Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Manajemen Permodalan Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Rumah Makan Ayam Penyet Pujakesuma Square.

(1)

SKRIPSI

PENGARUH PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN DAN MANAJEMEN PERMODALAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA PADA

RUMAH MAKAN AYAM PENYET PUJAKESUMA SQUARE

Oleh:

KHAIRUL SYAH ALAM NASUTION 060502216

PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

ABSTRAK

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pengetahuan kewirausahaan (X1) dan menajemen permodalan (X2) terhadap keberhasilan usaha (Y1) pada rumah makan Ayam Penyet Pujakesuma Square. Penulis menarik hipotesis bahwa pengetahuan kewirausahaan dan manajemen permodalan merupakan faktor pendorong keberhasilan usaha.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Peneliti menggunakan teknik Sampling Jenuh yang merupakan teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Peneliti menggunakan 2 orang responden sebagai sampel.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pengaruh pengetahuan kewirausahaan dan manajemen permodalan terhadap keberhasilan usaha pada usaha rumah makan adalah penerapan pengetahuan kewirausahaan dan manajemen permodalan. Ini berarti hipotesis diterima.

Kata Kunci : Pengetahuan kewirausahaan, manajemen permodalan, keberhasilan usaha.


(3)

ABSTRACT

The research objective was to determine the effect of entrepreneurial knowledge (X1) and management of capital (X2) to the success of the business (Y1) at Rumah Makan Ayam Penyet Pujakesuma Square. Interesting authors hypothesized that knowledge of entrepreneurship and capital management is a driving factor of business success.

The research method used is descriptive analysis method. The data used are primary data and secondary data. Researchers use a saturated sampling technique which is a technique of determining if all members of the population sample used as a sample. Researchers used two respondents as sample. Research shows that the effect of knowledge of entrepreneurship and capital management to business success in the restaurant business is the application of entrepreneurial knowledge and capital management. This means the hypothesis is accepted.


(4)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Puji dan Syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat-Nya, serta doa dan restu dari kedua orang tua, sehingga penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai tugas akhir guna memperoleh gelar kesarjanaan pada Fakultas Ekonomi Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara, Medan. Skripsi ini mengambil judul penelitian : “Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Manajemen Permodalan Terhadap Keberhasilan Usaha Pada Rumah Makan Ayam Penyet Pujakesuma Square”.

Dalam pembuatan skripsi ini, penulis menyadari bahwa usaha dan kerja yang dilakukan penulis tidak akan berjalan sukses tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati penulis ingin menyampaika terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universtias Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, M.S., selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si., selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.


(5)

6. Bapak Drs. Raja Bongsu Hutagalung, M.Si., selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan arahan, kritik dan saran dalam penulisan skripsi ini. 7. Bapak Drs. Chairuddin Nasution, selaku Dosen Penguji I.

8. Ibu Dra. Marhayanie, M.Si., selaku Dosen Penguji II. 9. Seluruh staf dan pegawai Fakultas Ekonomi.

10. Bapak Drs, H. Joko Susilo pemilik Rumah Makan Ayam Penyet Pujakesuma Square dan Bapak Muhammad Tavip Rahmadi Nasution, ST., pemilik Rumah Makan Ayam Penyet Akbary.

11. Kepada kedua orang tua penulis, Drs. H. Kasim Nasution, SE dan Hj. Halimatuzzahriah Rangkuti, adik – adik saya Khairunnisa, Khair Dina, dan Khair Ilham atas kasih sayang, semangat, kesabaran tanpa batas, serta doa dan dukungan yang diberikan kepada penulis.

12. Kepada Sandra Atiya Surbakti terimakasih selalu memberikan semangat dan dukungan dalam pengerjaan skripsi ini.

13. Kepada sahabat-sahabat Manajemen 2006 khususnya Khairani, Kiki, Hadryansyah, Uyo, Devi, Kenji, Erfandi, Popo, Reja, Boyke, Fariz, Agung, Rifwan, Mia, Winda, Wiwid, Vidi, dan Group D angkatan 2006.

Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penulis selanjutnya. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan rahmat-Nya bagi kita. Amin.

Medan, Juni 2011 Penulis


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ……….. i

ABSTRACT ……….. ii

KATA PENGANTAR ………... iii

DAFTAR ISI ………. v

DAFTAR TABEL ……….. vii

DAFTAR GAMBAR ………. viii

BAB I PENDAHULUAN ……… 1

1.1 Latar Belakang ………... 1

1.2 Perumusan Masalah ………... 7

1.3 Tujuan Penelitian …….………... 7

1.4 Manfaat Penelitian ………. 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ……….………...……….… 9

2.1 Uraian Teoritis …….……..……….……….. 9

2.1.1 Pengertian Kewirausahaan …..……….. 9

2.1.2 Manajamen Permodalan ..……….…………... 10

2.1.3 Keberhasilan Usaha .………... 10

2.1.4 Bentuk Kepemilikan Suatu Usaha ...………….….. 11

2.1.5 Pengertian Usaha Kecil .……….………. 12

2.2 Penelitian Terdahulu …...……… 14

2.3 Kerangka Konseptual …..……….... 15

2.4 Hipotesis ...……… 16

BAB III METODE PENELITIAN ………..……….. 17

3.1 Jenis Penelitian 17

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 17

3.3 Batasan Operasional ... 17

3.4 Definisi Operasional ... .... 18

3.5 Skala Pengukuran Variabel 19

3.6 Populasi dan Sampel ... .. 20

3.6.1 Populasi 20 3.6.2 Sampel 20 3.7 Jenis dan Sumber Data... 21

3.7.1 Data Primer 21 3.7.2. Data Sekunder 21

3.8 Metode Pengumpulan Data 21

3.8.1 Wawancara ... ... .. 21

3.8.2 Observasi 22


(7)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ……….. 23 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ………... 23

4.1.1 Gambaran Umum Rumah Makan Ayam Penyet

Pujakesum Square ...……….. 23 4.1.1.1 Visi, Misi, Tata Nilai dan Budaya

Perusahaan ……... 24 4.1.1.2 Struktus Organisasi Rumah Makan Ayam

Penyet Pujakesuma Square 25 4.1.1.3 Gambaran Produk Rumah Makan Ayam

Penyet Pujakesuma Square 26 4.1.2 Gambaran Umum Rumah Makan Ayam Penyet

Akbary 27

4.1.2.1 Visi, Misi, Tata Nilai dan Budaya

Perusahaan 28

4.1.2.2 Struktur Organisasi Rumah Makan Ayam

Penyet Akbary 29

4.1.2.3 Gambaran Umum Produk Rumah Makan

Ayam Penyet Akbary 30

4.2 Hasil Penelitian 31

4.2.1 Analisi Responden 31

4.2.2 Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Manajemen Permodalan terhadap Keberhasilan

Usaha 32

4.2.2.1 Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaa 33 4.2.2.2 Manajemen Permodalan 35

4.2.2.3 Keberhasilan Usaha 33

4.3 Pembahasan 39

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 42

5.1. Kesimpulan 42

5.2. Saran 43

DAFTAR PUSTAKA ………. 45


(8)

DAFTAR TABEL

No. Judul Halaman

Tabel 1.1 Gambaran Umum Rumah Makan Ayam Penyet Pujakesuma

Square 5

Tabel 1.2 Gambaran Umum Rumah Makan Ayam Penyet Akbary ... 6 Tabel 3.1 Defenisi Operasional 19 Tabel 4.1 Data Pribadi Pemilik Rumah Makan Ayam Pujakesuma

