Irna Sari : Sistem Administrasi Di Bagian Umum Pada Kantor PT. PLN PERSERO Proyek Induk Pembangkit Jaringan Sumatera Utara, Dan Riau, 2009.
BAB II SISTEM ADMINISTRASI BAGIAN UMUM PADA KANTOR
PT. PLN PERSERO PIKITRING SUAR
A. Profil Perusahaan
Pembangkit listrik di Indonesia dimulai pada akhir abad ke-19, pada saat perusahaan Belanda antara lain : Pabrik Gula dan Pabrik Teh mendirikan
Pembangkit Tenaga listrik untuk keperluan sendiri, dalam listrik pemanfaatan umumnya mulai pada saat Perusahaan Swasta Belanda yaitu : NU, NIGN ysng
semula bergerak di bidang gas, perluasan usahanya itu di bidang listrik maka Belanda membentuk Lands Watercracht Bearjuen yaitu Perusahaan Listrik
Negara yang mengelola PLTA Plengan, PLTA Lamajan, PLTA Bangkok Dago, PLTA Torsea, dan Sulawesi Utara juga PLTU di Jakarta. Selain itu juga
dibeberapa kota di bentuk perusahaan-perusahaan listrik. Dengan menyerahnya pemerintahan Belanda, Jepang dalam perang dunia
ke-2 maka Indonesia dikuasai oleh Jepang. Oleh karena itu, perusahaan listrik dan gas yang ada diambil alih oleh Jepang dan personil dalam perusahaan listrik
tersebut . Dengan jatuhnya sekutu, dan diproklamasikannya kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, maka kesempatan yang baik ini
dimanfaatkan oleh pemuda dan buruh listrik dan gas mengambil alih perusahaan listrik dengan yang dikuasai Jepang. Setelah berhasil merebut perusahaan listrik
dan gas di tangan kekuasaan Jepang kemudian pada bulan September 1945, delegasi dari buruh atau pegawai listrik dan gas yang dikuasai oleh Kobaisih
menghadap pimpinan KNI Pusat yang pada waktu itu dikuasai oleh Mr. Kasman
Irna Sari : Sistem Administrasi Di Bagian Umum Pada Kantor PT. PLN PERSERO Proyek Induk Pembangkit Jaringan Sumatera Utara, Dan Riau, 2009.
Singodimedjo untuk melaporkan hasil perjuangan mereka. Selanjutnya Delegasi Kobaisih bersama-bersama dengan pimpinan KNI Pusat menghadap Presiden
Soekarno, untuk menyerahkan perusahaan-perusahaan listrik dan gas kepada PemerintahRepubik Indonesia. Penyerahan tersebut diterima oleh Presiden
Soekarno, dan kemudian dengan penetapan pemerintah tahun 1945 No.1 tanggal 27 Oktober 1945, maka dibentuklah jawatan departemen pekerjaan umum dan
tenaga. Dengan adanya Agresi Belanda I dan II sebagian besar perusahaan-
perusahaan listrik dikuasai kembali oleh Pemerintah Belanda atau pemiliknya semula. Pegawai-pegawai yang tidak mau bekerja sama kemudian mengungsi dan
menggabungkan diri pada kantor-kantor Jawatan Listrik dan Gas di daerah-daerah Republik Indonesia yang bukan daerah penduduk Belanda untuk meneruskan
perjuangan. Para pemuda kemudian mengajukan mosi yang dikenal dengan Mosi Kobarsjid tentang nasionalisasi perusahaan listrik dan gas swasta kepada
Parlemen republic Indonesia selanjutnya
Sejalan dengan meningkatnya perjuangan bangsa Indonesia untuk membebaskan Irian jaya dari cengkraman Penjajahan Belanda maka dikeluarkan
Undang-undang Nomor 86 tahun 1958 tertanggal 27 Desember 1685 tentang Nasioalisme semua perushaan Belanda dan peraturan pemerintah
Nomor 18 tahun 1985 tentang nasionalisme perusahaan listrik dan gas milik belanda. Dengan Undang-undang tersebut maka seluruh perusahaan listrik
Belanda berada ditangan bangsa Indonesia.
