istilah industri sering diidentikan dengan semua kegiatan ekonomi manusia yang mengolah barang mentah atau bahan baku menjadi barang setengah jadi atau barang jadi. Dari defenisi tersebut, istilah industri sering disebut sebagai kegiatan manufaktur (manufacturing). Padahal, pengertian industri sangatlah luas, yaitu menyangkut semua kegiatan manusia dalam bidang ekonomi yang sifatnya produktif dan komersial. Disebabkan kegiatan ekonomi yang luas maka jumlah dan macam industri berbeda-beda untuk tiap negara atau daerah. Pada umumnya, makin maju tingkat


(21)

perkembangan perindustrian di suatu negara atau daerah, makin banyak jumlah dan macam industri, dan makin kompleks pula sifat kegiatan dan uasaha tersebut.

Cara penggolongan atau pengklasifikasian industri pun berbeda-beda. Tetapi pada dasarnya, pengklasifikasian industri didasarkan pada kriteria yaitu berdasarkan bahan baku, tenaga kerja, pangsa pasar, modal atau jenis teknologi yang digunakan. Selain faktor-faktor tersebut, perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu negara juga turut menentukan keanekaragaman industri negara tersebut,semakin besar dan kompleks kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi, maka semakin beranekaragam jenis industrinya.

Adapun klasifikasi industri berdasarkan kriteria masing-masing (Siahaan, 1996) adalah sebagai berikut:

1. Klasifikasi Industri Berdasarkan Tenaga Kerja

Berdasarkan jumlah tenaga kerja yang digunakan, industri dapat dibedakan menjadi:

a) Industri Rumah Tangga, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja kurang dari empat orang. Ciri industri ini memiliki modal yang sangat terbatas, tenaga kerja berasal dari anggota keluarga, dan pemilik atau pengelola industri biasanya kepala rumah tangga itu sendiri atau anggota keluarganya. Misalnya:


(22)

industri anyaman, industri kerajinan, industri tempe/tahu, dan industri makanan ringan.

b) Industri kecil, yaitu industri yang tenaga kerjanya berjumlah sekitar 5 sampai 19 orang. Ciri industri kecil adalah memiliki modal yang relatif kecil, tenaga kerjanya berasal dari lingkungan sekitar atau masih ada hubungan saudara. Misalnya: industri genteng, industri batubata dan industri pengolahan rotan.

c) Industri sedang, yaitu industri yang menggunakan tenaga kerja sekitar 20 sampai 99 orang. Ciri industri sedang adalah memiliki modal yang cukup besar, tenaga kerja memiliki keterampilan tertentu, dan pimpinan perusahaan memiliki kemampuan manajerial tertentu. Misalnya: industri konveksi, industri bordir, dan industri keramik.

d) Industri besar, yaitu industri dengan jumlah tenaga kerja lebih dari 100 orang. Ciri industri besar adalah memiliki modal besar yang dihimpun secara kolektif dalam bentuk pemilihan saham, tenaga kerja harus memiliki keterampilan khusus, dan pimpinan perusahaan dipilih melalui uji kemampuan dan kelayakan (fit and profer test). Misalnya: industri tekstil, industri mobil, industri besi baja dan industri pesawat terbang.


(23)

Keberadaan suatu industri sangat menentukan sasaran atau tujuan kegiatan industri. Berdasarkan lokasi unit usahanya, industri dapat dibedakan menjadi:

a) Industri berorientasi pada pasar (market oriented industry), yaitu industri yang didirikan mendekati daerah persebaran konsumen.

b) Industri berorientasi pada tenaga kerja (employment oriented industry), yaitu industri yang didrikan mendekati daerah pemusatan penduduk, terutama daerah yang memiliki banyak angkatan kerja tetapi kurang pendidikannya.

c) Industri berorientasi pada pengolahan (supply oriented industry), yaitu industri yang didirikan dekat atau ditempat pengolahan. Misalnya: industri semen di Paliman Cirebon (dekat dengan batu gamping), industri pupuk di Palembang ( dekat dengan sumber pospat dan amoniak), dan industri BBM di Balongan Indramayu (dekat dengan kilang minyak).

d) Industri berorientasi pada bahan baku, yaitu industri yang didirikan di tempat tersedianya bahan baku. Misalnya: industri konveksi berdekatan dengan industri tekstil, industri pengalengan ikan berdekatan dengan pelabuhan laut, dan industri gula berdekatan dengan lahan tebu.


(24)

e) Industri yang tidak terikat oleh persyaratan yang lain (footloose industry), yaitu industri yang didirikan tidak terikat oleh syarat-syarat diatas. Industri ini dapat didirikan di mana saja, karena bahan baku, tenaga kerja, dan pasarnya sangat luas serta dapat ditemukan di mana saja. Misalnya: industri elektronik, industri otomotif, dan industri transportasi.

3. Klasifikasi Industri Berdasarakan Proses Produksi

Berdasarkan proses produksi, industri dapat dibedakan menjadi: a) Industri hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan

mentah menjadi barang setengah jadi. Industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku untuk kegiatan industri yang lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri alumunium,industri pemintalan dan industri baja.

b) Industri hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi barang jadi sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau dinikmati oleh konsumen. Misalnya: industri pesawat terbang, industri konveksi, industri otomotif dan industri mebel.

4. Industri Rumah Tangga

Industri rumah tangga merupakan bentuk industri yang diklasifikasikan dalam jumlah tenaga kerja yang digunakan. Pengertian industri rumah tangga adalah industri yang menggunakan tenaga lebih dari


(25)

empat orang. Industri dalam bentuk ini memiliki modal yang sangat terbatas. Tenaga kerja yang digunakan berasal dari keluarga. Begitu pula dengan pimpinan, pemilik atau pengelola industri ini merupakan kepala rumah tangga atau anggota keluarga yang dipercaya. Bentuk industri ini meski kecil dan modal terbatas, namun cukup menjanjikan omset yang diperoleh jika bentuk usaha yang dijalankan memiliki pasar yang baik.

Seiring dengan semakin populernya dunia wirausaha atau yang saat ini dikenal dengan entrepreneur, industri rumahan ikut mengalami perkembangan sebagai salah satu bentuk wirausaha. Industri ini biasanya menghasilkan benda-benda industri kreatif, benda kebutuhan sehari-hari, makanan, pakaian dan sebagainya. Untuk mendorong bentuk industri ini, pemerintah juga memberikan bantuan melalui koperasi atau perbankan dalam mengembangkan industri ini.

Kelebihan industri ini adalah kepercayaan yang terbangun dalam menjalankan usaha. Hal ini dikarenakan keterlibatan penuh keluarga dalam membangun industri. Kepercayaan menjadi faktor utama dalam mengolah modal, mengolah administrasi, penjualan dan keuangan dalam industri ini. Dengan modal kepercayaan ini pula, jika kondisi industri sedang sepi atau lemah, selayaknya keluarga akan saling mendukung dan tidak menuntut banyak keuntungan yang sedang sulit diperoleh. Hal ini berdampak baik bagi upaya untuk membangun industri rumah tangga.

Sebagai sebuah industri yang mengutamakan kreativitas dan jalinan kekeluargaan, industri ini biasanya bergerak dalam bentuk-bentuk


(26)

industri kreatif yang menghasilkan kerajinan tangan, keperluan rumah tangga, bahan makanan, atau makanan tradisioanal.

1. Contoh kegiatan industri rumah tangga: a) Industri Kerajinan

Industri ini menghasilkan hasil karya kreatif yang biasanya digunakan untuk hiasan rumah, hiasan mobil maupun oleh-oleh yang menjadi ciri khas suatu daerah. Bahan-bahan yang digunakan dalam industri ini sangat beragam sesuai dengan kreativitas yang dimiliki. Misalnya, kulit-kulit kerang yang dirangkai sedemikian rupa menjadi bunga-bunga mawar merah, bambu yang dibuat menjadi pot bunga atau alat musik dan sebagainya. Salah satu industri rumahan yang dikenal menghasilkan barang-barang kerajinan adalah industri Rajapolah di Tasikmalaya.

b) Industri Bahan Makanan

Bahan makanan merupakan kebutuhan pokok manusia. Industri yang bergerak dibidang ini tentu menghasilkan omset yang tinggi karena barang yang dihasilkan menjadi kebutuhan yang selalu dicari orang kebanyakan. Industri bahan makanan biasanya menghasilkan tahu, tempe, oncom dan sebagainya. Tahu dan tempe misalnya , kedua bahan makanan ini begitu digemari oleh masyarakat. Dalam proses pembuatannya baik industri tahu maupun tempe sama-sama menggunakan kacang kedelai. Harga kedelai sebagai bahan baku menjadi sorotan utama bagi para pelaku industri. Oleh karena itu, ketika kedelai harganya melambung dan harus


(27)

impor ke luar negeri, mereka sangat khawatir untuk melanjutkan usaha mereka. Peran pemerintah penting dalam menjaga stabilitas harga ini.

c) Industri Pakaian Ibadah

Jika industri pakaian sudah mencapai pada level-level perusahaaa raksasa, pakaian ibadah dapat dijadikan sebagai salah satu hasil produksi industri rumah tangga. Hal ini ditunjukkan dengan berkembangnya industri rumahan yang menghasilkan mukena, sarung, busana muslim dewasa dan anak, dan sebagainya. Keunggulan dengan menggunkan hasil industri ini adalah kualitasnya biasanya lebih bagus karena pembuatannya lebih teliti, bentuknya yang unik dan kreatif, serta harganya yang terjangkau.