Square dan Rumah Makan Ayam Penyet Akbary ……… 32 Tabel 4.2 Asosiasi Responden Terhadap Pengaruh Pengetahuan

Kewirausahaan ...……… 34 Tabel 4.3 Asosiasi Responden Terhadap Faktor Manajemen

Permodalan ...……..… 36 Tabel 4.4 Asosiasi Responden Terhadap Keberhasilan Usaha ………… 38


(9)

DAFTAR GAMBAR

No. Judul Halaman Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Penelitian …...……….. 16

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Rumah Makan Ayam Penyet

Pujakesuma Square ...……….. 26 Gambar 4.2 Struktur Organisasi Rumah Makan Ayam Penyet


(10)

ABSTRAK

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pengetahuan kewirausahaan (X1) dan menajemen permodalan (X2) terhadap keberhasilan usaha (Y1) pada rumah makan Ayam Penyet Pujakesuma Square. Penulis menarik hipotesis bahwa pengetahuan kewirausahaan dan manajemen permodalan merupakan faktor pendorong keberhasilan usaha.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode analisis deskriptif. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Peneliti menggunakan teknik Sampling Jenuh yang merupakan teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Peneliti menggunakan 2 orang responden sebagai sampel.

Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pengaruh pengetahuan kewirausahaan dan manajemen permodalan terhadap keberhasilan usaha pada usaha rumah makan adalah penerapan pengetahuan kewirausahaan dan manajemen permodalan. Ini berarti hipotesis diterima.

Kata Kunci : Pengetahuan kewirausahaan, manajemen permodalan, keberhasilan usaha.


(11)

ABSTRACT

The research objective was to determine the effect of entrepreneurial knowledge (X1) and management of capital (X2) to the success of the business (Y1) at Rumah Makan Ayam Penyet Pujakesuma Square. Interesting authors hypothesized that knowledge of entrepreneurship and capital management is a driving factor of business success.

The research method used is descriptive analysis method. The data used are primary data and secondary data. Researchers use a saturated sampling technique which is a technique of determining if all members of the population sample used as a sample. Researchers used two respondents as sample. Research shows that the effect of knowledge of entrepreneurship and capital management to business success in the restaurant business is the application of entrepreneurial knowledge and capital management. This means the hypothesis is accepted.


(12)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Perkembangan kota Medan sebagai salah satu pusat perdagangan dan bisnis menimbulkan banyak perubahan. Perubahan yang paling jelas terlihat adalah timbulnya persaingan bisnis yang semakin tajam. Hal ini ditandai dengan berdirinya usaha-usaha baru yang bergerak di bidang penyediaan pangan. Selain timbulnya persaingan bisnis yang tinggi, pola pikir dan perilaku masyarakat juga mengalami banyak kemajuan. Perkembangan pola pikir tersebut, misalnya masyarakat lebih tertarik untuk menginvestasikan uang mereka dengan mendirikan usaha seperti rumah makan agar dapat menghasilkan keuntungan bagi mereka.

Krisis ekonomi memberi pelajaran berharga tentang kekuatan bangunan struktur usaha Indonesia. Usaha besar yang jumlahnya sedikit namun menguasai lebih dari 70 % total asset usaha di Indonesia. Sementara usaha kecil dengan jumlah yang sangat besar tidak mengalami imbas dari penguasaan asset dan perkembangan yang dialami usaha besar. Hal tersebut cukup beralasan mengingat sektor usaha kecil dan menengah di samping memiliki prospek yang cukup dikembangkan, juga memiliki karakterisitik yang berbeda dengan usaha besar dilihat dari skala usaha, jumlah karyawan, kapasitas dan omset penjualan sehingga memiliki ketangguhan dan ketahanan dalam usaha dan menjaga kelangsungan usahanya (Ranto, 2007:17).


(13)

Keberhasilan usaha dalam hal ini diindikasikan dalam lima hal yaitu jumlah penjualan meningkat, hasil produksi meningkat, keuntungan atau profit bertambah, perkembangan dan pertumbuhan usaha berkembang cepat dan memuaskan. Ukuran keberhasilan usaha dalam menerapkan strategi pemasarannya adalah mampu memberikan kepuasan kepada pelanggan. Semakin banyak pelanggan yang menerima produk atau jasa yang ditawarkan, maka mereka semakin puas, dan ini berarti strategi yang dijalankan sudah cukup berhasil. Ukuran mampu meraih pelanggan sebanyak mungkin hanya merupakan salah satu ukuran bahwa strategi yang dijalankan sudah cukup baik. Masih ada lagi ukuran lainnya, misalnya tingkat laba yang diperoleh dan ukuran lainnya (Kasmir, 2006: 172).

Salah satu faktor yang mendorong keberhasilan usaha adalah faktor pengetahuan kewirausahaan yaitu kemampuan untuk mengenali atau menciptakan peluang dan mengambil tindakan untuk sesuatu yang perlu diketahui mengenai kewirausahaan yang diperoleh dari sumber-sumber informasi. Seorang pengusaha harus memiliki pengalaman dan pengetahuan dalam dunia usaha karena sangat berpengaruh terhadap keberhasilan usaha.

Kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menerapkan cara kerja yang lebih efesien, melalui keberanian mengambil resiko, kreativitas, inovasi serta meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar. Wirausaha adalah seorang pembuat keputusan yang membantu terbentuknya sistem ekonomi perusahaan yang bebas. Sebagian besar pendorong perubahan, inovasi, dan kemajuan


(14)

perokonomian berasal dari para wirausaha, orang-orang yang memiliki kemampuan untuk mengambil resiko dan mempercepat pertumbuhan ekonomi. Wirausahawan perlu mempunyai desain produk, strategi pemasaran, dan solusi dalam mengatasi problem manajerial yang kreatif untuk bersaing dengan perusahaan lainnya. Seorang wirausahawan adalah seorang pembaru yang mengorganisir, mengelola, dan mengasumsikan segala risiko pada saat dia memulai usahanya untuk mendapatkan keuntungan (Machfoedz, 2005: 9).

Modal (uang) memberikan kemungkinan bagi wirausahawan untuk memulai usaha, membeli barang dan jasa yang diperlukan, tenaga kerja, dan tempat usaha. Wirausahawan, seperti orang pada umumnya, tidak memiliki kecakapan yang tinggi dalam mendapatkan, mengelola, dan menggunakan uang. Modal yang tidak memadai atau pengelolaan keuangan yang lemah dapat merusak suatu usaha meskipun ide dasar usahanya baik dan produknya diterima oleh pasar. Salah satu faktor yang mendorong keberhasilan usaha adalah wirausahawan mengetahui informasi tentang menajemen permodalan dan keuangan (Machfoedz, 2005:60).

Semakin banyak orang membuka usaha dari waktu ke waktu. Beberapa di antara mereka mampu bertahan dan bahkan berkembang. Alasan perusahaan yang bermula dengan keberhasilan bukan karena pendirinya mempunyai modal besar pada saat mengawali usaha mereka, hal itu disebabkan oleh kenyataan bahwa usaha mereka dikelola oleh wirausahawan yang mengetahui apa yang mereka kerjakan. Kemampuan untuk mengembangkan usaha tersebut bergantung kepada para pengusaha itu sendiri memanfaatkan keterampilan bisnisnya untuk memuaskan pelanggan. Seorang wirausaha dituntut untuk mampu menilai peluang


(15)

dan kesempatan bisnis secara tepat, serta mengelola sumber daya dan dana secara baik melalui keputusan yang tepat yang memberi pengaruh kepada perolehan laba. Di samping itu wirausaha sebagai individu yang dituntut memiliki kemauan kerja yang keras dan didorong suatu motivasi yang tinggi untuk mencapai keberhasilan usahanya (Ranto, 2007:22).