Irna Sari : Sistem Administrasi Di Bagian Umum Pada Kantor PT. PLN PERSERO Proyek Induk Pembangkit Jaringan Sumatera Utara, Dan Riau, 2009.
Sejarah tenaga listrik Indonesia mengalami pasang surut sejalan dengan pasang surutnya perjuangan bangsa. Tanggal 27 Oktober 1945 kemudian dikenal
sebagai Hari Listrik dan Gas, hari tersebut telah diperingati untuk pertama kali pada tanggal 27 Oktober 1945 bertempat di Gedung Badan Pekerja Komite
Nasional Pusat BPKNIP Yogyakarta. Penetapan secara resmi tanggal 27 Oktober 1945 sebagai hari listrik dan gas berdasarkan keputusan Menteri
pekerjaan Umum dan Tenaga. Listrik Nomor 235KPTS1975 tanggal 30 September 1975 peringatan hari
listrik dan gas yang digabung dengan hari kebangkitan pentingnya semangat dan nilai-nilai listrik maka berdasarkan keputusan menteri Pertambangan dan Energi
Nomor 1134. K43. PK1992 tanggal 31 Agustus 1992 ditetapkanlah tanggal 27 Oktober 1992 yaitu hari Listrik Nasional.
Dengan adanya proklamasi kemerdekaan RI telah menggugah hati serta mempertebal tekad para karyawan perusahaan alih segera pimpinan perusahaan
listrik dari kuasa jepang, yang pertama terjadi tanggal 21 September 1945 dipusat jawa denki jeayp kosha Jakarta oleh kesatuan aksi karyawan listrik di Surabaya,
Semarang, Yogyakarta, Bandung dan berbagai kota lainnya dipulau jawa dan luar jawa. Kesatuan aksi para karyawan perusahaan listrik seluruh kawasan wilayah
Indonesia berhasil mengambil alih secara keseluruhan pada pertengahan bulan Oktober 1945
Hari jadi listrik bersejarah bagi karyawan generasi 1945 menurut keputusan pemerintah no. 1 sd 27 Oktober 1945. Dalam persetujuan meja bundar dinegara
Irna Sari : Sistem Administrasi Di Bagian Umum Pada Kantor PT. PLN PERSERO Proyek Induk Pembangkit Jaringan Sumatera Utara, Dan Riau, 2009.
belanda ditetapkan bahwa kecuali perusahaan milik pemerintah lands waterkracth bebrijiven LWB dikembalikan pada pemiliknya.
Perusahaan listrik yang beroperasi di Indonesia adalah perusahaan asing yang memiliki belanda antara lain : NV, ANIEM, NV. GEBEO dan NV. OGEN
kecuali pembangkit tenaga listrik yang semula LWB tetap dikuasai pemerintah RI dengan nama PLN. Panupeteldireksi pembangkit yang bernaung dibawah
Direktorat Jenderal ketenangan kementrian PUT. Dengan dikelurakannya UU NO. 58 tahun 1958 tentang Nasionalisasi, nama
OGEM di nasionalisasi menjadi perusahaan pada tanggal 31 Januari 1958 dengan nama PGLN tahun 1959 di rubah menjadi Perum Listrik Negara Distribusi
Cabang Sumatera Utara yang kemudian dirubah lagi menjadi Eksploitasi I tahun 1961 sesuai dengan PP No. 67 tahun 1961.
Dengan dikeluarkannya keputusan Direksi PLN No. 009DIRPLN1966 kemudian PLN Eksploitasi I Eksploitasi II dan pada tahun 1966 di Sumatera Utara
dibentuk PLN pembangun yang berada dibawah pengawasan PLN Eksploitasi II. Pada tahun 1966 PLN mengalami perubahan lagi dari perusahaan negara
menjadi PERUM sesuai dengan UU No. 91969, untuk menanggulangi dan mengimbangi oleh masyarakat di Sumatera Utara, maka perusahaan Umum
Listrik untuk peningkatan pemerintahan akan kebutuhan tenaga listrik memenuhi kebutuhan masyarakat.
