Lutfiana Oktarigusta 5610 2010

(1)

STRATEGI PENGEMBANGAN WATERBOOM

DI OBJEK MATA AIR COKRO

SEBAGAI ASET WISATA KABUPATEN KLATEN

Tugas Akhir

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Menempuh Gelar Ahli Madya Usaha Perjalanan Wisata

di Universitas Sebelas Maret Surakarta

Disusun oleh :

Nama : Lutfiana Oktarigusta NIM : C9407046

D III Usaha Perjalanan Wisata

FAKULTAS SATRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

2010


(2)

ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Judul Tugas Akhir : Strategi Pengembangan Waterboom di Objek Mata Air Cokro

Sebagai Aset Wisata Kabupaten Klaten

Nama Mahasiswa : LUTFIANA OKTARIGUSTA

NIM : C9407046

Diterima dan disetujui oleh Pembimbing I dan Pembimbing II Tugas Akhir Diploma III Usaha Perjalanan Wisata

Fakultas Sastra dan Seni Rupa

Pembimbing I Pembimbing II

Umi Yuliati, S.S, M.Hum Achmad Mujtahid, B.A


(3)

iii

HALAMAN PENGESAHAN

Judul Tugas Akhir : Strategi Pengembangan Waterboom di Objek Mata Air Cokro

Sebagai Aset Wisata Kabupaten Klaten

Nama Mahasiswa : LUTFIANA OKTARIGUSTA

NIM : C9407046

Diterima dan disetujui oleh panitia penguji Tugas Akhir Diploma III Usaha Perjalanan Wisata

Fakultas Sastra dan Seni Rupa Pada Tanggal : 3 Agustus 2010

Panitia Penguji :

Ketua Sidang Tugas Akhir:

Dra Hj Isnaini Wijaya Wardani, M.Pd

NIP:195905091985032001 ( )

Sekertaris Sidang Tugas Akhir: Tiwuk Kusuma Hastuti,S.S,M.Hum

NIP:197306132000032002 ( )

Penguji I:

Umi Yuliati, S.S, M.Hum

NIP:197707162003122202 ( )

Penguji II:

Achmad Mujtahid, B.A ( )

Mengetahui

Dekan Fak.Sastra dan Seni Rupa Drs.Sudarno, M.A


(4)

iv

MOTTO

Yesterday is history

Tomorrow is mistery

And today is a given

(Kemarin adalah sejarah Besok adalah misteri Dan hari ini adalah anugrah)


(5)

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Tugas Akhir ini penulis persembahkan kepada:  Suami tercinta

 Kedua orang tua tersayang  Calon bayiku tercinta


(6)

vi

ABSTRAK

Lutfiana Oktarigusta, 2010. Strategi Pengembangan Waterboom di Objek Mata Air Cokro Sebagai Aset Wisata Kabupaten Klaten.

Tujuan penelitian : Untuk mengetahui alasan mengapa Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten membangun waterboom di Objek Mata Air Cokro, Untuk mengetahui usaha yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten untuk mengembangkan

waterboom di Objek Mata Air Cokro, dan Untuk mengetahui strategi yang bisa

dilakukan Pemerintah Daerah dan masyarakat setempat untuk mengembangkan

waterboom di Objek Mata Air Cokro.

Dari penelitian yang dilakukan penulis, Objek Mata Air Cokro memiliki berbagai macam daya tarik yang mampu menarik minat wisatawan untuk berkunjung, daya tarik tersebut antara lain: sumber mata air, keindahan alam, waterboom, dan flying fox. Pemerintah daerah memilih Objek Mata Air Cokro sebagai tempat pembangunan waterboom, karena Objek Mata Air Cokro memiliki debit air yang memadai untuk pengoperasian wahana waterboom, yaitu 1.500 liter per detik. Selain itu, Objek Mata Air Cokro memiliki keindahan alam yang mendukung. Pemda Klaten sudah banyak melakukan usaha untuk mengembangkan Objek Mata Air Cokro tersebut, diantaranya dengan perawatan fasilitas, peningkatan mutu pelayanan, belum ada menaikan harga tiket masuk, dan lain sebagainya. Sedangkan strategi pengembangan yang bisa dilakukan Pemerintah Daerah dan Masyarakat setempat dalam memgembangkan waterboom di Objek Mata Air Cokro adalah dengan membuka akses ke Objek Mata Air Cokro, mengadakan kerjasama dengan biro perjalanan wisata, masyarakat setempat dan daerah lain disekitar Klaten.

Kesimpulan : waterboom yang baru saja dibangun oleh Pemda Klaten masih memerlukan banyak usaha dari Pemda dan masyarakat sekitar untuk dapat mengembangkannya. Usaha yang sudah mulai dilakukan Pemda dan masyarakat setempat tersebut sampai saat ini masih belum dapat mengembangkan Objek Mata Air Cokro secara maksimal. Maka, Pamda memerlukan strategi yang dapat membantu pengembangan Objek Mata Air Cokro.


(7)

vii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT yang melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan lancar.

Secara garis besar, Tugas Akhir ini berisi tentang Strategi Pengembangan

Waterboom di Objek Mata Air Cokro Sebagai Aset Wisata Kabupaten Klaten. Tugas

Akhir ini diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna menempuh gelar Ahli Madya Usaha Perjalanan Wisata di Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Dengan selesainya Tugas Akhir ini, penulis menyadari bahwa banyak pihak-pihak yang telah membantu. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:

1 . Bapak Drs. Sudarno, M.A selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa.

2 . Bapak Drs. Suharyana, M.Pd selaku Ketua Program Diploma III Usaha Perjalanan Wisata.

3 . Ibu Umi Yuliati, S.S, M.Hum selaku Pembimbing I, yang banyak memberikan bimbingan selama penulisan Tugas Akhir ini.

4 . Bapak Achmad Mujtahid, B.A selaku Pembimbing II, yang banyak memberikan masukan bagi penulis.

5 . Semua dosen Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah banyak memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.


(8)

viii

7 . Ayahanda dan ibunda tersayang yang selalu memberikan motivasi dan kepercayaannya untuk menyelesaikan study di bangku perkuliahan.

8 . Suamiku tercinta, yang selalu setia mendampingi hingga dapat terselesaikannya Tugas Akhir ini.

9 . Calon anakku tercinta, yang tidak pernah rewel saat bundanya menyelesaikan Tugas Akhir ini.

10 . Teman-teman dan semua pihak yang banyak membantu hingga terselesaikannya Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas akhir ini masih terdapat banyak kekurangan, untuk itu penulis mohon kepada ahli didik dan pembaca atas kritik dan sarannya yang bersifat membangun guna menyempurnakan tulisan selanjutnya.

Akhirnya dengan ridho Allah SWT, penulis berharap tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, dan para pembaca pada umumnya.Amiin.

Surakarta, ………….. Penulis,

Lutfiana Oktarigusta NIM : C9407046


(9)

ix

DAFTAR ISI

Halaman Persetujuan………... i

Halaman Pengesahan………... ii

Halaman Persembahan……….. iii

Motto………... iv

Abstrak………. v

Kata pengantar………... vi

Daftar isi……….... viii

BAB I PENDAHULUAN……….………...….1

A. Latar belakang………...………..1

B. Rumusan Masalah…...………3

C. Tujuan Penelitian…...……….4

D. Manfaat penulisan...………4

E. Kajian Pustaka……….4

F. Metode Penelitian………7

G. Sistematika Penulisan………..9

BAB II SEKILAS TENTANG KABUPATEN KLATEN………..………...10

A. Geografis dan sejarah Kabupaten Klaten………...………...10

B. Potensi Pariwisata Kabupaten Klaten………...13

BAB III HASIL PENELITIAN DI OBJEK MATA AIR COKRO………...28

A. Potensi Wisata Objek Mata Air Cokro………...28

B. Usaha Pengembangan Waterboom di Objek Mata Air Cokro………..37

C. Analisis 4A………...40

D. Strategi yang bisa Dilakukan Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten…………...50

E. Potensi yang Masih bisa Dikembangkan………...54

BAB IV PENUTUP……….………...57

A. Kesimpulan………..……… 57

B. Saran……… 59

Daftar Pustaka……….. 61


(10)

x

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara umum Kepariwisataan adalah semua kegiatan dan urusan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, pengawasan pariwisata, baik dilakukan pemerintah dan masyarakat. Secara khusus kepariwisataan adalah segala yang berhubungan dengan wisata termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang berhubungan dengan penyelenggaraan pariwisata (Nyoman S. Pendit,1999:12)

Penulis memilih Kabupaten Klaten sebagai lokasi penelitian untuk membuat Tugas Akhir dalam perkuliahan. Kabupaten Klaten terletak diantara 110o30'-110o45' Bujur Timur dan 7o30'-7o45' Lintang Selatan. Luas wilayah kabupaten Klaten mencapai 665,56 km2. Kabupaten Klaten adalah suatu wilayah yang memiliki banyak obyek wisata yang berpotensi, jika Pemerintah Daerah mampu mengolahnya dengan baik. Berbagai macam tempat tujuan wisata terdapat di kabupaten Klaten, mulai dari wisata alam, wisata religi, wisata kuliner, wisata tirta dan wisata budaya, semua memiliki potensi yang besar. Potensi yang dimiliki oleh suatu obyek wisata hendaknya di lestarikan dan dikembangkan dengan penanganan yang baik dan benar. Potensi tersebut bila sering dikembangkan akan terus bermunculan dan menjadikan obyek wisata tersebut menjadi obyek yang diminati oleh wisatawan. Pengembangan yang dapat dilakukan tidak hanya terpaku pada potensi utama saja, melainkan dapat dikembangkan lagi dalam suatu rangkaian yang dapat menjadi ciri khas dan dapat menarik minat wisatawan untuk datang berkunjung. Apapun pengembangan yang


(11)

xi

dilakukan, tentunya jangan sampai merusak nilai-nilai alami yang dimiliki oleh obyek wisata tersebut. (http://www.klaten.go.id/)

Salah satu obyek wisata yang memiliki potensi di Kabupaten Klaten adalah obyek wisata Objek Mata Air Cokro, atau yang lebih dikenal masyarakat dengan sebutan “Cokro” saja. Objek Mata Air Cokro terletak di Desa Cokro, Kecamatan Tulung, Kabupaten Klaten. Objek Mata Air Cokro adalah salah satu obyek wisata di Kabupaten Klaten yang menawarkan wisata tirta bagi pengunjung. Sesuai namanya, Objek Mata Air Cokro adalah sebuah sumber mata air atau yang disebut masyarakat setempat dengan umbul. Di daerah sekitar kecamatan Cokro ini terdapat banyak sumber air lainnya, seperti umbul nganten, umbul nila, dan lainnya, namun sumber air yang terbesar adalah Objek Mata Air Cokro.

