PISA Framework Kerangka Kerja PISA

2.6 PISA Framework Kerangka Kerja PISA

PISA Framework atau kerangka kerja PISA berkaitan dengan soal-soal yang digunakan PISA dalam survei tentang kemampuan literasi matematika siswa. Kerangka kerja PISA untuk matematika berdasarkan pada 3 komponen, yaitu: a isi atau konten, b proses yang dilakukan siswa ketika mengamati suatu permasalahan dengan matematika, kemudian memecahkan masalah yang diamati, dan c situasi dan konteks. Seperti yang terlihat pada gambar 2.2 berikut: Gambar 2.1. PISA Matematika Framework Sumber : Sheil et al, 2007:5 a. Komponen Situasi dan Konteks Situations and Contexts Dalam studi PISA dimaknai sebagai situasi yang tergambar dalam suatu permasalahan. PISA dalam Hayat dan Yusuf, 2009:216-217, membagi konteks matematika dalam empat situasi berikut ini: 1 konteks pribadi Personal Konteks pribadi yang secara langsung berhubungan dengan kegiatan pribadi siswa sehari-hari. Matematika diharapkan dapat berperan dalam mengiterprestasikan permasalahan dan kemudian memecahkannya. 2 konteks pendidikan dan pekerjaan Educational and occupational Konteks pendidikan dan pekerjaan yang berkaitan dengan kehidupan siswa di sekolah atau di lingkungan tempat bekerja. Pengetahuan siswa tentang konsep matematika diharapkan dapat membantu merumuskan, mengklasifikasikan serta memecahkan masalah pendidikan dan pekerjaan pada umumnya. 3 Konteks umum Public Konteks umum berkaitan dengan pengetahuan matematika dalam kehidupan bermasyarakat dan lingkungan yang lebih luas dalam kehidupan sehari-hari. Siswa dapat menggunakan kemampuan matematikanya untuk mengevaluasi berbagai keadaan yang relevan dalam kehidupan di masyarakat. 4 Konteks keilmuan Sains Konteks keilmuan secara khusus berhubungan dengan kegiatan ilmiah yang lebih bersifat abstrak dan menuntut pemahaman dan penguasaan teori dalam melakukan pemecahan masalah matematika. b. Komponen Konten atau Komponen isi Content Areas Komponen konten matematika menurut PISA dalam Hayat dan Yusuf, 2009: 213-214, dibagi menjadi empat bagian berikut ini: 1 ruang dan bentuk space and shape Ruang dan bentuk berkaitan dengan pokok pelajaran geometri. Soal tentang ruang dan bentuk ini menguji kemampuan siswa mengenali bentuk, mencari persamaan dan perbedaan dalam berbagai dimensi dan representasi bentuk, serta mengenali ciri-ciri suatu benda dalam hubungannya dengan posisi benda tersebut. 2 perubahan dan hubungan change and relationships perubahan dan hubungan berkaitan dengan pokok pelajaran aljabar. Hubungan matematika sering dinyatakan dengan persamaan atau hubungan yang bersifat umum, seperti penambahan, pengurangan, dan pembagian. Hubungan itu juga dinyatakan dalam berbagai simbol aljabar, grafik, bentuk geometri, dan tabel. 3 bilangan quantity Bilangan berkaitan dengan hubungan bilangan dan pola bilangan, antara lain kemampuan untuk memahami ukuran, pola bilangan, dan segala sesuatu yang berhubungan dengan bilangan dalam kehidupan sehari-hari, seperti menghitung dan mengukur benda tertentu. 4 probabilitas dan ketidakpastian uncertainty Probabilitas dan ketidakpastian berhubungan dengan statistika dan probabilitas yang sering digunakan dalam masyarakat informasi. c. Komponen Kompetensi atau Proses CompetenciesProcceeses Menurut OECD dalam Hayat dan Yusuf, 2009: 46-47 komponen proses berkaitan dengan kemampuan bernalar, menganalisis, mengomunikasikan gagasan, dan merumuskan serta manyelesakan masalah. Pencapaian siswa dalam komponen ini diklasifikasikan ke dalam tiga kelompoktingkatan yaitu: 1 Reproduksi Reproduction Cluster Dalam kompetensi ini, siswa mengulang atau menyalin informasi yang telah diperoleh sebelumnya. Dari segi keterampilan, siswa mampu mengerjakan komputasi-komputasi sederhana yang mungkin membutuhkan prosedur rutin. 2 Koneksi Connection Cluster Dalam tingkat ini, siswa dapat membuat keterkaitan antara beberapa gagasan dalam matematika. Kemudian siswa juga mampu memecahkan permasalahan sederhana. 3 Refleksi Reflection Cluster Dalam kompetensi ini refleksi ini, siswa melakukan analisis dari situasi yang dihadapinya. Kemudian siswa itu mengidentifikasi serta menemukan matematika didalam situasi terkait. Kompetensi “mathematization” mematematikakan permasalahan umum ini termasuk kompetensi siswa dalam menggali serta menyarikan matematika yang mungkin tersisipkan di dalam suatu situasi. Proses matematisasi ini meliputi kemampuan siswa dalam mengenali dan merumuskan keadaan dalam konsep matematika, membuat model sendiri tentang keadaan tersebut, melakukan analisis, berpikir kritis, dan melakukan refleksi atas model itu, serta memecahkan masalah dan menghubungkannya kembali dengan situasi semula.

2.7 Level Kemampuan Literasi Matematika Menurut PISA