pemikiran untuk mengarah ke arah yang lebih baik untuk merealisasikan problem yang ada dalam realitas.
66
C. Pandangan Umat Islam tentang Hubungan Persaudaraan pada Komunitas Lain
Bahwa Nabi Muhammad diutus oleh Allah sebagai rahmat untuk seluruh alam mengindikasikan keuniversalan agama Islam. Sesuatu yang mustahil bahwa
seluruh manusia di muka bumi ini akan memeluk agam Islam. Oleh karena itu, Islam menghormati dan menghargai pemeluk agama lain. Karena itu juga Islam
tidak memaksakan pemeluk agama lain untuk menjadi muslim. Memang harus diakui bahwa antara agama-agama pasti terdapat perbedaan. Tetapi perbedaan itu
tidak menghilangkan persamaan-persamaan yang ada. Bertolak dari itu Islam sangat menyadari dan menghormati adanya kemajemukan.
Islam adalah agama universal, menyandang dakwah bagi semua orang.
67
Dalam penyampaiannya tidak boleh ada unsur paksaan, sebab dikatakan dalam al- qur’an, surat al-Nahl16: 125.
“Serulah manusia kepada jalan tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik, dan bantahlah mereka dengan bantahan yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu, Dialah yang mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”
68
Pengakuan Islam akan keberadaan agama-agama lain mengimplikasikan penghormatan terhadap agama-agama tersebut. Islam melarang pemeluknya
mengejek atau mengolok-olok kaum yang lain, memanggil dengan gelar yang buruk. Al-Qur’an memerintahkan untuk saling berbuat baik dan berlaku adil dalam
hidup bersama antara penganut yang berbeda.
66
Abdullah, Merajut Ukhuwah Islamiyah, op. cit., h. 46.
67
“Persaudaraan Adalah Hakikat Islam”, Hak Kerukunan, 92-93,Th. XVI, Mei-Juni, 1995, h. 35.
68
Departemen Agama RI, op.cit., h.421
Dalam al-qur’an surat al-Baqarah ayat 256 disebutkan bahwa “tidak ada paksaan dalam agama.” Kebebasan beragama yang diungkapkan dalam al-qur’an ini
berkaitan dengan kebebasan memilih agama Islam atau selainnya. Seseorang yang dengan sukarela serta penuh kesadaran telah memilih satu agama maka yang
bersangkutan telah berkewajiban untuk melaksanakan ajaran agama tersebut secara sempurna. Manusia diberikan kebebasan oleh Allah untuk memilih dan
menetapkan jalan hidupnya, serta agama yang dianutnya, tetapi kebebasan ini bukan berarti kebebasan memilih ajaran agamanya itu, mana yang dianut dan
mana yang ditolak, karena Tuhan tidak menurunkan satu agama untuk dibahas oleh manusia dalam rangka memilih yang dianggapnya sesuai dan menolak yang
tidak sesuai.
69
Tetapi Tuhan menurunkan agama untuk dipelajari oleh manusia sebagai pedoman dengan menganut satu paham yang dibenarkan oleh prinsip-
prinsip agama. Agama Yahudi, Kristen, dan Islam adalah agama samawi, yang masing-masing
mempunyai kitab suci dan nabi. Perbedaannya dengan Islam dan Yahudi bisa dianggap perbedaan perkembangan bukan perbedaaan akar, karena itu pula harus
dianggap lebih dekat untuk diserukan kepada Islam.
70
Apabila umat Katolik maupun umat beragama yang lain sudah diserukan Islam tetapi mereka tetap tidak
ingin menganutnya maka biarkanlah mereka dengan agamanya masing-masing. Allah tetap menyukai orang Islam berbaikan dengan mereka kecuali jika mereka
mengusir orang Islam dari Indonesia.
71
Allah melarang umat Islam memaksa orang lain untuk menganut agama Islam. Umat Islam dari awal menerima hidup dalam masyarakat dengan kemajemukan
agama yang ada. Sikap dasar tidak boleh berprasangka atau mengolok-olok orang lain berlaku bagi sesama umat Islam dan juga bagi umat lain. Al-qur’an melarang
sikap prasangka terhadap orang lain, dan kita dilarang untuk mencari-cari kesalahan orang lain dan menggunjing.
Banyak usaha untuk mencari titik temu antara agama-agama. Memang benar bahwa terdapat kesamaan-kesamaan antara satu agama dengan agama lain. Tetapi
tidak dapat dipungkiri bahwa keimanan yang diajarkan oleh satu agama berbeda dengan yang diajarkan oleh agama lain. Ketika usaha itu diarahkan untuk hal-hal
mendasar yang menyangkut keimanan maka yang muncul adalah kebenaran subyektif, yaitu orang yang beragama Islam akan merasa bahwa agama Islam yang
paling benar dan mengganggap orang non Islam adalah kafir, dan sebaliknya.
72
Maka dari itu sering terjadi usaha untuk mencari persamaan, tetapi sulit untuk
69
Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an, op. cit., h. 368.
70
Hasbullah Baqry, Pandangan Islam Tentang Kristen di Indonesia, Jakarta: Akademika Pressindo, 2000, cet. ke-2, h. 45.
71
Ibid., h. 46.
72
“Dai dan Pendeta Sejuta umat: Bicara Hubungan Muslim dan Kristen”, Narwastu 1, Th.IX, 16 Maret 2002, h. 22.
mencari semangat kebersamaan. Mencari kebenaran bersama-sama seharusnya diarahkan kepada hal-hal yang mendorong keakraban antara pemeluk agama,
seperti ajaran menghormati orang lain.
Bahasan dalam bab ini menggambarkan bagaimana sesungguhnya memandang persaudaraan tidak hanya terbatas pada hubungan keturunan, tetapi lebih dari itu
hubungan seiman mendapat perhatian yang besar. Dengan didasari oleh kebersihan hati persaudaraan seiman yang lebih dikenal dengan ukhuwah Islamiyah ini
diharapkan mampu memberikan manfaat yang besar kepada semua masyarakat muslim. Bahkan, Islam juga membentangkan konsep ini kepada komunitas lain.
Hal ini terlihat dari penghormatan Islam terhadap kemajemukan agama yang dianut manusia.
BAB IV ANALISIS KONSEP PERSAUDARAAN