5. Gunung dan danau menggambarkan keindahan alamnya.
6. Gelombang danau menggambarkan dinamika masyarakat.
7. Rumah Balai adalah spesifik daerah yang menggambarkan adat,
kebudayaan, dan kesenian daerah.
Lambang Kabupaten Simalungun
3.2 Suku dan Agama
Suku Bangsa di Simalungun masih didominasi oleh Suku Batak Simalungun, dan suku-suku pendatang seperti Suku Jawa, dan Suku Melayu.
Sedangkan agama yang dianut oleh masyarakat Simalungun adalah Islam 56,6 , Kristen 37,1 , Katolik 6,1 , Buddha 0,06 , Hindu 0,05 ,
dan sisa-sisanya adalah agama-agama lain seperti Parmalim.
3.3 Geografis
Secara geografis kabupaten Simalungun memiliki 31 kecamatan dengan luas wilayah 438.660 ha atau 6,12 dari luas wilayah Provinsi Sumatera
Utara. Kecamatan yang paling luas adalah Kecamatan Hatonduhan dengan luas mencapai 33.626 ha, sedangkan yang paling kecil adalah Kecamatan Jawa
Maraja Bah Jambi dengan luas 3.897 ha. Keseluruhan kecamatan terdiri dari 345 desanagori dan 22 kelurahan.
Wilayah Simalungun berbatasan dengan beberapa kabupaten diantaranya:
Utara Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Serdang Bedagai
Selatan Kabupaten Toba Samosir
Barat Kabupaten Karo
Timur Kabupaten Asahan
3.4 Potensi Ekonomi
Potensi ekonomi Kabupaten Simalungun sebagian besar terletak pada produksi pertaniannya. Produksi lainnya adalah hasil industri pengolahan dan jasa.
3.4.1 Pertanian dan Perkebunan
Selama tahun 2012, Kabupaten Simalungun menghasilkan antara lain 440.992 ton padi, 383.813 ton jagung, dan 336.555 ton ubi kayu yang
menjadikan Kabupaten Simalungun sebagai penghasil padi, jagung, dan ubi
kayu terbesar di Sumatera Utara.
[3]
Produksi tanaman pangan lainnya yang cukup besar dari kabupaten ini adalah kedelai, kacang tanah, dan ubi jalar.
Tanaman perkebunan rakyat yang memberikan kontribusi sebesar 25,41 terhadap PDRB Simalungun antara lain karet, kelapa sawit, kopi, aren, vanili,
kelapa, cokelat, cengkeh, kulit manis, kemiri, lada, dan pinang.
3.4.2 Pariwisata
Kabupaten Simalungun memiliki 57 titik lokasi objek wisata, terdiri atas 30 lokasi wisata alam, 14 lokasi wisata agro, 4 lokasi wisata budaya, dan
selebihnya adalah lokasi wisata rekreasi lainnya. Kecamatan Girsang Sipangan Bolon merupakan kecamatan yang memiliki objek wisata terbanyak. Dan di
kecamatan itu pula terdapat objek wisata yang paling diandalkan, yaitu Danau Toba yang bisa dinikmati dari Parapat, berjarak tempuh 172 km dari Medan
atau 74 km dari Raya.
Pada tahun 2012, industri pariwisata Simalungun bertumpu pada 10 hotel bintang dan 43 hotel melati. Jumlah hotel bintang tersebut adalah yang
terbanyak kedua di Sumatera Utara setelah Kota Medan.
3.5 Objek Wisata Kabupaten Simalungun
Beberapa objek wisata yang terdapat dikabupaten Simalungun.
1.