Sehingga pada tahun 1975 dengan terbitnya peraturan Menteri PUTL No.13PRT75 tanggal 8 September 1975 maka diadakan reorganisasi pada PLN
eksploitasi II Sumatera Utara pada tahun 1975 dan begitu dengan pembangunan
Irna Sari : Sistem Administrasi Di Bagian Umum Pada Kantor PT. PLN PERSERO Proyek Induk Pembangkit Jaringan Sumatera Utara, Dan Riau, 2009.
dirubah menjadi PLN Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Sumatera Utara dan Aceh pada tahun yang sama.
Kemudian pada tahun 1994 terjadi perubahan dari perusahaan Umum Listrik Negara Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Sumatera Utara menjadi PT. PLN
Persero proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Sumatera Utara dan Aceh dengan surat keputusan No. 058.K024DIR1994. Demi kelancaran penyusunan
tugas akhir diharapkan pihak fakultas dapat memberikan informasi yang jelas dan tepat sehingga penyusunan tugas akhir dapat berjalan dengan lancar dan cepat.
Makna Logo
Logo bagi suatu perusahaan dapat dijadikan cirri-ciri ataupun sebagai manifestari dan identitas perusahaan tersebut. Dengan demikian logo suatu
perusahaan akan mudah dikenal oleh pelanggan, relasi maupun masyarakat
umum. Logo suatu perusahaan juga dapat memberikan informasi mengenai bidang kegiatan perusahaan tersebut bergerak.
Setiap perusahaan lainnya, PT. PLN Persero PIKITRING SUAR juga memiliki logo sebagai salah satu lambang perusahaannya. Logo PT. PLN
Persero PIKITRING SUAR berbentuk segi empat yang didalamnya terdapat
tanda “Petir” dengan tiga buah gelombang, warna logo perusahaan tersebut
terdiri dari tiga warna yakni kuning sebagai warna dasar gelombang, biru sebagai warna gelombang kedua dan ketiga, lidah petir berwarna merah.
Adapun makna dari logo atau lambang tersebut adalah : 1.
Petir menggambarkan muatan listrik menimbulkan gelombang arus.
Irna Sari : Sistem Administrasi Di Bagian Umum Pada Kantor PT. PLN PERSERO Proyek Induk Pembangkit Jaringan Sumatera Utara, Dan Riau, 2009.
2. Gelombang yang berjumlah tiga gelombang melambangkan bahwa dalam
arus listrik terdapat tiga macam ion yaitu ion positif, ion negative, dan ion netral.
3. Warna yang terdapat pada logo mempunyai tiga fasa dalam arus listrik
yaitu fasa biru, fasa merah, dan fasa kuning. Untuk mempertahankan logo tersebut paa era peningkatan pelayanan
karyawan PT. PLN Persero PIKITRING SUAR dituntut untuk lebih professional, efisiensi, maju dan mandiri dengan budaya barunya, kebersamaan,
keterbukaan dan keunggulan. Selain itu dapat juga menggambarkan adanya tiga gelombang konsumen
utama yang dilayani oleh PT. PLN Persero itu sendiri, yaitu : 1.
Masyarakat umum rumah tangga. 2.
Rumah Sakit dan hotel. 3.
Industri perusahaan manufaktur
Visi dan Misi
Visi PT. PLN Persero PIKITRING SUAR adalah : 1.
Mempertahankan posisi sebagai Market Leader Listric 2.
Mewujudkan Perusahaan setara kelas dunia. 3.
Sumber daya manusia yang professional 4.
Aktifitas usaha yang akrab lingkungan. Misi PT. PLN Persero PIKITRING SUAR adalah :
1. Memberikan Kontribusi dalam pembangunan nasional
2. Melakukan usaha sesuai dengan kaidah ekonomi yang sehat
Irna Sari : Sistem Administrasi Di Bagian Umum Pada Kantor PT. PLN PERSERO Proyek Induk Pembangkit Jaringan Sumatera Utara, Dan Riau, 2009.
3. Memperhatikan kepentingan Stake Holder
4. Menjaga kualitas produk
5. Memuaskan pelanggan.
Motto PT. PLN Persero PIKITRING SUAR adalah : “ Listrik untuk Kehidupan yang lebih baik” Electricity for a better life.
B. Jenis UsahaKegiatan