Selain ketiga contoh tersebut, masih banyak benda-benda lain yang dihasilkan oleh kreativitas industri rumah tangga. Dengan kualitas yang baik, tidak sedikit dari hasil-hasil industri tersebut yang mencapai pemasarannya ke mancanegara. Oleh karena itu membangun industri rumahan dapat dilakukan sebagai bentuk wirausaha yang menjanjikan keuntungan yang dapat menciptakan kesejahteraan dan kemakmuran.

2. Faktor-faktor Penting Dalam Industri Rumah Tangga:

Untuk membangun industri rumah tangga yang sukses perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhinya. Faktor-faktor ini dapat pula menjadi acuan para keluarga yang baru saja hendak memulai membangun industri rumahan. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:


(28)

a) Modal, Bagi bentuk usaha apapun, modal merupakan faktor utama yang harus dipenuhi. Untuk industri rumah tangga modal yang dimiliki biasanya memang tidak cukup besar karena berasal dari patungan keluarga maupun dari salah satu anggota keluarga saja. Meski demikian, dengan di bukanya peluang pinjaman modal dari pemerintah maupun bank, industri rumahan tidak perlu menutup diri tetapi justru dapat memanfaatkan kesempatan tersebut agar dapat melebarkan sayap usahanya. Asalkan pengelolaan modal tersebut jelas dan menghasilkan.

b) Kreativitas, Industri rumahan merupakan bagian dari industri kreatif. Artinya industri ini mengandalkan kreativitas dalam pengembangan usahanya. Tanpa kreativitas dan ide-ide baru, industri rumah tangga khususnya yang menghasilkan benda-benda kerajinan dapat mengalami kebangkrutan. Hal ini dikarenakan masyarakat atau pasar selalu menyenangi dan menantikan hal baru. Untuk meningkatkan kreativitas, para pelaku industri ini harus terus meng-update informasi dan melihat peluang dari fenomena yang terjadi di masyarakat.

c) Pemasaran, Selain proses produksi industri rumahan juga membutuhkan teknik pemasaran yang tepat sasaran. Jika pemasaran tidak berjalan baik, sebagus apapun kualitas


(29)

barang yang dihasilkan tidak akan memberikan keuntungan apapun jika tidak terjual. Oleh karena itu pemasaran merupakan faktor penting dalam industri ini. Pada dasarnya pemasaran suatu barang hasil industri dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya yang sedang populer dilakukan adalah pemesanan melalui internet atau online shop. Kelebihan pemasaran melalui internet adalah tidak dibatasi oleh ruang dan jarak. Siapa pun dapat mengakses dimanapun dan kapanpun. Selain itu pemasaran dengan cara ini juga dianggap efektif dan memberikan kemudahan. Dibutuhkan nilai kepercayaan dalam pemasaran dengan cara ini.

d) Peluang dan Kesempatan, peluang dan kesempatan merupakan dua hal yang sebaiknya tidak dilewatkan begitu saja apabila ingin membangun industri rumahan yang berhasil. Kemampuan dalam membaca peluang perlu ditingkatkan dan diasah semakin tajam. Sebagian besar pelaku industri yang sukses adalah mereka yang mampu melihat peluang dengan baik dan memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya. Selanjutnya adalah kesempatan, kesempatan dapat diketahui melalui informasi. Misalnya pameran-pameran, baik dalam maupun luar negeri dapat


(30)

menjadi sebuah kesempatan yang baik bagi upaya mengembangkan industri rumahan.

Dengan memperhatikan keempat faktor tersebut, industri rumahan merupakan industri yang dapat dibangun menjadi industri yang memberikan banyak keuntungan dan kemakmuran baik bagi keluarga khususnya maupun bagi perekonomian pada umumnya. Selain itu industri rumahan merupakan bentuk wirausaha yang dapat membantu pemerintah mengatasi pengangguran. Industri rumah tangga juga membangun kreativitas anak bangsa dalam menghasilkan produk dalam negeri yang berkualitas sekaligus mengenalkannya sebagai kekayaan karya bangsa dan negara. Keyakinan, kepercayaan, potensi, keahlian dan kemampuan memanfaatkan peluang merupakan hal-hal yang menjadi acuan dalam membangun industri rumah tangga.

2.1.1. Peranan Sektor Industri Dalam Pembangunan Ekonomi

Industrialisasi sebenarnya merupakan satu jalur kegiatan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat dalam arti tingkat yang lebih maju maupun taraf hidup yang lebih bermutu. Dengan kata lain, pembangunan industri itu merupakan suatu fungsi dari tujuan pokok kesejahteraan rakyat, bukan merupakan kegiatan yang mandiri untuk hanya sekedar mencapai fisik saja.

Industrialisasi juga tidak terlepas dari usaha untuk meningkatkan mutu sumber daya manusia dan kemampuannya memanfaatkan secara optimal sumber daya alam dan sumber daya lainnya. Hal ini berarti pula sebagai suatu usaha untuk meningkatkan produktivitas tenaga manusia disertai usaha untuk meluaskan ruang


(31)

lingkup kegiatan manusia. Dengan demikian dapat diusahakan secara vertikal semakin besarnya nilai tambah pada kegiatan ekonomi dan sekaligus secara horizontal semakin luasnya lapangan kerja produktif bagi penduduk yang semakin bertambah.

Banyak pendapat muncul bahwa industri itu mempunyai peranan penting sebagai sektor pemimpin (leading sector). Sektor pemimpin ini maksudnya adalah dengan adanya pembangunan industri maka akan memacu dan mengangkat pembangunan sektor-sektor lainnya seperti sektor pertanian dan sektor jasa. Pertumbuhan industri yang pesat akan merangsang pertumbuhan sektor pertanian untuk menyediakan bahan-bahan baku bagi industri. Sektor jasa pun berkembang dengan adanya industrialisasi tersebut, misalnya berdirinya lembaga-lembaga keuangan, lembaga-lembaga pemasaran/periklanan dan sebagainya Yang kesemuanya itu nanti akan mendukung lajunya pertumbuhan industri. Keadaan menyebabkan meluasnya peluang kerja yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan dan permintaan masyarakat (daya beli). Kenaikan pendapatan dan peningkatan permintaan (daya beli) tersebut menunjukkan bahwa perekonomian itu tumbuh sehat.

UNIDO (United Nations for Industrial Development Organization) mengelompokkan negara-negara sebagai berikut (Muhammad, 1992):

1. Kelompok negara non-industrial apabila sumbangan sektor industri terhadap PDB kurang dari 10 persen.


(32)

2. Kelompok negara dalam proses industrialisasi apabila sumbangan tersebut antara 10-20 persen.

3. Kelompok negara semi industrialisasi jika sumbangan tersebut antara 20-30 persen

4. Kelompok negara industri jika sumbangan negara tersebutlebih dari 30 persen.

Perroux mengatakan, pertumbuhan tidak muncul di berbagai daerah pada waktu yang sama. Pertumbuhan hanya terjadi di beberapa tempat yang disebut pusat pertumbuhan dengan intensitas yang berbeda. Inti pendapat Perroux (Muhammad, 1992) adalah sebagai berikut:

1. Dalam proses pembangunan akan timbul industri pemimpin yang merupakan industri penggerak utama dalam pembangunan suatu daerah. Karena keterkaitan antar industri sangat erat, maka perkembangan industri pemimpin akan mempengaruhi perkembangan industri lain yang berhubungan erat dengan industri pemimpin tersebut.

2. Pemusatan industri pada suatu daerah akan mempercepat pertumbuhan perekonomian, karena pemusatan industri akan menciptakan pola konsumsi yang berbeda antar daerah sehingga perkembangan industri di daerah tersebut akan mempengaruhi perkembangan daerah-daerah lainnya.