3.6 Pemerintahan
3.5.1Kecamatan
Kabupaten Simalungun terdiri dari 31 kecamatan yaitu:
1. Bandar
2. Bandar Huluan
3. Bandar Masilam
4. Bosar Maligas
5. Dolok Batunanggar
6. Dolok Panribuan
7. Dolok Pardamean
8. Dolok Silau
9. Girsang Sipangan Bolon
10. Gunung Malela
11. Gunung Maligas
12. Haranggaol Horison
13. Hatonduhan
14. Huta Bayu Raja
15. Jawa Maraja Bah Jambi
16. Jorlang Hataran
17. Panei
18. Panombeian Panei
19. Pematang Bandar
20. Pematang Sidamanik
21. Pematang Silima Huta
22. Purba
23. Raya
24. Raya Kahean
25. Siantar
26. Sidamanik
27. Silau Kahean
28. Silimakuta
29. Tanah Jawa
30. Tapian Dolok
31. Ujung Padang
3.6 Pemekaran Daerah
3.6.1 Kabupaten Simalungun Hataran
Kecamatan yang mungkin bergabung ke dalam kabupaten ini meliputi :
1.
Siantar
2.
Gunung Maligas
3.
Gunung Malela
4.
Dolok Batu Nanggar
5.
Pematang Bandar
6.
Bandar Huluan
7.
Bandar Masilam
8.
Bandar
9.
Ujung Padang
10.
Bosar Maligas
11.
Hutabayu Raja
12.
Jawa Maraja Bah Jambi
13.
Tapian Dolok
14.
Tanah Jawa
15.
Hatonduhan
Ibukota kabupaten ini yaitu Perdagangan.
3.6.2 Kota Pematangsiantar
Kota Pematangsiantar adalah salah satu kota di Provinsi Sumatera Utara, dan kota terbesar kedua di provinsi tersebut setelah Medan. Karena letak
Pematangsiantar yang strategis, ia dilintasi oleh Jalan Raya Lintas Sumatera. Kota ini memiliki luas wilayah 79,97 km
2
dan berpenduduk sebanyak 240.787 jiwa 2000.
Kota Pematangsiantar yang hanya berjarak 128 km dari Medan dan 52 km dari Parapat sering menjadi kota perlintasan bagi wisatawan yang hendak ke
Danau Toba. Sebagai kota penunjang pariwisata di daerah sekitarnya, kota ini memiliki 8 hotel berbintang, 10 hotel melati dan 268 restoran. Di kota ini masih
banyak terdapat sepeda motor BSA model lama sebagai becak bermesin yang menimbulkan bunyi yang keras.
Wakil Presiden Republik Indonesia yang ke-3 Adam Malik, lahir di kota ini pada 22 Juli 1917. Kota ini pernah menerima Piala Adipura pada tahun 1993
atas kebersihan dan kelestarian lingkungan kotanya. Sementara itu, karena ketertiban pengaturan lalu lintasnya, kota ini pun meraih penghargaan Piala
Wahana Tata Nugraha pada tahun 1996.
Sektor industri yang menjadi tulang punggung perekonomian kota yang terletak di tengah-tengah Kabupaten Simalungun ini adalah industri besar dan
sedang. Dari total kegiatan ekonomi pada tahun 2000 yang mencapai Rp 1,69 trilyun, pangsa pasar industri mencapai 38,18 persen atau Rp 646 miliar. Sektor
perdagangan, hotel dan restoran menyusul di urutan kedua, dengan sumbangan 22,77 persen atau Rp 385 miliar.
Lambang Kota Pematangsiantar
Moto: Sapangambei Manoktok Hitei
3.6.3 Sejarah
Sebelum Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia, Pematangsiantar merupakan daerah kerajaan. Pematangsiantar yang
berkedudukan di Pulau Holing dan raja terakhir dari dinasti ini adalah keturunan marga Damanik yaitu Tuan Sang Nawaluh Damanik yang memegang
kekuasaan sebagai raja tahun 1906.
Di sekitar Pulau Holing kemudian berkembang menjadi perkampungan tempat tinggal penduduk diantaranya Kampung Suhi Haluan, Siantar Bayu, Suhi
Kahean, Pantoan, Suhi Bah Bosar, dan Tomuan. Daerah-daerah tersebut kemudian menjadi daerah hukum Kota Pematangsiantar yaitu:
1. Pulau Holing menjadi Kampung Pematang
2. Siantar Bayu menjadi Kampung Pusat Kota
3. Suhi Kahean menjadi Kampung Sipinggol-pinggol, Kampung Melayu,
Martoba, Sukadame, dan Bane. 4.