Objek Mata Air Cokro tidak hanya menawarkan wisata tirta kepada para pengunjung, namun juga menyajikan nuansa dan panorama yang sejuk dan indah. Nuansa air dengan berbagai macam pepohonan rindang, memberi kesan alami dan asri. Hal tersebut dapat menimbulkan rasa damai dan nyaman bagi para pengunjung yang ingin mencari hiburan dan kedamaian. Hal tersebut pula yang mungkin membuat para pengunjung memilih Cokro sebagai tempat pensucian sebelum memasuki bulan suci Ramadhan Satu hari sebelum bulan puasa, para pengunjung khususnya yang beragama Islam berdatangan untuk mensucikan diri (padusan) di Cokro, dengan harapan setelah mandi di air yang bersih dan suci seperti di Cokro, maka raga dan jiwa mereka akan menjadi bersih. ( Fanotti. ”Padusan Umbul Cokro”. http;//amboeradoel-camp.blogspot.com/2008/09/padusan-umbul-cokro.html. diakses tanggal 20 september 2008 )

Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten sangat antusias dalam pengembangan potensi yang dimiliki Objek Mata Air Cokro. Salah satu pengembangan potensi yang


(12)

xii

baru-baru ini dilakukan oleh Pemerintah Daerah adalah pembangunan waterboom ( wahana bermain air) di Objek Mata Air Cokro. Pembangunan waterboom tersebut telah dimulai dari pertangahan tahun 2008, dan baru diresmikan bulan Januari 2010. Hingga saat ini pengoperasian waterboom di Objek Mata Air Cokro masih tergolong sangat baru, yaitu baru beberapa bulan. Bahkan hingga saat ini waterboom di Objek Mata Air Cokro tersebut hanya beroperasi pada saat weekend (akhir pekan) dan saat ramai pengunjung. Pengoperasian waterboom tersebut juga masih memerlukan banyak pengembangan dan memerlukan strategi pengembangan agar dapat lebih menarik minat wisatawan untuk berkunjung. ( Erryanzslo. ”Cokro Tulung Waterboom”. http;//www.panoramio.com/photo/31256092. Diakses tanggal 7 mei 2009)

Pengembangan waterboom yang terjadi saat ini pada obyek wisata Objek Mata Air Cokro sangat menarik perhatian untuk melakukan penelitian. Maka penulis mengambil judul STRATEGI PENGEMBANGAN WATERBOOM DI OBJEK

MATA AIR COKRO SEBAGAI ASET WISATA KABUPATEN KLATEN sebagai

tugas akhir.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan diteliti oleh penulis ialah :

1 . Mengapa Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten membangun waterboom di Objek Mata Air Cokro?

2 . Apa usaha yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten untuk mengembangkan waterboom di Objek Mata Air Cokro?

3 . Bagaimana strategi yang bisa dilakukan Pemerintah Daerah dan masyarakat setempat untuk mengembangkan waterboom di Objek Mata Air Cokro?


(13)

xiii

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan penulis adalah :

1 . Untuk mengetahui alasan mengapa Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten membangun waterboom di Objek Mata Air Cokro.

2 . Untuk mengetahui usaha yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten untuk mengembangkan waterboom di Objek Mata Air Cokro.

3 . Untuk mengetahui strategi yang bisa dilakukan Pemerintah Daerah dan masyarakat setempat untuk mengembangkan waterboom di Objek Mata Air Cokro.

D. Manfaat Penulisan dan Penelitian

Manfaat penulisan dan penelitian yang dilakukan penulis , antara lain : 1 . Menerapkan ilmu yang didapat oleh penulis di bangku perkuliahan. 2 . Mengetahui perkembangan yang terjadi di Objek Mata Air Cokro.

3 . Mengetahui pengembangan yang dilakukan oleh Pemda Klaten di Objek Mata Air Cokro.

E. Kajian Pustaka

1. Pengertian Pariwisata

Pariwisata : suatu proses kepergian sementara seseorang untuk menuju ke tempat lain diluar tempat tinggalnya. Dorongan kepergian adalah karena berbagai kepentingan antara lain : ekonomi, social, politik, agama, kesehatan, maupun kepentingan lain seperti sekedar ingin tahu, menembah pengalaman ataupun untuk belajar (Gamal Suwantoro, 1997 :3)


(14)

xiv

Pariwisata merupakan suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari satu tempat ke tempat yang lain dengan maksud bukan berusaha atau mencari nafkah disuatu tempat yang dikunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna bertamasya atau rekrasi atau untuk menuruti keinginan yang beraneka ragam (Oka A.Yoeti,1982:11)

2. Pengertian Wisata

Wisata adalah segala kegiatan dalam kegiatan dalam masyarakat yang berhubungan dengan wisatawan ( R.G Soekadijo, 1996 : 2)

3. Konsep Strategi

Freddy Rangkuti dalam bukunya yang berjudul “Analisis SWOT

teknik membedah kasus bisnis”, berpendapat bahwa strategi merupakan

alat untuk memcapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya perbedaan konsep mengenai strategi selama 30 tahun terakhir ( 2006 : 3 ). Dalam buku karya Freddy Rangkuti tersebut juga terdapat beberapa konsep strategi menurut para ahli,yaitu sebagai berikut : Menurut Chandle (1962), strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya. Learned, Christensen, Andrews, dan Guth (1965) berpendapat bahwa strategi merupakan alat untuk menciptakan keunggulan bersaing. Dengan demikian salah satu focus strategi adalah memutuskan apakah bisnis tersebut harus ada atau tidak ada. Menurut Argyris (1985), Mintzberg (1979), Steiner dan Miner (1977), strategi merupakan respon secara terus-menerus maupun adaptif-terhadap peluang


(15)

xv

dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal yang dapat mempengaruhi organisasi. Menurut Porter (1985), Strategi adalah alat yang sangat penting untuk mencapai keunggulan bersaing. Menurut Andrews (1980), Chaffe 91985), Strategi adalah kekuatan motivasi untuk stakeholders, seperti stakeholders, deptolders, manajer, karyawan, konsumen, komunitas, pemerintah dan sebagainya, yang baik secara langsung maupun tidak langsung menerima keuntungan atau biaya yang ditimbulkan oleh semua tindakan yang dilakukan oleh perusahaan.

Perumusan Strategi

Perumusan strategi merupakan proses penyusunan langkah-langkah ke depan yang dimaksudkan untuk membangun visi dan misi organisasi, menetapkan tujuan strategis dan keuangan perusahaan, serta merancang strategi untuk mencapai tujuan tersebut dalam rangka menyediakan customer value terbaik.

Beberapa langkah yang perlu dilakukan dalam merumuskan strategi, yaitu:

1 . Mengidentifikasi lingkungan yang akan dimasuki oleh perusahaan di masa depan dan menentukan misi perusahaan untuk mencapai visi yang dicita-citakan dalam lingkungan tersebut.

2 . Melakukan analisis lingkungan internal dan eksternal untuk mengukur kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang akan dihadapi oleh perusahaan dalam menjalankan misinya. 3 . Merumuskan faktor-faktor ukuran keberhasilan (key success

factors) dari strategi-strategi yang dirancang berdasarkan analisis


(16)

xvi

4 . Menentukan tujuan dan target terukur, mengevaluasi berbagai alternatif strategi dengan mempertimbangkan sumberdaya yang dimiliki dan kondisi eksternal yang dihadapi.

5 . Memilih strategi yang paling sesuai untuk mencapai tujuan jangka pendek dan jangka panjang. (Hariadi, 2005).

Dari konsep strategi yang dikemukakan oleh para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa strategi memegang peran penting untuk mencapai tujuan. Maka dalam pengembangan suatu objek wisata memerlukan suatu strategi yang tepat demi tercapainya tujuan, yaitu menarik minat pengunjung untuk datang. Jika suatu objek wisata dikembangkan dengan strategi yang bagus dan tepat, maka potensi yang dimiliki objek wisata tersebut dapat berkembang dengan baik dan akan memiliki daya tarik wisata yang sangat kuat bagi pengunjung.

F. Metode Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi yang dipilih untuk penelitian adalah Objek Mata Air Cokro, yang terletak di Desa Tulung, Kecamatan Cokro, Kabupaten Klaten.

2. Teknik pengumpulan data 1 . Penelitian Lapangan

a. Observasi Langsung

Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah observasi langsung ke obyek wisata Objek Mata Air Cokro, guna mendapat data yang nyata mengenai perkembangan obyek yang telah dilakukan Dinas pariwisata. Dari observasi ke obyek wisata, dapat dilihat secara langsung hasil pembangunan yang telah diselesaikan bulan Januari


(17)

xvii

2010 lalu, dan masih banyak lagi data-data yang di dapat penulis dari observasi langsung ke obyek wisata Objek Mata Air Cokro.

b. Wawancara

Penulis akan melakukan wawancara kebeberapa tempat, yaitu Objek Mata Air Cokro, dan Dinas Pariwisata Kabupaten Klaten. Dari hasil wawancara tersebut penulis mendapat data-data yang diperlukan dalam penulisan tugas akhir ini. dan dapat melakukan analisis tentang masalah yang diangkat oleh penulis dan memberi saran-saran yang berguna dan membangun untuk Objek Mata Air Cokro.

2 . Studi Perpustakaan

Seperti yang telah dikemukakan di depan, bahwa telah dilakukan penelitian sebelumnya tentang obyek wisata Objek Mata Air Cokro, lebih tepatnya tentang usaha pengembangan potensi Objek Mata Air Cokro pada saat itu. Dalam penelitian ini juga digunakan beberapa buku-buku terkait sebagai reverensi dalam penelitian.

Selain menggunakan karya-karya ilmiah dan buku-buku yang terkait dengan penelitian, teknologi internet juga digunakan sebagai bahan masukan dan reverensi. Karena dari data di internet penulis dapat mengetahui perkembangan yang terbaru tentang obyek wisata yang diteliti, dan mengetahui pendapat dan pandangan masyarakat tentang pengoperasian waterboom di Objek Mata Air Cokro.


(18)

xviii

G. Sistematika Penulisan

Penulisan Tugas Akhir ini terdiri dari empat bab , yaitu : BAB I Pendahuluan.

Pada bab pertama ini berisi tentang : latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II Sekilas Tentang Kabupaten Klaten

Bab dua berisi tentang gambaran umum pariwisata Kabupaten Klaten, dan potensi pariwisata Klaten.

BAB III Hasil Penelitian di Objek Mata Air Cokro.

Pada bab tiga penulis mengupas tentang obyek wisata Objek Mata Air Cokro, mengapa Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten membangun waterboom di Objek Mata Air Cokro, usaha pengembangan, strategi pengembangan yang bisa dilakukan oleh Pemerintah Daerah, analisis 4A dan potensi yang masih dapat dikembangkan.

BAB IV Penutupan

Bab empat berisi tentang kesimpulan tentang penelitian yang dilakukan oleh penulis, dan saran yang membangun bagi pengembangan waterboom di Objek Mata Air Cokro.


(19)

xix

BAB II

SEKILAS TENTANG KABUPATEN KLATEN

A. Geografis dan Sejarah Kabupaten Klaten

Secara geografis Kabupaten Klaten terletak diantara 110o30'-110o45' Bujur Timur dan 7o30'-7o45' Lintang Selatan. Luas wilayah kabupaten Klaten mencapai 665,56 km2. Di sebelah timur berbatasan dengan kabupaten Sukoharjo. Di sebelah selatan berbatasan dengan kabupaten Gunungkidul (Daerah Istimewa Yogyakarta). Di sebelah barat berbatasan dengan kabupaten Sleman (Daerah Istimewa Yogyakarta) dan di sebelah utara berbatasan dengan kabupaten Boyolali. Menurut topografi kabupaten Klaten terletak diantara gunung Merapi dan pegunungan Seribu dengan ketinggian antara 75-160 meter diatas permukaan laut yang terbagi menjadi wilayah lereng Gunung Merapi di bagian utara areal miring, wilayah datar dan wilayah berbukit di bagian selatan. Ditinjau dari ketinggiannya, wilayah kabupaten Klaten terdiri dari dataran dan pegunungan, dan berada dalam ketinggian yang bervariasi, yaitu 9,72% terletak di ketinggian 0-100 meter dari permukaan air laut. 77,52% terletak di ketinggian 100-500 meter dari permukaan air laut dan 12,76% terletak di ketinggian 500-1000 meter dari permukaan air laut. Keadaan iklim Kabupaten Klaten termasuk iklim tropis dengan musim hujan dan kemarau silih berganti sepanjang tahun, temperatur udara rata-rata 28-30o Celsius dengan kecepatan angin rata-rata sekitar 153 mm setiap bulannya dengan curah hujan tertinggi bulan Januari (350mm) dan curah hujan terrendah bulan Juli (8mm). (http://www.klaten.go.id/)

Kabupaten Klaten terdiri atas 26 kecamatan, yaitu: Bayat, Cawas, Ceper, Delanggu, Gantiwarno, Jatinom, Jogonalan, Juwiring, Kalikotes, Karanganom,


(20)

xx

Karangdowo, Karangnongko, Kebonarum, Kemalang, Klaten Utara, Klaten Tengah, Klaten Selatan, Manisrenggo, Ngawen, Pedan, Polanharjo, Prambanan, Trucuk, Tulung, Wedi, dan Wonosari.

