diperoleh dengan melihat tabel distribusi z pada alpa = 52 = 0,025 uji pihak atau two-tailed, adalah sebesar 1,96.
Dengan daerah kritis atau daerah penolakan hipotesis nol adalah jika z- hitung z-tabel atau z-hitung - z-tabel. Bila syarat tersebut terpenuhi maka
hipotesis H ditolak, dan hipotasis alternatif H
a
diterima, yang berarti koefisien korelasi signifikan sehingga secara individual variabel independen berpengaruh
terhadap variabel dependen, dan berlaku sebaliknya. Sedangkan untuk melihat pengaruh seluruh variabel independen secara
bersama-sama simultan terhadap variabel dependen dilakukan uji statistik F Anova. Uji ini dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel
dan probabilitas error. F tabel diperoleh dengan melihat tabel pada alpha 5 dengan didasarkan pada dk pembilang = k dan dk penyebut = n-k-1. Bila bila
alpha 5, dk pembilang = 2, dan dk penyebut dk penyebut = 47 maka diperoleh F tabel sebesar 4,03. Jika nilai F-hitung F-tabel, H
ditolak dan menerima H
a
, dan tingkat probabilitas error 0,05 maka model yang diuji adalah signifikan.
1. Pengaruh dimensi aqidah, dimensi ibadah, dimensi akhlak, dimensi ilmu,
dimensi penghayatan terhadap prilaku pedagang secara parsial
Berdasarkan tabel 4.21 diketahui koefisien korelasi antara dimensi aqidah terhadap perilaku pedagang sebesar 0,325. Untuk mengetahui apakah
koefisien korelasi ini signifikan atau tidak adalah dengan membandingkan nilai hitung korelasi dengan nilai tabel korelasi. Dengan n = 50 alpa 5
diperoleh r tabel 0,273. Dalam hal ini berlaku ketentuan bahwa bila r hitung
lebih besar dari r tabel, maka hipotesis alternatif diterima, dan hipotesis nol ditolak ternyata r hitung lebih besar dari r tabel 0,3250,273. Dengan
demikian terdapat hubungan yang signifikan sebesar 32,5 antara dimensi aqidah terhadap perilaku pedagang. Selanjutnya dengan melihat angka
probabilitas, karena angka pada bagian sig. 2-tailed adalah 0,021, dimana nilai tersebut di atas alpha 5 0,0210,05. Dengan demikian berdasarkan
probabilitas signifikan diperoleh keputusan yang sama bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara dimeni aqidah terhadap perilaku pedagang.
Pengujian hipotesis pengaruh dimensi aqidah terhadap prilaku pedagang dilakukan dengan menggunakan nilai z hitung untuk sampel yang
lebih besar dari 30 dengan menggunakan rumus sebagai berikut: z = r Z n – 1
= 0,325 Z 49 = 2,275
Karena z hitung 2,275 z tabel 1,96, maka hipotesisi alternatif H
a
ditolak. Artinya bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara dimensi aqidah terhadap perilaku pedagang.
Dilihat dari nilai koefisien determinasi r
2 X1Y
diperoleh hasil sebesar 0,325
2
= 0,1056 artinya keragaman yang terjadi pada variabel prilaku pedagang 10,58 ditentukan oleh keragaman yang terjadi pada variabel
dimensi aqidah.
Lihat gambar di bawah ini:
Menolak H Menerima H
Menolak H ada hubungan -
tidak ada hubungan ada hubungan +
-1,645 1,645
8,090 Setelah dihitung dengan cara manual dengan alat ukur yang ada maka
didapat hasil t = 8,090 t
0,0548
= 1,645, maka disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara dimensi aqidah terhadap prilaku
pedagang, karena t-tesnya berada di daerah menolak H , yaitu 8,090 artinya
semakin tinggi nilai dimensi aqidah pedagang, maka prilaku pedagang semakin baik.