Suhi Bah Bosar menjadi Kampung Kristen, Karo, Tomuan, Pantoan, Toba dan Martimbang.
Setelah Belanda memasuki Daerah Sumatera Utara, Daerah Simalungun menjadi daerah kekuasaan Belanda sehingga pada tahun 1907 berakhirlah
kekuasaan raja-raja. Kontroleur Belanda yang semula berkedudukan di Perdagangan, pada tahun 1907 dipindahkan ke Pematangsiantar. Sejak itu
Pematangsiantar berkembang menjadi daerah yang banyak dikunjungi pendatang baru, Bangsa Cina mendiami kawasan Timbang Galung dan
Kampung Melayu.
Pada tahun 1910 didirikan Badan Persiapan Kota Pematangsiantar. Kemudian pada tanggal 1 Juli 1917 berdasarkan Stad Blad No. 285
Pematangsiantar berubah menjadi Gemente yang mempunyai otonomi sendiri. Sejak Januari 1939 berdasarkan Stad Blad No. 717 berubah menjadi Gemente
yang mempunyai Dewan.
Pada zaman Jepang berubah menjadi Siantar State dan Dewan dihapus. Setelah Proklamasi kemerdekaan, Pematangsiantar kembali menjadi Daerah
Otonomi. Berdasarkan Undang-undang No.22 1948 Status Gemente menjadi
Kota Kabupaten Simalungun dan Walikota dirangkap oleh Bupati Simalungun sampai tahun 1957.
Berdasarkan UU No.1 1957 berubah menjadi Kota Praja Penuh dan dengan keluarnya Undang-undang No.18 1965 berubah menjadi Kota, dan
dengan keluarnya Undang-undang No. 5 1974 tentang-Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah berubah menjadi Kota Daerah Tingkat II
Pematangsiantar sampai sekarang.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.35 Tahun 1981 Kota Daerah Tingkat II Pematangsiantar terbagi atas empat wilayah kecamatan yang terdiri
atas 29 DesaKelurahan dengan luas wilayah 12,48 km² yang peresmiannya dilaksanakan oleh Gubernur Sumatera Utara pada tanggal 17 Maret 1982.
Kecamatan-kecamatan tersebut yaitu:
1. Kecamatan Siantar Barat
2. Kecamatan Siantar Timur
3. Kecamatan Siantar Utara
4. Kecamatan Siantar Selatan
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 15 tahun 1986 tanggal 10 Maret 1986 Kota Daerah Tingkat II Pematangsiantar diperluas menjadi 6 wilayah
kecamatan, dimana 9 desaKelurahan dari wilayah Kabupaten Simalungun
masuk menjadi wilayah Kota Pematangsiantar, sehingga Kota Pematangsiantar terdiri dari 38 desakelurahan dengan luas wilayah menjadi 70,230 km²
Kecamatan-kecamatan tersebut yaitu:
1. Kecamatan Siantar Barat
2. Kecamatan Siantar Timur
3. Kecamatan Siantar Utara
4. Kecamatan Siantar Selatan
5. Kecamatan Siantar Marihat
6. Kecamatan Siantar Martoba
Selanjutnya, pada tanggal 23 Mei 1994, dikeluarkan kesepakatan bersama Penyesuaian Batas Wilayah Administrasi antara Kota Pematangsiantar
dan Kabupaten Simalungun. Adapun hasil kesepakatan tersebut adalah wilayah Kota Pematangsiantar menjadi seluas 79,9706 km².
Pada tahun 2007, diterbitkan 5 Peraturan Daerah tentang pemekaran wilayah administrasi Kota Pematangsiantar yaitu:
1. Peraturan Daerah No.3 tahun 2007 tentang Pembentukan Kecamatan
Siantar Sitalasari 2.