Gambar A1 : Peta Wisata Kabupaten Klaten

Sumber :www.google.com

Visi dan Misi Kabupaten Klaten.

 Visi Kabupaten Klaten: Terwujudnya Klaten yang Toto Titi Tentrem Kerto Raharjo.


(21)

xxi

 Misi Kabupaten Klaten:

1 . Mengupayakan terpenuhunya kebutuhan dasar masyarakat ( wareg, wasis, wisma, dan wutuh).

2 . Mengupayakan rasa aman lahir dan batin serta tercukupinya kebutuhan materiil dan spiritual dan meningkatkan keimanan,ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.

3 . Meningkatkan partisipasi masyarakat dan penghargaan serta aktualisasi diri dalam pembangunan.

4 . Menumbuhkan kehidupan perekonomian yang dinamis dengan menumbuhkan kehidupan perekonomian rakyat yang berbasis sumber daya lokal, menjaga kelestarian hidup, serta mengurangi kemiskinan. 5 . Penerapan pengarusutamaan gender dalam berbagai fungsi Pemerintahan. 6 . Mengembangkan kerjasama dengan berbagai pihak pelaku pembangunan. 7 . Mewujudkan tata pemerintahan yang baik yang didukung sumber daya

yang memadai.

8 . Mendorong otonomi desa dan menjadikan desa sebagai pusat pertumbuhan. (http://www.klaten.go.id/)

Ada dua versi yang menyebut tentang asal muasal nama Klaten. Versi pertama mengatakan bahwa Klaten berasal dari kata kelati atau buah bibir. Kata

kelati ini kemudian mengalami disimilasi menjadi Klaten. Klaten sejak dulu

merupakan daerah yang terkenal karena kesuburannya. Versi kedua menyebutkan Klaten berasal dari kota Melati. Kata Melati kemudian berubah menjadi Mlati. Berubah lagi jadi kata Klati, sehingga memudahkan ucapan kata Klati berubah menjadi kata Klaten. Versi ke dua ini atas dasar kata-kata orangtua sebagaimana dikutip dalam buku Klaten dari Masa ke Masa yang diterbitkan Bagian Ortakala


(22)

xxii

Setda Kab. Dati II Klaten Tahun 1992/1993. Melati adalah nama seorang kyai yang pada kurang lebih 560 tahun yang lalu datang di suatu tempat yang masih berupa hutan belantara. Kyai Melati Sekolekan, nama lengkap dari Kyai Melati, menetap di tempat itu. Semakin lama semakin banyak orang yang tinggal di sekitarnya, dan daerah itulah yang menjadi Klaten yang sekarang. Dukuh tempat tinggal Kyai Melati oleh masyarakat setempat lantas diberi nama Sekolekan. Nama Sekolekan adalah bagian darinama Kyai Melati Sekolekan. Sekolekan kemudian berkembang menjadi Sekalekan, sehingga sampai sekarang nama dukuh itu adalah Sekalekan. Di Dukuh Sekalekan itu pula Kyai Melati dimakamkan. Kyai Melati dikenal sebagai orang berbudi luhur dan lagi sakti. Karena kesaktiannya itu perkampungan itu aman dari gangguan perampok. Setelah meninggal dunia, Kyai Melati dikuburkan di dekat tempat tinggalnya. Sampai sekarang sejarah kota Klaten masih menjadi silang pendapat. Belum ada penelitian yang dapat menyebutkan kapan persisnya kota Klaten berdiri. Selama ini kegiatan peringatan tentang Klaten diambil dari hari jadi pemerintah Kab Klaten, yang dimulai dari awal terbentuknya pemerintahan daerah otonom tahun 1950. http://www.klaten.go.id/

B. Potensi Wisata Kabupaten Klaten

Kabupaten Klaten adalah kabupaten yang memiliki potensi yang besar dalam dunia pariwisata. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan banyaknya bermunculan objek wisata baru yang memilki potensi yang cukup besar di dunia pariwisata. Selain itu, terdapat pula objek wisata di Kabupaten Klaten yang sudah banyak dikenal oleh wisatawan, baik wisatawan local dari wilayah Klaten maupun di sekitar Klaten.

Jenis-jenis wisata dan beberapa contoh objek wisata yang terdapat di Kabupaten Klaten:


(23)

xxiii 1 . Wisata religi

Wisata religi adalah wisata ke objek-objek wisata yang berkaitan dengan keagamaan.

Objek wisata religi yang terdapat di Kabupaten Klaten ialah Makam Sunan Bayat, Makam Rangga Warsita.

a. Makam Ronggo Warsita

Makam Rangga Warsita terletak di Dukuh Palar, Desa Palar, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten. Jarak dari kota Klaten ± 15 km. Memiliki luas kawasan 150 x 100m = 15.000 m2. Dan luas bangunan 22 x 12 m = 264 m2. Panjang makam Ronggowarsita ± 2 m dan diibuat dari Marmer dan genting soka. Rng Ronggowarsito adalah putera dari Mas Ngabehi Ronggo Warsito II Abdi dalem Panewu / Carik Adipati Anom Kraton Surakarta. Beliau adalah Pujangga Kraton Surakarta, wafat pada tanggal 24 Desember 1973 (5 Dulhijah 1802). Beliau bertempat tinggal dan dimakamkan di Dukuh Palar Desa Palar Kecamatan Trucuk. Di dekat lokasi makam terdapat sumur tiban bernama Nyai Sekar Gading Melati yang digunakan untuk tempat sesuci, dan apabila habis bersemedi / nyepi lalu mandi di sumur tersebut badan terasa segar kembali. Makam tersebut pernah di pugar oleh Presiden RI yang pertama tahun 1952.

b. Makam Sunan Bayat

Wali songo adalah pemuka dahwah agama Islam di pulau Jawa, dengan anggota sembilan (songo) orang. Salah satu anggotanya adalah Sunan Bayat. Makam Sunan Bayat ada di kecamatan Bayat, kabupaten Klaten. Makamnya terletak di atas bukit. Kompleks makam


(24)

xxiv

Tembayat ini sendiri dibangun sejak tahun 1526 (sengkala: murti

sarira jleging ratu) dengan nuansa Hindu yang sangat kental. Desain

kompleks makam ini mengikuti pandangan kosmologis masyarakat Jawa. Saat memasuki gerbang terdapat gapura Segara Muncar yang berbentuk candi bentar. Gapura ini sekarang sudah menyatu dengan kompleks permukiman warga dan berdiri di sudut lapangan balai desa. Lebih keatas,terdapat gapura Dhuda yang juga berupa Candi Bentar. Semakin keatas, pangunjung dapat melihat banyak gapura Pangrantunan berbentuk paduraksa tanpa pintu, gapura Panemut yang berbentuk candi bentar, gapura Pamuncar seperti gapura Panemut, dan gapura Bale Kencur yang berbentuk paduraksa yang berdaun pintu. Setelah gapura terakhir, terdapat masjid yang usianya sama dengan kompleks makam ini. Ukurannya kecil, bahkan untuk masuk masjid harus menundukkan kepala. Arsitektur masjid jawa dengan 4 soko guru. Bahan kayu yang dipakai untuk sokoguru, pintu, dan jendela masih asli. Diluar masjid terdapat bedug yang usianya sangat tua. Setelah gapura Bale Kencur, terdapat makam keluarga dan pengikut sunan Bayat. Di kompleks makam ini terdapat dua padasan yang berusia ratusan tahun, yang bernama Kyai Naga. Disebut Kyai Naga karena tempat keluarnya air dari padasan berbentuk kepala naga.diatasnya lagi, pengunjung akan sampai pada puncak kosmos pemakaman tersebut, yaitu Makam Sunan Bayat. Makam tersebut terletak di dalam sebuah bangunan yang luas dan tertutup dengan tembok yang tebal. Di dalam ruangan, makam tersebut juga ditutupi oleh bangunan dari kayu, dengan selambu kain warna putih. Di sekitar


(25)

xxv

bangunan tersebut juga terdapat senjata tombak dan payung. Nama asli Sunan bayat ialah Ki Ageng Pandanarang. Awalnya beliau adalah seorang pejabat tinggi kerajaan dan memiliki kekayaan yang melimpah. Kemudian beliau memutuskan untuk meninggalkan kehidupan duniawinya, kekayaannya, dan mengabdikan dirinya untuk syia’ar agama. Beliau menjadi murid Sunan Kalijaga, dan oleh Kanjeng Sunan Kalijaga diperintahkan untuk berd’awah di daerah Bayat, Klaten. Disinilah Sunan Bayat berda’wah hingga akhir usia.

2 . Wisata budaya

Wisata budaya adalah wisata untuk memperkaya informasi dan pengetahuan tentang kebudayaan.

Objek wisata budaya di Kabupaten Klaten yaitu Candi Prambanan.

a. Candi Prambanan

Candi Prambanan adalah bangunan luar biasa cantik yang dibangun di abad ke-10 pada masa pemerintahan dua raja, Rakai Pikatan dan Rakai Balitung. Menjulang setinggi 47 meter (5 meter lebih tinggi dari Candi Borobudur), berdirinya candi ini telah memenuhi keinginan pembuatnya, menunjukkan kejayaan Hindu di tanah Jawa. Candi ini terletak 17 kilometer dari pusat kota Yogyakarta, di tengah area yang kini dibangun taman indah.

Ada sebuah legenda yang selalu diceritakan masyarakat Jawa tentang candi ini. Alkisah, lelaki bernama Bandung Bondowoso mencintai Roro Jonggrang. Karena tak mencintai, Jonggrang meminta Bondowoso membuat candi dengan 1000 arca dalam semalam. Permintaan itu hampir


(26)

xxvi

terpenuhi sebelum Jonggrang meminta warga desa menumbuk padi dan membuat api besar agar terbentuk suasana seperti pagi hari. Bondowoso yang baru dapat membuat 999 arca kemudian mengutuk Jonggrang menjadi arca yang ke-1000 karena merasa dicurangi.

Candi Prambanan memiliki 3 candi utama di halaman utama, yaitu Candi Wisnu, Brahma, dan Siwa. Ketiga candi tersebut adalah lambang Trimurti dalam kepercayaan Hindu. Ketiga candi itu menghadap ke timur. Setiap candi utama memiliki satu candi pendamping yang menghadap ke barat, yaitu Nandini untuk Siwa, Angsa untuk Brahma, dan Garuda untuk Wisnu. Selain itu, masih terdapat 2 candi apit, 4 candi kelir, dan 4 candi sudut. Sementara, halaman kedua memiliki 224 candi.

Memasuki candi Siwa yang terletak di tengah dan bangunannya paling tinggi, anda akan menemui 4 buah ruangan. Satu ruangan utama berisi arca Siwa, sementara 3 ruangan yang lain masing-masing berisi arca Durga (istri Siwa), Agastya (guru Siwa), dan Ganesha (putra Siwa). Arca Durga itulah yang disebut-sebut sebagai arca Roro Jonggrang dalam legenda yang diceritakan di atas.