(33)

3. Perekonomian merupakan gabungan dari sistem industri yang relatif aktif dengan industri-industri yang relatif pasif yaitu industri yang tergantung dari industri pemimpin atau pusat pertumbuhan. Daerah yang relatif maju atau aktif akan mempengaruhi daerah-daerah yang relatif pasif.

2.1.2. Keterkaitan Antar Industri

Pendapat-pendapat yang mendukung investasi dalam bidang industri sebagai suatu prioritas pembangunan bukan hanya didasarkan pada hasil penelitian yang menunjukkan bahwa pertumbuhan industri menyertai pembangunan. Para penganjur industri menunjukkan bahwa industri merupakan suatu sektor pemimpim karena industri tersebut merangsang dan mendorong investasi-investasi di sektor-sektor lain juga. Pola perkembangan industri dimana barang hasil produksi suatu industri dimanfaatkan oleh industri lainnya adalah bentuk keterkaitan antar industri.

Konsep pertumbuhan tidak seimbang meunjukkan bahwa pertumbuhan yang cepat dari satu atau beberapa industri mendorong perluasan industri-industri lainnya yang terkait dengan sektor industri yang tumbuh lebih dahulu tersebut. Keterkaitan-keterkaitan ini bisa keterkaitan ke belakang, misalnya industri tekstil menyebabkan peningkatan produksi kapas atau zat-zat pewarna untuk disediakan bagi industri tekstil tersebut. Keterkaitan tersebut bisa juga keterkaitan ke depan, misalnya ada indusrti tekstil domestik mendorong tumbuhnya investasi dalam industri pakaian jadi.


(34)

Badan usaha/perusahaan perseorangan atau individu adalah badan usaha kepemilikannya dimiliki oleh satu orang. Individu dapat membuat badan usaha perseorangan tanpa izin dan tata cara tertentu. Semua orang bebas membuat bisnis personal tanpa adanya batasan untuk mendirikannya. Pada umunya perusahaan perseorangan bermodal kecil, terbatasnya jenis serta jumlah produksi, memiliki tenaga kerja/buruh yang sedikit dan penggunaan alat produksi teknologi sederhana. Contoh perusahaan perseorangan seperti toko kelontong, tukang bakso keliling, pedagangan asongan dan termasuk usaha industri rumah tangga dan sebagainya. Ciri dan sifat perusahaan perseorangan:

1. Relatif mudah didirikan dan juga di bubarkan.

2. Tanggung jawab tidak terbatas dan bisa melibatkan harta pribadi. 3. Tidak ada pajak, yang ada adalah pungutan dan retribusi.

4. Seluruh keuntungan dinikmati sendiri. 5. Sulit keuntungan dinikmati sendiri.

6. Keuntungan yang kecil yang terkadang harus mengorbankan penghasilan yang lebih besar.

7. Jangka waktu badan usaha tidak terbatas atau seumur hidup. 8. Sewaktu-waktu dapat dipindah tangankan.

Suatu ekonomi yang melakukan aktivitas dengan tujuan menghasilkan suatu barang atau jasa untuk dijual atau ditukarkan dengan barang lain dan ada seseorang yang lebih dan bertanggung jawab dan punya wewenang untuk mengelola usaha tersebut. Kewenangan tersebut meliputi kewenangan di bidang kepegawaian, pemasaran, keuangan dan lain sebgainya.


(35)

2.1.4. Pendapatan

Pendapatan adalah hak pekerja yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha kepada pekerjanya dan pekerjanya atas suatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan, ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu perjanjian kerja kesepakatan atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunjangan bagi pekerja dan keluarganya.

Menurut pelopor ekonomi klasik, Adam Smith dan David Ricardo distribusi pendapatan digolongkan ke dalam 3 kelas sosial yang utama pekerja, pemilik modal, dan tuan tanah. Penghasilan yang diterima setiap faktor dianggap sebagai pendapatan untuk masing-masing kelas sosial tersebut. Smith dan Ricardo meneliti faktor-faktor apa saja yang menentukan pendapatan masing-masing kelompok relatif terhadap pendapatan nasional.

Pendapatan atau income masyarakat adalah hasil penjualannya dari faktor-faktor produksi yang dimilikinya pada sektor produksi dan sektor produksi ini membeli faktor-faktor produksi tersebut untuk digunakan sebagai input proses produksi dengan harga yang berlaku di pasar faktor produksi. Harga faktor produksi di pasar ditentukan oleh tarik menarik antara penawaran dan permintaan. 2.1.5. Biaya dan Laba

Biaya adalah satuan nilai yang dikorbankan untuk produksi, dalam hal ini produksi yang dimaksud yaitu kegiatan menghasilkan jasa informasi. Dalam keadaan pemadaman listrik yang sedang berlangsung maka dibutuhkan suatu alat pengganti untuk dapat terus melakukan kegiatan industri rumah tangga. Genset adalah satu-satunya alat pengganti listrik yang banyak digunakan oleh para


(36)

pengusaha industri rumah tangga agar dapat terus menjalankan usahanya selama pemadaman listrik berlangsung. Penggunaan mesin genset hanya akan menjadi biaya. Tetapi itu semua mempunyai nilai atau sebagai barang pengganti tenaga listrik. Tidak ada biaya tanpa nilai dan sebaliknya. Oleh karena itu terdapat hubungan yang tak dapat diputuskan antara nilai dan biaya.

Laba adalah selisih antara penghasilan dengan ongkos (cost). Ada dua konsep laba yang dibedakan berdasarkan ongkos yang digunakan, yaitu laba ekonomi dan laba normal. Laba ekonomi adalah total penghasilan dikurangi dengan ongkos ekonomi (biaya eksplisit dan biaya implisit) dan laba normal adalah perbedaan antara penghasilan terhadap semua ongkos yang dikeluarkan (termasuk upah yang tidak dibayarkan untuk pemilik yang mengoperasikan peusahaan). Dalam arti kata lain yaitu laba yang dibutuhkan untuk mendorong pemilik perusahaan menggunakan sumber daya milik mereka dan bila seluruh sumber daya yang digunakan oleh perusahaan mendapatkan imbalan sesuai dengan opportunity cost mereka.

2.2. Pemadaman Listrik

Pemadaman listrik terjadi dikarenakan PT.PLN mengalami defisit listrik, khususnya pada beban puncak. Seiring dengan munculnya berbagai alat elektronik dan kebutuhan penerangan untuk kebutuhan di malam hari terus meningkat. Satu persatu masyarakat mulai memasukkan instalasi listrik kedalam rumah. Walau masih dalam kategori mahal, namun listrik sudah mulai diperlukan masyarakat untuk memenuhi kebutuhannya. Penambahan permintaan listrik oleh masyarakat


(37)

disambut pihak PT. PLN dan tidak kesulitan untuk memenuhi permintaan listrik masyarakat.

2.3. Dampak

Untuk mengetahui dampak positif atau negatif, maka diperlukan pengertian yang sama tentang apa yang dimaksud dengan dampak itu. Dampak

(impact) adalah akibat dari suatu kegiatan misalnya kegiatan pembangunan.

Dampak ini dapat berakibat positif maupun negatif yang keduanya perlu diantisipasi. Dalam melihat dampak,perlu dilihat terlebih dahulu tentang program, output, goals, dan impact.

2.4. Penelitian Terdahulu

1. Dalam penelitian sebelumnya oleh Subandi (2005), dengan judul: Analisis Dampak Pemadaman Listrik Terhadap Pendapatan Pengusaha Warung Internet (warnet) Di Kota Medan. Menyimpulkan bahwa variabel waktu pemadaman listrik mempunyai pengaruh negatif dan signifikan terhadap terhadap pendapatan pengusaha warnet, Variabel jumlah pelanggan warnet mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan pengusaha warnet, Variabel biaya penggunaan warnet mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan pengusaha warnet,


(38)

dan variabel biaya operasional berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan pengusaha warnet.

2. Haeril (2011) melakukan penelitinian dengan judul: ‘Kualitas Pelayanan PLN Ranting Rappang Kecamatan Panjarinjang Kabupaten Sidrap. Menggunakan metode pendekatan kuantitatif dengan teknik pengolahan data primer dan sekunder. Hasil pembahasan dari penelitian ini diperoleh bahwa kualitas pelayanan Perusahaan Listrik Negara (PLN) Ranting Rappang Kecamatan Pancarijang Kabupaten Sidrap sudah baik/berkualitas. Dari semua dimensi yang digunakan penulis untuk peneliti, yakni dimensi kepastian waktu pelayanan, akurasi pelayanan, kesopanan dan keramahan, tanggung jawab, kelengkapan dan kemudahan mendapatkan pelayanan, mendapatkan persentase yang baik.