Peraturan Daerah No.6 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kecamatan Siantar Marimbun
3. Peraturan Daerah No.7 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kelurahan
Bah Sorma 4.
Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2007 tentang Pembentukan Kelurahan Tanjung Tongah, Nagapitu dan Tanjung Pinggir
5. Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2007 tetang Pembentukan Kelurahan
Parhorasan Nauli, Sukamakmur, Marihat Jaya, Tong Marimbun, Mekar Nauli dan Nagahuta Timur
Dengan demikian jumlah Kecamatan di Kota Pematangsiantar ada sebanyak delapan kecamatan dengan jumlah kelurahan sebanyak lima puluh
tiga Kelurahan.
3.6.4 Geografi
Kota Pematangsiantar terletak pada garis 2° 53’ 20” - 3° 01’ 00” Lintang Utara dan 99° 1’00” - 99° 6’ 35” Bujur Timur, berada di tengah–tengah
wilayah Kabupaten Simalungun.
Luas daratan Kota Pematangsiantar adalah 79,971 Km² terletak 400-500 meter di atas permukaan laut. Berdasarkan luas wilayah menurut kecamatan,
kecamatan yang terluas adalah kecamatan Siantar Sitalasari dengan luas wilayah 22,723 km² atau sama dengan 28,41 dari total luas wilayah Kota
Pematangsiantar.
3.6.5 Iklim
Karena terletak dekat garis khatulistiwa, Kota Pematangsiantar tergolong ke dalam daerah tropis dan daerah datar, beriklim sedang dengan
suhu maksimum rata-rata 30,3 oC dan suhu minimum rata-rata 21,1 oC pada tahun 2012.
Selama tahun 2012 kelembaban udara rata-rata 84 persen. Rata-rata tertinggi pada bulan Oktober dan Desember masing-masing mencapai 88
persen, sedangkan curah hujan rata-rata 229 mm dimana curah hujan tertinggi terjadi pada bulan April yang mencapai 341 mm.
3.6.6 Pemerintahan
Kota Pematangsiantar terdiri dari 8 kecamatan yaitu:
No. Kecamatan Luas Wilayah
km² Rasio Terhadap
Total Jumlah
desakelurahan
1 Siantar Barat
3,205 4,01
8 2 Siantar Marihat
7,825 9,78
7
3 Siantar
Marimbun 18,006
22,52 6
4 Siantar
Martoba 18,022
22,54 7
5 Siantar Selatan 2,020
2,53 6
No. Kecamatan Luas Wilayah
km² Rasio Terhadap
Total Jumlah
desakelurahan
6 Siantar
Sitalasari 22,723
28,41 5
7 Siantar Timur 4,520
5,65 7
8 Siantar Utara
3,650 4,56
7
JUMLAH 79,971
100 53
Peta pembagian wilayah Kecamatan di Kota Pematangsiantar
3.6.7 Penduduk
Pada tahun 2012 penduduk Kota Pematangsiantar mencapai 236.947 jiwa dengan kepadatan penduduk 2.963 jiwa per km².
Penduduk perempuan di Kota Pematangsiantar lebih banyak dari penduduk laki-laki. Pada tahun 2012 penduduk Kota Pematangsiantar yang berjenis
kelamin laki-laki berjumlah 115.488 jiwa dan penduduk perempuan 121.459 jiwa. Dengan demikian sex ratio penduduk Kota Pematangsiantar sebesar
95,08.