Tabel 4.21 Koefisien Korelasi Dimensi-dimensi Keagamaan
Correlations
Dimensi Aqidah
Dimensi Ibadah
Dimensi Akhlak
Dimensi Ilmu
Dimensi Penghayatan
Perilaku Pedagang
Perilaku Pedagang Correlation
Coefficient 0.325
0.440 0.230
0.298 0.286
1.000 Spearmans
rho Sig. 2-tailed
0.021 0.001
0.108 0.036
0.044 -
N 50
50 50
50 50
50
Selanjutnya berdasarkan tabel 4.21 diketahui koefisien korelasi antara dimensi ibadah terhadap prilaku pedagang sebesar 0,440. Untuk mengetahui
apakah koefisien korelasi ini signifikan atau tidak adalah dengan membandingkan nilai hitung korelasi dengan nilai tabel korelasi. Dengan n =
50 alpha 5 diperoleh r tabel 0,273. Dalam hal ini berlaku ketentuan bahwa bila r hitung lebih besar dari r tabel, maka hipotesis alternatif diterima, dan
hipotesis nol ditolak. Ternyata r hitung lebih besar dari r tabel 0,4400,237. Dengan demikian terdapat hubungan yang signifikan sebesar 44 antara
dimensi ibadah terhadap prilaku pedagang. Selanjutnya dengan melihat angka probabilitas, karena angka pada bagian sig. 2-tailed adalah 0,001, dimana
nilai tersebut dibawah alpha 5 0,0010,05. Dengan demikian berdasarkan probabilitas signifikan diperoleh keputusan yang sama bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara dimensi ibadah terhadap prilaku pedagang. Pengujian hipotesis pengaruh dimensi ibadah terhadap prilaku
pedagang dilakukan dengan menggunakan nilai z hitung untuk sampel yang lebih besar dari 30 dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
z = r Z n – 1 = 0,440 Z 49
= 3,08
Karena z hitung 3,08 z tabel 1,96, maka hipotesis alternatif Ha ditolak. Artinya bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara dimensi
ibadah terhadap prilaku pedagang. Dilihat dari nilai koefisien determinasi r
2 X2Y
diperoleh hasil sebesar 0,440
2
= 0,1936 artinya keragaman yang terjadi pada variabel sikap terhadap prilaku pedagang 19,36 ditentukan oleh keragaman yang terjadi pada
variabel dimensi ibadah. Lihat gambar di bawah ini:
Menolak H Menerima H
Menolak H ada hubungan -
tidak ada hubungan ada hubungan +
-1,645 1,645
15,409 Setelah dihitung dengan cara manual dengan alat ukur yang ada maka
didapat hasil t = 15,409 t
0,0548
= 1,645, maka disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara dimensi ibadah terhadap prilaku
pedagang, karena t-tesnya berada di daerah menolak H , yaitu 15,409 artinya
semakin tinggi nilai dimensi ibadah pedagang, maka prilaku pedagang semakin baik.
Berdasarkan tabel 4.21 diketahui koefisien korelasi antara dimensi akhlak terhadap prilaku pedagang sebesar 0,230. Untuk mengetahui apakah
koefisien korelasi ini signifikan atau tidak adalah dengan membandingkan nilai hitung korelasi dengan nilai tabel korelasi. Dengan n = 50 alpha 5
diperoleh r tabel 0,273. Dalam hal ini berlaku ketentuan bahwa bila r hitung lebih besar dari r tabel, maka hipotesis alternatif diterima, dan hipotesis nol
ditolak. Ternyata r hitung lebih kecil dari r tabel 0,2300,237. Dengan demikian tidak terdapat hubungan yang signifikan sebesar 23 antara dimensi
akhlak terhadap prilaku pedagang. Selanjutnya dengan melihat angka probabilitas, karena angka pada bagian sig. 2-tailed adalah 0,108, dimana
nilai tersebut dibawah alpha 5 0,1080,05. Dengan demikian berdasarkan probabilitas signifikan diperoleh keputusan yang sama bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara dimensi akhlak terhadap prilaku pedagang. Pengujian hipotesis pengaruh dimensi akhlak terhadap prilaku
pedagang dilakukan dengan menggunakan nilai z hitung untuk sampel yang lebih besar dari 30 dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
z = r Z n – 1 = 0,230 Z 49
= 1,61 Karena z hitung 1,61 z tabel 1,96, maka hipotesis alternatif Ha
diterima. Artinya bahwa tidak signifikan antara dimensi akhlak terhadap prilaku pedagang.
Dilihat dari nilai koefisien determinasi r
2 X3Y
diperoleh hasil sebesar 0,230
2
= 0,0529 artinya keragaman yang terjadi pada variabel sikap terhadap
prilaku pedagang 5,29 ditentukan oleh keragaman yang terjadi pada variabel dimensi akhlak.
Lihat gambar di bawah ini:
Menolak H Menerima H
Menolak H ada hubungan -
tidak ada hubungan ada hubungan +
-1,645 1,645
8,416 Setelah dihitung dengan cara manual dengan alat ukur yang ada maka
didapat hasil t = 8,416 t
0,0548
= 1,645, maka disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara dimensi akhlak terhadap prilaku
pedagang, karena t-tesnya berada di daerah menolak H , yaitu 8,416 artinya
semakin tinggi nilai dimensi akhlak pedagang, maka prilaku pedagang semakin baik.
