Sektor Kehutanan Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Riau a. Sektor tanaman Pangan

6. 7. 8. 9. 10. 11. Kampar Rokan Hulu Bengkalis Rokan Hilir Pekanbaru Dumai 398.553,00 265.634,20 189.697,41 152.597,30 40.645,20 2.080,00 971,80 52.558,86 3.109,80 862,60 42.198,00 61.619,00 35.763,25 16.169,00 931,58 175,00 152,00 1.229.56 474,00 R A K Y A T 1.778.530,57 456.261,41 376.881,61 3.803,93 P B N 309.151,19 - 16.867,00 - P B S 2.571.582,11 - 22.157,07 - T O T A L 4.659.263,87 456.261,41 415.905,68 3.803,93

c. Sektor Kehutanan

9 Pembangunan kehutanan pada hakekatnya mengcakup semua upaya memanfaatkan dan memantapkan fungsi sumber daya alam hutan dan sumber daya alam hayati lain serta ekosistemnya, baik sebagai pelindung dan penyangga kehidupan dan pelestarian keanekaragaman hayati maupun sebagai sumber daya pembangunan. Namun dalam realitanya tiga fungsi utamanya sudah hilang, yaitu fungsi ekonomi jangka panjang, fungsi lindung dan estetika sebagai dampak kebijakan pemerintah yang lalu. 9 www.Riau.go.id diakses pada tanggal 21 Oktober 2010 pukul 21.30 Wib. Hilangnya ketiga fungsi diatas mengakibatkan semakin luasnya lahan kritis yang diakibatkan oleh pengusahaan hutan yang tidak mengindahkan aspek kelestarian. Efek selanjutnya adalah semakin menurunnya produksi kayu hutan non HPH, sementara upaya reboisasi dan penghijauan belum optimal dilaksanakan. Masalah lain yang sangat merugikan tidak saja Provinsi Riau pada khususnya tapi Indonesia pada umumnya adalah masalah illegal logging. Masalah ini merupakan akar dari masah lalu yang sulit sekali untuk diberantas. Tabel 3.5 Luas Hutan Berdasarkan Tata Guna Hutan Kesepakatan di KabupatenKota 10 No. KABUPATEN KOTA HL HSAW HPT HPTb HB 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. Kuantan Singingi Indragiri Hulu Indragiri Hilir Pelalawan Siak Kampar Rokan Hulu Bengkalis Rokan Hilir 49.040,66 21.315,58 34.973,05 41.697,04 67.574,05 1.995,80 12.197,64 48.817,23 147.304,99 24.761,92 33.976,47 72.314,30 102.097,33 94.184,28 559,60 54.506,18 217.634,62 424.456,69 188.187,69 34.392,45 51.592,17 212.767,32 138.739,08 127.145,33 161.698,97 54.731,34 297.018,16 215.229,48 304.072,31 134.771,75 347.591,18 276.385,08 63.534,01 444,78 6.830,56 47.600,02 8.441,46 10 www.Riau.go.id diakses pada tanggal 21 Oktober 2010 pukul 21.30 Wib. 10. 11. Pekanbaru Dumai 749 4.721,60 145.840,58 15.024 644,86 11.582,79 T O T A L 228.793,82 529.487,02 1.468.116,78 1.934.312,12 138.433,62 Keterangan : HL : Hutan Lindung Ha HSAW : Hutan Suaka Alam dan Wisata Ha HPT : Hutan Produksi Tetap Ha HPTb : Hutan Produksi Terbatas Ha HB : Hutan Bakau Ha Hutan suaka alam dan wisata bertujuan untuk melindungi keanekaragaman tumbuh-tumbuhan dan satwa tertentu yang memerlukan upaya konservasi serta ekosistemnya yang berfungsi sebagai sistem penyangga kehidupan bagi kepentingan ilmu pengetahuan dan pembangunan pada umumnya. Bila dilihat luas hutan suaka alam dan wisata pada masing-masing kabupatenkota yang ada di Provinsi Riau, Provinsi Riau disamping kaya akan sumber daya alam yang tidak bisa diperbaharui juga kaya akan sumber daya alam yang bisa diperbaharui seperti hasil hutan. Hasil hutan Provinsi Riau berupa kayu bulat, kayu gergajian, kayu olahan dan jenis kayu lainnya. Semakin banyaknya praktek illegal logging telah menyebabkan pengawasan terhadap kayu di perketat. Hal ini telah berdampak kepada mahalnya harga kayu di Provinsi Riau. Sehingga bagi masyarakat yang membangun rumah dari kayu merasa keberatan akibat melambungnya harga kayu.

d. Sektor Peternakan