No. Kecamatan Laki-laki
Perempuan Jumlah
penduduk Kepadatan
penduduk per km²
1 Siantar Barat
17.378 18.089
35.467 11.066
2 Siantar Marihat
8.959 9.232
18.191 2.325
3 Siantar Marimbun
7.219 7.665
14.884 827
4 Siantar Martoba
19.368 19.382
38.750 2.150
No. Kecamatan Laki-laki
Perempuan Jumlah
penduduk Kepadatan
penduduk per km²
5 Siantar Selatan
8.116 9.034
17.150 8.490
6 Siantar Sitalasari
13.514 13.765
27.279 1.200
7 Siantar Timur
18.419 20.194
38.613 8.543
8 Siantar Utara
22.515 24.098
46.613 12.771
JUMLAH 236.947
115.488 121.459
2.963
3.6.8 Pendidikan
Di kota Pematangsiantar terdapat Sekolah Tinggi Theologia HKBP, yang kampusnya terletak di Jl. Sangnawaluh No. 6. Juga terdapat Universitas
Simalungun atau disingkat USI dan Universitas HKBP Nommensen yang sering disebut Nommensen. Selain itu kota ini juga tempat dimana Akademi
seperti AMIK Multicom, AMIK Tunas Bangsa, dan AMIK Parbina Nusantara berdiri.
Terdapat juga sekolah-sekolah swasta besar seperti Methodist, Sultan Agung, Kalam Kudus, Taman Asuhan, Taman Siswa, SMK Parbina Nusantara,
SMA Budi Mulia, SMA Bintang Timur dan SMA Seminari, Surya atau sering disebut dengan Surya Komputer
Sekolah-sekolah swasta tersebut telah menghasilkan murid-murid berprestasi yang bertanding di ajang-ajang olahraga nasional.
Secara total, Pematang Siantar memiliki 160 Sekolah Dasar, 43 Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama, 28 Sekolah Menengah Umum, dan 7
UniversitasAkademi.
Di kota ini juga terdapat Museum Simalungun yang berisi koleksi peninggalan sejarah dan budaya Simalungun. Museum ini dikelola oleh
Yayasan Museum Simalungun, dan berlokasi di Jalan Jendral Sudirman, di antara kantor Polres Siantar dan GKPS Sudirman.
3.6.9 Kesehatan
Terdapat 7 buah Rumah Sakit dari berbagai kategori di Pematang Siantar dengan kapasitas 597 tempat tidur.
[3]
Salah satu yang terbesar adalah Rumah Sakit Umum Daerah dr. Djasamen Saragih, dengan kapasitas 220
tempat tidur, yang dilayani oleh 7 dokter umum, 3 dokter gigi, dan 25 dokter spesialis.
Rumah sakit di atas dibantu oleh 17 Pusat Kesehatan Masyarakat Puskesmas, dan 10 Puskesmas pembantu. Selain itu terdapat 17 Balai
Pengobatan Umum BPU dan 235 Pos Pelayanan Terpadu Pos Yandu.
3.6.10 Transportasi
Pematang Siantar dapat diakses melalui 2 sarana transport darat, Bus dan Kereta Api. Secara umum, transportasi dalam kota dilayani oleh sarana
Angkutan Kota dan Becak Motor. Terminal Bus terbesar di Pematang Siantar terdapat di Terminal Parluasan, yang merupakan titik transit bagi hampir
seluruh Angkutan dalam dan luar Kota.
BAB IV PENGEMBANGAN MATA AIR AEK MANIK SEBAGAI KAWASAN
OBJEK WISATA DI KABUPATEN SIMALUNGUN 4.1 Objek Wisata Mata Air Aek Manik
Objek wisata mata air aek manik atau dikenal juga dengan sebutan bah aek manik merupakan sebuah kolam pemandian yang terdapat di kecamatan
Sidamanik, Kota Pematang Siantar, tepatnya berada di area perkebunan teh milik PT. Perkebunan Nusantara IV Pematang Siantar.
Pada dasarnya objek wisata permandian aek manik ini sebenarnya adalah sebuah aliran sungai, akan tetapi keunikan airnya yang terlihat seolah-
olah tidak bergerak mengalir menjadikan tempat ini terlihat seperti kolam genangan mata air dari perbukitan yang terdapat disekitarnya.
Air yang terdapat pada kolam permandian begitu jernih, berwarna kebiruan yang segar, kolam alami yang berada diantara perbukitan kecil dengan
rimbunya pepohonan membuat udara di kolam ini terasa sejuk dan tidak begitu panas walaupun pada siang hari disaat terik matahari.