2.5. Kerangka Konseptual

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual 2.6. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara atas permasalahan yang sebenarnya harus diuji. Berdasarkan permasalahan diatas maka sebagai jawaban sementara

Pengaruh Pemadaman Listrik

Pendapatan Industri Rumah Tangga


(39)

Terdapat pengaruh negatif pemadaman listrik terhadap pendapatan industri rumah tangga yang ada di Kota Medan.

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengambilan data dan informasi empiris untuk memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian.

3.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kota Medan Provinsi Sumatera Utara. Penulis memilih Kota Medan menjadi lokasi penelitian karena di Kota Medan merupakan salah satu kota yang mendapat pemadaman listrik secara bergilir dan mempunyai


(40)

Terdapat pengaruh negatif pemadaman listrik terhadap pendapatan industri rumah tangga yang ada di Kota Medan.

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan dalam pengambilan data dan informasi empiris untuk memecahkan permasalahan dan menguji hipotesis penelitian.

3.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kota Medan Provinsi Sumatera Utara. Penulis memilih Kota Medan menjadi lokasi penelitian karena di Kota Medan merupakan salah satu kota yang mendapat pemadaman listrik secara bergilir dan mempunyai


(41)

banyak para pengusaha industri rumah tangga yang mempunyai pengaruh terhadap pendapatan mereka.

3.2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan untuk menganalisis penelitian ini adalah dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif. Metode digunakan untuk menganalisis dampak suatu proyek adalah dengan cara membandingkan keadaan sebelum dan sesudah adanya proyek tersebut. Keadaan sebelum proyek adalah kegiatan industri sebelum adanya pemadaman listrik. Keadaan sesudah proyek adalah kegiatan industri sesudah adanya pemadaman listrik.

3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes atau peristiwa-peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian.

Sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, dengan kata lain sampel adalah bagian dari populasi. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pelaku pengusaha industri rumah tangga yang ada di Kota Medan. Penentuan sampel dilakukan secara purposive sampling dengan menetapkan secara sengaja lokasi penelitian dan responden yang diteliti. Sesuai dengan judul penelitian, fokus penelitian adalah kelompok pelaku pengusaha industri rumah tangga di Kota Medan tepatnya di 3 kecamatan, perkotaan, pertengahan kota dan pinggiran


(42)

kota. Responden yang dijadikan sampel 20 orang responden perkecamatan jadi keseluruhan sampel adalah 60 orang responden.

3.3.2 Wawancara dan Kuesioner

Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui berbicara dan bertatap muka dengan orang yang dapat memberikan keterangan kepada peneliti (Mardalis : 1995) yang dipandu dengan kuesioner.

3.4 Pengolahan Data

Data diolah dengan menggunakan SPSS 20 3.5Jenis dan Sumber Data

Untuk pengumpulan data peneliti menggunakan 2 jenis data yaitu data primer dan data sekunder. Hal ini bertujuan, untuk membuktikan hipotesis yang diajukan. Menjelaskan masalah yang diteliti dan untuk mencapai tujuan penelitian yang dilakukan. Pengumpulan data primer diperoleh secara langsung dilapangan dari responden dengan cara wawancara yang berpedoman kepada kuesioner yang telah dipersiapkan. Pengumpulan data sekunder diperoleh dari instansi-instansi yang terkait dengan melakukan studi kepustakaan terhadap bahan-bahan publikasi secara resmi, buku-buku, Kantor Badan Pusat Statistik Sumatera Utara, internet serta laporan lain yang berhubungan dengan penelitian.

3.6 Metode Analisis Data

3.6.1 Analisis Regresi Linear Berganda

Pengaruh dampak pemadaman listrik terhadap pendapatan industri rumah tangga di Kota Medan maka yang dianalisis adalah variabel Pemadaman Listrik,


(43)

Modal usaha Perhari, dan biaya operasional. Analisis dilakukan dengan menggunakan regresi linear berganda dengan rumus sebagai berikut:

Y= α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + e

Dimana:

Y = Pendapatan bersih industri rumah tangga di Kota Medan

α = Konstanta

β1,β2,β3, β4 = Koefisien regresi variable independen

X1 = Pemadaman Listrik

X2 = Modal usaha perhari

X3 = Biaya Operasional

e = term of error

Kemudian dilanjutkan dengan uji sebagai berikut:

3.6.2Uji F (Uji Serentak)

Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistik F dengan kriteria pengambilan keputusan jika nilai lebih besar dari , maka H0 ditolak

dan H1 diterima. Pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat akan diuji pada

tingkat kepercayaan 95% atau tingkat kesalahan = 0,05 (5%). Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah pengaruh secara bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen. Kriteria pengujiannya adalah :


(44)

a. H0 : β1, β2, β3 = 0 artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh

yang positif dan signifikan dari variabel independen (X1,X2,X3)

terhadap variabel dependen (Y).

b. Ha : β1, β2, β3 0 artinya secara serentak terdapat pengaruh yang

positif dan signifikan dari variabel independen (X1,X2,X3) terhadap

variabel dependen (Y). Ketentuan:

H0 diterima jika FHitung < Ftabel pada = 5%

Ha diterima jika FHitung > FTabel pada = 5%

3.6.3 Uji t (Uji Parsial)

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh variabel independen secara parsial (individual) menerangkan variasi dependen. Kriteria pengujiannya adalah :

a. H0: βi = 0 artinya variabel independen secara parsial tidak

berpengaruh positif dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

b. Ha : βi ≠ 0 artinya secara parsial terdapat pengaruh yang secara

signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Ketentuan:

H0 diterima jika thitung < ttabel pada α = 5%

Haditerima jika thitung > ttabel pada α = 5%


(45)

Determinasi digunakan untuk melihat seberapa besar kemampuan model dalam menerangkan variabel-variabel terikat. Jika (R)² semangkin besar atau mendekati satu, maka dapat disimpulkan bahwa pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat (tingkat pendapatan). Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika determinan (R²) semakin mengecil atau mendekati angka nol maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat semakin mengecil. Hal ini berarti model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan pengaruh variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat.

3.7. Batasan Operasional

Untuk mengarahkan dan menghindari salah pengertian dalam pelaksanaan penelitian ini, maka dibuat batasan operasional.

1. Pemadaman Listrik (X1) adalah Saat terhentinya pasokan listrik ke

pelanggan. (rupiah/hari)

2. Modal Usaha (X2) adalah Segala sesuatu baik berupa uang maupun

keseluruhan barang - barang yang masih ada dalam proses produksi. (rupiah/hari).


(46)

3. Biaya operasional (X3) adalah harga yang dikeluarkan oleh pengusaha

untuk menunjang berjalannya usaha, seperti biaya pengeluaran mesin genset apabila terjadi pemadaman dan biaya lain- lain.(rupiah/hari.)

BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Daerah Penelitian 4.1.1 Letak dan Keadaan Geografis

Penelitian dilakukan di Kota Medan yang merupakan Ibu Kota dari Provinsi Sumatera Utara. Kota Medan terletak antara 2°27'-2°47' Lintang Utara - 98°35' - 98°44' Bujur Timur. Disebelah Utara berbatasan dengan selat Sumatera, sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Sunggal (Deli Serdang), sebelah


(47)

Selatan berbatasan dengan Kecamatan Deli Tua (Kabupaten Deli Serdang). Dan sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Percut Sei Tuan (Kabupaten Deli Serdang).

Luas wilayah Kota Medan adalah 265,10 km² atau sekitar 6,37% dari luas propinsi Sumatera Utara. Secara administrasi, kota medan terdiri dari 21 Kecamatan dan 151 Kelurahan. Dari Kecamatan-kecamatan yang ada di Kota Medan, kecamatan yang memiliki wilayah paling luas adalah Medan Labuhan dengan luas 36,67 km² dan Medan Marelan 23,82 km².

Kota Medan terletak pada ketinggian 2,5-37,5 meter dari permukaan laut dengan kemiringan 0-2 (datar) seluas 245,31 km² atau 92,57% (bergelombang) seluas 19,69 km² atau 7,4% dari seluruh wilayah. Kedalaman 20-60 cm seluas 124,60 km² atau 42,02% dan 60-90 cm seluas 140,40 km² atau 52,98% dari luas seluruh wilayah dan tidak bererosi. Kotamadya Medan memiliki iklim tropis dengan temperatur rata-rata tahunan adalah 26° celsius.

