Sektor Kelistrikan Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Riau a. Sektor tanaman Pangan

Tabel 3.9 Potensi Pertambangan Menurut Jenis di Provinsi Riau 16 No. KABUPATENKOTA POTENSI PERTAMBANGAN TON BATU BARA TIMAH EMAS 1. 2. 3. 4. 5. Kuantan Singingi Indragiri Hulu Indragiri Hilir Kampar Rokan Hulu 140.000.000 1.600.000.000 65.000.000 75.000.000 145.000.000 - - - 3.000 - 120.078 - - 59.470 - J U M L A H 2.025.000.000 3.000 179.548

f. Sektor Kelistrikan

Energi mempunyai peranan yang sangat penting bagi mendukung pembangunan daerah, terutama untuk mendukung sektor-sektor pembangunan lainnya. Untuk itu maka sasaran pembangunan energi adalah menyediakan energi yang cukup dengan harga yang terjangkau oleh daya beli masyarakat. Salah satu hal yang membedakan antara negara maju developed country dengan negara sedang berkembang developing country adalah tingkat konsumsi energi, oleh sebab itu tingkat konsumsi energi dijadikan salah satu indikator yang digunakan untuk 16 www.Riau.go.id diakses pada tanggal 21 Oktober 2010 pukul 21.30 Wib mengukur kemajuan suatu negara. Semakin maju suatu negara maka energi yang dibutuhkan juga akan semakin besar. Meskipun Provinsi Riau memiliki sumber energi listrik yang cukup besar PLTD dan PLTA namun belum semua menyentuh kelapisan masyarakat bawah, khususnya di daerah-daerah terisolir, karena masih banyak penduduk di desa-desa menggunakan lampu petromak dan pelita sebagai lampu untuk penerangan. Tabel 3.10 Banyaknya Rumah Tangga Menggunakan Sumber Penerangan 17 No. KABUPATEN KOTA SUMBER PENERANGAN Listrik PLN Listrik Non PLN Petromak Pelita 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Kuantan Singingi Indragiri Hulu Indragiri Hilir Pelalawan Siak Kampar Rokan Hulu Bengkalis Rokan Hilir Pekanbaru 25.041 33.726 45.102 23.984 38.544 90.157 39.283 105.560 28.354 171.366 17.729 20.819 35.670 30.442 27.084 25.969 26.060 19.970 36.972 516 4.143 1.666 22.092 686 228 2.561 7.298 14.235 2.072 258 14.655 15.208 49.506 7.822 5.344 5.319 13.461 25.215 27.066 17 www.Riau.go.id diakses pada tanggal 21 Oktober 2010 pukul 21.30 Wib 11. Dumai 45.423 3.696 504 1.681 J U M L A H 646.540 244.927 55.743 3.144 Potensi pengembangan energi di Provinsi Riau sebenarnya relatif besar, namun untuk pengembangannya dihadapkan kepada aspek pembiayaan maupun investasi. Pemerintah Daerah Provinsi Riau telah mempunyai rencana untuk pengembangan industri energi listrik tenaga batu bara dan energi listrik tenaga gas di Kabupaten Pelalawan, namun sekarang belum ada pihak investor yang berminat untuk menanamkan investasinya. Pembangunan energi di Provinsi Riau harus dicarikan jalan keluarnya untuk mengatasi segala permasalahan penyediaan energi yang cepat dan murah, terutama untuk mendukung pengembangan industri serta pemerataannya ke seluruh daerah yang membutuhkan energi. Seiring dengan pertumbuhan pembangunan daerah maupun pembangunan sektor-sektor, maka permintaan akan energi khususnya listrik akan terus meningkat. Demikian juga dalam beberapa tahun kedepan dengan adanya proses transisi masyarakat perdesaan menjadi masyarakat perkotaan akan mendorong kebutuhan akan energi. Selain dari pada itu pengembangan ekonomi kerakyatan ekonomi perdesaan akan semakin ditingkatkan, oleh karena itu kebutuhan akan energi di pedesaan juga akan semakin meningkat pula. Permasalahan pembangunan kelistrikan di Daerah Riau untuk lima tahun mendatang adalah mengusahakan bagaimana Pemerintah Daerah mampu mengolah potensi energi yang ada baik PLTA maupun PLTD untuk pemenuhan agar setiap daerah yang berada dalam wilayah Provinsi Riau dapat menikmati hasil pembangunan selama ini. Bagaimanapun juga, Provinsi Riau masih menyimpan berbagai potensi sumber daya alam, termasuk energi listrik. Sekarang bagaimana mengelola potensi yang ada tersebut bisa bermanfaat bagi masyarakat Riau pada khususnya. Tabel 3.11 Banyaknya Pembangkit, Kapasitas Terpasang dan Tenaga yang Dibangkitkan 18 No. PT. P L N Jumlah Pembangkit Unit Kapasitas Terpasang Tenaga yang di Bangkitkan Kwh 1. 2. 3. Cabang Pekanbaru Cabang Rengat Cabang Dumai 47 118 95 9.700 59.508 81.565 23.478.602 136.108.752 118.906.559 J U M L A H 254 150.773 278.493.913

g. Sektor Pariwisata