Pendiri memiliki pengalaman wirausahawan dan pengetahuan yang diperlukan untuk memulai suatu usaha bisnis. Mereka menyadari kelemahan dan kemudian mencari keterampilan yang mereka perlukan untuk menjamin keberhasilan perusahaan. Misalnya, diketahui bahwa keberhasilan penjualan secara langsung ditentukan oleh pemasaran dan perencanaan promosi, dan bahwa rencana strategi bisnis merupakan perekat yang mengikat semua bagian perencanaan menjadi satu sehingga semuanya saling mendukung antara yang satu dengan yang lain (Machfoedz, 2005:12).

Bisnis yang bergerak dalam usaha pelayanan pangan di kota Medan saat ini jumlahnya cukup banyak, salah satunya adalah Rumah Makan Ayam Penyet Pujakesuma Square. Peneliti juga menggunakan perbandingan pada Ayam Penyet Akbary untuk mengetahui pengaruh pengetahuan kewirausahaan dan manajemen permodalan terhadap keberhasilan usaha. Rumah Makan Ayam Penyet Pujakesuma Square sebagai objek penelitian karena berlokasi di pusat keramaian, yaitu di Jalan STM dimana lokasi berada di daerah pendidikan dan dengan melihat sejarah rumah makan ini yang berkembang dengan pesat yang dahulunya hanya merupakan sebuah warung kecil dengan fasilitas seadanya, dan dengan kerja keras dan menerapkan strategi pemasaran yang tepat. Rumah Makan ini


(16)

terus berkembang terlihat dari jumlah karyawan yang terus bertambah setiap tahunnya dan pengunjung yang semakin ramai setiap harinya. Begitu juga dengan Ayam Penyet Akbary yang terletak tidak jauh dari kampus Universitas Sumatera Utara, yang awalnya hanya memiliki fasilitas sederhana.

Tabel 1.1

“Gambaran Umum Rumah Makan Ayam Penyet Pujakesuma Square” Jl. STM No. 29 Medan

No. Keterangan

Tahun

2008 2009 2010 1. Jumlah Karyawan 10 Orang 23 Orang 35 Orang

2. Jumlah Penjualan 1500 Ekor 19.000 Ekor 45.000 Ekor Sumber : Hasil penelitian, 2011 ( data diolah)

Rumah Makan Ayam Penyet Pujakesuma Square telah menjalankan usahanya pada tahun 2008, yang didirikan oleh Bapak Drs. H. Joko Susilo. Rumah Makan Ayam Penyet Pujakesuma Square telah banyak dikenal oleh masyarakat Medan, produk yang dihasilkan di rumah makan ini pun halal dan aman untuk dikonsumsi oleh berbagai kalangan masyarakat dan rumah makan ini dapat terus mempertahankan eksistensinya di tengah persaingan bisnis makanan yang semakin tajam di kota Medan, bahkan Rumah Makan Ayam Penyet Pujakesuma Square semakin menunjukkan kemampuannya untuk terus berkembang dengan pesat. Hal ini membuktikan bahwa Rumah Makan Ayam Penyet Pujakesuma Square yang bergerak di bidang jasa yang berhubungan


(17)

langsung dengan konsumen mampu memenuhi harapan dan kebutuhan para konsumennya.

.

Tabel 1.2

“Gambaran Umum Rumah Makan Ayam Penyet Akbary” Jl. Setia Budi No. 39 Medan

No. Keterangan

Tahun

2008 2009 2010 1. Jumlah Karyawan 7 Orang 10 Orang 12 Orang

2. Jumlah Penjualan 12.600 Ekor 34.200 Ekor 48.600 Ekor Sumber : Hasil penelitian, 2011 ( data diolah)

Rumah Makan Ayam Penyet Akbary yang berlokasi di jalan Setia Budi No. 39 Medan ini merupakan usaha keluarga yang didirikan pada tahun 2008 oleh Bapak Muhammad Tavip Rahmadi Nasution, ST. Rumah Makan Ayam Penyet Akbary memiliki kualitas dalam produk yang dihasilkan. Mulai dari cita rasa produk dan penetapan harga yang terjangkau untuk setiap produknya.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai keberhasilan usaha dengan judul ”Pengaruh pengetahuan kewirausahaan dan manajemen permodalan terhadap keberhasilan usaha pada Rumah Makan Ayam Penyet Pujakesuma Square.”


(18)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka penulis merumuskan permasalahan yang mendasari penelitian ini sebagai berikut: Apakah pengetahuan kewirausahaan dan manajemen permodalan berpengaruh terhadap keberhasilan usaha pada Rumah Makan Ayam Penyet Pujakesuma Square?

1.3 Tujuan Penelitian

Mengetahui dan menganalisis faktor yang mendorong wirausahawan meraih keberhasilan usaha pada usaha Rumah Makan Ayam Penyet Pujakesuma Square.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut: a. Bagi Perusahaan.

Sebagai informasi dan bahan masukan ataupun acuan bagi Rumah Makan Ayam Penyet Pujakesuma Square bagaimana pentingnya menerapkan pengetahuan kewirausahaan dan manajemen permodalan terhadap keberhasilan usaha.

b. Bagi Peneliti.

Penelitian ini merupakan suatu kesempatan bagi peneliti untuk menerapkan pengetahuan teoritis yang diperoleh dari bangku kuliah, serta memperluas wawasan penulis dalam bidang kewirausahaan, khususnya


(19)

tentang pengaruh pengetahuan kewirausahaan dan manajemen permodalan terhadap keberhasilan usaha, pada sektor usaha rumah makan.

c. Bagi pihak lain.

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi bagi peneliti lain dalam melakukan penelitian terhadap objek atau masalah yang sama dimasa yang akan datang.


(20)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis

2.1.1 Pengertian Kewirausahaan

Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melalui cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan cara mengembangkan teknologi baru, menemukan pengetahuan baru, menemukan cara baru untuk menghasilkan barang dan jasa yang baru yang lebih efisien, memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan menemukan cara baru untuk memberikan kepuasan kepada konsumen (Suryana 2003:13).

Mas’ud Machfoedz (2005:9) menyatakan bahwa seorang wirausahawan adalah pribadi yang mandiri dalam mengejar prestasi, ia berani mengambil risiko untuk mulai mengelola bisnis demi mendapatkan laba. Karena itu, ia lebih memilih menjadi pemimpin daripada menjadi pengikut, untuk itu seorang wirausahawan memiliki rasa percaya diri yang kuat dan mempertahankan diri ketika menghadapi tantangan pada saat merintis usaha bisnis. Dalam menghadapi berbagai permasalahan, seorang wirausahawan senantiasa dituntut kreatif.