4.1.2 Demografis 1. Perkotaan

Penduduk Kecamatan Medan Area berjumlah 96.544 jiwa (berdasarkan data Pemko Medan 2013) dengan luas wilayahnya 7,75 KM² dan ada 12 Kelurahan. Kecamatan Medan Area adalah daerah pintu gerbang Kota Medan di sebelah Timur yang merupakan pintu masuk dari daerah lainnya di Sumatera Utara maupun Propinsi lainnya melalui transportasi darat. Tercatat ada sejumlah fasilitas pendidikan di kecamatan Medan Area yaitu sebanyak 20 TK, 23 SD


(48)

negeri dan 19 SD swasta, 1 SLTP negeri dan 19 SLTP swasta, 1 SLTA negeri, 4 SMK swasta serta 12 SLTA swasta. Kegiatan perekonomian di Kecamatan Medan Area, diantaranya terdapat 7 pasar, 34 kelompok pertokoan 9 Swalayan/mini market dan 3 Plaza. Ketersediaan BBM di Kecamatan ini sudah cukup memadai. Terdapat 1 SPBU dan agen minyak tanah sudah tidak ada lagi di Kecamatan Medan Area. Terdapat 66 bengkel sepeda motor dan 32 bengkel mobil.

2. Pertengahan Kota

Kecamatan Medan Baru dengan luas wilayahnya 5,41 KM² Kecamatan Medan Baru adalah salah satu daerah hunian dan permukiman di Kota Medan, dengan penduduknya berjumlah 39.516 Jiwa (2011). Kecamatan Medan Baru terdiri dari 6 kelurahan yang terbagi atas 64 lingkungan dan 133 blok sensus. Di Kecamatan Medan Baru ini juga terdapat industri. Industri kecil yang menjadi unggulannya seperti pengolahan kopi. Kecamatan ini juga menjadi daerah hunian berkelas di Medan dan juga tempat perguruan tinggi yang sudah dikenal secara Nasional seperti USU dan Dharma Agung. Walaupun bukan sebagai daerah pusat industri, di Kecamatan Medan Baru ini terdapat 12 unit usaha industri kecil dan rumah tangga.

3. Pinggiran Kota

Kecamatan Medan Tembung terletak di wilayah Timur Kota Medan dengan luas wilayahnya 7,78 km². Kecamatan Medan Tembung adalah daerah pintu gerbang Kota Medan di sebelah Timur yang merupakan pintu masuk dari Kabupaten Deli Serdang atau daerah lainnya melalui transportasi darat. Dengan penduduknya berjumlah 133.579 jiwa dan 7 Kelurahan. Di Kecamatan Medan


(49)

Tembung ini banyak terdapat jenis usaha industri kecil seperti kerajinan rotan. Disamping itu banyak pula yang bergerak dibidang usaha industri rumah tangga seperti pembuatan sepatu dan konveksi dan juga industri pembuatan kerupuk. Sebagai informasi bagi investor dan masyarakat pada Kecamatan Medan Tembung ini terdapat 14 Ha pertanian (berdasarkan data Pemko Medan 2013). 4.2 Gambaran Umum Responden

Yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah sebanyak 60 pengusaha dari kalangan Industri Rumah Tangga (IRT). Dalam analisis data ini digambarkan data secara deskriptif yang terkait dengan variabel- variabel yang diteliti.

a. Tingkat Umur

Dilihat dari data responden berdasarkan umur diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Umur Kecamatan Medan Area

No Tingkat Umur (Tahun)

Jumlah Responden

(Orang)

Persentase (%)

1 < 25 1 5

2 26-30 3 15

3 > 30 16 80

Total 20 100%

Kecamatan Medan Baru No. Tingkat Umur

(Tahun)

Jumlah Responden

(Orang)

Persentase (%)


(50)

3 > 30 14 70

Total 20 100%

Kecamatan Medan Tembung No Tingkat Umur

(Tahun)

Jumlah Responden

(Orang)

Persentase (%)

1 < 25 4 20

2 26-30 4 20

3 > 30 12 60

Total 20 100%

Sumber: Data Primer diolah

Dari tabel di atas, menunjukkan bahwa responden berusia diatas 30 tahun dari 3 kecamatan tersebut berjumlah sebanyak 16, 14, dan 12 orang atau dengan persentase sebesar 80%, 70%, dan 60% dimana pada usia antara 26 sampai dengan 30 tahun sebanyak 3 dan 4 Orang atau dengan persentase sebesar 15% dan 20%, responden yang berusia kurang dari 25 tahun hanya 1 orang di kecamatan Medan Area dengan persentase sebesar 5%, dan selebihnya 2 dan 4 orang dengan persentase 10% dan 20%.

b. Tingkat Pendidikan

Jenjang pendidikan dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan formal terakhir dari pemilik usaha Industri Rumah Tangga yang menjadi responden. Dilihat dari data responden berdasarkan pendidikan diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Kecamatan Medan Area

Tingkat Pendidikan Jumlah Responden

Persentase (%)


(51)

(Orang)

1 Tamat SD atau sederajat 3 15

2 Tamat SMP atau sederajat 2 10

3 Tamat SMA atau sederajat 11 55

4 Sarjana/S1 atau lebih tinggi 4 20

Total 20 100%

Kecamatan Medan Baru

No Tingkat Pendidikan Jumlah

Responden (Orang)

Persentase (%)

1 Tamat SMA atau sederajat 16 80

2 Sarjana/S1 atau lebih tinggi 4 20

Total 20 100%

Kecamatan Medan Tembung

No Tingkat Pendidikan Jumlah

Responden (Orang)

Persentase (%)

1 Tamat SD atau sederajat 1 5

2 Tamat SMP atau sederajat 5 25

3 Tamat SMA atau sederajat 11 55

4 Sarjana/S1 atau lebih tinggi 3 15

Total 20 100%

Sumber: Data Primer diolah

Dari Tabel tersebut, menunjukkan bahwa mayoritas responden dari 3 kecamatan tersebut memiliki tingkat pendidikan SMA sebesar 55% dan 80% berjumlah sebanyak 11 dan 16 orang responden dan diikuti oleh responden yang memiliki tingkat pendidikan Sarjana (S1) sebesar 20% dan 15% berjumlah sebanyak 4 dan 3 orang responden sedangkan tingkat pendidikan SMP sebesar 10% dan 25% yang jumlahnya hanya 2 dan 5 orang dan tingkat pendidikan SD sebesar 15% dan 5% sebanyak 3 dan 1 orang. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan pelaku industri rumah tangga dari 3 kecamatan tersebut didominasi oleh orang yang berpendidikan SMA atau sederajat.


(52)

Lama usaha adalah lamanya waktu yang telah dilalui oleh pelaku industri rumah tangga didalam menjalankan usahanya.

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Usahanya Kecamatan Medan Area

No Lama Berusaha (Tahun) Jumlah Responden (Orang) Persentase (%)

1 < 5 12 60

2 6-20 6 30

3 > 20 2 10

Total 20 100%

Kecamatan Medan Baru No Lama Berusaha

(Tahun) Jumlah Responden (Orang) Persentase (%)

1 < 5 13 65

2 6-10 5 25

3 > 10 2 10

Total 20 100%

Kecamatan Medan tembung

No Lama Berusaha

(Tahun) Jumlah responden (Orang) Persentase (%)

1 < 5 15 75

2 6-10 3 15

3 > 20 2 10

Total 20 100%

Sumber: Data Primer diolah

Dari Tabel diatas, menunjukkan bahwa industri rumah tangga yang paling lama berdiri dari 3 kecamatan tersebut yaitu diatas 20 tahun hanya sebanyak 2 orang dengan persentase sebesar 10% dan diatas 10 tahun juga sebanyak 2 orang dengan persentase sebesar 10%.

