Manifestasi klinis Mekanisme nyeri

Pekerjaan berat maupun dengan pemakaian satu sendi yang terus menerus berkaitan dengan peningkatan resiko OA tertentu. Beban benturan yang berulang dapat menjadi suatu faktor penentu lokasi pada orang-orang yang mempunyai predisposisi OA dan dapat berkaitan dengan perkembangan dan beratnya OA. g. Kelainan pertumbuhan Kelainan kogenital dan pertumbuhan telah dikaitkan dengan timbulnya OA pada usia muda. h. Faktor lain Tingginya kepadatan tulang dapat meningkatkan resiko timbulnya OA, karena tulang yang lebih padat tak mampu membantu mengurangi benturan beban yang diterima oleh tulang rawan sendi. Akibatnya tulang rawan sendi menjadi lebih mudah robek. Merokok menjadi faktor yang melindungi untuk timbulnya OA, meskipun mekanismenya belum jelas.

2.1.3. Manifestasi klinis

Manifestasi klinis yang palin sering ialah nyeri sendi yang mengganggu aktivitas. Awitan penyakit samar-samar, perjalanan penyakit lambat. Nyeri sendi bervariasi dari ringan sampai berat, bertambah pada aktivitas dan membaik jika istirahat. Terdapat kaku sendi pagi hari yang biasanya kurang dari 30 menit. Sendi yang sering terkena ialah sendi lutut, pinggul, kaki dan vertebra lumbosakral. Biasanya unilateral tanpa manifestasi sistemik. Pada pemeriksaan jasmani didapatkan pembesaran tulang yang mengakibatkan nyeri pada tepi sendi dan tempat perlekatan Kurniakin Walrisman Sahata Girsang : Efektifitas Penambahan Glukosamin Hcl-Kondroitin Sulfat Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Dan Indeks Lequesne Pada Pasien Osteoartritis Lutut Yang Diberi Natrium Diklofenak, 2009 USU Repository © 2008 kapsul sendi serta tendo periartikular. Gerakan sendi terbatas dan mungkin juga ditemukan instabilitas sendi dan locking pada waktu sendi digerakkan. Krepitasi yang dirasakan pada gerakan pasif merupakan akibat iregularitas rawan sendi yang berhadapan. Tanda ini terdapat pada lebih dari 90 pasien lutut. Lebih dari 50 pasien OA lutut menunjukkan malaligment sendi. Kadang terdapat tanda peradangan lokal berupa panas dan pembengkakan jaringan lunak akibat efusi sendi. 17-20

2.1.4. Diagnosis

Diagnosis OA biasanya sudah dapat ditegakkan berdasarkan riwayat penyaki dan pemeriksaan jasmani. Pemeriksaan laboratorium rutin hasilnya normal. Pemeriksan penunjang yang dapat membantu ialah pemeriksaan radiologis. Kelainan radiologis yang tampak berupa osteofit pada tepi sendi, penyempitan celah sendi yang asimetris, sklerosis subkondral, kista subkhondral dan perubahan bentuk sendi. Untuk penyeragaman diagnosis dipergunakan beberapa kriteria, yaitu: 17-20 a. Klinis: 1. nyeri sendi lutut dan 3 dari kriteria dibawah ini: 2. krepitus saat gerakan aktif 3. kaku sendi 30 menit 4. umur 50 tahun 5. pembesaran tulang sendi lutut 6. nyeri tekan tepi tulang 7. tidak teraba hangat pada sendi lutut Kurniakin Walrisman Sahata Girsang : Efektifitas Penambahan Glukosamin Hcl-Kondroitin Sulfat Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Dan Indeks Lequesne Pada Pasien Osteoartritis Lutut Yang Diberi Natrium Diklofenak, 2009 USU Repository © 2008 diagnosis OA jika: Bila ditemukan nyeri sendi serta osteofit dari gambaran radiologik dan 3 dari kriteria 2-7. Sensitivitas 95 dan spesifitas 69. b. Klinis dan radiologis: 1.nyeri sendi dan paling sedikit 1 dari 3 kriteria di bawah ini: 2.kaku sendi 30 menit 3.umur 50 tahun 4.krepitus pada gerakan sendi aktif Diagnosis OA jika didapatkan butir 1 disertai osteofit pada gambaran radiologik disertai kriteria 2,3 atau 4. Paling sedikit satu kriteria 2-4 harus ditemuka. Sensitivitas 91 dan spesifitas 86. c. Klinis dan laboratoris: 1.nyeri sendi di tambah adanya 5 dari kriteria dibawah ini: 2.usia 50 tahun 3.kaku sendi 30 menit 4.krepitus 5.nyeri tekan tepi tulang 6.pembesaran tulang 7.tidak teraba hangat pada sendi terkena 8.LED 40 mmjam 9.RF 1:40 10.analisa cairan sinovium sesuai OA Kurniakin Walrisman Sahata Girsang : Efektifitas Penambahan Glukosamin Hcl-Kondroitin Sulfat Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Dan Indeks Lequesne Pada Pasien Osteoartritis Lutut Yang Diberi Natrium Diklofenak, 2009 USU Repository © 2008 Diagnosis OA ditegakkan bila ditemukan nyeri sendi lutut diserrtai 5 dari kriteria 2-10. Sensitivitas 92 dan spesifitas 75.

