Persaudaraan Menurut Kitab Suci Alkitab

BAB II KONSEP PERSAUDARAAN DALAM KATOLIK

A. Persaudaraan Menurut Kitab Suci Alkitab

Di dalam Kitab Suci djelaskan bagaimana persaudaraan itu dibangun, dan dipahami. Untuk lebih memperjelas kita pelajari dahulu istilah saudara dalam Kitab Suci. Arti Saudara dalam Alkitab bermacam-macam. Dalam arti sempit saudara adalah orang sekandung: “Kemudian daripada itu diperanakkannya Habel, adik Kain…” Kejadian 4: 2. Di samping hubungan melalui darah daging, istilah saudara juga digunakan untuk mereka yang berkaitan satu sama lain melalui hubungan rohani, misalnya persaudaraan berkat iman: “Hai tuan-tuan dan saudara sekalian, beranilah aku menyatakan kepadamu dari hal nenek moyang kita Daud…” Kisah 2: 29 atau karena kesamaan fungsi: “…sekaliannya orang setiawan adanya akan membagi-bagi kepada saudaranya dalam segala pangkatnya, baik yang besar dan baik yang kecil” 2 Tawarikh 31: 15 ; “…suruhlah akan dia bangkit diantara segala saudaranya dan bawalah akan dia sertamu ke dalam bilik bersekat.” 2 Raja 9: 2, atau perjanjian bersama:” karena ia itulah akan bulang yang elok pada kepalamu dan kalung rantai yang indah-indah pada lehermu” Amsal 1: 9; ”maka dikenakannya kain karung pada pinggangnya dan dibubuhlah tali pada kepalanya…” 1 Raja 20: 32; “…mengapa kita berbuat hianat seorang akan seorang serta menghinakan perjanjian nenek moyang kita?” 1 Maleakhi 12: 10. 16 Di sini kita memahami bahwa persaudaraan antar manusia tidak hanya tergantung pada hubungan darah saja. Dalam Perjanjian Lama ditegaskan bahwa umat manusia dijadikan “dari satu orang saja” Kisah 17: 26, Lihat Kejadian 1–2. Hubungan sebagai saudara terputus. Kain membunuh Habel, saudaranya Kejadian 4: 1–6. Tetapi Allah tetap menghendaki persaudaraan: “Janganlah engkau membenci saudaramu … melainkan kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu …” Imamat 19:17, dan Yusuf memaafkan saudaranya Kejadian 45: 1–8. Memang, “Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dan hidup rukun” Mazmur 133: 1. Namun ternyata perintah Allah tidak cukup untuk mengembalikan dan menghadirkan persaudaraan yang dikehendaki-Nya. Berkali-kali persaudaraan antar manusia tergoncang dan retak bahkan terputus. 17 Dalam Perjanjian Baru disebutkan persaudaraan universal yang diidam- idamkan dan diperjuangkan oleh para nabi. Persaudaraan sejati yang meliputi semua orang terwujud dalam Yesus Kristus. Dari Yesus sendiri yang berkata: “Siapa pun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di surga, dialah saudara-Ku laki–laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah Ibu-Ku” Matius 12: 50; Lihat Mikha 3: 35; Lukas 8: 21. 18 Maksudnya adalah bila umat ingin membangun persaudaraan sejati maka yang 16 FX. Hadisumarta, et.al., Hidup Dalam Persaudaraan Sejati :Sudut Pandang Para Uskup, Jakarta: Bunga Rampai III, 2000, h. 27. 17 Ibid., h. 28. 