Kemudian diikuti oleh yang melakukan usaha antara 6 sampai dengan 20 tahun berjumlah sebanyak 6 orang dengan persentase sebesar 30% dan antara 6


(53)

sedangkan yang melakukan usaha antara 1 sampai dengan 5 tahun adalah sebanyak 12, 13, 15 orang dengan persentase sebesar 60%, 65% dan 75%.

d. Jumlah Tenaga Kerja

Tenaga kerja memiliki peranan yang penting didalam berlangsungnya suatu kegiatan usaha. Dilihat dari data responden berdasarkan jumlah tenaga kerja diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.4

Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja Kecamatan Medan Area

No Jumlah Tenaga Kerja (Orang)

Jumlah Responden

(Orang)

Persentase (%)

1 1 5 25

2 2 7 35

3 3 5 25

4 4 2 10

5 5 1 5


(54)

No Jumlah Tenaga Kerja (Orang) Jumlah Responden (Orang) Persentase (%)

1 1 3 15

2 2 5 25

3 3 8 40

4 4 1 5

5 5 2 10

6 8 1 5

Total 20 100%

Kecamatan Medan Tembung No Jumlah tenaga kerja

(Orang) Jumlah Responden (Orang) Persentase (%)

1 1 7 35

2 2 10 50

3 4 3 15

Total 20 100%

Sumber: Data Primer diolah

Dari Tabel diatas menunjukkan bahwa pengusaha industri rumah tangga dari 3 kecamatan tersebut yang memiliki tenaga kerja berjumlah 1 orang adalah sebanyak 5, 3 dan 7 orang responden dengan persentase sebesar 25%, 15% dan 35% kemudian pengusaha yang memiliki tenaga kerja berjumlah 2 orang sebanyak 7, 5 dan 10 orang responden dengan persentase 35%, 25% dan 50% yang memiliki tenaga kerja berjumlah 3 orang sebanyak 5 dan 8 orang responden dengan persentase 25% dan 40%. Sedangkan pengusaha yang memiliki tenaga kerja berjumlah 4 orang berjumlah 2, 1 dan 3 responden dengan persentase 10%, 5% dan 15% kemudian yang memiliki tenaga kerja berjumlah 5 orang hanya 1 dan 2 orang responden dengan persentase 5% dan 10% dan terakhir yang memiliki tenaga kerja berjumlah 8 orang hanya 1 orang responden dengan persentase 5 %.


(55)

Modal merupakan hal yang sangat penting didalam menjalankan suatu usaha. Modal usaha adalah berupa uang yang dipakai oleh para pelaku Usaha industri rumah tangga dalam menjalankan usahanya. Untuk melihat modal yang digunakan oleh para pelaku Usaha industri rumah tangga dalam menjalankan usahanya berasal kita dapat melihat pada tabel berikut ini:

Tabel 4.5

Sumber Modal yang digunakan Responden Dalam Menjalankan Usaha Kecamatan Medan Area

No Sumber Permodalan Jumlah Responden (Orang)

Persentase (%)

1 Dana Sendiri 18 90

2 Pinjaman Keluarga 1 5

3 Kredit Bank 1 5

Total 20 100%

Kecamatan Medan Baru No Sumber Permodalan Jumlah Responden

(Orang)

Persentase (%)


(56)

2 Kredit Bank 2 10

3 Pinjaman Mitra Usaha 1 5

Total 20 100%

Kecamatan Medan Tembung No Sumber Permodalan Jumlah Responden

(Orang)

Persentase (%)

1 Dana Sendiri 17 85

2 Pinjaman Keluarga 12 10

3 Kredit Bank 1 5

Total 20 100%

Sumber: Data Primer diolah

Data pada tabel diatas menunjukkan bahwa mayoritas responden dari 3 kecamatan tersebut menggunakan sumber modal yang berasal dari dananya sendiri dalam menjalankan usaha yaitu sebesar 90% dan 85% dan diikuti oleh pinjaman keluarga sebesar 5% dan 10% sedangkan sumber modal yang berasal dari kredit bank juga sebesar 5% dan 10% dan terakhir dari pinjaman mitra usaha sebesar 5%. Dengan demikian dapat dikatakan para pelaku industri rumah tangga di 3 kecamatan tersebut dominan menggunakan dananya sendiri untuk menjalankan usaha.

Tabel 4.6 Total Asset Usaha Kecamatan Medan Area

No Total Asset

(Rp)

Jumlah Responden

(Orang)

Persentase (%)

1 1-5.000.000 7 35

2 5,01-10.000.000 6 30

3 10,01-30.000.000 7 35

Total 20 100%


(57)

No Total Asset (Rp)

Jumlah Responden

(Orang)

Persentase (%)

1 < 5.000.000 2 10

2 5-10.000.000 6 30

3 10,01-20.000.000 12 60

Total 20 100%

Kecamtan Medan Tembung

No Total Asset

(Rp)

Jumlah Responden

(Orang)

Persentase (%)

1 1-5.000.000 4 20

2 5,01-10.000.000 6 30

3 10,01-30.000.000 9 45

4 30,01-50.000.000 1 5

Total 20 100%

Sumber: Data Primer diolah

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa total asset usaha industri rumah tangga dari 3 kecamatan tersebut antara Rp 10,01 sampai 30 juta dengan 7 dan 9 jumlah responden dengan tingkat persentase 35% dan 45% sedangkan antara Rp 10,01 sampai 20 juta dengan 12 jumlah responden dengan tingkat persentase 60%. Kemudian total asset industri rumah tangga antara Rp 5,01-10 juta dengan 6 jumlah responden dengan tingkat persentase 30%. Sedangkan total asset industri rumah tangga antara Rp 1-5 juta dengan 7 dan 4 jumlah responden dengan tingkat persentase 35% dan 20% dan total asset industri rumah tangga antara Rp < 5 juta dengan 2 jumlah responden dengan persentase 10%, terakhir total asset industri rumah tangga antara 30,01-50 juta hanya 1 jumlah responden dengan tingkat persentase 5%.

Tabel 4.7

Keuntungan Per Hari Dalam Menjalankan Usaha Kecamatan Medan Area


(58)

No Keuntungan Per Hari (Rp) Jumlah Responden (Orang) Persentase (%)

1 < 100.000 1 5

2 101- 300.000 11 55

3 301- 500.000 4 20

4 501- 1.000.000 4 20

Total 20 100%

Kecamtan Medan Baru No Keuntungan Per Hari

(Rp) Jumlah Responden (Orang) Persentase (%)

1 < 100.000 4 20

2 101- 300.000 5 25

3 301- 500.000 6 30

4 501- 1.000.000 5 25

Total 20 100%

Kecamtan Medan Tembung No Keuntungan Per Hari

(Rp) Jumlah Responden (Orang) Persentase (%)

1 100- 300.0000 18 90

2 301- 500.000 2 10

Total 20 100%

Sumber: Data Primer diolah

Dari tabel di atas menunjukkan bahwa keuntungan perhari dari usaha industri rumah tangga di 3 kecamatan tersebut antara Rp < 100 ribu dengan jumlah responden 1 dan 4 dengan tingkat persentase 5% dan 20% sedangkan keuntungan perhari dari usaha industri rumah tangga antara Rp 100-300 ribu dengan jumlah responden 18 dengan tingkat persentase 90%. Kemudian keuntungan perhari dari usaha industri rumah tangga antara Rp 101-300 ribu


(59)

dengan jumlah responden 11 dan 5 dengan tingkat persentase 55% dan 25%. Keuntungan per hari industri rumah tangga antara Rp 301-500 ribu dengan jumlah responden 4, 6, dan 2 dengan tingkat persentase 20%, 30% dan 10% dan terakhir antara Rp 501-1 juta dengan jumlah responden 4 dan 5 dengan tingkat persentase 20% dan 25%.

Tabel 4.8

Modal Yang Digunakan Per Hari Dalam Usaha Kecamatan Medan Area

No Modal Per Hari

(Rp)

Jumlah Responden

(Orang)

Persentase (%)

1 100-300.000 5 25

2 301-500.000 3 15

3 501-1.000.000 7 35


(60)

Kecamatan Medan Baru

No Modal Per Hari

(Rp) Jumlah Responden (Orang) Persentase (%)

1 100-300.000 4 20

2 301-500.000 1 5

3 501-1.000.000 9 45

4 > 1.000.000 6 30

Total 20 100%

Kecamatan Medan Tembung

No Modal Per Hari

(Rp) Jumlah Responden (Orang) Persentase (%)

1 100-300.000 2 10

2 301-500.000 5 25

3 501-1.000.000 9 45

4 > 1.000.000 4 20

Total 20 100%

Sumber: Data Primer diolah

Dari tabel diatas menunjukkan bahwa modal perhari yang digunakan di 3 kecamatan tersebut untuk usaha industri rumah tangga Rp 501-1 juta dengan jumlah responden 7 dan 9 dengan tingkat persentase 35% dan 45%. Kemudian modal perhari yang digunakan untuk usaha industri rumah tangga antara Rp 301-500 ribu dengan jumlah responden 3, 1 dan 5 dengan tingkat persentase 15%, 5% dan 25% Sedangkan antara Rp > 1 juta dengan jumlah responden 5, 6 dan 4 dengan tingkat persentase 25%, 30%, dan 20% dan terakhir antara Rp 100-300 ribu dengan jumlah yang sama responden 5, 4, dan 2 dengan tingkat persentase 25%, 20 dan10%.

