Sektor Peternakan Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Riau a. Sektor tanaman Pangan

Provinsi Riau. Sehingga bagi masyarakat yang membangun rumah dari kayu merasa keberatan akibat melambungnya harga kayu.

d. Sektor Peternakan

11 Pembangunan sub sektor peternakan tidak hanya untuk meningkatkan populasi dan produksi ternak dalam usaha memperbaiki gizi masyarakat tetapi juga untuk meningkatkan pendapatan peternak. Usaha peternakan di Provinsi Riau pada umumnya merupakan usaha rakyat bersifat sambilan dan berskala kecil sapi, kerbau, kambing dan unggas, namun cukup memberikan harapan dalam hal pengembangannya. Meskipun demikian ada juga usaha peternakan dalam skala besar, khususnya bagi petani yang mempunyai modal besar. Adapun permasalahan dalam hal pembangunan sub sektor peternakan adalah relatif rendahnya kualitas sumber daya manusia, belum berkembangnya pembibitan hewan ternak, usaha peternakan rakyat masih belum dikelola secara profesional dan minimnya sarana dan prasarana penunjang usaha peternakan rakyat. Pada umunya peternakan di Provinsi Riau masih bersifat tradisional, meskipun demikian beberapa daerah mendapatkan penyuluhan dari Petugas Lapangan yang didatangkan dari Dinas Peternakan dalam upaya peningkatan produksi ternak serta imunisasi ternak terhadap berbagai kemungkinan terserang penyakit. Hal ini perlu dilakukan agar jangan terjadi meluasnya wabah penyakit yang dapat merugikan peternak. 11 www.Riau.go.id diakses pada tanggal 21 Oktober 2010 pukul 21.30 Wib. Tabel 3.6 Jumlah Populasi Ternak Masing-masing KabupatenKota 12 No. KABUPATEN KOTA P O P U L A S I T E R N A K ekor Sapi Potong Kerbau Kambing Ayam Buras 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Kuantan Singingi Indragiri Hulu Indragiri Hilir Pelalawan Siak Kampar Rokan Hulu Bengkalis Rokan Hilir Pekanbaru Dumai 20.929 22.032 6.233 2.087 17.978 11.121 17.141 6.631 8.445 2.948 1.534 18.166 2.215 16 527 561 22.396 2.293 3.388 1.194 1.330 68 20.530 20.277 17.704 2.303 3.276 19.828 17.742 87.589 45.093 5.956 34.670 397.607 115.330 630.239 303.718 283.755 1.112.578 260.604 1.847.539 534.346 635.195 240.924 T O T A L 117.078 52.153 274.968 6.361.835 Berbicara masalah populasi ternak tidak terlepas dari jumlah produksi daging yang dihasilkan, karena kebanyakan peternak menjual daging ternaknya untuk menghidupi kebutuhan hidup sehari-hari. Jumlah produksi ternak tergantung kepada 12 www.Riau.go.id diakses pada tanggal 21 Oktober 2010 pukul 21.30 Wib kondisi ternak itu sendiri. Ternak yang berkembang dengan baik atau dalam keadaan sehat akan besar jumlah produksinya, namun sebaliknya apabila perkembangan ternak tidak normal atau sakit akan mengurangi jumlah daging ternak itu sendiri. Untuk itu suplai makanan kepada ternak menjadi modal utama bagi perkembangan ternak itu sendiri. Tabel 3.7 Jumlah Produksi Daging Ternak Masing-masing Kabupaten Kota 13 No. KABUPATEN KOTA J U M L A H P R O D U K S I Kg Sapi Potong Kerbau Kambing Ayam Buras 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. Kuantan Singingi Indragiri Hulu Indragiri Hilir Pelalawan Siak Kampar Rokan Hulu Bengkalis Rokan Hilir Pekanbaru Dumai 698.574 112.012 408.207 68.598 124.792 306.907 547.470 517.024 268.191 3.251.933 46.985 261.164 13.092 1.109 9.541 16.642 799.469 102.291 172.408 44.822 254.951 187.941 60.363 22.433 130.167 9.133 13.505 28.529 51.578 314.376 84.890 96.055 6.404 415.151 120.419 658.047 317.120 296.275 1.161.669 272.102 1.929.058 557.923 663.222 251.555 13 www.Riau.go.id diakses pada tanggal 21 Oktober 2010 pukul 21.30 Wib T O T A L 6.350.694 1.863.431 817.434 6.642.541 Untuk memenuhi kebutuhan akan daging di Provinsi Riau, biasanya ternak tersebut di lakukan pemotongan setiap hari. Namun sebahagian ternak banyak juga dilakukan pemotongan pada hari raya qurban. Harga daging ternak cenderung berfluktuasi, kadang-kadang bisa dijual dengan harga tinggi, namun apabila daging banyak di pasar justru harganya akan menjadi turun.

e. Sektor Pertambangan