Di Candi Wisnu yang terletak di sebelah utara candi Siwa, anda hanya akan menjumpai satu ruangan yang berisi arca Wisnu. Demikian juga Candi Brahma yang terletak di sebelah selatan Candi Siwa, anda juga hanya akan menemukan satu ruangan berisi arca Brahma.

Candi pendamping yang cukup memikat adalah Candi Garuda yang terletak di dekat Candi Wisnu. Candi ini menyimpan kisah tentang sosok manusia setengah burung yang bernama Garuda. Garuda merupakan burung mistik dalam mitologi Hindu yang bertubuh emas,


(27)

xxvii

berwajah putih, bersayap merah, berparuh dan bersayap mirip elang. Diperkirakan, sosok itu adalah adaptasi Hindu atas sosok Bennu (berarti 'terbit' atau 'bersinar', biasa diasosiasikan dengan Dewa Re) dalam mitologi Mesir Kuno atau Phoenix dalam mitologi Yunani Kuno. Garuda bisa menyelamatkan ibunya dari kutukan Aruna (kakak Garuda yang terlahir cacat) dengan mencuri Tirta Amerta (air suci para dewa).

Kemampuan menyelamatkan itu yang dikagumi oleh banyak orang sampai sekarang dan digunakan untuk berbagai kepentingan. Indonesia menggunakannya untuk lambang negara. Konon, pencipta lambang Garuda Pancasila mencari inspirasi di candi ini. Negara lain yang juga menggunakannya untuk lambang negara adalah Thailand, dengan alasan sama tapi adaptasi bentuk dan kenampakan yang berbeda. Di Thailand, Garuda dikenal dengan istilah Krut atau Pha Krut.

Prambanan juga memiliki relief candi yang memuat kisah Ramayana. Menurut para ahli, relief itu mirip dengan cerita Ramayana yang diturunkan lewat tradisi lisan. Relief lain yang menarik adalah pohon Kalpataru yang dalam agama Hindu dianggap sebagai pohon kehidupan, kelestarian dan keserasian lingkungan. Di Prambanan, relief pohon Kalpataru digambarkan tengah mengapit singa. Keberadaan pohon ini membuat para ahli menganggap bahwa masyarakat abad ke-9 memiliki kearifan dalam mengelola lingkungannya.

Sama seperti sosok Garuda, Kalpataru kini juga digunakan untuk berbagai kepentingan. Di Indonesia, Kalpataru menjadi lambang Wahana Lingkungan Hidup (Walhi). Bahkan, beberapa ilmuwan di Bali mengembangkan konsep Tri Hita Karana untuk pelestarian lingkungan


(28)

xxviii

dengan melihat relief Kalpataru di candi ini. Pohon kehidupan itu juga dapat ditemukan pada gunungan yang digunakan untuk membuka kesenian wayang. Sebuah bukti bahwa relief yang ada di Prambanan telah mendunia.

3 . Wisata belanja

Wisata belanja yaitu wisata yang tujuannya untuk mencari atau membeli sesuatu (berbelanja ).

Wisata belanja di kabupaten Klaten yaitu objek wisata kerajinan melikan.

a. Kerajinan Gerabah Melikan

Kabupaten Klaten juga memiliki sabuah objek wisata kerajinan gerabah, yaitu di Desa Melikan. Kerajinan gerabah yang terdapat di Desa melikan tersebut menyajikan berbagai macam buah tangan yang terbuat dari gerabah, seperti guci, vas bunga, hingga pernak pernik kecil lainnya. Terdapat banyak outlet yang menawarkan hasil karya mereka dipinggir jalan. Jadi, para pengunjung dapat melihat-lihat dan memilih kerajinan gerabah secara mudah. Selain dapat memilih kerajinan yang sesuai dengan minat dan kebutuhan pengunjung juga dapat melihat proses pembuatan dan pengecatan kerajinan gerabah tersebut.

4 . Wisata sejarah

Di Klaten terdapat wisata sejarah mengenai peninggalan jaman colonial, yaitu Pabrik Gula Gondhang.

Pabrik Gula Gondang

Di Museum tersebut, pengunjung dapat menelusuri sejarah pabrik gula yang saat itu bernama Pabrik Gula Gondang Winangoen. Di


(29)

xxix

masa pendudukan Jepang, pabrik gula tersebut sempat berhenti berproduksi dan diubah menjadi pabrik serta gudang senjata bala tentara Jepang. Baru setelah masa kemerdekaan, pabrik gula tersebut kembali difungsikan lagi. Tahun 1960 namanya diganti menjadi Pabrik Gula Gondang Baru.

Letak museum Pabrik Gula Gondang Baru sangat strategis karena berada persis di tepi jalan utama/ jalan raya yang menghubungkan kota Yogyakarta dengan Kota Solo. Museum ini terletak di lingkungan kompleks Pabrik Gula Gondang Baru Klaten, termasuk dalam wilayah Desa Gondang Winangun, Kecamatan Jogonalan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah. Museum ini didirikan di sebuah gedung bekas tempat tinggal di sebelah barat pabrik gula Gondang Baru yang pada saat ini merupakan bagian dari unit usaha PT. Perkebunan Nusantara IX. Pabrik ini dibangun pada 1860 dan merupakan satu–satunya pabrik gula di Indonesia yang masih menggunakan mesin uap sebagai penggeraknya. Pendirian Museum ini dilandasi pertimbangan bahwa perkembangan industri dapat digunakan sebagai data untuk pengembangan lebih lanjut.

Museum ini menempati sebuah bangunan lama, yang bergaya arsitektur klasik Eropa. Bangunan museum didirikan di atas areal tanah seluas 1.261,20 meter persegi dengan luas bangunan 240 meter persegi yang terdiri dari ruang pameran tetap, perpustakaan, lavatory, dan musholla, seta dilengkapi dengan ruang auditorium seluas 753 meter persegi.

Di masa keemasannya, pemerintah kolonial Belanda sangat serius menggarap industri gula di Indonesia. Mereka mengirimkan teknologi dan


(30)

xxx

ahli-ahli terbaiknya untuk menggarap komoditi ini. Masa kejayaan ini berlangsung hingga1925, sampai kemudian pada 1930 Indonesia dihantam oleh krisis ekonomi. Namun setelah itu pabrik-pabrik gula ini kembali beroperasi. Pasca kemerdekaan, industri ini diambil alih oleh Pemerintah Indonesia, sayang industri ini tidak dikelola dengan baik dan mendapat berbagai macam masalah mulai dari serbuan gula impor dan juga regenerasi alat–alat pabrik yang tidak terencana.

Koleksi yang dimiliki terdiri dari peralatan untuk menanam tebu sampai dengan peralatan pengolahan tebu menjadi gula pasir seperti: peralatan tanam tebu tradisional, macam–macam bibit dan penyakit tanaman tebu, alat–alat perawatan tanaman tebu, alat–alat pengolah tebu menjadi gula pasir, miniatur pabrik gula, alat–alat administrasi pada pabrik gula, sarana pengangkut tebu, macam–macam jenis hama tebu, serta beberapa foto penunjang. Foto-foto penunjang, antara lain: foto pabrik gula lama, foto upacara giling pertama, tiruan visualisasi ruang administrasi lama dan lain-lain. Museum ini juga dilengkapi dengan perpustakaan, mushola, ruang pertemuan, dan cafe kecil untuk bersantai. (www.indonesiansugar.wordpress.com)


(31)

xxxi

Sumber : dokumen pribadi, 2009 5 . Wana wisata

Wana wisata adalah obyek-obyek wisata alam yang dibangun dan dikembangkan oleh Perum Perhutani di dalam kawasan hutan produksi atau hutan lindung secara terbatas dengan tidak mengubah fungsi pokoknya (Anonimous, 1989). Objek wisata di Kabupaten Klaten yang termasuk dalam wana wisata adalah Deles Indah.

a. Deles Indah

Gambar A8 : Pintu gerbang Deles Indah


(32)

xxxii

Deles Indah merupakan Obyek Wisata yang terletak di lereng kaki gunung Merapi sebelah timur ± 25 km dari Kota Klaten. Deles Indah berada di Wilayah Desa Sidorejom Kecamatan Kemalang, dengan ketinggian antara 800 m – 1300 m diatas permukaan laut. Deles Indah mempunyai potensi spesifik suasana pemandangan alam pegunungan. Dari obyek wisata Deles Indah dapat dilihat pemandangan puncak Merapi dengan jelas, dan pemandangan kota Klaten.

Objek wisata yang berada di kaki Gunung Merapi ini menawarkan keindahan panorama alam bagi wisatawan. Melalui gardu pandang, wisatawan dapat melihat langsung puncak Gunung Merapi yang menunjukkan aktivitas vulkanik. Tak hanya itu, wisatawan juga bisa menikmati keindahan tempat-tempat lain seperti bekas pesanggrahan Pakoe Boewono X, makam Kiai Mloyopati, Sendang Reno, Taman Pring Cendani, dan Gua Sapuangin.

6 . Wisata tirta

Wisata tirta ialah wisata yang berkaitan dengan air sebagai daya tarik wisatanya.

Terdapat beberapa objek wisata tirta di Kabupaten Klaten, yaitu: umbul nila, umbul manten, Sumber Air Ingas Cokro, dan lainnya.

a. Objek Mata Air Cokro

Objek Mata Air Cokro atau yang lebih akrab disebut dengan Cokro Tulung, adalah salah satu sumber mata air di Kabupaten Klaten. Sesuai dengan sebutannya, yaitu Cokro Tulung yang diambil dari nama desa dimana objek wisata ini berada (Desa Cokro, Kecamatan Tulung,


(33)

xxxiii

Kabupaten Klaten). Selain merupakan sumber mata air yang memiliki air yang bersih dan jernih, objek wisata Objek Mata Air Cokro tersebut juga menyajikan keindahan dan Keasrian panorama yang akan membuat pengunjung merasa betah dan nyaman.

Gambar A3 : Pengunjung yang sedang berenang di Objek Mata Air Cokro

Sumber :dokumen pribadi, 21 juli 2010 7 . Wisata kuliner

Wisata kuliner adalah wisata untuk menikmati beragam makanan khas dari suatu daerah.

Wisata kuliner di Kabupaten Klaten yaitu Pemancingan Janti dan Rowo Jombor.

a. Pemancingan Janti

Di Kabupaten Klaten terdapat dua buah objek wisata kuliner yang terbesar dan menawarkan menu masakan serba ikan, salah satunya adalah Pemancingan Janti. Objek wisata yang satu ini terdapat di Desa Janti, Kecamatan Tulung. Pemancingan Janti adalah sebuah wilayah yang


(34)

xxxiv

terdapat banyak warung-warung makan dengan menu sama yaitu masakan ikan. Di objek wisata Pemancingan Janti tersebut juga terdapat fasilitas penunjang, yaitu kolam renang. Jadi selain dapat menikmati masakan ikan yang lezat dengan harga terjangkau dan suasana yang nyaman,pengunjung juga dapat berenang dan bermain air di kolam renang yang terdapat di Pemancingan Janti tersebut.

Gambar A4 : Pancingan Lumintu

Sumber : www.google.com

b. Warung Apung Jombor (Rowo Jombor)

Gambar A5: Warung apung Rowo Jombor


(35)

xxxv

Rowo Jombor merupakan salah satu obyek wisata unggulan di Kabupaten Klaten dan menjadi kawasan wisata potensial. Keindahan rawa yang mengagumkan dan kelezatan aneka masakan ikan menjadi ciri khas tempat ini. Setiap hari libur Rowo Jombor selalu dipadati pengunjung baik dari dalam kota maupun dari luar kota seperti Solo, Sukoharjo, Boyolali, Jogja, Magelang, Jakarta, dan lain sebagainya, semua berdatangan untuk berekreasi di tempat tersebut.