Kewirausahaan merupakan sebuah alat dari pandangan hidup seseorang yang menginginkan adanya kebebasan dalam ekonomi untuki menciptakan sesuatu yang baru dengan menggunakan sumber daya yang ada. Untuk mencapai tersebut tentunya harus pandai memanfaatkan peluang-peluang melalui kesempatan bisnis, kemampuan manajemen pengambilan resiko yang tepat untuk


(21)

mencapai kesempatan, dan melalui kemampuan komunikasi dan keahlian manajemen dalam menggerakkan manusia, keuangan dan sumber daya materi untuk menghasilkan proyek dengan baik ( Ranto, 2007: 21 ).

2.1.2 Manajemen Permodalan

Manajemen permodalan yaitu pengelolaan dana yang digunakan dalam usaha untuk menghasilkan keuntungan sesuai dengan tujuan usaha yaitu berisi tentang perkiraan dan taksiran atas kebutuhan modal untuk investasi, modal kerja dan arus kas; yang mencakup penerimaan dari usaha sampingan, rincian pengeluaran atas biaya langsung (biaya produksi) dan biaya tak langsung (biaya-biaya pemasaran, umum dan penyusutan), laba sebelum pajak, taksiran pajak, laba sesudah pajak dan arus kas sesudah pajak.

Secara tradisional, modal didefinisikan sebagai sesuatu yang mewakili kepentingan pemilik dalam suatu perusahaan. Berdasarkan nilai buku, modal didefinisikan sebagai kekayaan bersih, yaitu selisih antara nilai buku dari aktiva dikurangi dengan nilai buku dari kewajiban (liabillitas). Pada suatu bank, sumber perolehan modal bank diperoleh dari beberapa sumber. Pada awal pendirian, modal diperoleh dari para pendiri dan para pemegang saham.

2.1.3 Keberhasilan Usaha

Menurut Ranto (2007:20) keberhasilan berwiraswasta tidaklah identik dengan seberapa berhasil seseorang mengumpulkan uang atau harta serta menjadi kaya, karena kekayaan bisa diperoleh dengan berbagai cara sehingga


(22)

menghasilkan nilai tambah. Berusaha lebih dilihat dari bagaimana seseorang bisa membentuk, mendirikan, serta menjalankan usaha dari sesuatu yang tadinya tidak berbentuk, tidak berjalan atau mungkin tidak ada sama sekali. Seberapa pun kecilnya ukuran suatu usaha jika dimulai dari nol dan bisa berjalan dengan baik maka nilai berusahanya jelas lebih berharga daripada sebuah organisasi besar yang dimulai dengan bergelimang fasilitas.

Menurut Nasution (2001:12), sebuah perusahaan dikatakan meraih keberhasilan usaha jika dana usahanya bertambah, hasil produksi meningkat, keuntungan bertambah, perputaran dana berkembang cepat serta penghasilan anggota dari perusahaan tersebut bertambah.

Menurut Hutagalung (2008:50), sukses tidak terjadi secara kebetulan, secara instan dan tidak pula turun tiba-tiba dari langit. Sukses adalah buah dari proses sistematis, perjalanan panjang dan kerja keras. Sukses selalu diukur dengan uang, harta, jabatan, keluarga, ketenaran nama. Sukses besar berarti akumulasi dari kesemuanya.

2.1.4 Bentuk Kepemilikan pada suatu usaha

Menurut Madura (2001:35) menyebutkan macam – macam kepemilikan bisnis antara lain :

1. Franchise

Franchise (waralaba) adalah suatu pengaturan perjanjian dimana seorang pemilik bisnis memperbolehkan pemilik bisnis lain memakai merek dagangnya atau hak ciptanya, dalam kondisi tertentu. Setiap


(23)

waralaba menjalankan operasi bisnisnya secara mandiri dan biasanya dimiliki oleh pengusaha perseorangan.

2. Milik Sendiri

Pemilik perusahaan perseorangan disebut pengusaha perseorangan. Pengusaha perseorangan mendapatkan pinjaman dari kreditor untuk membantu operasional perusahaan, tetapi pinjaman ini tidak menggambarkan kepemilikan. Pengusaha perseorangan wajib membayar sendiri semua utang akibat pinjaman, tetapi tidak perlu membagi keuntungan kepada kreditor.

3. Cabang

Bentuk kepemilikan cabang disebut juga kemitraan yaitu mitra usaha yang tanggung jawabnya terbatas kepada modal atau properti yang dikontribusikan kepada perusahaan kemitraan tersebut.

2.1.5 Pengertian Usaha Kecil

Usaha kecil adalah usaha yang pemiliknya mempunyai jalur komunikasi langsung dengan kegiatan operasinya dan juga dengan sebagian besar tenaga kerja yang ada dalam kegiatan usaha tersebut, dan biasanya hanya mempekerjakan tidak lebih dari lima puluh orang.

Pengertian usaha kecil menimbulkan pandangan yang berbeda di benak masing-masing. Mungkin langsung tergambar pada sebagian benak orang sebuah toko kelontong yang menjual kebutuhan sehari-hari, atau seorang penjual es yang menggunakan gerobak atau bahkan seorang pedagang roti keliling yang


(24)

menjajakan dagangannya dengan menggunakan sepeda yang telah dimodifikasi. Sebenarnya bukan hal-hal seperti itu. Usaha kecil adalah jika memiliki sepuluh gerobak untuk berjualan roti atau es, dan bahkan toko kelontong yang mempunyai dua atau tiga bahkan lebih cabang.

Definisi UKM menurut Biro Pusat Statistik (BPS) lebih mengacu kepada klasifikasi skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap. UKM menurut Biro Pusat Statistik (BPS) adalah usaha skala kecil yang menggunakan kurang dari 5 (lima) orang karyawan atau usaha menengah yang menyerap tenaga kerja antara 5 (lima) hingga 19 (sembilan belas) orang.

Menurut UU No. 9/1995 tentang Usaha Kecil yang dimaksud dengan usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dalam memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan seperti kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. Usaha kecil yang dimaksud di sini meliputi usaha kecil informal dan usaha kecil tradisional. Adapun usaha kecil informal adalah berbagai usaha yang belum terdaftar, belum tercatat, dan belum berbadan hukum, antara lain petani penggarap, industri rumah tangga, pedagang asongan, pedagang keliling, pedagang kaki lima, dan pemulung. Sedangkan usaha kecil tradisional adalah usaha yang menggunakan alat produksi sederhana yang telah digunakan secara turun temurun, dan berkaitan dengan seni dan budaya (Panji Anoraga, 2002:45).


(25)

2.2 Penelitian Terdahulu

Georgia Ulina (2008) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Keberhasilan Usaha Baru (Studi Kasus pada Crispo Accessories Grand Palladium dan Q-ta Accessories Sun Plaza Medan”. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dan menganalisis faktor – faktor yang mendorong wirausahawan meraih keberhasilan usaha baru Crispo Accessories Grand Palladium dan Q-ta Accessories Sun Plaza dan engetahui faktor yang paling dominan mendorong wirausahawan meraih keberhasilan usaha baru Crispo Accessories Grand Palladium dan Q-ta Accessories Sun Plaza. Diperoleh kesimpulan bahwa rencana pemasaran merupakan faktor yang paling dominan dalam mendorong keberhasilan usaha baru. Oleh karena itu faktor-faktor yang mendorong keberhasilan usaha baru adalah penerapan yang diikuti pengimplementasian keempat faktor dari rencana usaha (business plan) yaitu rencana pemasaran, rencana produksi, rencana organisasi dan manajemen serta keuangan.