4.3 Distribusi Jawaban Responden

Tabel 4.9

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Usaha

No Jenis Usaha Jumlah

Responden

Persentase (%)


(61)

1 Pembuat Tempe 2 15,4

2 Penjahit 4 30,8

3 Warnet 11 84,6

4 Warung Makan 13 1

5 Toko Kue 3 23,1

6 Air Minum Isi Ulang 3 23,1

7 Pembuat Kue Rumahan 9 69,2

8 Minuman Jus 4 30,8

9 Percetakan 5 38,5

10 Biliard 1 7,7

11 Usaha Pembekuan Durian 1 7,7

12 Pembuat Kerupuk/Keripik 3 23,1

Sumber: Data Primer diolah

Dari hasil wawancara penulis dengan responden sebanyak 60 pengusaha di 3 kecamatan yaitu Medan Area, Medan baru dan Medan Tembung diperoleh informasi bahwa pemadaman listrik berdampak negatif terhadap pendapatan pengusaha industri rumah tangga dan merugikan pengusaha yang sebagian besar usahanya menggunakan listrik. tetapi ada juga beberapa industri rumah tangga yang tidak berdampak akan pemadaman listrik terhadap pendapatan melainkan dapat mengganggu aktivitas usaha.

Contohnya seperti usaha warung internet dan percetakan, jika pemadaman listrik berlangsung berpengaruh terhadap pendapatan dan bukan hanya pendapatan saja yang menurun putusnya langganan dan potensi rusakanya mesin ataupun komputer jika pemadaman terus dilakukan. Akibat pemadaman tersebut warnet dan percetakan harus mencari antisipasi untuk kelangsungan usahanya dengan menggunakan generator set (genset). Mereka harus mengeluarkan sejumlah uang untuk membeli bahan bakar minyak (BBM) seperti solar maupun bensin untuk menghidupkan genset. Meskipun rugi mereka harus melakukannya supaya pelanggan tidak kecewa, Modal yang dikeluarkan pengusaha menjadi lebih besar.


(62)

Contoh lain usaha pembuatan kue basah, usaha roti dan pembekuan durian. Akibat pemadaman yang berlangsung telah mengganggu proses pembuatan kue. Karena untuk pembuatan kue menggunakan alat elektronik untuk mengolah bahan baku seperti mesin mixer (pencampur). Karena pemadaman tersebut produksi menjadi berkurang, apalagi jika melayani pesanan dalam jumlah yang banyak, pengusaha akan kewalahan dan proses pengolahan menjadi tidak maksimal.

Tetapi lain halnya dengan usaha pembuatan tempe, jika pemadaman dilakaukan tidak berpengaruh terhadap pendapatan melainkan mengganggu terhadap aktivitas dari usaha tersebut seperti mengganggu proses pembuatan tempe yang berakibat bertambahnya jam kerja.

4.4 Analisis Data

4.4.1 Analisis Regresi Linear Berganda

Analisa regresi merupakan suatu metode yang digunakan untuk menganalisa hubungan persamaan antar variabel. Untuk menganalisis dampak pemadaman listrik terhadap pendapatan industri rumah tangga di Kota Medan digunakan analisa regresi linear berganda, dimana variabel terikat (dependent variable) adalah pendapatan bersih pengusaha industri rumah tangga, sedangkan variabel bebas (independent variable) adalah Pemadaman listrik, modal perhari, dan biaya operasional.

Model persamaan estimasi adalah sebagai berikut :

Y= α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + e

Dimana:


(63)

α = Konstanta

β1,β2,β3 = Koefisien regresi variable independen

X1 = Pemadaman listrik

X2 = Modal usaha perhari

X3 = Biaya operasional

e = term of error

Berdasarkan data yang telah diperoleh dari hasil penelitian dan telah diolah dalam persamaan maka hasilnya adalah sebagai berikut :

Tabel 4.10 Coefficients

Dependent Variable: Pendapatan bersih pengusaha per hari

Model Unstandardized Coefficients Standar dized Coeffic ients Sig.

B Std. Error Beta (Constant) PemadamanListrik ModalPerhari BiayaOperasional 462993,865 -0,407 -0,049 -1,039 112933,285 0,091 0,022 0,611 -0,528 -0,321 -0,244 4,100 -4,493 -2,300 -1,699 2,003 2,003 2,003 2,003 0,000 0,000 0,025 0,095 R Square 0,291

Adjusted R Square 0,253 7,672 2,769

Sumber: Data Primer diolah

Berdasarkan hasil uji regresi linear berganda dengan menggunakan program SPSS 20 maka dapat diinterpretasikan untuk setiap variabel-variabel bebas adalah sebagai berikut :

a. Variabel Pemadaman Listrik (X1)

Variabel Pemadaman Listrik (X1) mempunyai pengaruh negatif terhadap pendapatan bersih pengusaha/hari, dengan nilai koefisien regresi yang ada


(64)

sebesar, -0,407 artinya apabila variabel Pemadaman Listrik (X1) mengalami kenaikan maka akan berpengaruh terhadap tingkat pendapatan pengusaha per hari. b. Variabel Modal Perhari (X2)

Variabel Modal perhari (X2) mempunyai pengaruh negatif terhadap pendapatan bersih pengusaha/hari, dengan nilai koefisien regresi yang ada sebesar, -0,049 artinya apabila variabel Modal perhari (X2) mengalami kenaikan maka akan berpengaruh terhadap tingkat pendapatan pengusaha per hari.

c. Variabel Biaya Operasional

 Variabel Biaya Operasional (X3) mempunyai pengaruh negatif terhadap pendapatan bersih pengusaha/hari, dengan nilai koefisien regresi yang ada sebesar, -1,039, artinya apabila variabel biaya operasional (X3) mengalami kenaikan maka akan berpengaruh terhadap tingkat pendapatan pengusaha per hari.

Hal ini sesuai dengan hipotesis sebelumnya dimana jika variabel Pemadaman Listrik (X1), Modal Usaha Perhari (X2) dan Biaya Operasional (X3) dapat mempengaruhi pendapatan industri rumah tangga yang ada di kota Medan.

4.4.2 Uji Kesesuaian

4.4.2.1. Uji F (Uji F Serentak)

Uji F berguna untuk menguji hipotesis dengan kriteria pengambilan keputusan jika nilai > , maka H0 ditolak dan H1 diterima.


(65)

bersama-sama terhadap variabel Pendapatan pengusaha perhari (Y) pada tingkat kepercayaan 95% atau tingkat kesalahan = 0,05 (5%).

a. fl = k-1= 4-1=3 b. = 2,769

c. = 7,672

d. Keputusan :

FHitung > Ftabel (7,672 > 2,769) , artinya Ha diterima. Dengan demikian,

dapat disimpulkan bahwa secara serentak terdapat pengaruh nyata dan signifikan dari variabel independen (X1,X2,X3) terhadap variabel

Pendapatan pengusaha perhari (Y). 4.4.2.2 Uji t (Uji Parsial)

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh variabel independen secara parsial (individual) menerangkan variasi dependen.

1. Variabel Pemadaman Listrik (X1)

a. Hipotesa: H0 diterima: thitung < ttabel pada α = 5%

Haditerima: thitung > ttabel pada α = 5%

b. dF = n-k-1 = 60-4-1 = 55 c. : -4,493

d. : 2,003

e. Keputusan: Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa Thitung <


(66)

disimpulkan bahwa variabel pemadaman listrik (X1) berpengaruh tidak nyata (tidak signifikan) terhadap variabel pendapatan pengusaha perhari (Y) pada tingkat kepercayaan 95% (α = 5%). 2. Variabel Modal Perhari (X2)

a. Hipotesa: H0 diterima: thitung < ttabel pada α = 5%

Haditerima: thitung > ttabel pada α = 5%

b. dF = n-k-1 = 60-4-1 = 55 c. : -2,300

d. : 2,003

e. Keputusan: Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa Thitung <

Ttabel (-2,300 < 2,003 ), artinya H0 diterima. Dengan demikian,

dapat disimpulkan bahwa variabel Modal Perhari (X2) berpengaruh tidak nyata (tidak signifikan) terhadap variabel pendapatan pengusaha perhari (Y) pada tingkat kepercayaan 95% (α = 5%).