Para pengelola berfikir kreatif agar warungnya ramai pengunjung, banyak warung-warung yang mulai menyediakan tontonan gratis seperti pertunjukan organ tunggal dan ada pula yang menyediakan berbagai mainan anak seperti perahu bebek dan lain sebagainya. Keberadaan warung apung Rowo Jombor mampu meningkatkan ekonomi warga, banyak warga yang mempunyai pekerjaan berkat keberadaan warung apung Rowo Jombor ini, banyak pula warga yang membuka usaha-usaha di area kawasan tersebut.

8 . Wisata alam

Wisata alam adalah bentuk kegiatan rekreasi dan pariwisata yang memanfaatkan potensi sumberdaya alam, baik dalam keadaan alami maupun setelah ada usaha budidaya, sehingga memungkinkan wisatawan memperoleh kesegaran jasmaniah dan rohaniah, mendapatkan pengetahuan dan pengalaman serta menumbuhkan inspirasi dan cinta terhadap alam (Anonymous, 1982 dalam Saragih, 1993).


(36)

xxxvi

Di Kabupaten Klaten terdapat wisata alam,yaitu kebun Ace.

a. Kebun Ace

Objek wisata Kebun Ace terletak tidak jauh dari Sumber Air Ingas Cokro dan Pemancingan Janti. Kebun Ace adalah sebuah tempat wisata yang menawarkan nuansa Kebun Ace itu sendiri dan menawarkan fasilitas untuk memetik dan menikmati secara langsung buah Ace dari pohonnya. Dengan biaya masuk yang sangat terjangkau bagi pengunjung, yaitu Rp. 3000,00 per orang, pengunjung sudah dapat menikmati buah Ace yang baru saja dipetik sepauasnya di Kebun Ace. Namun satu-satunya kendala yang dihadapi adalah wisata kebun Ace tersebut hanya dapat dinikmati pada musim panen saja.

Gambar A2 : Wisatawan yang sedang menikmati kebun ace


(37)

xxxvii

BAB III

HASIL PENELITIAN DI OBJEK MATA AIR COKRO

A. Potensi Wisata Objek Mata Air Cokro

Objek wisata atau “tourist attraction” adalah segala sesuatu yang menjadi daya tarik bagi orang untuk mengunjungi suatu daerah tertentu (Oka A. Yoeti,1985). Dalam dunia kepariwisataan, segala sesuatu yang menarik dan bernilai untuk dikunjungi dan dilihat, disebut atraksi atau lazim pula dinamakan objek wisata (Nyoman S.Pendit,1994). Dari kedua pendapat tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa objek wisata adalah suatu tempat yang memiliki daya tarik yang mampu menarik minat para wisawatan untuk berkunjung.

Salah satu objek wisata potensial yang dapat menjadi tempat tujuan wisata bagi wisatawan yang berkunjung ke Kabupaten Klaten ialah Objek Mata Air Cokro. Seperti yang telah dipaparkan sekilas di atas, bahwa Objek Mata Air Cokro adalah sebuah sumber mata air alami yang memiliki panorama asri dan indah, yang terletak di desa Cokro, Tulung, Klaten. Objek wisata ini sudah tidak asing lagi bagi wisatawan disekitar Klaten, karena Objek Mata Air Cokro menawarkan banyak hiburan bagi pengunjung. Banyak para wisatawan yang berdatangan, baik dari daerah sekitar maupun daerah lain. Khususnya pada akhir pekan dan liburan sekolah, pengunjung banyak berdatangan untuk mencari ketenangan dan hiburan. Suasana alam yang sejuk dan indah, membuat wisatawan berdatangan untuk melepas lelah setelah beraktifitas sepekan lamanya. Pengunjung yang datang bukan hanya dari golongan anak-anak dan remaja, namun para orang tua ikut pula menikmati objek wisata ini.


(38)

xxxviii Gambar B 1 : Objek Mata Air Cokro

Sumber :dokumen pribadi, 21 juli 2010

Objek wisata Objek Mata Air Cokro menyimpan banyak potensi yang istimewa dan membanggakan bagi Kabupaten Klaten. Daya tarik yang menjadi unggulan di Objek Mata Air Cokro antara lain :

1 . Sumber Mata Air

Keunggulan yang pertama yaitu, Objek Mata Air Cokro adalah sebuah objek wisata yang memiliki sumber mata air yang alami. Air yang keluar dari umbul Cokro ini sangatlah bersih dan bening. Di Kabupaten Klaten sendiri banyak terdapat sumber mata air alami yang serupa, sebut saja umbul nilo, umbul nganten, dll. Namun, Objek Mata Air Cokro memiliki debit air yang lebih dibanding umbul lain, yaitu mencapai 1.500 liter per detik. Air yang dihasilkan tersebut sangat lebih dari cukup untuk digunakan para pengunjung untuk bermain air maupun berenang. Karena


(39)

xxxix

keberadaanya yang lebih, air yang bersumber dari umbul Cokro tersebut tidak hanya dimanfaatkan untuk keperluan wisata saja, namun juga digunakan untuk kebutuhan sehari-hari oleh warga sekitar. Warga sekitar juga menggunakan air tersebut untuk mengairi persawahan, disamping untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti mandi, masak, mencuci dan minum. Bahkan para pengusaha baik dari local maupun nasional ikut andil dalam pemanfaatan air di Objek Mata Air Cokro ini. Tercatat sudah dua buah perusahaan AMDK (Air Minum Dalam Kemasan) yang tertarik dan menggunakan air dari Objek Mata Air Cokro untuk produksi. Jika mendapati Air Minum Dalam Kemasan dengan merek AC ( Air Cokro), maka sudah dipastikan bahwa air tersebut berasal dari air di Objek Mata Air Cokro.

Gambar B2 : Mata Air di Objek Mata Air Cokro


(40)

xl 2 . Keindahan Alam

Potensi lain yang dimiliki oleh Objek Mata Air Cokro adalah nuansa alam yang terdapat di objek wisata tersebut. Udara yang sejuk, pepohonan yang rindang, dan alam yang indah merupakan nilai tambah yang dimiliki objek wisata ini. Sungai-sungai yang membawa aliran air bening dari sumber mata air ikut menambah indanya panorama di Objek Mata Air Cokro ini. Airnya yang sejuk akan membuat wisatawan yang sekedar menikmati panoramapun menjadi marasa nyaman dan betah berlama-lama di objek wisata Objek Mata Air Cokro. Pengunjung yang sekedar ingin bersantai dapat menyewa tikar yang banyak disewakan oleh penduduk sekitar, dan duduk dibawah pohon rindang sebari menikmati jajanan yang ditawarkan oleh penjual dan menikmati indahnya alam. Hanya dengan membayar Rp.5000,00 saja pengunjung dapat menggunakan tikar sepuasnya, sampai saat pulang. Suasana tersebut banyak dijumpai di Objek Mata Air Cokro ini, karena tidak semua wisatawan yang datang berkunjung untuk berenang ataupun bermain air, namun banyak pula dari pengunjung yang hanya sekedar ingin bersantai sambil menikmati nuansa alam di Objek Mata Air Cokro.


(41)

xli

Sumber :dokumen pribadi, 21 juli 2010

3 . Waterboom

Baru-baru ini Pemda Klaten membangun waterboom di Objek Mata Air Cokro. Waterboom yang baru saja diresmikan januari 2010 lalu ini cukup menarik minat pengunjung untuk datang dan mencoba wahana-wahana yang ada. Terdapat wahana untuk anak-anak maupun untuk orang dewasa. Wahana untuk dewasa berukuran 495 meter persegi dengan tinggi mencapai 50 meter, sedangkan untuk anak-anak dibangun waterboom dengan ukuran 176 meter persegi dengan ember tumpah dan air mancur. Selain itu, ada pula seluncuran panjang yang meluncur sampai kolam renang paling bawah. Namun seluncuran yang satu ini hanya diperuntukan bagi orang dewasa saja. Semua wahana tersebut saat ini menjadi tujuan utama bagi para pengunjung yang datang untuk


(42)

xlii

mencobanya. Namun bagi wisatawan yang ingin menikmati wahana tersebut, harus datang pada akhir pekan ataupan hari libur. Karena wahana ini hanya dibuka pada saat hari minggu dan hari libur saja, saat banyak pengunjung yang datang. Maklum, karena wahana ini baru saja diresmikan bulan januari 2010, jadi pengoperasiannya masih belum stabil.

Gambar B 4 : Waterboom di Objek Mata Air Cokro


(43)

xliii Gambar B5 : Waterboom untuk anak-anak

Sumber :dokumen pribadi, 21 juli 2010 Gambar B 6 : Seluncuran untuk dewasa


(44)

xliv

Sumber :dokumen pribadi, 21 juli 2010

4 . Flying Fox

Selain berenang, menikmati indahnya alam, dan waterboom, pengunjung juga dapat menikmati wahana flying fox. Wahana ini tergolong baru dikalangan masyarakat setempat, namun antusias pengunjung terhadap wahana ini cukup baik, banyak dari pengunjung yang datang berminat untuk mencoba wahana tersebut. Wahana ini bukan hanya dapat dinikmati oleh orang dewasa saja, namun anak-anak pun bisa mencobanya. Meskipun panjang wahana ini masih tergolong pendek dan kurang menantang, namun mampu menarik minat wisatawan. Factor keamanan wahana ini juga sudah cukup memadai, tali-tali pengaman yang digunakan cukup menjamin keamanan dan keselamatan pengunjung yang mencoba wahana ini. Jadi, bagi wisatawan yang suka pada hal-hal yang memacu adrenalin, wahana ini pantas untuk dicoba, tanpa perlu khawatir akan keamanannya.


(45)

xlv

Terdapat banyak fasilitas penunjang yang ada di Objek Mata Air Cokro. Terdapat jembatan kayu sederhana, yang sering disebut jembatan goyang. Jembatan ini terdapat disebelah utara, dan terdapat pula jembatan permanen di sebelah selatan. Meskipun Pemda telah membangun fasilitas jembatan permanen yang sangat nyaman, namun keberadaan jembatan yang satu ini tetap menjadi daya tarik tersendiri bagi Objek Mata Air Cokro. Setelah melawati jembatan tersebut, pengunjung langsung dihadapkan dengan pemandangan indah dan sejuk Objek Mata Air Cokro. Terdapat sungai dengan air yang bening dan sejuk atau yang lebih tepat disebut dingin. Air tersebut langsung mengalir dari umbul atau sumber mata air. Ada pula fasilitas kolam renang disebelah barat. Saat ini pengelola Objek Mata Air Cokro. menambahkan fasilitas perahu-perahu karet bagi wisatawan. Terdapat juga panggung hiburan yang biasa digunakan untuk manggung. Pada hari minggu pengelola Objek Mata Air Cokro memberikan hiburan tambahan bagi pengunjung, yaitu pertunjukan band-band lokal maupun pertunjukan music asli Indonesia alias dangdut. Acara band tersebut biasanya dimulai pada siang hari, saat pengunjung datang sudah mulai ramai, dan berakhir pada sore hari. Bagi wisatawan muda-mudi yang sekedar ingin bermain air dan bersantai, terdapat sungai kecil disebelah utara bagian bawah. Sungai kecil dengan air bersih dan sejuk serta batu-batuan, membuat tempat tersebut asyik untuk bersantai dan bermain air. Tempat ini memang banyak didatangi wisatawan muda-mudi apalagi saat akhir pekan, banyak pengunjung remaja yang yang menghabiskan akhir pekan bersama pasangan di tempat ini.