2.2. Nyeri rematik

2.2.1. Mekanisme nyeri

Proses nyeri mulai stimulasi nociceptor oleh stimulus noxiuos sampai terjadinya pengalaman subyektif nyeri adalah suatu seri kejadian elektrik dan kimia yang bisa dikelompokkan menjadi 4 proses, yaitu: transduksi, transmisi, modulasi dan persepsi. 21 Secara singkat mekanisme nyeri dimulai dari stimulasi nosiseptor oleh stimulus noxiuos pada jaringan, yang kemudian akan mengakibatkan stimulasi nosiseptor dimana disini stimulus noxious tersebut akan dirubah menjadi potensial aksi. Proses ini disebut transduksi atau aktivasi reseptor. Selanjutnya potensial aksi tersebut akan ditransmisikan menuju neuron susunan saraf pusat yang berhubungan dengan nyeri. Tahap pertama transmisi adalah konduksi impuls dari neuron aferen primer ke kornu dorsalis medula spinalis, pada kornu dorsalis ini neuron aferen primer bersinap dengan neuron susunan sarap pusat. Dari sini jaringan neuron tersebut akan naik keatas di medula spinalis menuju batang otak dan talamus. Selanjutnya terjadi hubungan timbal balik antara talamus dan pusat-pusat yang lebih tinggi di otak yang mengurusi respons persepsi dan afektif yang berhubungan dengan nyeri. Tetapi rangsangan nosiseptif tidak selalu menimbulkan persepsi nyeri dan sebaliknya persepsi nyeri bisa terjadi tanpa stimulasi nosiseptif. Terdapat proses Kurniakin Walrisman Sahata Girsang : Efektifitas Penambahan Glukosamin Hcl-Kondroitin Sulfat Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Dan Indeks Lequesne Pada Pasien Osteoartritis Lutut Yang Diberi Natrium Diklofenak, 2009 USU Repository © 2008 modulasi sinyal yang mampu mempengaruhi proses nyeri tersebut, tempat modulasi sinyal yang paling diketahui adalah pada kornu dorsalis medula spinalis. Proses terakhr adalah persepsi, dimana pesan nyeri di relai menuju ke otak dan menghasilkan pengalaman yang tidak menyenangkan. 21

2.2.2. Pengukuran nyeri

Dokumen yang terkait

Efektifitas Teknik Effleurage Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Persalinan kala I

19 227 60

Studi Efek Penambahan Natrium Sulfat (Na2so4 25%) Terhadap Viskositas Larutan Pencuci Piring (dishwashing liquid)

7 96 59

PERBEDAAN PENAMBAHAN DICLOFENAC TOPIKAL PADA INTERVENSI INFRA RED RADIATION DAN AKTIF EXCERCISE TERHADAP PENGURANGAN NYERI OSTEOARTRITIS LUTUT.

0 1 12

PENGARUH HOLD RELAXED DAN TENS TERHADAP PENURUNAN NYERI AKTIVITAS BERJALAN PENGARUH HOLD RELAXED DAN TENS TERHADAP PENURUNAN NYERI AKTIVITAS BERJALAN PADA PENDERITA OSTEOARTRITIS LUTUT DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA.

0 0 14

PENDAHULUAN PENGARUH HOLD RELAXED DAN TENS TERHADAP PENURUNAN NYERI AKTIVITAS BERJALAN PADA PENDERITA OSTEOARTRITIS LUTUT DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA.

0 0 6

PENGARUH HOLD RELAXED DAN TENS TERHADAP PENURUNAN NYERI AKTIVITAS BERJALAN PADA PENGARUH HOLD RELAXED DAN TENS TERHADAP PENURUNAN NYERI AKTIVITAS BERJALAN PADA PENDERITA OSTEOARTRITIS LUTUT DI RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA.

0 1 10

Penambahan Auto Static Stretching Hamstring Pada Intervensi Ultrasound, Tens Dan Isometric Quadricep Terhadap Penurunan Nyeri Pada Pasien Osteoarthritis Lutut Grade 3.

0 0 1

HUBUNGAN ANTARA NYERI DAN FLEKSIBILITAS S ENDI LUTUT, DENGAN KECEPATAN BERJALAN PAS IEN PADA PENDERITA OS TEOARTRITIS LUTUT

0 0 66

HUBUNGAN ANTARA NYERI DAN FLEKSIBILITAS SENDI LUTUT, DENGAN KECEPATAN BERJALAN PASIEN PADA PENDERITA OSTEOARTRITIS LUTUT

0 0 47

BERBAGAI KELUHAN FISIK YANG DIALAMI PASIEN OSTEOARTRITIS AKIBAT TERAPI NATRIUM DIKLOFENAK DIBANDINGKAN KURKUMINOID EKSTRAK RIMPANG KUNYIT

0 0 9