Rabiyatul Adawiyah : Pembuatan Bioetanol Dari Molase Dengan Kapasitas 96.000 TonTahun, 2010.
5 Tangki
Penyimpanan LC
Mengontrol tinggi cairan pada tangki FC
Mengontrol laju alir pada tabgki 6
Kolom Destilasi TC
Mengontrol temperatur kolom destilasi FC
Mengontrol laju alir pada kolom destilasi
7 Fermentor
TC Mengontrol temperatur fermentor
PC Mengontrol tekanan pada fermentor
LC Mengontrol level cairan pada fermentor
8 Pompa
FC Mengontrol laju alir cairan dalam pipa
6.2 Keselamatan Kerja Secara Umum
Keselamatan kerja merupakan bagian dari kelangsungan produksi pabrik, oleh karena itu aspek ini harus diperhatikan secara serius dan terpadu. Untuk maksud
tersebut perlu diperhatikan cara pengendalian keselamatan kerja dan keamanan pabrik pada saat perancangan dan saat pabrik beroperasi.
Undang – undang keselamatan kerja merupakan pedoman pokok yang harus dijalankan, yadalam usaha penanggulangan masalah keselamatankni undang -
undangg keselamatan kerja yang dikeluarkan pemerintah RI pada tanggal 12 Januari 1970 tentang keselamatan kerja. Undang-undang ini memberi perlindungan hukum
dan keselamatan kerja kepada para tenaga kerja yang bekerja agar tempat dan peralatan produksi senantiasa dalam keadaan selamat dan aman bagi pekerja.
Untuk menjamin keselamatan kerja, maka dalam perencanaan suatu pabrik perlu diperhatikan beberapa hal, yaitu :
1. Lokasi pabrik
2. Sistem pencegahan kebocoran
3. Sistem perawatan
4. Sistem penerangan
5. Sistem penyimpanan material dan perlengkapan
6. Sistem pemadam kebakaran
7. Sistem pengamanan bejana yang bertekanan
Disamping itu, terdapat beberapa peraturan dasar keselamatan kerja yang harus diperhatikan pada saat bekerja di setiap pabrik-pabrik kimia :
1. Tidak boleh merokok atau makan
Rabiyatul Adawiyah : Pembuatan Bioetanol Dari Molase Dengan Kapasitas 96.000 TonTahun, 2010.
2. Tidak boleh menkonsumsi minuman keras beralkohol selama bekerja
Pada pra-rancangan pabrik pembuatan etanol dari molase, usaha-usaha pencegahan terhadap bahaya-bahaya yang mungkin terjadi dilakukan dengan :
1. Pencegahan terhadap kebocoran
− Memasang sistem alaram pada tempat yang strategis dan penting seperti
power station, laboratorium dan ruang proses −
Mobil pemadam kebakaran harus dalam keadaan siap siaga dalam fire station
− Fire hydrant ditempatkan pada jarak 100 m di daerah storage, proses
dan perkantoran −
Fire extinguisher disediakan pada bangunan pabrik untuk memadamkan api yang relatif kecil
− Gas detektor dipasang pada daerah proses, storage dan daerah perpipaan
yang dihubungkan dengan aliran gas di ruang kontrol untuk mendeteksi kebocoran gas
− Smoke detektor ditempatkan pada setiap sub-station listrik untuk
mendeteksi kebakaran melalui asapnya
2. Memakai peralatan pelindung diri
Pada lokasi pabrik disediakan perlengkapan perlindungan diri seperti : −
Pakaian kerja −
Sepatu pengaman −
Topi pengaman Topi memberikan perlindungan terhadap percikan bahan kimia terutama
jika bekerja di bawah perpipaan serta tangki yang mungkin bocor, juga perlindungan terhadap alat kerja yang jatuh
− Sarung tangan
− Masker
Berguna untuk memberi perlindungan terhadap debu-debu yang berbahaya ataupun uap kimia agar tidak terhirup
3. Pencegahan terhadap bahaya mekanis
Rabiyatul Adawiyah : Pembuatan Bioetanol Dari Molase Dengan Kapasitas 96.000 TonTahun, 2010.
− Setiap ruang kerja karyawan dibuat cukup luas dan tidak menghambat
kegiatan karyawan lain −
Alat-alat dibuat dengan penahan yang cukup kuat 4.
Pencegahan terhadap bahaya listrik −
Setiap instalasi dan alat-alat listrik harus diamankan dengan pemakaian sekering atau pemutus hubungan listrik secara otomatis
− Sistem perkabelan listrik harus dipasang secara terpadu dengan tata letak
pabrik, sehingga jika ada perbaikan dapat dilakukan dengan mudah 5.
Menerapkan nilai-nilai disiplin bagi karyawan −
Setiap karyawan bertugas sesuai dengan pedoman-pedoman yang diberikan dan mematuhi setiap peraturan dan ketentuan yang diberikan.
− Setiap kecelakaan kerja atau kejadian yang merugikan segera dilaporkan
ke atasan. −
Peralatan dan perlangkapan keselamatan kerja harus digunakan bila diperlukan.
− Setiap karyawan harus saling mengingatkan akan perubahan yang dapat
menimbulkan bahaya. −
Setiap ketentuan dan peraturan harus dipatuhi. 6.
Menyediakan poliklinik di lokasi pabrik Apabila terjadi kecelakaan kerja seperti kebakaran pada pabrik maka yang
harus dilakukan adalah : 1.
Mematikan seluruh kegiatan pabrik, baik mesin maupun listrik 2.
Mengaktifkan alat pemadaman kebakaran, dalam hal ini alat pemadaman kebakaran yang digunakan disesuaikan dengan jenis kebakaran yang
terjadi, yaitu : −
Instalasi pemadam dengan air Untuk kebakaran yang terjadi pada bahan yang berpijar seperti kayu,
arang, kertas dan bahan berserat. Air dipompakan dengan menggunakan pompa yang bekerja dengan instalasi listrik sendiri sehingga tidak
terganggu jika instalasi listrik pabrik dimatikan −
Instalasi pemadam dengan CO
2
Rabiyatul Adawiyah : Pembuatan Bioetanol Dari Molase Dengan Kapasitas 96.000 TonTahun, 2010.
Gas CO
2
yang digunakan adalah yang sudah dicairkan dalam tabung gas bertekanan yang disambung secara seri ke nozel-nozel. Instalasi ini
digunakan untuk ruangan tertutup seperti pada tangki penyimpanan dan juga pada instalasi listrik
− Instalasi pemadam dengan busa udara
Busa bertekanan yang keluar dari alat pemadam akan mendinginkan sumber kebakaran dan menyelimuti serta melindungi sumber kebakaran
dari masuknya O
2
− Instalasi pemadam dengan debu
Debu pemadam cocok untuk kebakaran yang berupa lidah api, kebakaran gas dan pelarut organik bertekanan yang bocor
Rabiyatul Adawiyah : Pembuatan Bioetanol Dari Molase Dengan Kapasitas 96.000 TonTahun, 2010.
BAB VII UTILITAS