(46)

xlvi

Sumber :dokumen pribadi, 21 juli 2010


(47)

xlvii

Sumber : dokumen pribadi , januari 2009

B. Usaha Pengembangan Waterboom Di Objek Mata Air Cokro

Pada saat ini waterboom menjadi wahana yang cukup menghibur bagi masyarakat. Bukan hanya bagi anak-anak, namun keberadaan waterboom sangat dinikmati pula oleh para remaja dan orang dewasa. Maka dari itu Pemerintah Kabupaten Klaten pun ingin memiliki waterboom sebagai aset wisata di daerahnya. Dan Pemerintah Daerah tertarik dan berminat untuk membangun wahana waterboom di Kabupaten Klaten. Keinginan Pemda Klaten ternyata didukung dengan banyaknya objek wisata tirta di Kabupaten Klaten, salah satunya Objek Mata Air Cokro. Objek Mata Air Cokro memiliki debit air yang cukup untuk memenuhi kebutuhan air untuk

waterboom yaitu 1.500 liter per detik.

Usaha pengembangan daya tarik obyek wisata Objek Mata Air Cokro telah dilakukan berkali-kali secara bertahap. Pada pertengahan tahun 2008, Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten turut andil dalam proyek pembangunan dan


(48)

xlviii

pengembangan daya tarik Objek Mata Air Cokro menghabiskan dana APBN milyaran rupiah. Pembangunan tersebut meliputi pembangunan waterboom dan berbagai sarana penunjang lainnya. Pembangunan waterboom ini dibagi dalam dua tahap. Tahap pertama yaitu pembuatan waterboom untuk dewasa dengan ukuran 495 meter persegi dan tinggi mencapai 50 meter , sedangkan untuk anak-anak dibangun

waterboom dengan ukuran 176 meter persegi dengan ember tumpah dan air mancur.

Pembangunan tahap pertama tersebut menghabiskan dana 5,6 milyar rupiah. Tahap kedua dibangun waterboom dengan ukuran besar dan sangat tinggi. Dana yang dikeluarkan sebanyak 12 milyar rupiah. Kedua tahap pembangunan tersebut telah selesai dan telah diresmikan pada bulan januari 2010.

Selain pembangunan waterboom, Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten juga membangun beberapa fasilitas penunjang antara lain tempat makan, jembatan, tempat makan, loket dan toilet. Pemerintah daerah cukup tanggap dengan perlunya membangun banyak toilet yang tersebar dibeberapa tempat untuk berganti pakaian. Loket baru dan jembatan dibangun di sebelah selatan objek wisata. Loket baru ini bergaya modern dan memberikan kenyaman bagi pengunjung. Jembatan yang baru juga sangat nyaman dan cukup luas. Diharapkan dari pembangunan sarana penunjang tersebut dapat memberi kenyamanan bagi wisatawan yang berkunjung. Meskipun pembangunan waterboom ini telah diresmikan sejak bulan januari, namun pada kenyataannya belum mendapat penanganan dan belum dikelola secara baik dari pihak pengelola. Usaha-usaha yang telah dilakukan antara lain :

1 . Perawatan fasilitas yang ada.

Seperti memperbaiki jalan di objek wisata yang mulai rusak, merawat jembatan, menjaga kebersihan toilet, dan menjaga kebersihan objek wisata.


(49)

xlix

2 . Sampai saat ini pihak pengelola Objek Mata Air Cokro belum menaikan harga tiket secara berati. Tidak seperti harga-harga tiket di beberapa

waterboom lain yang tergolong mahal, waterboom Objek Mata Air Cokro

masih menawarkan harga terjangkau, yaitu Rp.5.000,00 per orang. Hal tersebut termasuk usaha promosi yang cukup bagus untuk menarik minat pengunjung untuk mencoba waterboom di objek wisata ini. Meskipun rencana ke depan Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten akan menaikan harga tiket, namun kenaikan yang direncanakan masih bisa dikatakan murah dibanding waterboom ditenpat lain. Rencana tersebut juga masih dalam pertimbangan dan belum direalisasikan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten.

3 . Rencana pengambilalihan pengelolaan objek wisata Objek Mata Air Cokro. Dari pengambilalihan pengelolaan yang tadinya dipegang oleh masyarakat setempat menjadi dikelola oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten, diharapkan dapat meningkatkan kinerja dalam memajukan objek wisata. 4 . Mengadakan seleksi duta wisata Klaten

Kepala Bidang Pariwisata pada Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora), Hardoko SE MM kepada Espos, Sabtu (8/5), mengatakan salah satu upaya untuk memperkenalkan potensi wisata yang ada di Klaten ialah dengan melakukan penjaringan duta wisata.

5 . Meningkatkan mutu pelayanan

Pihak pengelola semakin bersungguh-sungguh dalam mengelola Objek Mata Air Cokro ini. Salah satu usaha yang ditempuh dalam memajukan Objek Mata Air Cokro ini adalah dengan pemberian pelayanan yang baik kepada konsumen (wisatawan). Pembangunan berbagai fasilitas sebagai salah satu


(50)

l

sarana pemberian pelayanan yang baik bagi pengunjung. Pelayanan yang semakin memberikan kenyamanan bagi pengunjung, salah satunya terdapat pada loket yang baru saja dibangun Pemda.

C. Analisis 4A

Dalam pengelolaan dan pengembangan suatu objek wisata dibutuhkan metode atau analisa data yang lengkap agar dalam pelaksanaan program yang direncanakan dapat tercapai dan tepat pada sasaran yang diingkan. Kemudian dalam melakukan penelitian ini penulis melakukan suatu metode pengembangan objek wisata dengan pendekatan analisis 4A

Hal tersebut dilakukan oleh penulis agar dalam merumuskan kajian permasalahan penulis dapat mengetahui secara pasti dan lengkap mengenai atraksi wisata yang ada, sarana dan prasarana yang dimiliki objek tersebut, akses yang bisa dipakai untuk menuju objek dan aktifitas yang dilakukan oleh wisatawan selama berada di objek maupun aktifitas yang dilakukan oleh warga setempat dalam menyediakan jasa wisata kepada wisatawan . Analisi 4 A terdiri dari Atraksi, Aktifitas, Amenitas dan Aksesibilitas.

a. Atraksi

Yang dimaksud dengan atraksi yaitu hal yang menjadi daya tarik dan dapat dinikmati oleh pengunjung. Apasaja daya tarik yang dimiliki oleh objek wisata tersebut, sehingga pengunjung tertarik untuk datang berwisata. Atraksi wisata yang terdapat di objek wisata Objek Mata Air Cokro yaitu pemandangan alam yang indah dengan pepohonan rindang yang sejuk.


(51)

li

Aliran air sungai yang membawa air dari mata air umbul ingas tersebut memberi nuansa segar bagi pengunjung yang datang. Selain pemandangan alam yang cantik dan aliran sungai yang segar, terdapat pula wahana

waterboom di Objek Mata Air Cokro ini. selain itu, wahana flying fox yang

baru saja di bangun ikut manambah daya tarik ynag terdapat di Objek Mata Air Cokro.

Pemandangan yang disajikan oleh objek wisata ini memang cukup indah, namun ada baiknya Pemda beserta pengelola lebih mendayagunakan potensi yang ada tersebut dan mengembangkannya. Mungkin dengan menambahkan berbagai tanaman dan bunga-bunga untuk menambah eloknya pemandangan. Pemda dapat membuat taman-taman bunga untuk mempercantik pemandangan yang ada sekaligus sebagai tempat beristirahat yang nyaman bagi pengunjung. Apalagi di area waterboom, sangat membutuhkan penambahan tanaman yang cukup rindang. Karena diarea

waterboom, tidak terdapat pepohonan, hal tersebut membuat suasana

menjadi panas dan kurang nyaman saat matahari mulai terik. Atraksi lain yang dapat dinikmati oleh pengunjung ialah aliran sungai jernih yang sangat sejuk. Air yang mengalir di sungai tersebut tidak diragukan lagi sejernihannya, namun untuk menjaga keindahan aliran sungai tersebut, pihak pengelola diharapkan untuk menjaga kebersihan sungai dan sekitarnya dari sampah yang mengganggu pemandangan.


(52)

lii

Sumber :dokumen pribadi, 21 juli 2010 b. Aktifitas

Aktifitas yaitu apa saja kegiatan yang dapat dilakukan wisatawan yang berkunjung selama berada di objek wisata tersebut, dan aktifitas yang dilakukan penduduk sekitar. Factor aktifitas ini berpengaruh bagi kedatangan wisatawan. Wisatawan tentu ingin mengetahui apa saja yang dapat mereka lakukan saat berada di objek wisata tersebut, sebelum wisatawan tersebut mengunjunginya. Semakin banyak kegiatan yang dapat wisatawan lakukan, dan semakin menarik kegiatan tersebut bagi wisatawan, maka wisatawan akan tertatik untuk datang.

- Wisatawan

Aktifitas utama yang dapat dilakukan wisatawan yang berkunjung ke Objek Mata Air Cokro adalah bermain air dan berenang. Pengunjung dapat bermain air sepuasnya, baik disungai, kolam renang, maupun


(53)

liii

sungai dengan aliran air yang bening dan sejuk, dan seluncuran untuk anak-anak maupun orang dewasa. Selain bermain air dan berenang, pengunjung juga dapat menikmati masakan ikan di tempat makan yang terdapat didalam objek wisata ini. Selain warung makan ada pula pedagang jajanan yang banyak dijumpai disini. Sehingga bagi pengunjung yang lapar setelah berenang maupun bermain air dapat segara mengisi perut di tempat makan yang ada di Objek Mata Air Cokro ini. Pengunjung juga dapat mencoba wahana flying fox yang terdapat di objek wisata ini. bukan hanya diperuntukan bagi orang dewasa, namun juga dapat dinikmati oleh anak-anak. Bagi anak-anak yang takut untuk naik wahana ini sendiri, dapat pula ditemani oleh pengelola saat meluncur. Selain itu, perahu karet yang disediakan oleh pengelola, menjadi salah satu alternatif bagi wisatawan yang ingin mengarungi sungai-sungai buatan di Objek Mata Air Cokro ini.


(54)

liv

Sumber :dokumen pribadi, - Penduduk sekitar

Aktifitas penduduk sekitar Objek Mata Air Cokro adalah berdagang. Warga sekitar banyak yang mengais rejeki dengan berjualan di dalam objek wisata. mereka menjajakan makanan seperti mie ayam, baso, gorengan, jagung bakar, makanan ringan, dan minuman. Banyak pula yang menyewakan tikar untuk para pengunjung yang ingin beristirahat setelah berenang, bersantai di bawah pohon sambil menikmati pemandangan yang ada. Selain menyewakan tikar, warga sekitar juga menyewakan ban pelampung bagi pengunjung yang belum bisa berenang, atau yang baru belajar berenang. Aktifitas lain penduduk sekitar Objek Mata Air Cokro adalah menjadi tukang parkir. Meskipun objek wisata Objek Mata Air Cokro telah menyediakan tempat parkir yang cukup luas bagi pengunjung, namun warga sekitar banyak menjadikan rumahnya sebagai tempat parkir. Dan keberadaan tempat parkir di rumah-rumah warga tersebut ternyata banyak diminati pengunjung.


(55)

lv

Amenitas yaitu fasilitas penunjang yang terdapat disekitar objek wisata, meliputi akomodasi (penginapan maupun hotel), tempat makan (warung makan, restoran, dll). Amenitas menjadi salah satu faktor penting yang berpengaruh pada kenyamanan wisatawan yang datang, khususnya bagi wisatawan yang ingin tinggal dan menikmati daya tarik objek untuk waktu yang cukup lama. Keberadaan akomadasi yang memadai, tempat makan dan sebagainya yang terdapat disekitar objek wisata, akan berpengaruh pada minat wisatawan untuk tinggal lebih lama.

