Tujuan Pertumbuhan Ekonomi Pertumbuhan Ekonomi 1. Definisi Pertumbuhan Ekonomi

pertumbuhan dengan menggunakan PDB perkapita sehingga tidak hanya mengukur kenaikan PDB, melainkan juga kenaikan jumlah penduduk. PDB adalah kumpulan untuk suatu negara, maka untuk setiap Provinsi adalah PDRB Produk Domestik Regional Bruto. PDRB adalah jumlah nilai tambah bruto gross value added yang timbul dari seluruh sektor perekonomian di wilayah tersebut. Yang dimaksud dengan nilai tambah bruto adalah nilai produksi output dikurangi dengan biaya antara intermediate cost. 8

2. Tujuan Pertumbuhan Ekonomi

Salah satu tujuan akhir pertumbuhan ekonomi adalah menciptakan masyarakat sejahtera, baik pada generasi saat ini maupun generasi yang akan datang. Sesuai dengan perkembangan paradigma pembangunan ekonomi, maka telah terjadi perubahan tolak ukur keberhasilan pembangunan ekonomi dari pendekatan pertumbuhan growth menjadi pendekatan kualitas hidup quality of life. 9 Landasan empirik menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak selalu dapat memecahkan persoalan kesejahteraan seperti kemiskinan dan taraf hidup masyarakat secara luas. 10 Negara berkembang pertumbuhan ekonomi menyisakan sederet permasalahan seperti kemiskinan, pengangguran, kerusakan lingkungan, dan penyebabkan kondisi politik yang tidak kondusif. Idealnya pertumbuhan ekonomi nasional dapat menyebabkan demand driven, sehingga mengakibatkan perubahan yang lebih baik pada kinerja sektor-sektor 8 Robinson Tarigan, Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi, Jakarta: Bumi Aksara, h. 18. 9 Sjafrizal, Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi, h. 85. 10 http:id.answers.yahoo.comquestionindex?qid=20080804211847AA3FGdM ekonomi, khususnya sektor pertanian, sehingga peningkatan intensitas dan produktivitas komoditas pertanian dapat menyebabkan pertumbuhan output sektor pertanian. 11 Selain itu, dalam mencapai tujuan pertumbuhan ekonomi nasional saat ini belum tampak secara jelas strategi yang digunakan untuk mengantisipasi terjadinya penurun kualitas lingkungan yang disebabkan karena adanya eksternalitas dari proses produksi, dengan demikian pertumbuhan ekonomi yang ada sebenarnya bersifat ”semu”. Sejak sebelum tahun 1960-an dengan pendekatan pertumbuhan ekonomi sebagai tujuan pembangunan ekonomi, maka telah berimplikasi terhadap kebijakan nasional yang tidak seimbang antara sektor pertanian versus non pertanian atau pengembangan kapital dan sektor riil. Lebih condong kepada sektor kapital yang dipandang dapat menciptakan pendapatan dan kedua sektor pertanian dipandang sebagai sektor yang inferior, sehingga pembangunan sektor pertanian menjadi terabaikan.

3. Manfaat Pertumbuhan Ekonomi