Puspita Sri Rejeki Tarigan (2009) melakukan penelitian dengan judul “Analisis Faktor – Faktor Yang Mendorong Keberhasilan Usaha Pada Usaha Optik di Jalan Djamin Ginting, P. Bulan Medan”. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui dan menganalisis faktor – faktor yang mendorong wirausahawan meraih keberhasilan usaha optik di Jalan Djamin Ginting, P. Bulan Medan. Diperoleh kesimpulan bahwa faktor – faktor yang mendorong keberhasilan usaha optik adalah faktor pengetahuan kewirausahaan, faktor strategi pemasaran dan faktor manajemen permodalan dan keuangan.


(26)

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual menjelaskan secara teoritis hubungan antar variabel yang diteliti. Hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan akan dianalisis secara kritis dan sistematis, sehingga menghasilkan sintesa tentang hubungan antar variabel yang diteliti. Sintesa tentang hubungan variabel tersebut, selanjutnya digunakan untuk merumuskan hipotesis (Sugiyono, 2005:49).

Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah dapat disusun sebuah kerangka konseptual, yaitu :

1. Pengetahuan Kewirausahaan

Pengetahuan Kewirausahaan adalah kemampuan untuk mengenali atau menciptakan peluang dan mengambil tindakan untuk sesuatu yang perlu diketahui mengenai kewirausahaan yang diperoleh dari sumber-sumber informasi.

2. Manajemen Permodalan

Manajemen permodalan yaitu pengelolaan dana yang digunakan dalam usaha untuk menghasilkan keuntungan sesuai dengan tujuan usaha.

3. Keberhasilan Usaha

Keberhasilan usaha merupakan pencapaian yang diharapkan di dalam bisnis.


(27)

Secara sederhana kerangka konseptual yang diuraikan di atas dapat digambarkan dalam Gambar 2.1 sebagai berikut :

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual Penelitian

Sumber : Ranto (2007), Kasmir (2006) dan Machfoedz (2005) diolah

2.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (Sugiyono, 2005 : 51). Berdasarkan perumusan masalah diatas, merumuskan hipotesis sebagai berikut : “Pengetahuan Kewirausahaan dan Manajemen Permodalan berpengaruh terhadap Keberhasilan Usaha pada Rumah Makan Ayam Penyet Pujakesuma Square”.

Pengetahuan Kewirausahaan

(X1)

Manajemen Permodalan

(X2)

Keberhasilan usaha


(28)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Membahas mengenai macam-macam penelitian yang ada sangat tergantung dari sudut mana pihak peneliti melihatnya, secara umum dikenal tiga jenis penelitian.yaitu penelitian melalui desain eksploratif (penjajakan), deskriptif dan kausal (Umar, 2008: 10). Penelitian ini menggunakan jenis desain deskrptif yang mengukur hubungan-hubungan antar variabel penelitian dan berguna untuk menganalisis bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian adalah Rumah Makan Ayam Penyet Pujakesuma Square yang beralamat di Jl. STM No. 29 Medan dan Rumah Makan Ayam Penyet Akbary yang beralamat di Jl. Setia Budi No. 39 Medan. Waktu penelitian dilakukan dari bulan Januari 2011 hingga Maret 2011.

3.3 Batasan Operasional

Peneliti ingin menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan, maka penelitian ini dibatasi hanya pada pengaruh pengetahuan dan manajemen permodalan terhadap keberhasilan usaha pada Rumah Makan Ayam Penyet Pujakesuma Square.


(29)

Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah X1 : Pengetahuan Kewirausahaan

X2 : Manajemen Permodalan Y : Keberhasilan Usaha

3.4 Defenisi Operasional

Variabel yang akan diteliti pada penelitian ini adalah :

a. “Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat” (Sugiyono, 2005:33). Adapun yang menjadi variabel bebas adalah :

1. Pengetahuan Kewirausahaan (X1)

Pengetahuan Kewirausahaan adalah kemampuan untuk mengenali atau menciptakan peluang dan mengambil tindakan untuk sesuatu yang perlu diketahui mengenai kewirausahaan yang diperoleh dari sumber-sumber informasi.

2. Manajemen Permodalan (X2)

Manajemen Permodalan yaitu pengelolaan dana yang digunakan dalam usaha untuk menghasilkan keuntungan sesuai dengan tujuan usaha.

b. “Variabel terikat merupakan yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya variabel bebas” (Sugiyono 2005:33). Adapun yang menjadi variabel terikat adalah Keberhasilan Usaha (Y), merupakan pencapaian yang diharapkan di dalam bisnis.


(30)

Tabel 3.1 berikut ini menjelaskan tentang operasianal variabel :

Tabel 3.1 Operasional Variabel

No. Variabel Defenisi

Operasioanal Indikator Skala 1. Pengetahuan Kewirausahaan (X1) segala sesuatu yang perlu diketahui mengenai kewirausahaan yang diperoleh dari sumber-sumber informasi.

1. Memulai usaha berdasarkan pengalaman sendiri

2. Memulai usaha berdasarkan pengalaman orang lain 3. Mampu menilai peluang

Bisnis

4. Siap untuk menghadapi resiko yang akan terjadi

Guttman 2. Manajemen Permodalan (X2) pengelolaan dana yang digunakan dalam usaha untuk menghasilkan keuntungan sesuai dengan tujuan usaha.

1. Melakukan penilaian atas kelayakan potensi usaha 2. Memperhitungkan

kebutuhan modal 3. Menganalisis kebutuhan

modal untuk investasi, modal kerja bagi usaha 4. Membuat rincian

pengeluaran atas biaya langsung dan biaya tak langsung. Guttman 3. Keberhasilan Usaha (Y) merupakan pencapaian yang diharapkan di dalam bisnis.

1. Keuntungan usaha 2. Perkembangan usaha 3. Jumlah penjualan 4. Pertumbuhan usaha 5. Peningkatan hasil produksi

Guttman

Sumber : Ranto (2004), Kasmir (2006) dan Machfoedz (2005) diolah

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Variabel faktor yang mendorong keberhasilan usaha rumah makan diukur dengan menggunakan skala pengukuran Guttman. Skala pengukuran tipe ini, akan didapat jawaban yang tegas; yaitu “ya – tidak” , “benar – salah”, “pernah – tidak pernah”, “positif – negatif” dan lain-lain. Data yang diperoleh dapat berupa data


(31)

interval atau rasio dikhotomi (dua alternatif). Penelitian menggunakan skala Guttman dilakukan bila ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan.

Skala Guttman selain dapat dibuat dalam bentuk pilihan ganda, juga dapat dibuat dalam bentuk checklist. Jawaban dapat dibuat skor tertinggi satu dan terendah nol. Misalnya untuk jawaban setuju diberi skor 1 dan tidak setuju diberi skor 0 (Sugiyono, 2005:90).

3.6 Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi

Menurut (Kuncoro, 2003:103), populasi adalah sekelompok elemen yang lengkap yang biasanya berupa orang, objek, transaksi atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah usaha Rumah Makan Ayam Penyet Pujakesuma Square yang berada di Jl. STM No. 29 Medan yang berjumlah satu (1) usaha.

3.6.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Teknik pengambilan sampel menngunakan metode Nonprobability Sampling yang merupakan teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2005:78).

