VAS adalah instrumen pengukuran nyeri yang paling banyak dipakai dalam berbagai studi klinis dan diterapkan terhadap berbagai jenis
nyeri. Metode pengukuran ini sebagaimana yang dikembangkan oleh Stevenson dan kawan-kawan dari pusat penanganan nyeri kanker di
Wisconsin. Terdiri dari satu garis lurus sepanjang 10 cm. Garis paling kiri menunjukkan tidak ada rasa nyeri sama sekali, sedangkan garis paling
kanan menandakan rasa nyeri yang paling buruk. Kepada pasien dimintakan untuk memberikan garis tegak lurus yang menandakan derajat
beratnya nyeri yang dirasakannya. Instrumen VAS ini tidak menggambarkan jenis rasa nyeri yang dialami pasien.
21,22
Pengukuran dengan VAS pada nilai di bawah 4 dikatakan sebagai nyeri ringan; nilai 4-7 dinyatakan sebagai nyeri sedang dan di atas7
dianggap sebagai nyeri hebat.
21
2.3. Glukosamin HCL dan kondroitin sulfat
2.3.1. Glukosamin HCL
Glukosamin C
6
H
13
NO
5
merupakan gula amino dan prekursor penting dalam sintesis biokimia dari protein glikosilasi dan lipid.
Glukosamin ditemukan sebagai komponen utama dari rangka luar krustasea, artropoda, dan cendawan. Glukosamin merupakan salah satu
monosakarida yang banyak dijumpai gambar-1.
23,24
Dalam industri, glukosamin diproduksi dengan cara hidrolisis rangka luar krustasea.
Glukosamin umumnya digunakan untuk meringankan gejala osteoartritis walaupun efek terapisnya sendiri masih diperdebatkan.
Kurniakin Walrisman Sahata Girsang : Efektifitas Penambahan Glukosamin Hcl-Kondroitin Sulfat Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Dan Indeks Lequesne Pada Pasien Osteoartritis Lutut Yang Diberi Natrium
Diklofenak, 2009 USU Repository © 2008
Gambar-1. Rumus Bangun Glukosamin
2.3.1.1. Biokimia
Glukosamin pertama kali diidentifikasi oleh Dr. Georg Ledderhose pada tahun 1876, tapi struktur stereokimia tidak sepenuhnya diketahui
sampai ditemukan oleh Walter Haworth pada tahun 1939.
23,24
D-Glukosamin dibuat secara alami dalam bentuk glukosamin-6-fosfat, dan merupakan prekursor biokimia dari semua gula yang mengandung
nitrogen.
23
Glucosamine-6-phosphate dibuat dari fructose-6-phosphate dan glutamine sebagai fase awal dari jalur biosintesis hexosamine.
24
Produk akhir dari lintasan ini adalah UDP-N-asetilglukosamin UDP- GlcNAc, yang kemudian digunakan untuk membentuk glikosaminoglikan,
proteoglikan, dan glikolipid. Pembentukan glukosamin-6-fosfat merupakan tahap awal untuk
menyintesis produk ini. Glukosamin merupakan komponen penting dalam meregulasi produksi senyawa tersebut. Walaupun demikian, bagaimana
lintasan biosintesis heksoamin diregulasi dan bagaimana hal ini dapat berpengaruh terhadap penyakit manusia masih belum terlalu jelas
25
2.3.1.2. Efek Kesehatan
Konsumsi glukosamin secara oral biasanya digunakan untuk mengurangi gejala osteoartritis. Sebagai prekursor dari glikoaminoglikan
Kurniakin Walrisman Sahata Girsang : Efektifitas Penambahan Glukosamin Hcl-Kondroitin Sulfat Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Dan Indeks Lequesne Pada Pasien Osteoartritis Lutut Yang Diberi Natrium
Diklofenak, 2009 USU Repository © 2008
yang menyusun jaringan kartilago sendi, suplementasi glukosamin diharapkan mampu membangun kembali jaringan kartilago dan
mengurangi resiko osteoartritis, walaupun efektivitasnya masih diperdebatkan.
26,27
2.3.1.3. Penggunaan
Glukosamin dapat diperoleh dari suplemen makanan. Dosis garam glukosamin dalam bentuk glukosamin sulfat atau glukosamin hidroklorida
yang biasa dikonsumsi adalah sebesar 1,500 mg per hari.Umumnya, glukosamin yang umum dijual merupakan glukosamin dalam bentuk
glukosamine sulfat dan glukosamin hidroklorida.
26
Glukosamin umumnya dijual bersama kombinasi dengan suplemen lain seperti kondroitin sulfat.
2.3.1.4. Keamanan
Berbagai studi klinis telah membuktikan bahwa glukosamin aman untuk dikonsumsi. Walaupun demikian, isu alergi masih sering mengikuti
konsumsi glukosamin ini karena umumnya glukosamin diperoleh dari cangkang kerang dan semacamnya walaupun pada kenyataanya, bahan
alergen penyebab alergi ada di dalam daging kerang, bukan pada cangkangnya.
28
Sumber alternatif lain adalah penggunaan cendawan pada fermentasi jagung. Beberapa sumber lain menyebutkan bahwa
konsumsi berlebih glukosamin berkontribusi pada diabetes.
25
tapi beberapa referensi lain menyangkal.
29-31
Terlepas dari isu tersebut, sebuah penelitian lain menunjukkan bahwa asupan glukosamin sesuai
dosis yang dianjurkan tidak berpengaruh terhadap intolerasi glukosa dan resistensi insulin sebagaimana yang dikhawatirkan pasien diabetes.
32-35
Kurniakin Walrisman Sahata Girsang : Efektifitas Penambahan Glukosamin Hcl-Kondroitin Sulfat Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Dan Indeks Lequesne Pada Pasien Osteoartritis Lutut Yang Diberi Natrium
Diklofenak, 2009 USU Repository © 2008
2.3.2. Kondroitin Sulfat