literasi matematika. Wawancara guru dilaksanakan untuk menentukan tingkat kemampuan matematika siswa dan penentuan subjek penelitian. Wawancara siswa
digunakan sebagai data pendukung dari hasil tes. Maksudnya indikator pelevelan kemampuan literasi matematika yang tidak tampak pada hasil tes akan ditentukan
berdasarkan hasil wawancara dengan siswa.
3.7 Analisis Data
Analisis data merupakan cara yang digunakan untuk menyusun dan mengolah data yang diperoleh dalam penelitian agar dapat menghasilkan
kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarnnya. Analisis data dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kualitatif. Terdapat perbedaan cara
analalisis kemampuan literasi matematika antara penelitian ini dan penelitian yang dilakukan oleh PISA. Pada penelitian yang dilakukan PISA, analisis
dilakukan dengan menggunakan score. Berdasarkan score-score tersebutlah PISA menentukan level kemampuan literasi matematika. Pada penelitian ini tidak
menggunakan score dalam menentukan level kemampuan literasi matematika, tetapi menggunakan indikator. Adapun proses analisis data pada penelitian ini
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Mentranskrip data verbal yang terkumpul.
Hasil kegiatan wawancara kemudian ditranskrip dan dikodekan dengan menggunakan satu huruf kapital yang menyatakan inisial dari subjek, peneliti, dan
guru P, S, dan G. P merupakan inisial dari peneliti, S merupakan inisial dari siswa, dan G merupakan inisial dari guru. Kemudian inisial tersebut diikuti oleh
lima digit angka. Digit pertama menyatakan subjek yang diwawancara. Digit kedua kegiatan wawancara, 1 untuk kegiatan wawancara pertama dan 2 untuk
kegiatan wawancara kedua. Sedangkan tiga digit terakhir menyatakan urutan percakapan yang terjadi pada kegiatan wawancara. Misalnya S11001 artinya
wawancara dari S1 subjek 1 yang pertama pada urutan percakapan pertama pula.
b.
Mengadakan reduksi data dengan menerangkan, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting terhadap isi dari suatu data yang berasal
dari lapangan sehingga data yang telah direduksi dapat memberikan gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan.
c.
Melakukan analisis mengenai indikator yang dicapai siswa pada setiap level. Analisis yang dilakukan berdasarkan hasil tes dan wawancara dengan siswa.
Tahap selanjutnya adalah mengadakan pemeriksaan keabsahan data. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar hasil upaya penelitian benar-benar dapat
dipertanggungjawabkan dari segala segi. Tehnik pemeriksaan keabasahan data yang digunakan adalah triangulasi data.
Menurut Moleong 2001:178 triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk
keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu. Penelitian ini akan dilaksanakan dengan menggunakan teknik triangulasi dengan penyidik. Moleong
2001:331 menjelaskan bahwa, teknik triangulasi dengan penyidik ini merupakan jalan memanfaatkan peneliti atau pengamat lainnya untuk keperluan pengecekan
kembali derajat kepercayaan data. Pemanfaatan pengamat lainnya membantu meengurangi kemelencengan dalam pengumpulan data.
Adapun penjelasan teknik melakukan triangulasi sebagai berikut. 1 Memilih penyidik yaitu dua orang mahasiswa Pendidikan Matematika yang juga
melakukan penelitian tentang kemampuan literasi matematika siswa. 2 Membandingkan hasil pekerjaan peneliti dengan peyidik. Jika terdapat perbedaan
maka akan dilakukan diskusi dengan penyidik yang bersangkutan untuk memperoleh pandangan yang sama.
Tahap terakhir pada analisis data adalah menentukan level literasi matematika siswa. Penentuan level literasi matematika siswa didasarkan pada kondisi berikut.
1 Jika siswa mampu memenuhi semua indikator dari level 1 sampai level tertinggi yang dipenuhi, maka level literasi matematika siswa tersebut adalah level
tertinggi yang indikatornya terpenuhi.
2 Jika siswa mampu memenuhi sebagian indikator pada level tertinggi yang dicapai, maka siswa tersebut diwawancarai lebih mendalam mengenai level
tersebut. Apabila berdasarkan hasil wawancara siswa mampu memenuhi semua indikator pada level tersebut, maka level literasi matematika siswa berada pada
level tertinggi yang dicapai. Jika tidak, maka level literasi matematika siswa berada pada 1 level di bawahnya.
3 Jika siswa mampu memenuhi indikator pada level tertentu, tetapi tidak bisa memenuhi beberapa atau semua indikator pada level yang lebih rendah, maka
siswa akan diwawancara lebih mendalam mengenai level yang indikatornya tidak dipenuhi. Apabila berdasarkan hasil wawancara siswa mampu memenuhi semua
indikator pada level tersebut, maka level literasi matematika siswa berada level tertinggi yang dicapai. Jika tidak maka akan dilakukan tes ulang.
31
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN