13
Tabel 2.1 Perbedaan Desa dan Kelurahan
Desa Kelurahan
Diluar kota Menyelenggarakan Rumah tangganya
sendiri Pemilihan Kepala Desa dipilih secara
langsung oleh masyarakat setempat Desa memimiliki Badan Perwakilan
Desa yang
merupakan lembaga
demokrasi desa Kepala Desa bukan Pegawai Negeri
Sipil Dalam penyelenggaraan pemerintahan.
Desa menyelenggarakan
rumah tangganya sendiri
Di dalam Kota Merupkan wilayah administrative di
dalam kota-kota Lurah dipilih dan diangkat langsung
oleh bupati dan berada langsung di bawah camat
Kelurahan memiliki lembaga yang dibentuk
oleh masyarakat
sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan
merupakan mitra Lurah Merupakan wilayah administratif di
dalam kota2
Sumber: Pemda Tingkat I Sumatra Selatan dalam Widjaja 199:6
2.2.1 Konsep Pemerintahan Desa
Desa merupakan wilayah yang identik dengan teritori yang memiliki jarak jauh dari pusat kota dan fasilitas atau sarana-prasarana yang tidak begitu lengkap dari pada wilayah kota.
Konsep Desa menurut UUPD No. 51979 yang dikutip oleh Tim Lapera 2000:154 bahwa, “desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai suatu kesatuan
masyarakat yang termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung di bawah Camat dan berhak menyelenggarakan rumah
tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesi Pasal 1.a.” Selain itu di dalam UU No. 32 tahun 2004 yang dikutip oleh Rozali Abdullah 2005:167
bahwa, “desa atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya yang disebut desa adalah, kesatuan
masyarakat adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yuridiksi, berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat, yang diakui danatau dibentuk dalam sistem pemerintahan Nasional dan berada di Kabupatenkota, sebagaimana dimaksud
dalam UUD Negara Republik Indonesia tahun 1945. Landasan pemikiran dalam
14 pengaturan dalam desa, adalah keanekaragaman, partisipasi, otonomi asli, demokratisasi
dan pemberdayaan masyarakat.” Sedangkan Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005 dalam pasal 1 yang disebut desa
adalah, “kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat. Berdasar asal-usul dan adat-istiadat
setempat yang diakui dan dihormati oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia.” Dari beberapa pengertian di atas, desa memiliki ciri-ciri yang bisa diklasifikasikan dalam
beberapa macam, seperti yang dikutip dari http : geografi 161.blogspot.com200810desa-dan-
kota.html 01-09-2010 adalah,
1. “menurut aktivitasnya
Desa Nelayan, Agraris Industri 2.
menurut tingkat perkembangannya a.
Desa Swadaya 1.
sebagian besar penduduknya masih menggantungkan pada alam. 2.
hasilnya untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari. 3.
administrasi desa belum dilaksanakan dengan baik. 4.
lembaga-lembaga desa belum berfungsi dengan baik. 5.
tingkat prodiktivitas dan pendidikan penduduknya masih rendah. 6.
belum mampu menyelenggarakan pemerintahannya sendiri . b.
Desa Swakarya 1.
sudah mampu menyelnggarakan pemerintahan sendiri. 2.
lembaga sosial desa dan pemerintahan sudah berfungsi. 3.
administrasi desa sudah berjalan. 4.
mata pencaharian sudah berjalan. 5.
sudah ada hubungan dengan daerah sekitarnya. c.
Desa Swasembada 1.
sarana-prasarana desa sudah lengkap. 2.
pengelolaan administrasi telah dilaksanakan dengan bak. 3.
pola pikir masyarakat sudah rasional. 4.
mata pencaharian penduduk sebagian besar bidang jasa dan perdagangan.”
Dari pengertian desa di atas, kita bisa menentukan ciri-ciri desa sebagai berikut: 1.
terdiri dari satu kesatuan masyarakat 2.
memiliki wilayah yuridiksi 3.
berada langsung di bawah camat 4.
memiliki satu orang pemimpin 5.
adanya adat istiadat yang kuat dilingkungannya
15 Desa disetiap daerah memiliki nama atau sebutan yang berbeda-beda, meskipun pada
intinya tetap desa, seperti di daerah “nagari” sebutan untuk desa di Sumatra Barat, “gampong” sebutan desa untuk wilayah Nangro Aceh Darussalam, “lembang” sebutan desa untuk Sulawesi
Selatan, “kampung” di Kalimantan Selatan dan Papua, dan “negeri” untuk sebutan desa di Maluku.
2.2.2 Konsep Pemerintahan Kelurahan