Sejarah Ahmadiyah Cikeusik Pandeglang Banten

34 Ketika Suparman mengaktifkan kembaliJAI di Cikeusik, penolakan pun muncul. Penolakan mengencang ketika dia menempati rumah missi: Aktivitas Suparman di rumah itu membuat ulama setempat marah. Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, saya beberapa kali mendatangi rumah Suparman dan memintanya untuk melakukan ibadah bersama dengan warga lainnya. Saya sering mengingatkan Suparman agar jangan melakukan salat Jumat di tempat itu. Kalau di luar salat Jumat, silahkan saja. Ketika saya berkata seperti itu, yang ada hanya berdebat. Suparman jago berdebat soal agama. 19 Para ulama semakin marah ketika beredar isu bahwa Suparman akan membangun tempat kegiatan Ahmadiyahterbesar di Indonesia. Suparman juga diduga mengajak warga untuk masuk ke Ahmadiyah dengan imbalan materi. Ini menguatirkan para ulama, karena sebagian warga Cikeusik tergolong miskin. 20 Terkait ini, salah satu anggota Ahmadiyah Cikeusik menolaknya sebagai tidak benar. Dia juga membantah isu bahwa AhmadiyahCikeusik tertutup.Menurutnya, mereka bergaul dengan warga setempat,ikut terlibat dalam kegiatan masyarakat seperti kerja bakti. 21 Usaha menyelesaikan konflik Ahmadiyah Cikeusik dilakukan oleh kepala desa setempat. Tetapi, alih-alih memfasilitasi secara netral antara pihak Ahmadiyah dan anti-Ahmadiyah, kepala desa justru memperkeruh konflik. Sebab,dia meminta Suparman untuk membubarkan Ahmadiyah dan ikut memprovokasi warga untuk tujuan yang sama. 19 Wawancara dengan A, Sekretaris DesaUmbulan di Umbulan, 14 Februari 2013. 20 Wawancara dengan R. 21 Wawancara dengan AS. 35 Pada Agustus 2010, Suparman dipanggil secara pribadi oleh Kades Umbulan. Suparman datang ditemani Atep Suratep. Pertemuan berlangsung selama satu jam, tetapi tidak menghasilkan apa-apa. Dalam pertemuan tersebut, Suparman menjelaskan, dia mubalig Ahmadiyah dan Atep Suratep sekretarisnya. Kades sempat meminta Suparman untuk keluar dari Ahmadiyah. Tetapi saran itu ditolak. 22 Merasa secara personal gagal menekan Suparman, Kades akhirnya melibatkan unsur pemerintahan setempat untuk membubarkan Ahmadiyah. Upaya ini dimulai pada September 2010, ketika Kades memanggil Suparman secara resmi ke kantor desa. Pertemuan dihadiri Suparman, Kades dan beberapa pejabat Desa Cikeusik. Kades kembali menyarankan agar Suparman keluar dari Ahmadiyah. Namun Suparman tetap menolak. Pada bulan yang sama, pihak kelurahan melaporkan persoalan ini kekecamatan Cikeusik. Pihak kecamatan menindaklanjutinya dengan memanggil Suparman dan Atep ke kantor kecamatan. 23 Beberapa kali Suparman bertemu dengan pihak kecamatan. Inti pertemuan itu adalah meminta Suparman keluar dari Ahmadiyah. Suparman pun kembali menolak permintaan itu. Menurut Sekdes, alasan Suparman menolak permintaan itu adalah karena JAI diakui secara sah oleh pemerintah atau memiliki badan hukum. Bahkan Suparman pernah menunjukan bukti itu di forum pertemuan. Suparman juga 22 Berita Acara Pemeriksaan BAP, Saksi Johar atas Perkara Pidana Pengroyokan dan atau Penghasutan Serang: Polda Banten, 22 Februari 2011, 6. 23 Berita Acara Pemeriksaan BAP, Saksi Johar, 6.