e.Model Pertumbuhan Ekonomi Rostow
Model ini menekankan tinjauannya pada sejarah tahp-tahap pertumbuhan ekonomi serta ciri dan syarat masing-masing. Tahap-tahap tersebut adalah tahap
masyarakat tradisional, tahap prasyarat lepas landas, tahap lepas landas, ahap gerakan ke arah kedewasaan, dan akhirnya tahap konsimsi tinggi.
17
5. Karakteristik Pertumbuhan Ekonomi Islam
Islam memiliki beberapa karakteristik yang mencirikan pertumbuhannya, antara lain :
a.Serba Meliputi
18
Islam melihat bahwa pertumbuhan lebih dari sekedar persoalan materi dan memiliki tujuan yang lebih universal dibandingkan dengan orientasi terbatas yang
ingin dicapai oleh system-sistem kontemporer, yaitu untuk menciptakan keadilan sosial.
Islam dalam pedomannya untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi mendorong keadilan sosial yang berimbang, baik dalam sisi material maupun
spiritual. Kehidupan spiritual dalam Islam tidak seperti yang digambarkan oleh
sebagian orang dalam bentuk-bentuk kerahiban dan kepasrahan yang meninggalkan
17
Adam S, Ekonomi Untuk SMA dan MA Kelas XI, Jakarta : PT. Gelora Aksara Pratama, 2007 h. 28.
18
Abdullah Abdul Husain at-Tariqi, Ekonomi Islam Prinsip, Dasar dan Tujuan, Jogyakarta : Magistra Insania Press,2004, h.299
usaha dan produksi. Akan tetapi, kehidupan itu berupa keimanan kepada Allah dan disertai adanya tanggung jawab untuk melakukan aktivitas berguna.
Pondasi serba meliputi dalam pertumbuhan ekonomi menuntut agar pertumbuhan ekonomi itu mengandung jaminan terhadap kebutuhan-kebutuhan
manusia secara sempurna. b. Berimbang
19
Posisi Berimbang dalam pertumbuhan ekonomi memerlukan adanya keberimbangan usaha-usaha pertumbuhan. Oleh karena itu, Islam tidak menerima
langkah kebijakan pertumbuhan perkotaan yang mengabaikan perdesaan, industri yang mengabaikan pertanian, mendahulukan kebutuhan tersier dan sekunder diatas
kebutuhan pokok dan primer, mengutamakan pembangunan industri diatas industri ringan, atau dengan menkonsentrasikan percepatan pembangunan program tertentu
dengan mengabaikan sarana umum dan prasarana pokok lainnya. c. Realistis
20
Kajian tentang sifat realistis Islam dalam bidang pertumbuhan ekonomi ditujukan untuk mencapai keadaan paling baik dan produksi palin sempurna yang
masih mungkin dicapai manusia dalam sisi ekonominya.
19
Abdullah Abdul Husain at-Tariqi, Ekonomi Islam Prinsip, Dasar dan Tujuan, Jogyakarta : Magistra Insania Press,2004, h.302
20
Abdullah Abdul Husain at-Tariqi, Ekonomi Islam Prinsip, Dasar dan Tujuan, Jogyakarta : Magistra Insania Press,2004, h.305
Sifat realistis dalam bidang pertumbuhan ekonomi menjelaskan bahwa Islam melihat persoalan ekonomi dan sosial yang mungkin terjadi dimasyarakat Islam
dengan tawaran solusi yang juga realistis. d. Keadilan
21
Islam telah menjamin terwujudnya keadilan diantara manusia dalam usaha untuk memperbesar pemasukan dan distribusinya antara kaum muslim dengan
golongan non-muslim. Dalam pertumbuhan ekonomi Islam akan menjamin kesejahteraan seluruh penduduk yang bertempat tinggal di satu negara.
