Jaringan Perekrutan Anti-Ahmadiyah KEKERASAN DAN MOBILISASI ANTI-AHMADIYAH
54
ulama, kiai, santri, jawara, masyarakat untuk menggempur Ahmadiyah di Cikeusik. Kalau ada SMS
dari saya sebarkan K.H. Ujang Cigeulis.”
Di sisi lain, setelah menghubungi K.H. Ujang, Sofwan langsung mengumpulkan tokoh masyarakat, salah satunya Kiai Muhamad, pemimpin GMC.
Pertemuan menghasilkan kesepakatan bahwa tablig akbar akan dilaksanakan pada 6 Februari 2011, pukul 09.00. Kemudian, Sofwan menghubungi K.H. Ujang
terkait hasil musyawarah. Dua hari sesudah itu, K.H. Ujang memberitahu Sofwan agar acara diarahkan langsung ke pokok persoalan, yaitu pembubaran
21
dengan pengerahan massa tanpa tablig akbar. Sofwan menyepakatinya.
22
K.H. Ujang juga meminta dukungan anggota FPI dari Pontang, Serang, yaitu Ustad TB. Sidiq. Sebelumnya, dia bertemu dengan Kiai Sobri, Sekjen FPI
Pusat, pada acara Maulid Nabi di Cibulakan. Dalam pertemuan itu, dia memberi tahu bahwa akan ada pembubaran Ahmadiyah di Cikeusik pada Minggu, 6
Februari 2011, pukul 09.00 atau 10.00.
23
Sodikin, seorang pedagang di Pandeglang dan anggota FPI Front Pembela Islam Pontang, Serang,
memberitahu Kiai Babay terkait pembubaran Ahmadiyah. Babay adalah kiai
21
Tidak disebutkan dengan cara apa damai atau kekerasan pembubaran Ahmadiyah Cikeusik akan dilakukan. Berita Acara Pemeriksaan BAP III, Tersangka KH. Ujang Muhamad
Arif bin Abuya Surya atas Perkara Pidana Pengroyokan dan atau Penghasutan Serang: Polda Banten, 5 Maret 2011, 2.
22
Berita Acara Pemeriksaan BAP, Saksi Sofwan, 3.
23
Berita Acara Pemeriksaan BAP II, Tersangka KH. Ujang, 3.
55
muda dari Kecamatan Pagelaran, Pandeglang yang sudah dikenal di masyarakat Cikeusik dan dekat dengan K.H. Ujang.
24
Kedekatan para kiai Pandeglang yang menentang Ahmadiyah di Cikeusik dengan FPI sudah lama terjadi. Pemimpin FPI Pusat, misalnya Habib Rizieq,
sering diundang untuk mengisi acara maulid nabi.
25
Para kiyai yang dekat dengan FPI merupakan kiyai-kiyai NU Nahdlatul Ulama yang tidak masuk dalam
jajaran pengurusan struktur NU baik di Banten maupun Pandeglang. Mereka merasa kecewa dan memilih menjadi simpatisan FPI karena Organisasi NU
dianggap tidak mengamalkan amar ma’ruf nahi munkar.
26
Salah satu hal yang perlu disampaikan di bagian ini adalah bahwa FPI belum didirikan secara resmi di
Pandeglang ketika peristiwa Cikeusik terjadi. FPI resmi dideklarasikan di Pandeglang pada 2013. Para pengurusnya adalah ulama-ulama yang keras
menentang Ahmadiyah di Cikeusik, seperti K.H Ujang.
27
Selain pemanfaatan berbagai jaringan untuk merekrut massa anti- Ahmadiyah, intensitas pertemuan para mobilisator anti-Ahmadiyah dan
penyebaran SMS pembubaran yang sangat masif memungkinkan mobilisasi Ahmadiyah bisa terjadi. Pada 27 Januari 2011, pukul 20.00, Sodikin datang ke
rumah Babay. Dalam pertemuan itu, Sodikin mengusulkan untuk menghubungi Idris, jawara dari Mandalawangi, Kabupaten Pandeglang. Idris sudah lama kenal
24
Berita Acara Pemeriksaan BAP II, Saksi Ahmad Bai Mahdi alias Kiai Babay atas Perkara Pidana Pengroyokan dan atau Penghasutan Serang: Polda Banten, 21 Februari 2011, 6-
7.
25
Wawancara dengan R.
26
Wawancara dengan AU, Pengasuh Pondok Pesantren Labuan di Labuan, 14 Februari 2013.
27
Wawancara dengan RT, warga Binuangen di Ciputat, 5 April 2013.
56
dengan Babay dan K.H Ujang. Idris juga satu perguruan dengan K.H Ujang dalam Organisasi Pendekar Banten.
28
Tidak lama kemudian Idris bersama jawara lain, yaitu Roy, datang ke rumah Babay. Sesudah itu, Sodikin bersama Babay, Idris dan
Roy membicarakan rencana pembubaran Ahmadiyah.