- Akomodasi

Di kawasan objek wisata Objek Mata Air Cokro belum banyak terdapat penginapan-penginapan yang menunjang bagi wisatawan yang ingin menikmati panorama umbul cokro ini dalam waktu lama. Untuk mendapatkan penginapan maupun hotel, wisatawan harus menempuh jarak yang cukup jauh dari tempat wisata kurang lebih 7 km dari objek wisata. Hotel maupun penginapan disekitar objek wisata terdapat di kecamatan Delanggu, terdapat hotel kecil yaitu hotel Kendedes. Letak hotel dan penginapan memang cukup jauh dari objek wisata, dan seharusnya Pemda Klaten melakukan membangunan fasilitas berupa hotel maupun penginapan di daerah sekitar objek wisata.

- Tempat makan

Sedangkan untuk restoran dan tempat makan di Objek Mata Air Cokro sudah cukup memadai. Di dalam objek wisata terdapat dua buah tempat makan bagi wisatawan yang ingin berkuliner, ada kantin yang cukup luas dan tempat makan “Salsabil” yang dapat menjadi pilihan


(56)

lvi

untuk makan. Jajanan yang dijajakan penduduk sekitarpun dapat menjadi alternatif bagi pengunjung. Selain tempat makan yang terdapat didalam objek wisata tersebut, pengunjung juga dapat berkuliner masakan ikan di warung-warung makan yang terdapat di Pemancingan Janti yang letaknya cukup dengan Objek Mata Air Cokro. Di pemancingan Janti tersebut terdapat banyak tempat-tempat makan yang dapat menjadi pilihan para pengunjung, salah satu nama tempat makan yang dapat wisatawan kunjungi selama berada di kecamatan Tulung ini antara lain, yaitu Pancingan 1000, Pancingan Kusuma, Pancingan lumintu dan sebagainya.

Gambar B11 : tempat makan salsabil


(57)

lvii d. Aksesibilitas

Aksesibilitas yaitu akses penghubung antara pengunjung dan objek wisata, yang berupa jalan. Bagaimana keadaan jalan unutk menuju objek wisata tersebut. Apakah sudah memadai yang bagus, atau masih memerlukan perbaikan. Aksesibilitas sangat penting bagi kelancaran dan kenyamanan wisatawan yang akan datang berkunjung. Jika terdapat kendala pada faktor aksesibilitas ini, maka wisatawan yang akan berkunjung menjadi kurang nyaman dan kurang tertarik.

- Akses Jalan

Akses untuk menuju ke objek wisata Objek Mata Air Cokro sudah cukup bagus dan mudah dijangkau. Dengan jalan yang sudah aspal dan cukup lebar pengunjung dengan mudah dapat mendatangi objek wisata ini. Namun kondisi jalan yang mulai rusak, sangat memerlukan perhatian Pemerintah Daerah untuk melukukan perbaikan jalan. Untuk menuju objek wisata Objek Mata Air Cokro, wisatawan dapat menempuh jalur dari jalan Jogja-Solo, yaitu Kecamatan delanggu belok ke arah barat kurang lebih 7 Km.

- Sarana Transfortasi

Pengunjung dapat menempuh dengan kendaraan pribadi seperti motor maupum mobil. Namun terdapat pula angkutan umum seperti angkutan desa, andong, dan becak. Permasalahan transfortasi tentu terjadi pada pengguna angkutan umum, karena keberadaanya yang belum memadai dan tidak memenuhi kebutuhan wisatawan. Perlu adanya penambahan angkutan umum, seperti bus. Dengan demikian wisatawan akan merasa nyaman, bukan hanya bagi wisatawan yang berkunjung ke Objek Mata Air Cokro, namun juga wisatawan lainnya yang berkunjung ke objek wisata di Klaten.


(58)

lviii

Tabel 1. Analisi Potensi Wisata di Objek Mata Air Cokro Berdasarkan pendekatan 4A

No KOMPONEN KETERANGAN

1 Atraksi Daya tarik yang terdapat di Objek Mata Air Cokro.

 Pemandangan Alam Nuansa alam yang indah, serta pepohonan rindang yang mampu membuat pengunjung merasa betah dan nyaman.

 Sungai untuk berenang

Air sungai sangat bersih dan jernih. Bagi wisatawan yang memiliki hobi berenang, objek wisata dapat menjadi surga bagi mereka. Selain itu air di sungai ini sangat menyegarkan, sehingga dapat membuat wisatawan yang mandi jadi merasa segar kembali.  waterboom Terdapat wahana untuk anak-anak dan juga untuk

dewasa.

Flying fox Dapat dinikmati orang dewasa maupun anak-anak.

2 Aksesibilitas Bagaimana keadaan jalan dan sarana transportasi

untuk menuju objek wisata Objek Mata Air Cokro.  Kondisi jalan Kondisi jalan menuju Objek Mata Air Cokro masih

banyak memerlukan perbaikan. Karena kondisi aspal jalan yang mulai rusak.

 Sarana transfortasi Ada beberapa sarana transfortasi yang tersedia,seperti angkutan desa. Namun keberadaannya dinilai masih sangat kurang dan tidak memadai. Perlu penambahan sarana transfortasi seperti bus dan yang lainnya.


(59)

lix

 Papan petunjuk Papan petunjuk objek wisata hanya terdapat beberapa saja, dan kurang cukup jelas dan memadai bagi wisatawan.

3 Amenitas Fasilitas penunjang yang terdapat di sekitar objek

wisata. keberadaan fasilitas ini sangat menunjang kenyamanan wisatawan yang datang.

 Akomodasi Belum terdapat hotel dan penginapan disekitar objek wisata. Adapun hotel terdapat pada jarak kurang lebih 7 Km dari objek wisata, yaitu di kecamatan Delanggu.

 Rumah makan Rumah makan disekitar Objek Mata Air Cokro sudah cukup memadai. Didalam objek wisata sendiri sudah terdapat 2 tempat makan, ditambah lagi keberadaan Pancingan Janti yang letaknya sangat dekat dengan Sumber Air Ingas Cokro, hanya berjarak 1 Km.

 Jasa angkutan Angutan umum sudah tersedia di Objek Mata Air Cokro, namun keberadaannya masih belum memadai.

 Jasa komunikasi Sudah banyak terdapat wartel, warnet, maupun tempat pengisian pulsa disekitar objek wisata.

 Penerangan Penerangan sudah memadai. Listrik di daerah Cokro sudah cukup memadai bagi penduduk maupun wisatawan.

 Pos keamanan Ada

 Air bersih Air bersih di sekitar Objek Mata Air Cokro sangat berlimpah ruah. Karena debit air dari “umbul” (Objek Mata Air Cokro) mencapai 1.500 liter per detik, maka lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan penduduk dan wisatawan.

 Poliklinik Sudah cukup memadai, terdapat pukesmas maupun mantri yang praktek di sekitar objek wisata. Rumah sakit pun juga tersedia, meskipun letaknya cukup jauh dari objek wisata.

 Jasa pemandu Sejauh ini belum terdapat jasa pemandu wisata di Objek Mata Air Cokro.

 Papan keterangan objek

Belum terdapat papan keterangan objek wisata. maka perlu dibuat papan untuk memberi keterangan


(60)

lx

pada wisatawan yang berkunjung.

4 Aktifitas Kegiatan yang dilakukan oleh wisatawan selama

berada di objek wisata dan kegiatan penduduk sekitar.

 Wisatawan Aktifitas utama yang dapat dilakukan wisatawan selama berada di Objek Mata Air Cokro adalah berenang. Namun wisatawan juga dapat melakukan hal lain seperti bermain air, bersantai, menikmati wahana waterboom, flying fox, mendayung perahu karet dan berkuliner di rumah makan yang terdapat di Objek Mata Air Cokro.

 Penduduk Aktifitas penduduk sekitar yaitu berjualan, menjadi tukang parkir, menyewakan tikar, ban dan sebagainya.

D. Strategi yang Bisa Dilakukan Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten

Strategi yang bisa dilakukan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Klaten antara lain:

- Membuka akses ke objek wisata Objek Mata Air Cokro

Pemerintah daerah Kebupaten Klaten dapat membuka akses masuk dan memperbaiki akses masuk ke objek wisata sebagai langkah awal pengembangan objek wisata Objek Mata Air Cokro. Akses yang dimaksud antara lain yaitu akses informasi, dengan cara mempermudah para wisatawan untuk mendapatkan informasi mengenai objek wisata, jika wisatawan dapat mengakses informasi tentang objek wisata dengan mudah, maka wisatawan akan tertarik untuk berkunjung. Sebaliknya, jika wisatawan kesulitan dalam mendapat informasi tentang objek wisata tersebut, bagaimana wisatawan dapat tertarik untuk melakukan wisata ke objek yang dimaksud. Informasi tersebut dapat berupa lokasi, gambaran objek wisata, daya tarik objek wisata, fasilitas yang ada, transfortasi menuju objek wisata, serta akomodasi yang ada. Pemda dapat


(61)

lxi

menyebarkan informasi tersebut melalui internet, brosur, famflet, kerjasama dengan biro perjalanan wisata dan melalui media cetak maupun media elektronik. Informasi yang memadai akan membuka peluang bukan hanya wisatawan daearah lokal, melainkan wisatawan dari daerah lain berminat unutk berkunjung.

Berikutnya adalah akses transportasi. Transportasi menjadi salah satu kunci dalam memajukan suatu objek wisata. Tanpa adanya sarana dan prasarana transfortasi yang memadai maka sulit bagi objek wisata tersebut untuk berkembang. Wisatawan yang ingin datang berkunjung akan mengalami kesulitan unutk menuju objek wisata tersebut. Dan hal tersebut akan menurunkan tingkat kunjungan wisatawan ke objek wisata. Pemda Klaten diharapkan dapat membangun dan memperbaiki jalan menuju objek wisata. Pada saat ini jalan untuk menuju objek wisata memang sudah cukup lumayan, namun melihat kondisi jalan sudah banyak yang rusak, maka diharapkan Pemda Klaten mampu mengupayakan perbaikan jalan demi kelancaran dan kenyamanan pengunjung yang hendak datang. Hal lain yang menyangkut masalah transfortasi ialah sarana pengangkut atau angkutan. Seperti yang telah dipaparkan pada analisis asesibilitas, bahwa alat transfortasi umum yang ada ialah angkutan desa, becak, andong dan sebagainya. hal tersebut masih jauh dari cukup untuk memenuhi kebutuhan wisatawan akan alat transfortasi umum. Mungkin bagi pengunjung yang menggunakan alat transfortasi pribadi tidak masalah dengan hal ini, namun bagi pengunjung yang menggunakan alat transfortasi umum, hal tersebut menjadi kendala untuk berkunjung. Maka Pemda Klaten diharapakan untuk menambah jumlah dan jenis angkutan umum menuju objek wisata Objek Mata Air Cokro. Yang penulis maksud dengan menambah jenis angkutan umum yaitu, dengan menambah mini bus atau bahkan bus sedang pada jalur menuju objek


(62)

lxii

wisata. Dengan demikian wisatawan tidak perlu lagi kesulitan dalam mencari angkutan umum untuk menuju ke Objek Mata Air Cokro.