e. Bertanggung Jawab
22
Landasan adanya tanggung jawab sebagai salah satu pondasi paling penting diungkapkan secara jelas dan gamblam dalam syari’at Islam. Jika kita mengikuti
syari’at ini, maka kita dapat menyimpilkan bahwa adanya tanggung jawab mencakup dua sisi;
1 Tanggung jawab antara sebagian anggota masyarakat dengan sebagian golongan lainnya.
2 Tanggung jawab negara terhadap masyarakat.
21
Abdullah Abdul Husain at-Tariqi, Ekonomi Islam Prinsip, Dasar dan Tujuan, Jogyakarta : Magistra Insania Press,2004, h.308
22
Abdullah Abdul Husain at-Tariqi, Ekonomi Islam Prinsip, Dasar dan Tujuan, Jogyakarta : Magistra Insania Press,2004, h.311
f. Mencukupi
23
Islam tidak hanya menetapkan adanya karaktristik tanggung jawab seperti yang telah diungkapkan, namun tanggung jawab itu haruslah mutlak dan mampu
mencakup realisasi kecukupan bagi manusia. Hal ini karena tujuan tanggung jawab itu bukan hanya fardlu dan kewajiban orang kaya terhadap golongan miskin, akan
tetapi juga ditujukan untuk menghilangkan kemiskinan dan memenuhi kebutuhan dalam masyarakat Islam.
g. Berfokus Pada Manusia
24
Karakter ini sesuai dengan posisi manusia yang merupakan duta Allah di muka bumi ini dan inilah yang mencirikan tujuan dan pengaruh pertumbuhan
ekonomi dalam Islam. Hal ini berbeda dengan tujuan system lain. Tujuan pertumbuhan ekonomi kapitalis adalah untuk mendapatkan keuntungan sebesar
mungkin dengan lebih mementingkan pemenuhan produksi kebutuhan sekunder dan tersier yang dibutuhkan oleh kalangan borjuis, kapitalis, dan pemilik modal
sebagaimana yang ada di masyarakat barat, dibandingkan dengan produksi untuk kebutuhan primer. Pertumbuhan ekonomi dalam sistem sosialis adalah kesetaraan,
bukan keuntungan sebagaimana yang dianut oleh sistem kapitalis. Hanya saja hal iyu tidak lain untuk memenuhi kebutuhan negara sesuai dengan kehendak para pemimpin
partai dan para pengambil keputusan, bukan dilandaskan atas kebutuhan warga
23
Abdullah Abdul Husain at-Tariqi, Ekonomi Islam Prinsip, Dasar dan Tujuan, Jogyakarta : Magistra Insania Press,2004, h.314
24
Abdullah Abdul Husain at-Tariqi, Ekonomi Islam Prinsip, Dasar dan Tujuan, Jogyakarta : Magistra Insania Press,2004, h.316
negara itu sendiri dengan menekankan kepentingan bersama melalui pembatasan kebebasan pribadi. Manusia hanyalah merupakan alat dan instrumen, bukan tujuan.
Sedangkan pertumbuhan ekonomi Islam tidaklah ditujukan untuk memperoleh keuntungan sebagaimana dalam sistem kapitalis atau untuk kepentingan para
pemimpin partai sebagaimana dalam sistem sosialis. Namun, pertumbuhan itu ditujukan untuk menciptakan batas kecukupan bagi seluruh warga negara agar ia
terbebas dari segala bentuk penghambaan – baik dalam bidang finansial ataupun
hukum – kecuali hanya penghambaan kepada Allah semata. Fokus pertumbuhan
ekonomi Islam tidak lain adalah manusia itu sendiri agar tidak diperbudak oleh materi. Oleh karena itu Islam menginginkan agar manusia dapat memperoleh derajat
tinggi sebagai makhluk Allah yang mulia yang diciptakan dalam bentuk paling baik
25
.
B. Bank Pembangunan Daerah
26
1. Definisi Bank Pembangunan Daerah
Bank Pembangunan Daerah yaitu bank yang dalam pengumpulan dananya terutama menerima simpanan dalam bentuk deposito atau mengeluakan kertas-kertas
beharga jangka menengah dan panjang, dan dalam usahanya memberikan kredit terutama memberikan kredit jangka menengah dan panjang di bidang pembangunan.
2. Fungsi Bank Pembangunan Daerah
Bank Pembangunan Daerah mempunyai fungsi sebagai berikut :
25
Abdullah Abdul Husain at-Tariqi, Ekonomi Islam Prinsip, Dasar dan Tujuan, Jogyakarta : Magistra Insania Press,2004, h.317
26
PERDA Provinsi Riau Nomor : 10 Tahun 2002.