Pada dasar kolam terdapat hamparan pasir putih seperti pasir pantai yang lembut dan bebatuan pegunungan dengan beraneka ukuran serta beberapa
ukiran relief yang menghiasi dinding kolam yang sudah kusam kelumutan. Selain itu juga terdapat sebuah pancuran air dari atas dengan membawa air
pegunungan yang sangat segar. Bahkan menurut penuturan masyarakat
setempat, karena kemurnian airnya, mata air aek manik dapat diminum tanpa harus dimasak terlebih dahulu.
4.2 Potensi Wisata Aek Manik
Meski tergolong baru, objek wisata pemandian aek manik cukup banyak diminati terutama oleh masyarakat lokal. Hingga sekarang ini informasi tentang
keberadaan objek wisata aek maik samakin meluas dikalangan masyarakat dan bahkahkan tempat ini juga telah dikunjungi oleh wisatawan luar negri terutama
Asia Tenggara. Dari informasi yang didapat penulis, dari beberapa wisatawan lokal
yang berkunjung mengatakan bahwasanya objek wisata pemandian aek manik sangat menarik untuk dikunjungi.
Keberadaan objek wisata yang terletak di tengah rimbunya hutan desa aek manik menyuguhkan nuansa alam yang sejuk sehingga tempat ini sangat
cocok untuk dikunjungi oleh wisatawan yang ingin berlibur untuk melepas lelah dari kesibukan dan rutinitas sehari-hari.
4.2.1 Insfrastruktur 1.
Akses Dan Moda Transportasi
Untuk dapat menuju objek wisata aek matik untuk sekarang ini, bagi para wisatawan yang hendak berkunjung dapat menggunakan sarana
transportasi darat umum maupun pribadi. Bagi wisatawan yang
menggunakan sarana transpor tasi umum dapat bertolak menuju kota Pematang Siantar dengan menggunakan bus seperti sejahtera atau intra.
Dari Pematang siantar dilanjutkan dengan menggunakan angkot rute siantar – sidamanik seperti beringin indah. perjalanan memakan waktu
tempuh 25 menit , Tepat didepan lapangan desa hutan lama pasar sidamanik berhenti dan masuk ke Jalan siamatahuting sejauh 700
meter, jika menemukan persimpangan tiga silahkan berbelok kekanan dan menemukan penunjuk jalan bah manik. Jarak tempuh 150 km
dengan lama perjalanan sekitar 4 jam. 2.
Akomodasi
Untuk sekarang ini, pada objek wisata aek manik belum terdapat fasilitas akomodasi yang dikelola secara umum yang dapat digunakan
oleh wisatawan. Hanya ada sebuah kamar mandi yang hanya dapat digunakan sebagai tempat berganti pakaian bagi wisatawan.
Bagi wisatawan yang menggunakan kendaraan pribadi seperti mobil ataupun sepeda motor, di sekitar objek wisata terdapat tempat penitipan
kendaraan yang dikelola secara sederhana oleh masyarakat setempat.
Bagi wisatawan juga disarankan untuk membawa bekal makanan atau minuman yang diperlukan karena di dalam area objek wisata aek manik
belum terdapat fasilitas restoran ataupun usaha jasa penyedia makanan.
4.3 potensi pengembangan aek manik sebagai salah satu unsur penunjang kepariwisataan simalungun
Dengan semakin tingginya minat wisatawan untuk berkunjung ke daerah objek wisata yang menawarkan keindahan dan keunikan lingkungan
alam, keberadaan dan eksistensi objek wisata aek manik saat ini mendapat tempat dan perhatian tersendiri bagi wisatawan pada saat sekarang ini dan
memiliki potensi yang besar yang dapat dikembangkan dan dikelola secara baik oleh masyarakat dan pemerintah.
Selain itu, keberadaan objek wisata aek manik juga dapat memberikan pilihan lain bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke kabupaten simalungun
selain objek wisata yang telah dikembangakan dan populer di kabupaten simalungun.
4.4 Eksistensi aek manik sebagai salah satu objek wisata di kabupaten simalungun