Metode Nonprobability Sampling yang digunakan adalah teknik Sampling Jenuh yang merupakan teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi


(32)

digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang. Dalam hal ini, populasi dari penelitian yang akan dilakukan adalah satu (1) responden yaitu pemilik usaha rumah makan Ayam Penyet Pujakesuma Square itu akan langsung digunakan sebagai sampel.

3.7 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data, yakni : 3.7.1 Data Primer

Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden terpilh pada lokasi penelitian. Data Primer diperoleh dengan wawancara (interview) terstruktur dengan pemilik usaha secara langsung.

3.7.2 Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui studi dokumen dengan mempelajari berbagai tulisan melalui buku, jurnal, dan majalah dan situs internet untuk mendukung penelitian.

3.8 Metode Pengumpulan Data 3.8.1 Wawancara (interview)

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data dengan menggunakan alat bantu berupa seperangkat daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti. Dalam hal ini wawancara


(33)

dilakukan dengan pihak yang bersangkutan, yaitu pemilik usaha Rumah Makan Ayam Penyet Pujakesuma Square.

3.8.2 Observasi

Observasi adalah pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan langsung pada lokasi penelitian, dalam hal ini di rumah makan Rumah Makan Ayam Penyet Pujakesuma Square untuk melengkapi catatan penelitian yang diperlukan.

3.8.3 Studi Dokumentasi

Pengumpulan data diperoleh dari buku-buku dan internet yang mempunyai relevansi dengan penelitian yang dilakukan.


(34)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Gambaran Umum Rumah Makan Ayam Penyet Pujakesuma Square Pencapaian kesuksesan dalam melaksanakan suatu kegiatan diperlukan kerja keras. Begitu juga halnya dalam menjalankan usaha/bisnis diperlukan kerja keras agar dapat terus maju dan berkembang. Usaha Rumah Makan Ayam Penyet Pujakesuma Square termasuk salah satu rumah makan yang dicap berhasil di kota Medan, dimana telah berdiri sejak tahun 2008 dan memiliki cita rasa masakan tersendiri. Usaha Rumah Makan Ayam Penyet Pujakesuma Square dapat bertahan dan berkembang seperti sekarang tentu saja berkat kerja keras pemilik dan para karyawannya.

Rumah Makan Ayam Penyet Pujakesuma Square merupakan suatu bentuk usaha yang bergerak di bidang industri penyediaan jasa pelayanan pangan. Rumah Makan Ayam Penyet Pujakesuma Square pertama kali didirikan di kota Medan yang berlokasi di Jl. STM No. 29 Medan. Rumah Makan Ayam Penyet Pujakesuma Square tersebut resmi beroperasi pada tanggal 01 Nopember 2008. Pada saat itu, usaha rumah makan ini masih sederhana. Jumlah karyawan juga masih sedikit. Peralatan/perlengkapan yang digunakan sebagai alat bantu dalam proses pengolahan, penyimpanan dan penyajian makanan dan minuman juga masih sederhana.


(35)

Rumah Makan Ayam Penyet Pujakesuma Square dirintis oleh Bapak Drs. H. Joko Susilo yang sekaligus merupakan pemilik rumah makan. Dari segi permodalan, Rumah Makan Ayama Penyet Pujakesuma Square termasuk bentuk usaha perseorangan dimana bangunan, peralatan, perlengkapan maupun gaji karyawan merupakan modal pribadi (private financial).

Rumah Makan Ayam Penyet Pujakesuma Square berlokasi di Jl. STM No. 29 Medan. Penentuan lokasi ini dilakukan dengan beberapa dasar sebagai berikut:

1. Lokasi ini berada di pusat kota, di sekitarnya terdapat kantor-kantor tempat masyarakat bekerja setiap hari dan sekolah sehingga diharapkan dapat menarik lebih banyak konsumen.

2. Lokasi ini strategis dan mudah dijangkau oleh konsumen karena terletak di tepi jalan yang senantiasa ramai oleh lalu lalang kendaraan.

4.1.1.1 Visi, Misi, Tata Nilai dan Budaya Perusahaan

Visi usaha Rumah Makan Ayam Penyet Pujakesuma Square adalah:

1. Menjadikan usaha yang berguna bagi diri, keluarga dan orang lain dari waktu ke waktu

2. Menjadikan perusahaan skala dunia

Misi usaha Rumah Makan Ayam Penyet Pujakesuma Square adalah: 1. Bekerja adalah ibadah

2. Menjadikan Manusia yang Layak dan Mulia


(36)

4. Masa depan gemilang bersama-sama.

Tata Nilai usaha Rumah Makan Ayam Penyet Pujakesuma Square adalah: 1. Profesional

2. Ketepatan

3. Jujur dan keterbukaan 4. Disiplin

5. Bekerja Bersama 6. Kepercayaan 7. Cepat tanggap

Budaya Perusahaan Rumah Makan Ayam Penyet Pujakesuma Square adalah:

1. Kualitas

2. Peningkatan berkelanjutan 3. Saling menghormati 4. Bersyukur.

4.1.1.2 Struktur Organisai Rumah Makan Ayam Penyet Pujakesuma Square Struktur organisasi perusahaan adalah suatu kerangka yang menentukan dan memperjelas tentang pembagian-pembagian suatu sistem komunikasi yang serasi sehingga dapat mencapai suatu koordinasi yang baik dan efektif.

Struktur organisasi pada usaha Rumah Makan Ayam Penyet Pujakesuma ini menggunakan struktur organisai garis yaitu bahwa seorang atasan memberikan


(37)

wewenang langsung pada bawahan yang bertanggung jawab kepada atasan sesuai dengan tugas yang dilimpahkan.

Bagan organisasinya adalah sebagai berikut:

Sumber : Hasil penelitian, 2011 (data diolah)

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Rumah Makan Ayam Penyet Pujakesuma

4.1.1.3 Gambaran umum Produk Rumah Makan Ayam Penyet Pujakesuma Square

Produk-produk makanan dan minuman yang dijual pada Rumah Makan Ayam Penyet Pujakesuma Square ini terdiri dari berbagai macam produk makanan antara lain adalah ayam penyet kremes, ayam penyet, ayam kecap, tumis kangkung, tahu jepang ayam dan lain-lain. Minuman yang disajikan juga beraneka ragam yaitu terdiri dari the, kopi, susu, aneka jus an lain-lain.

Produk yang paling spesial dari Rumah Makan Pujakesuma Square ini adalah ayam penyet kremes yang memiliki rasa yang enak dan memiliki cita rasa khas tersendiri. Hal inilah yang membuat para pelanggan sangat menyukai menu

Direktur Utama Pemilik Usaha

Manajer Keuangan Saudara Pemilik Usaha


(38)

Ayam Penyet tersebut. Adapan harga perporsi untuk Ayam Penyet tersebut adalah Rp. 10.000 untuk satu potong ayam bagian dada.

4.1.2 Gambaran Umum Rumah Makan Ayam Penyet Akbary

Rumah Makan Ayam Penyet Akbary didirikan pada tanggal 7 Juni 2008 di jalan Setia Budi No. 39 Medan oleh Bapak Muhammad Tavip Rahmadi Nasution, ST. Usaha ini dikelola secara kekeluargaan, karena Bapak Tavip dibantu oleh Istri dan anak-anaknya, baik dalam proses produksi maupun melayani para pelanggan.