29
Pada 28 Januari 2011, K.H. Ujang kembali mengirimkan SMS ke para kiai, santri dan masyarakat. Isinya
: “Assalamualikum, undangan kepada kiai, tokoh agama, santri, masyarakat, pembubaran Ahmadiyah di Cikeusik hari Minggu 6
Februari3 Maulud K.H. Ujang Cgls. Sebarkan Jangan dikirim polisi.” Sebagian besar orang yang menerima SMS itu menyanggupi menghadiri undangan. Oleh
karena itu, K.H. Ujang memperkirakan bahwa jumlah massa akan sekitar seribu orang.
30
SMS yang diterima kiai, santri dan masyarakat juga dikirim ulang ke orang lain yang mereka kenal, entah dengan format yang sama atau beda. Seorang warga
Desa Umbulan bercerita: “Saya memeroleh SMS pembubaran Ahmadiyah Cikeusik dari
teman, kiai setempat dan nomor yang tidak dikenal. Karena saya setuju dengan pembubaran Ahmadiyah maka saya kirim ulang ke
beberapa nomor yang ada di handphone saya. Bahkan saya membeli beberapa kartu baru untuk menyebarkannya. Saya mengirimkan
format SMS yang sama dan berbeda. Dengan format berbeda, misalnya saya mengatakan kalau anda tidak mau Ahmadiyah ada di
Pandeglang maka harus datang ke acara pembubaran Ahmadiyah Cikeusik pada Minggu, 6 Februari 2011. Hampir seluruh masyarakat
28
Wawancara dengan HR, warga Pandeglang di Ciputat, 20 April 2013.
29
Berita Acara Pemeriksaan BAP II, Saksi Ahmad Bai Mahdi, 6-7.
30
Berita Acara Pemeriksaan BAP I, Tersangka KH. Ujang, 5-6.
57
Cikeusik mendapat SMS pembubaran dan mereka juga menyebarkan sms itu.
31
Pada 29 Januari 2011, Babay mengundang Idris ke rumahnya. Idris datang bersama Pandi, Pai dan Roy. Mereka membicarakan rencana pembubaran dan
memutuskan, pada hari itu juga, Babay memutuskan untuk bertemu AA alias Deden. AA adalah seorang pengusaha pemotongan ayam dan membuka praktek
pengobatan di Panimbang. Babay mengenal AA karena ibu-nya yang sedang sakit diobati oleh dia. Di rumah AA, mereka berkumpul dengan tiga puluh orang
lainnya dan membicarakan rencana pembubaran. Pertemuan juga menyepakati agar masyarakat Panimbang, Pagelaran, dan Menes berkumpul pada 6 Februari
2011, Jam 06.30 di Panimbang.
32
Pada 4 Februari 2011, Kiai Babay kembali mengundang Idris ke rumahnya. Pertemuan juga dihadiri K.H. Ujang dan Sodikin. Pertemuan memutuskan bahwa
pembubaran Ahmadiyah di Cikeusik atas nama masyarakat Pandeglang dan menggunakan pita biru sebagai pembeda antara Ahmadiyah dan non-Ahmadiyah.
Kemudian, pada hari itu juga, mereka mendatangi rumah AA untuk memberitahu hasil pertemuan.
33
Kedudukan para kiai di Pandeglang yang sangat dihormati masyarakat, ditambah jumlah pesantren yang sangat banyak, khususnya di Cikeusik,
memudahkan penggalangan massa pembubaran Ahmadiyah. Menjelang hari
31
Wawancara dengan R.
32
Berita Acara Pemeriksaan BAP, Tersangka Idris atas Perkara Pidana Pengroyokan dan atau Penghasutan Serang: Polda Banten, 17 Februari 2011, 3.
33
Berita Acara Pemeriksaan BAP I, Saksi Ahmad Bai Mahdi alias Kiai Babay atas Perkara Pidana Pengroyokan dan atau Penghasutan Serang: Polda Banten, 18 Februari 2011, 3.
58
pembubaran, K.H. Ujang membagi tugas kordinator lapangan kepada para kiai dan menentukan titik kumpul massa. Massa yang datang dari arah Cibaliung,
Labuan, Mandalawangi, Cimanggu Cibitung, Sumur berkumpul di Masjid Babakan di bawah pimpinan K.H Ujang, Kiai Pei, Kiai Nahwan, dan Kiai Babay.
Massa dari Munjul dan Cikeusik kumpul di Masjid Cangkore dan dipimpin oleh Kiai Baghowi, Sofwan dan Lurah Desa Umbulan. Sedangkan massa dari
Malimping dan Cisemut berkumpul di pertigaan Umbulan dan dipimpin oleh Ustad Endang.
34
Para kiai yang sudah berencana ikut kegiatan pembubaran Ahmadiyah di Cikeusik, juga mengajak santri-santrinya.
35
Pada 6 Februari 2011, mereka datang ke Cikeusik dengan menggunakan motor, mobil dan bus.
36
Seluruh dana untuk kegiatan pembubaran, misalnya pembelian pita biru dan transportasi, ditanggung
oleh masing-masing kordinator. Menurut satu sumber, penyumbang terbesar dana kegiatan pembubaran adalah Kiyai Qurtubi.
37
Ketika para pelaku kekerasan menjalani proses hukum, dia memberikan bantuan materi bagi keluarga para
pelaku kekerasan.
38