18 Ibid., h. 29 dilakukan adalah mengikuti jalan yang dibenarkan oleh Yesus, karena Dia tidak pernah membedakan umat-Nya dari jenis kelamin, keturunan, profesi, dan sebagainya Istilah saudara dalam kata Yunani adelphos tidak hanya berarti “saudara sekandung”. Kata itu dapat berarti kaum sebangsa: ”karena aku sendiri rela terlaknat dijauhkan daripada Kristus, karena saudara-saudaraku, keluargaku yang sedarah dan sedaging” Roma 9: 3, atau sesama saudara: “…dan pergilah berdamai dulu dengan saudaramu,lalu kembali untuk mempersembahkan …” Matius 5 : 23, atau saudara tiri : ”…Herodes isteri Filipus saudaranya, karena Herodes telah mengambilnya sebagai isteri” Markus 6: 17, “Karena Yohanes pernah menegur Herodes, ”tidak halal engkau mengambil isteri saudaramu” Markus 6–18. Berulangkali dalam Perjanjian Baru disebutkan “Saudara–saudara Yesus” Yohanes 2: 12.”Lalu datanglah ibu dan saudara-saudara Yesus…”Lihat, ibu dan saudara-saudara-Mu ada di luar…”,…siapa ibu-Ku dan siapa saudara-saudara-Ku? ...Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku. Markus 3: 31–34, Lukas 8: 9–21 ”Maka mereka itu sekalian bertekun dan sehati berdoa beserta dengan beberapa perempuan dan Maryam, ibu Yesus, dan dengan saudara-Nya.”Kisah1: 14, ”Tetapi rasul-rasul yang lain tidak kujumpa kecuali Yakub saudara Tuhan itu.”Galatia 1: 19, “…sebab itu aku pikir perlu meminta saudara-saudara itu pergi kepada kamu dahulu…” Korintus 9: 5. Empat saudara Yesus disebutkan namanya: Yakobus, Yoses atau Yosef, Yudas dan Simon: ”bukankah orang ini tukang kayu, anak Maryam, dan saudara Yakub, danYoses dan Yudas dan Simon ?” Markus 6: 3, ”…Bukankah ibu- Nya bernama Maryam, dan saudara-saudaranya Yakub dan Yusuf, dan Simon dan Yudas?” Matius 13: 55. 19 Integritas yang terbuka merupakan kata kunci yang dapat menjelaskan pandangan dan arah Gereja Katolik dalam hubungan antar umat beriman dan umat beragama. Hubungan antar umat beriman, sebagai masalah aktual di zaman ini belum diolah pada zaman penulisan Kitab Suci Perjanjian Baru yang memberi kesaksian mengenai Yesus Kristus, apalagi di dalam Kitab Suci Perjanjian Lama. 20 Kitab Suci Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama memberi inspirasi untuk mengartikan dan menentukan arah bagaimana hubungan antar umat beriman dan beragama sekarang ini dikembangkan. Persaudaraan memang universal, persaudaraan harus merupakan suatu persekutuan bukan hanya dengan Kristus, tetapi juga sekaligus persekutuan satu sama lain sebagai saudara dalam Kristus. Hubungan antar mereka harus dijiwai dengan perintah Yesus seperti dalam Matius 5: 21–26. Ada kewajiban saling menegur, terutama kasih kepada orang-orang yang paling kecil, sebab dalam diri mereka itu mereka menjumpai Kristus sendiri. 21 Di dalam Kitab Suci dikatakan:” Apabila saudaramu berbuat dosa, tegurlah dia di bawah empat mata, jika ia mendengarkan nasihatmu engkau telah mendapatkannya kembali” Matius18: 15 kemudian di dalam Matius 25: 40: “Dan raja itu akan menjawab mereka:” Aku berkata kepadamu sesungguhnya segala sesuatu yang kamu 19 Ibid., h. 55. 20 Mustoha, Bingkai Teologi Kerukunan Umat Beragama di Indonesia, Jakarta: Depag, 1997, h. 97. 21 FX. Hadisumarta, et. al., op. cit., h. 33. lakukan untuk salah seorang dari saudara-Ku yang paling hina ini, kamu telah melakukannya untuk Aku”. 22 Hal ini menunjukkan bahwa kata saudara juga mencakup pengertian orang seiman atau seagama.

B. Pandangan Umat Katolik tentang Hubungan Persaudaraan