- Bekerjasama dengan biro perjalanan wisata dan membuat paket wisata

Paket wisata adalah salah satu cara yang dapat ditempuh Pemda Klaten demi mengembangkan Objek Mata Air Cokro. Saat ini sudah banyak biro wisata yang mengemas objek-objek wisata menjadi paket wisata yang menarik minat wisatawan. Melalui paket wisata yang dibuat oleh biro perjalanan wisata , secara tidak langsung Pemda memperkenalkan dan memasarkan objek wisata Objek Mata Air Cokro kepada masyarakat luas. Paket wisata tersebut akan dijual kepada wisatawan lokal maupun wisatawan luar daerah, dan bisa pula menarik minat wisatawan internasional untuk datang berkunjung.

Melalui perantara Biro perjalanan wisata inilah, wisatawan dari luar daerah maupun luar negeri akan mendapat banyak informasi yang dibutuhkan dan menimbulkan rasa keingintahuan untuk mengunjungi objek wisata Objek Mata Air Cokro secara langsung. Ditambah lagi keberadaan paket-paket wisata yang lebih bersifat untuk suatu rombongan (group), hal tersebut akan menambah jumlah pengunjung yang datang secara cepat. Sebagai contoh yaitu paket wisata yang anggotanya anak sekolah, mahasiswa maupun intansi. Dari satu rombongan saja bisa terdiri dari beberapa bus yang memuat 30 sampai 60 orang per bus. Maka hal tersebut akan sangat membantu perkembangan pariwisata Kabupaten Klaten, khususnya Objek Mata Air Cokro.

- Bekerjasama dengan masyarakat setempat.

Lingkungan dimana objek wisata tersebut berada akan sangat menunjung bagi perkembangan objek wisata itu. Maka sangatlah mutlak bagi Pamda Klaten untuk melakukan kerjasama dengan masyarakat lingkungan sekitar demi


(63)

lxiii

kemajuan objek wisata Objek Mata Air Cokro. Kerjasama tersebut tidak hanya menguntungkan bagi pengelola objek wisata, namun juga bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Contoh, adanya penjual, tukang parkir, dari warga sekitar objek wisata akan menambah fasilitas yang ada pada objek tersebut. Sedangkan adanya objek wisata yang ramai dikunjungi wisatawan, akan memberi pemasukan bagi warga setempat yang mengais rejeki di objek wisata tersebut. Kerjasama yang lain antara Pemda dan masyarakat sekitar objek wisata yaitu dengan memberikan penyuluhan bagi masyarakat setempat untuk memberi pelayanan dan keramahtamahan bagi para pengunjung yang datang. Hal tersebut sangatlah penting, wisatawan mana yang akan betah berada di lingkungan objek wisata tersebut jika warga sekitarnya tidak beramahtamah dan tidak sopan terhadap wisatawan. Masyarakat sekitar objek pun akan merasa lebih nyaman jika keramahtamahan tersebut terjalin antara masyarakat, pengelola dan wisatawan. Jika objek wisata tersebut menjadi daerah tujuan wisata yang maju maka akan banyak wisatawan yang keluar masuk ke daerah tersebut. Dengan adanya jalinan keramahtamahan dan sikap terbuka dalam menerima wisatawan, masyarakat akan dapat dengan mudah memantau wisatawan yang datang, agar warga sekitarpun merasa lebih nyaman dengan kedatangan wisatawan yang datang berkunjuung. Maka jalinan kerjasama tersebut akan memberi banyak pengaruh kepada keberadan suatu objek dan dapat memberi dampak yang baik pada perkembangan suatu objek wisata jika dapat terjalin secara baik.

- Bekerjasama dengan daerah lain sebagai daerah tujuan wisata.

Kabupaten Klaten tidak perlu selalu bertindak sendiri dalam mengembangkan dan memasarkan objek wisata di Klaten khususnya Objek Mata Air Cokro. Kabupaten Klaten dapat melakukan kerjasama dengan Kabupaten lain


(1)

lxvi 2 . Pembangunan Taman

Panorama alam yang terdapat di Objek Mata Air Cokro sangat indah, dan cukup banyak menarik wisatawan untuk menikmatinya. Namun dari hal tersebut masih dapat dilakukan pengembangan lain guna menambah daya tarik objek wisata tersebut. Salah satunya dengan pembuatan taman. Karena tidak semua pengunjung yang datang ingin melakukan aktifitas berenang, dan banyak dari wisatawan hanya ingin sekedar bersantai dan menikmati pemandangan, maka pembangunan taman ini dirasa cukup bagus untuk menarik wisatawan.

Wisatawan yang ingin bersantai biasanya akan menyewa tikar dan duduk-duduk di bawah pepohonan rindang dan menikmati pemandangan yang ada. Namun jika pihak pengelola membuat taman dengan berbagai macam pepohonan dan bunga-bunga yang cantik, maka pengunjung akan mempunyai pilihan lain untuk bersantai. Ditambah lagi jika jenis tamanan yang dan bunga yang terdapat di taman tersebut tergolong tanaman unik dan jarang ditemui, maka hal tersebut semakin menambah pengetahuan pengunjung yang datang.


(2)

lxvii

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Objek Mata Air Cokro adalah sebuah aset wisata yang dimiliki oleh Kabupaten Klaten. Ditambah lagi dengan keberadaan waterboom yang baru-baru ini diresmikan oleh Pemda Klaten. Namun, sampai saat ini objek wisata yang bernama Objek Mata Air Cokro ini masih mencari-cari nama yang sesuai dan mampu memberi hoki bagi objek wisata ini. “Umbul Cokro” dan “Umbul Ingas” adalah nama yang dulu pernah diberikan kepada objek wisata ini. Setelah itu pengelola objek wisata ini mengganti nama tersebut dengan nama Sumber Air Ingas Cokro, dan saat ini diubah lagi menjadi Objek Mata Air Cokro. Sepertinya Pemda sendiri belum menemukan sebuah nama yang tepat dan hoki (membawa untung) yang dapat memberi ciri khas bagi objek wisata ini. Namun, hingga saat ini Pemda masih mengusahakan apa terbaik bagi Objek Mata Air Cokro tersebut.

Berdasarkan rumusan masalah yang penulis angkat dalam Tugas Akhir ini, dapat disimpulkan sebagai barikut:

Saat ini waterboom telah menjadi pilihan berwisata yang sangat diminati bagi wisatawan. Hampir setiap kota memiliki objek wisata waterboom sebagai aset wisata di kota mereka. Oleh karena itu Pemda Klaten tidak ingin kalah bersaing dalam hal tersebut dan membangun waterboom Kabupaten di Klaten. Namun, apa yang menjadikan Pemda Klaten membangun waterboom di Objek Mata Air Cokro. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, didapatkan beberapa alasan yang mendasari Pemda Klaten memilih Objek Mata Air Cokro sebagai lokasi untuk membangun waterboom, antara lain:


(3)

lxviii

- Alasan pertama ialah karena Objek Mata Air Cokro adalah sebuah objek wisata dengan sumber mata air alami yang memiliki debit air yang sangat memadai untuk pengoperasian waterboom. Sumber mata air di Objek Mata Air Cokro mampu menghasilkan debit air 1.500 liter per detik. Hal tersebut tentu membuat Pemda Klaten tertarik dan tidak ragu-ragu dalam memilih Objek Mata Air Cokro sebagai tempat pembangunan waterboom. Meskipun telah digunakan untuk kegitan wisata yang lain, dan kebutuhan masyarakat, bahkan digunakan untuk air minum dalam kemasan, namun melihat debit air yang mampu dihasilkan oleh mata air cokro, Pemda yakin air dari mata air tersebut masih dapat mencukupi kebutuhan untuk wahana-wahana

waterboom.

- Alasan kedua yaitu keindahan alam yang dimiliki oleh Objek Mata Air Cokro. Objek Mata Air Cokro memiliki pemandangan alam yang cukup indah, terdapat pepohonan rindang, yang memberikan nuansa alami pada objek wisata ini. Hawa sejuk menambah suasana yang nyaman bagi pengunjung. Maka dipilihlah Objek Mata Air Cokro sebagai tempat pembangunan waterboom.

Usaha demi usaha masih dilakukan Pemda demi mangembangkan dan memajukan Objek Mata Air Cokro ini. Dan usaha yang dilakukan oleh Pemda Klaten sehubungan dengan pengembangan waterboom di Objek Mata Air Cokro:

1 . Perawatan fasilitas yang ada.

2 . Belum adanya kenaikan harga tiket masuk secara berarti.

3 . Rencana pengambilalihan pengelolaan objek wisata Objek Mata Air Cokro. 4 . Mengadakan seleksi duta wisata Klaten


(4)

lxix

Strategi yang bisa dilakukan Pemerintah Daerah dan masyarakat setempat untuk mengembangkan waterboom di Objek Mata Air Cokro, antara lain:

- Membuka akses ke Objek Mata Air Cokro

- Bekerjasama dengan biro perjalanan wisata dan membuat paket wisata - Bekerjasama dengan masyarakat setempat.

- Bekerjasama dengan daerah lain sebagai daerah tujuan wisata.

B. Saran

Meskipun sudah banyak hal yang dilakukan Pemda sehubungan dengan pembangunan dan pengembangan potensi yang ada di Objek Mata Air Cokro, namun masih ada saja beberapa hal yang masih perlu dibenahi untuk menjadi objek wisata yang maju. Maka dari itu, penulis ingin mengemukakan beberapa saran bagi pengelola dan Pemda Klaten, demi terciptanya objek wisata yang mampu diunggulkan bagi Pemda Klaten. Saran yang dapat sampaikan kepada Pemda dan pengelola objek wisata Objek Mata Air Cokro yaitu :

1 . Untuk menjaga dan merawat potensi dasar dan alami yang dimiliki oleh Objek Mata Air Cokro, agar tidak tergeser dengan pembangunan yang dilakukan Pemda, dan kedepannya masih dapat dinikmati oleh anak cucu kita. Yang penulis maksud dengan potensi dasar dan alami yang dimiliki Objek Mata Air Cokro ialah sumber mata air dan keindahan alamnya.

2 . Agar Pemda Kabupaten Klaten dan pengelola dapat merawat fasilitas yang telah dibangun, sehingga dapat dimanfaatkan dalam waktu lama dan dapat memberikan kenyamanan bagi pengunjung.


(5)

lxx

3 . Lebih percaya diri dalam pemberian nama objek wisata tersebut.

Dengan berkali-kali mengganti nama objek wisata ini, berarti Pemda Klaten masih belum memiliki tingkat percaya diri yang besar pada objek wisata ini. Pemda tidak sepatutnya mengganti nama sebuah objek wisata yang mulai dikenal orang sampai berkali-kali. Hal tersebut menunjukan kurangnya kebijakan Pemda dan akan membuat wisatawan menjadi bingung.

4 . Memberikan pelayanan yang baik bagi wisatawan, agar wisatawan tertarik untuk datang kembali. Pelayanan adalah kunci utama dalam dunia pariwisata, maka dari itu pihak pengelola harus memberikan pelayanan sebaik mungkin bagi wisatawan.

5 . Meningkatkan strategi pemasaran di Objek Mata Air Cokro. Sehingga dapat menarik wisatawan dari luar, dan mampu bersaing dengan objek wisata lain yang telah lebih dulu maju.


(6)

lxxi

DAFTAR PUSTAKA

Freddy Rangkuti,2006.Analisis SWOT Tahnik Membedah Kasus Bisnis.Jakarta:PT Gramedia Pustaka Utama.

Gamal Suwantoro,1997.Dasar-Dasar Pariwisata.Yogyakarta:Andi Offset.

Oka A.Yoeti,1982.Perencanaan dan Perkembangan Pariwisata.Jakarta:Diadya Paramita. R.G Soekadijo,1996.Anatomi Pariwisata.Jakarta:Diadya Paramita.

Www.google.com Www.klaten.go.id