Sebelum memulai usaha Rumah Makan Ayam Penyet Akbary tepatny pada tahun 1999, Bapak Tavip sempat menjalankan bisnis usaha Ikan Panggang sampai tahun 2002 dikarenakan adanya masalah keluarga yang mengharuskan usaha tersebut berhenti. Pada tahun 2004 Bapak Tavip menjalankan usaha lain diluar usaha rumah makan yaitu usaha bengkel sepeda motor yang menyediakan jasa service dan penjualan oli. Tetapi karena bayaknya pesaing dan tidak siap menghadapi pasar menyebabkan usaha yang didirikannya mengalami kerugian hingga akhirnya usaha tersebut gulung tikar pada tahun 2007. Pada tahun 2008 Bapak Tavip mulai beralih usaha ke Ayam Penyet. Di tahun 2008, pengelolaan Ayam Penyet Akbary lebih di fokuskan kembali dan Bapak Tavip bertanggung jawab untuk hal-hal yang bersifat eksternal, sedangkan untuk urusan keuangan ditangani oleh istrinya, dan pelayanan pelanggan ditangani oleh anaknya yang pertama dan karyawan.


(39)

4.1.2.1 Visi, Misi, Tata Nilai dan Budaya Perusahaan. Visi usaha Rumah Makan Ayam Penyet Akbary adalah:

1. Menjadikan usaha yang dapat dijalankan secara turun temurun untuk keluarganya.

2. Menjadikan perusahaan yang mengutamakan rasa dan kualitas terbaik bagi pelanggan.

Misi usaha Rumah Makan Ayam Penyet Akbary adalah : 1. Menjadikan usaha Lebih sukses dimasa yang akan datang 2. Memperkenalkan cita rasa masakan khas jawa

3. Mengutamkan pelayanan yang maksimal kepada pelanggan Tata Nilai Usaha Rumah Makan Ayam Penyet Akbary adalah:

1. Jujur

2. Bersikap sopan dan santun saat melayani pelanggan 3. Sabar

4. Mengutamakan kebersihan

5. Mau menerima kritik dan saran dari pelanggan

Budaya Perusahaan Rumah Makan Ayam Penyet Akbary adalah: 1. Mengutamakan kualitas


(40)

4.1.2.2 Struktur Organisasi Rumah Makan Ayam Penyet Akbary

Usaha keluarga ini memiliki struktur organisasi yang sederhana. Bapak Muhammad Tavip sebagai pendiri usaha dan pemilik usaha keluarga membawahi istri dan anak-anaknya serta keponakannya sebagai orang yang dipercaya untuk membantunya dalam mengelola usaha keluarga.

Struktur organisai pada usaha Rumah Makan Ayam Penyet Akbary ini menggunakan struktur organisai garis yaitu bahwa seorang atasan memberikan wewenang langsung pada bawahan yang bertanggung jawab kepada atasan sesuai dengan tugas yang dilimpahkan.

Bagan organisasinya adalah sebagai berikut:

Sumber : Hasil penelitian, 2011 (data diolah)

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Rumah Makan Ayam Penyet Akbary Pemilik Usaha

Istri Pemilik Usaha

Anak Pemilik Usaha Keponakan Pemilik

Usaha


(41)

Pembagian tugas dideskripsikan sebagai berikut: a. Pemilik

Pemilik usaha ini adalah Bapak Muhammad Tavip dan sang Istri sebagi pemimpin dalam menjalankan usahanya dan memiliki wewenang penuh dalam menentukan peraturan dan pengambil keputusan.

b. Anak dan Keponakan

Anak dan Keponakan sebagai orang yang dipercayakan pemilik untuk membantu dalam mengurus keuangan. Anak Bapak Muhammad Tavip sebagai orang yang dipercayai dalam membuat pembukuan atau laporan keuangan. Sedangkan Keponakannya dipercayakan sebagai kasir.

c. Karyawan

Karyawan sebagai Pramusaji yang bertugas untuk melayani pelanggan yang akan membeli dan tugas-tugas lainnya untuk membantu pemilik mengelola usaha.

4.1.2.3 Gambaran Umum Produk Rumah Makan Ayam Penyet Akbary Produk-produk makanan dan minuman yang dijual pada Rumah Makan Ayam Penyet Akbary ini terdiri dari berbagai macam makanan antara lain adalah ayam penyet, bebek penyet, gurami bakar, nasi goring dan lain-lain. Minuman yang disajikan juga beraneka ragam yaitu terdiri dari Teh, susu, coca cola, fanta, sprite, teh botol, dan aneka jus.

Produk yang paling spesial dari Rumah Makan Ayam Penyet Akbary ini adalah ayam penyet sambal tomat yang memiliki rasa enak dan nikmat. Hal inilah


(42)

yang membuat para pelanggan sangat menyukai menu ayam penyet tersebut. Adapan harga perporsi untuk ayam penyet adalah Rp. 12.000,-, nasi goreng Rp. 7.000. Sedangkan minuman rata-rata dengan harga Rp. 5.000 sampai dengan Rp. 8.000.

4.2 Hasil Penelitian

Analisis data dilakukan dalam dua kelompok, yaitu analisis responden dan analisis faktor-faktor keberhasilan dalam menjalankan usaha keluarga. Data yang dijadikan dasar perhitungan adalah data pada saat penulis melakukan penelitian yang dilakukan mulai dari bulan Januari 2011 – Maret 2011.

4.2.1 Analisis Responden

Responden dalam penelitian ini adalah para pengusaha Rumah Makan Ayam Penyet Pujakesuma Square dan Rumah Makan Ayam Penyet Akbary. Hal-hal yang dianalisis dari responden adalah data pribadi responden yang terdiri dari nama pengusaha, usia, status, pendidikan, lama berwirausaha dan modal awal usaha.


(43)

Tabel 4.1

Data Pribadi Pemilik Rumah Makan Ayam Penyet Pujakesuma dan Rumah Makan Ayam Penyet Akbary.

No

Nama

Responden Umur

(tahun) Status

Pendidikan

Terakhir Modal Awal 1. Bapak H Joko

Susilo.

46 Menikah S1 (Sarjana) Rp. 50.000.000,- 2. Bapak

Muhammad Tavip

45 Menikah S1 (Sarjana) Rp. 13.500.000,- Sumber : Hasil penelitian, 2011 (data diolah)

Tabel 4.1 menerangkan bahwa dari segi usia, kedua pengusaha yang menjadi responden seluruhnya berusia diatas 40 tahun. Dari segi status 100% dari kedua pengusaha sudah menikah. Pengusaha Rumah Makan Ayam Penyet Pujakesuma Square No. 29 Medan Merupakan tamatan S1 (Sarjana) dengan persentase 50%, dan Pengusaha Rumah Makan Ayam Penyet Akbary No. 39 Medan merupakan tamatan S1 (Sarjana) dengan persentase 50%. Tidak satupun dari kedua pengusaha Rumah Makan Ayam Penyet tersebut yang pendidikannya sampai SMA.

4.2.2 Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan dan Manajemen Permodalan terhadap Keberhasilan Usaha

Peneliti meneliti pengaruh pengetahuan kewirausahaan dan manajemen permodalan terhadap keberhasilan usaha rumah makan Ayam Penyet Pujakesuma Square dan Rumah Makan Ayam Penyet Akbary. Di dalam wawancara telah diajukan pertanyaan – pertanyaan mengenai faktor – faktor pendorong keberhasilan usaha kepada para responden. Hasil wawancara yang berisikan


(44)

pertanyaan-pertanyaan kemudian ditabulasi dan disajikan dalam tabel sebagaimana diuraikan berikut ini.

