Tujuan dan Manfaat Penelitian

14

E. Metode Penelitian

Ada beberapa cara dalam melakukan riset ilmu sosial, diantaranya adalah studi kasus, eksperimen, survey, telaah sejarah, dan analisis terhadap dokumen- dokumen yang berisi informasi-informasi. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan, bergantung pada tiga kondisi: a bentuk pertanyaan riset, b luas kontrol yang dimiliki peneliti atas peristiwa yang akan diteliti, c kadar fokusnya terhadap peristiwa kontemporer sebagai kebalikan dari cerita historis. 25 Terkait hal itu, penulis menggunakan metode studi kasus untuk menemukan penjelasan empiris secara mendalam tentang mobilisasi kekerasan anti-Ahmadiyah di Cikeusik, Pandeglang. Studi kasus merupakan strategi riset yang bersandarkan pada investigasi empiris secara mendalam terhadap satu atau sejumlah kecil fenomena untuk mengeksplorasi konfigurasi dari tiap kasus. Selain itu, studi kasus juga digunakan untuk menjelaskan ciri-ciri dari sebuah sekumpulan fenomena yang sangat besar atau sama melalui pengembangan dan evaluasi penjelasan teoritis. 26 Metode studi kasus memungkinkan peneliti untuk menangkap ciri peristiwa kehidupan nyata, misalnya lingkaran kehidupan individu, proses menegerial dan organisasi, perubahan tetangga, hubungan internasional, dan perkembangan industri, secara holistik dan mendalam. 27 25 Robert K Yin, Case study research: design and methodhs United Kingdom: Sage Publications, 2003, 1. 26 Charles Ragin, Fuzzy Set Social Science Chicago: University of Chicago Press, 2000, 68-87. 27 Yin, Case study research, 2. 15 Berdasarkan bentuk dan tujuan penelitian studi kasus, riset dengan menggunakan bentuk ini bisa dibedakan menjadi empat jenis: a deskriptif, b interpretatif, c pengujian hipotesis, d evaluasi teori. 28 Penulis akan menggunakan jenis studi kasus yang bersifat deskriptif dan interpretatif. Dengan deskriptif, penulis mencoba menggambarkan kasus yang diteliti secara sistematis. Melalui interpretatif, penulis menggunakan kerangka teori mobilisasi untuk menjelaskan kekerasan anti-Ahmadiyah di Cikeusik Banten. Untuk mencapai tujuan penelitian, deskriptif-interpretatif, penulis akan menggunakan dua teknik pengumpulan data. Pertama, riset kepustakaan yang meliputi penelusuran kumpulan dokumen hasil laporan kepolisian dan persidangan kasus penyerangan Jema ’at Ahmadiyah di Cikeusik, Pandeglang, peraturan daerah, buku-buku, dokumenarsip resmi pihak-pihak yang terlibat konflik Jemaat Ahmadiyah, kliping koran, jurnal, majalah, dan berbagai sumber lainya yang relevan dengan masalah penelitian. Kedua, wawancara secara mendalam dengan informan terpilih sesuai pedoman wawancara. Pertanyaan terbuka dan tidak berstruktur akan digunakan dalam penelitian ini. Dalam pemilihan informan, peneliti berupaya secara selektif dan teliti. 29 Langkah ini digunakan sebagai upaya untuk memperoleh informasi 28 Pascal Venesson , “Case studies and process tracing: theories and practices”, dalam Approaches and Methodologies in the Social Sciences: A Pluralist Perspective, disunting oleh Donatella Della Porta dan Michael Keating New York: Cambridge University Press, 2008, 227- 228. 29 Ada empat kriteria utama dalam pemilihan informan: a Informan harus dekat dengan budaya dan kedudukannya sangat signifikan dengan peristiwa yang diteliti, b Individu-individu yang terlibat dalam peristiwa yang diteliti, c Orang yang memiliki waktu dengan peneliti, d Individu yang memiliki informasi banyak tentang objek yang diteliti. Lihat W. Laurance Neuman, Social Research: Qualitative and Quantitative Approaches New York: Pearson, 2008, 299.