Berdasarkan tabel 4.21 diketahui koefisien korelasi antara dimensi ilmu terhadap prilaku pedagang sebesar 0,298. Untuk mengetahui apakah
koefisien korelasi ini signifikan atau tidak adalah dengan membandingkan nilai hitung korelasi dengan nilai tabel korelasi. Dengan n = 50 alpha 5
diperoleh r tabel 0,273. Dalam hal ini berlaku ketentuan bahwa bila r hitung lebih besar dari r tabel, maka hipotesis alternatif diterima, dan hipotesis nol
ditolak. Ternyata r hitung lebih besar dari r tabel 0,2980,237. Dengan demikian terdapat hubungan yang signifikan sebesar 29,8 antara dimensi
ibadah terhadap prilaku pedagang. Selanjutnya dengan melihat angka probabilitas, karena angka pada bagian sig. 2-tailed adalah 0,036, dimana
nilai tersebut dibawah alpha 5 0,0360,05. Dengan demikian berdasarkan probabilitas signifikan diperoleh keputusan yang sama bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara dimensi ilmu terhadap prilaku pedagang. Pengujian hipotesis pengaruh dimensi ilmu terhadap prilaku pedagang
dilakukan dengan menggunakan nilai z hitung untuk sampel yang lebih besar dari 30 dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
z = r Z n – 1 = 0,298 Z 49
= 2,086 Karena z hitung 2,086 z tabel 1,96, maka hipotesis alternatif Ha
ditolak. Artinya bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara dimensi ilmu terhadap prilaku pedagang.
Dilihat dari nilai koefisien determinasi r
2 X4Y
diperoleh hasil sebesar 0,298
2
= 0,0888 artinya keragaman yang terjadi pada variabel sikap terhadap
prilaku pedagang 8,88 ditentukan oleh keragaman yang terjadi pada variabel dimensi ilmu.
Lihat gambar di bawah ini:
Menolak H Menerima H
Menolak H ada hubungan -
tidak ada hubungan ada hubungan +
-1,645 1,645
9,450 Setelah dihitung dengan cara manual dengan alat ukur yang ada maka
didapat hasil t = 9,450 t
0,0548
= 1,645, maka disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara dimensi ilmu terhadap prilaku
pedagang, karena t-tesnya berada di daerah menolak H , yaitu 9,450 artinya
semakin tinggi nilai dimensi ilmu pedagang, justru prilaku pedagang semakin rendah.
Berdasarkan tabel 4.21 diketahui koefisien korelasi antara dimensi penghayatan terhadap prilaku pedagang sebesar 0,286. Untuk mengetahui
apakah koefisien korelasi ini signifikan atau tidak adalah dengan membandingkan nilai hitung korelasi dengan nilai tabel korelasi. Dengan n =
50 alpha 5 diperoleh r tabel 0,273. Dalam hal ini berlaku ketentuan bahwa bila r hitung lebih besar dari r tabel, maka hipotesis alternatif diterima, dan
hipotesis nol ditolak. Ternyata r hitung lebih besar dari r tabel 0,2860,237. Dengan demikian terdapat hubungan yang signifikan sebesar 28,6 antara
dimensi ibadah terhadap prilaku pedagang. Selanjutnya dengan melihat angka probabilitas, karena angka pada bagian sig. 2-tailed adalah 0,044, dimana
nilai tersebut dibawah alpha 5 0,0440,05. Dengan demikian berdasarkan probabilitas signifikan diperoleh keputusan yang sama bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara dimensi penghayatan terhadap prilaku pedagang.
Pengujian hipotesis pengaruh dimensi ibadah terhadap prilaku pedagang dilakukan dengan menggunakan nilai z hitung untuk sampel yang
lebih besar dari 30 dengan menggunakan rumus sebagai berikut: z = r Z n – 1
= 0,286 Z 49 = 2,002
Karena z hitung 2,002 z tabel 1,96, maka hipotesis alternatif Ha ditolak. Artinya bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara dimensi
penghayatan terhadap prilaku pedagang.
Dilihat dari nilai koefisien determinasi r
2 X5Y
diperoleh hasil sebesar 0,286
2
= 0,0818 artinya keragaman yang terjadi pada variabel sikap terhadap prilaku pedagang 8,18 ditentukan oleh keragaman yang terjadi pada variabel
dimensi penghayatan.
Lihat gambar di bawah ini:
Menolak H Menerima H
Menolak H ada hubungan -
tidak ada hubungan ada hubungan +
-1,645 1,645
6,427 Setelah dihitung dengan cara manual dengan alat ukur yang ada maka
didapat hasil t = 6,427 t
0,0548
= 1,645, maka disimpulkan bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara dimensi penghayatan terhadap prilaku
pedagang, karena t-tesnya berada di daerah menolak H , yaitu 6,427 artinya
semakin tinggi nilai dimensi penghayatan pedagang, maka prilaku pedagang semakin baik.
2. Pengaruh dimensi aqidah, dimensi ibadah, dimensi akhlak dan dimensi