3. Variabel Biaya Operasional (X3)

a. Hipotesa: H0 diterima: thitung < ttabel pada α = 5%

Haditerima: thitung > ttabel pada α = 5%

b. dF = n-k-1 = 60-4-1 = 55 c. : -1,699

d. : 2,003


(67)

disimpulkan bahwa variabel Biaya operasional (X3) berpengaruh tidak nyata (tidak signifikan) terhadap variabel pendapatan pengusaha perhari (Y) pada tingkat kepercayaan 95% (α = 5%). 4.4.2.3Koefisien Determinasi (R-Square)

R

² =

0,291

Dari hasil regresi yang telah diolah tersebut maka diperoleh nilai koefisien sebesar 0,29. Hal ini menggambarkan bahwa variabel bebas yang secara bersamaan memberikan pengaruhnya terhadap variabel terikat hanya sebesar 29% sedangkan sisanya 71% yang dijelaskan oleh variabel lain yang tidak termasuk dalam estimasi model ini.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1Kesimpulan

1. Pemadaman Listrik secara bergilir yang terus berlangsung di wilayah Medan dan sekitarnya berdampak langsung terhadap usaha Industri


(68)

Rumah Tangga. Sebab gangguan dari pemadaman listrik secara bergilir pada produksi usaha kecil yang usahanya menggunakan listrik mengalami penururnan. Jika produksi usaha kecil menurun maka berdampak terhadap pendapatan yang diterima pengusaha. Selain itu pemadaman listrik juga mengganggu aktivitas usaha dimana jam kerja pengusaha menjadi bertambah.

2. Akibat pemadaman tersebut pengusaha harus menggunakan dan membeli generator set (genset) untuk kelangsungan usahanya. Pengusaha kalangan menengah pasti menggunakan genset dan yang kalangan kecil hanya menunggu sampai listrik dihidupkan kembali. Modal dan biaya operasional yang dikeluarkan pengusaha menjadi lebih besar, untuk membeli genset dan membeli bahan bakar minyak (BBM) seperti solar maupun bensin.

5.2Saran

Sehubungan dengan hasil penelitian ini, maka diberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Mengingat begitu pentingnya penggunaan tenaga listrik dalam kehidupan ini, maka kita sebaiknya melakukan penghematan energi pada setiap beban puncak yaitu pada malam hari.

2. Para pengusaha yang banyak menggunakan energi listrik sebaiknya menggunakan alat pengganti listrik seperti mesin genset untuk kelancaran usaha dan untuk meningkatkan laba.


(69)

3. Perlu adanya penataan lembaga yang seimbang untuk menghindarkan pemadaman listrik yang sangat merugikan masyarakat pada umumnya dan para pengusaha industri rumah tangga secara khususnya.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik (BPS), 2014. Kota Medan dalam Angka 2013. Medan: BPS Sumatera Utara.


(1)

Jumlah

Tanggungan

Pendidikan

Lama

Usaha

Jenis usaha

Tenaga

Kerja

1

2 Tamat SMA atau sederajat 5 tahun

pengeringan ikan

4

2

2 Tamat SMA atau sederajat 1 tahun

pembuat kue

2

3

0 Sarjana Muda/D3

2 tahun

minuman jus

1

4

1 Tamat SMP Sederajat

6 tahun

warung makan

2

5

3 Sarjana Muda/D3

4 tahun

minuman jus

2

6

2

Sarjana/S1 atau lebih

tinggi 4

tahun

pembekuan

durian 4

7

1 Tamat SMA atau sederajat 3 tahun

minuman jus

1

8

1 Tamat SMA atau sederajat 4 tahun

pembuat kue

1

9

2 Tamat SD atau sederajat

20 tahun

pembuat kue

1

10

1 Tamat SMA atau sederajat 6 tahun

pembuat kue

1

11

2 Tamat SMA atau sederajat 2 tahun

warung makan

2

12

2 Tamat SMP atau sederajat 30 tahun

pembuat keripik

2

13

2 Tamat SMP atau sederajat 1 tahun

pembuat kerupuk

4

14

1 Tamat SMP atau sederajat 4 tahun

warung makan

1

15

5 Tamat SMP atau sederajat 7tahun warung

sate

2

16

3 Tamat SMA atau sederajat 5 tahun

warung makan

2

17

1 Tamat SMA atau sederajat 3 tahun

warung bakso

1

18

3 Tamat SMA atau sederajat 2 tahun

depot air

2

19

2 Tamat SMA atau sederajat 5 tahun

warung bakso

2

20

2 Tamat SMA atau sederajat 4 tahun

warung internet

2


(2)

Respo

nden

Pendapatan

Bersih

(Y)

Rp/Hari

Pemadaman

Listrik

(X1)

Rp/Hari

Modal

(X2)

Rp/Hari

Biaya

Operasional

(X3)

Rp/Hari

1

80000,00

200000,00 400000,00 200000,00

2

200000,00 50000,00 300000,00 200000,00

3

517500,00 550000,00 1325000,00 200000,00

4

300000,00 100000,00 1000000,00 200000,00

5

150000,00 200000,00 500000,00 200000,00

6

200000,00 100000,00 1000000,00 100000,00

7

400000,00 500000,00 1000000,00 200000,00

8

300000,00 100000,00 1200000,00 100000,00

9

500000,00 200000,00 1000000,00 100000,00

10

600000,00 200000,00 1200000,00 100000,00

11

300000,00 200000,00 1200000,00 100000,00

12

400000,00 100000,00 1200000,00 100000,00

13

200000,00 150000,00 1200000,00 100000,00

14

500000,00 100000,00 600000,00 100000,00

15

150000,00 100000,00 1000000,00 100000,00

16

450000,00 150000,00 1300000,00 100000,00

17

1000000,00 500000,00 1500000,00 100000,00

18

120000,00 100000,00 500000,00 100000,00

19

200000,00 800000,00 1000000,00 100000,00

20

200000,00 100000,00 500000,00 100000,00

21

250000,00 100000,00 3000000,00 100000,00

22

300000,00 300000,00 4000000,00 100000,00


(3)

24

400000,00 100000,00 3000000,00 100000,00

25

500000,00 100000,00 4000000,00 100000,00

26

300000,00 150000,00 4000000,00 100000,00

27

300000,00 100000,00 4000000,00 100000,00

28

100000,00 200000,00 4000000,00 100000,00

29

75000,00 50000,00 4000000,00 100000,00

30

90000,00 100000,00 4000000,00 100000,00

31

350000,00 1500000,00 4000000,00 200000,00

32

90000,00 100000,00 4000000,00 20000000

33

500000,00 200000,00 200000,00 200000,00

34

400000,00 200000,00 200000,00 200000,00

35

600000,00 100000,00 150000,00 200000,00

36

600000,00 500000,00 150000,00 200000,00

37

700000,00 600000,00 200000,00 200000,00

38

1000000,00 100000,00 200000,00 200000,00

39

500000,00 300000,00 150000,00 200000,00

40

1000000,00 600000,00 200000,00 200000,00

41

300000,00 150000,00 150000,00 200000,00

42

180000,00 100000,00 1000000,00 200000,00

43

200000,00 200000,00 300000,00 200000,00

44

500000,00 1000000,00 300000,00 200000,00

45

200000,00 50000,00 200000,00 200000,00

46

200000,00 50000,00 200000,00 200000,00

47

200000,00 200000,00 300000,00 200000,00


(4)

49

300000,00 500000,00 200000,00 200000,00

50

200000,00 100000,00 150000,00 200000,00

51

150000,00 50000,00 150000,00 200000,00

52

300000,00 150000,00 200000,00 200000,00

53

300000,00 250000,00 200000,00 200000,00

54

300000,00 300000,00 150000,00 200000,00

55

300000,00 50000,00 200000,00 200000,00

56

300000,00 200000,00 150000,00 200000,00

57

300000,00 300000,00 1000000,00 200000,00

58

300000,00 400000,00 300000,00 200000,00

59

300000,00 100000,00 300000,00 200000,00

60

300000,00 200000,00 300000,00 200000,00

Lampiran 9

Hasil Regresi


(5)

Variables Entered/Removeda

Model Variables

Entered Variables Removed Method 1 BiayaOperasion al, PemadamanList rik, Modalb

. Enter

a. Dependent Variable: Pendapatan b. All requested variables entered.

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

1 ,540a ,291 ,253 181550,82585

a. Predictors: (Constant), BiayaOperasional, PemadamanListrik, Modal b. Dependent Variable: Pendapatan

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 758656813223,

077 3

252885604407,

692 7,672 ,000

b

Residual 1845799332610

,257 56

32960702368,0 40

Total 2604456145833

,334 59

a. Dependent Variable: Pendapatan

b. Predictors: (Constant), BiayaOperasional, PemadamanListrik, Modal

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 462993,865 112933,285 4,100 ,000

PemadamanListrik -,407 ,091 -,528 -4,493 ,000

Modal -,049 ,022 -,321 -2,300 ,025

BiayaOperasional -1,039 ,611 -,244 -1,699 ,095


(6)