4.2.2.1 Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan

Peneliti melihat pengaruh pengetahuan kewirausahaan merupakan salah satu faktor yang mendorong keberhasilan usaha,maka peneliti akan menggunakan beberapa indikator. Dalam hal ini ada 4 (empat) indikator dalam 4 (empat) pertanyaan sebagai petunjuk untuk mengetahui pemilik usaha rumah makanyang akan diwawancarai berpendapat bahwa pengetahuan kewirausahaan seperti memulai usaha berdasarkan pengalaman sendiri, memulai usaha berdasarkan pengalaman orang lain, mampu menilai peluang bisnis, siap untuk menghadapi resiko yang akan terjadi merupakan faktor yang mendorong keberhasilan usaha pada Rumah Makan Ayam Penyet Pujakesuma Square dan Rumah Makan Ayam Penyet Akbary.


(45)

Tabel 4.2

Asosiasi Responden Terhadap Pengaruh Pengetahuan Kewirausahaan Asosiasi Jumlah Jawaban ”ya” % Jumlah Jawaban ”tidak” % Memulai usaha berdasarkan pengalaman sendiri

2 100 0 0

Usaha yang pertama

kali dikelola 0 0 2 100

Mampu menilai

peluang bisnis 2 100 0 0

Siap untuk

menghadapi resiko yang akan terjadi

2 100 0 0

Total Skor Jawaban

6 2 Sumber : Hasil penelitian, 2011 ( data diolah)

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa skor jawaban ‘ya’ atas pertanyaan yang menyangkut faktor pengetahuan kewirausahaan dalam usaha rumah makan nilai skornya adalah 6 sedangkan untuk skor jawaban ‘tidak’ atas pertanyaan yang menyangkut faktor pengetahuan kewirausahaan nilai skornya adalah 2.

Kedua responden memulai usaha berdasarkan pengalaman sendiri sebesar 100%. Seluruh responden sebesar 100% menjawab bahwa usaha rumah makan yang sedang dijalankan bukan merupakan usaha yang pertama kali didirikan dan dikelola, dengan belajar dari kegagalan yang dialami akhirnya berusaha mendirikan dan mengelola usaha rumah makan yang sedang dijalankan. Berikutnya, kedua responden melihat adanya peluang bisnis dari usaha yang akan di jalankan dan sudah siap untuk menghadapi segala risiko yang akan terjadi pada


(46)

usaha rumah makan sehingga berani membuka usaha di bidang ini sebesar 100% responden.

4.2.2.2 Manajemen Permodalan

Peneliti melihat faktor manajemen permodalan merupakan salah satu faktor

yang mendorong keberhasilan usaha, maka penulis akan menggunakan beberapa indikator. Dalam hal ini terdapat empat pertanyaan yang akan digunakan sebagai petunjuk untuk mengetahui apakah pemilik usaha yang akan diwawancarai berpendapat bahwa faktor manajemen modal seperti adanya penilaian atas kelayakan potensi usaha, memperhitungkan kebutuhan modal, menganalisis kebutuhan modal untuk investasi dan modal kerja bagi usaha dan membuat rincian pengeluaran atas biaya langsung (biaya produksi) dan biaya tak langsung (biaya – biaya pemasaran dan umum) merupakan faktor yang mendorong keberhasilan usaha pada Rumah Makan Ayam Penyet Pujakesuma Square dan Rumah Makan Ayam Penyet Akbary.


(47)

Tabel 4.3

Asosiasi Responden Terhadap Faktor Manajemen Permodalan Asosiasi

Jumlah Jawaban

”ya”

%

Jumlah Jawaban

”tidak” %

Penilaian atas kelayakan potensi usaha 2 100 0 0

Memperhitungkan kebutuhan modal 2 100 0 0

menganalisis kebutuhan modal untuk

investasi dan modal kerja bagi usaha 2 100 0 0

Membuat rincian pengeluaran atas biaya

langsung dan biaya tak langsung. 1 50 1 50

Total Skor Jawaban 7 1

Sumber : Hasil penelitian, 2011 ( data diolah)

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa skor jawaban ‘ya’ atas pertanyaan yang menyangkut pengimplementasian faktor manajemen permodalan dalam usaha nilai skornya adalah 7 sedangkan untuk skor jawaban ‘tidak’ atas pertanyaan yang menyangkut pengimplementasian faktor manajemen permodalan dalam usaha nilai skornya adalah 1.

Semua responden melakukan penilaian atas kelayakan potensi usaha, menganalisis kebutuhan modal untuk investasi dan modal kerja bagi usaha yaitu biaya prainvestasi (biaya survei lapangan, biaya pembuatan studi kelayakan, pengurusan izin-izin), biaya pembelian aktiva tetap (biaya pembelian tanah untuk lokasi, biaya bangunan, biaya pembelian peralatan) dan biaya operasinal (biaya


(48)

tenaga kerja, biaya bahan baku, listrik, air, telepon, pajak) dan memperhitungkan kebutuhan modal sehingga memudahkan dalam perhitungan kebutuhan modal di masa yang akan datang. Responden yang melakukan perincian pengeluaran atas biaya langsung (biaya produksi) dan biaya tak langsung sebesar 50% responden sedangkan sisa responden sebesar 50% responden tidak melakukan perincian pengeluaran atas biaya langsung dan biaya tak langsung.

4.2.2.3 Keberhasilan Usaha

Peneliti melihat bahwa usaha Rumah Makan Ayam Penyet Pujakesuma Square dan Rumah Makan Ayam Penyet Akbary sudah mencapai taraf keberhasilan, maka peneliti akan menggunakan beberapa indikator. Dalam hal ini ada 5 (lima) indikator dalam enam pertanyaan yang akan digunakan sebagai petunjuk untuk mengetahui pemilik usaha merasa bahwa usaha rumah makan yang telah dijalankan sudah mencapai taraf keberhasilan.


(49)

Tabel 4.4

Asosiasi Responden Terhadap Keberhasilan Usaha Asosiasi Jumlah Jawaban ”ya” % Jumlah Jawaban ”tidak” %

Laba yang didapatkan sekarang sudah

menutupi modal awal 2 100 0 0

Sebahagian keuntungan dari usaha rumah

makan sudah dapat ditabung 2 100 0 0

Usaha rumah makan mengalami perkembangan seperti bertambahnya

jumlah pelanggan 2 100 0 0

Adanya keinginan atau kemungkinan

untuk membuka cabang baru 2 100 0 0

Asosiasi Jumlah Jawaban ”ya” % Jumlah Jawaban ”tidak” % Usaha rumah makan mengalami

peningkatan pada hasil produksi

2 100 0 0

Perkembangan usaha rumah makan selama ini dirasakan cukup memuaskan

2 100 0 0

Total Skor Jawaban 12 0

Sumber : Hasil penelitian, 2009 ( data diolah)

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa skor jawaban ‘ya’ atas pertanyaan yang menyangkut keberhasilan usaha nilai skornya adalah 12 sedangkan untuk skor jawaban ‘tidak’ atas pertanyaan yang menyangkut keberhasilan usaha nilai


(50)

skornya adalah 0. Kedua responden sebesar 100% telah mendapatkan laba yang sudah menutupi modal awal. Semua responden sudah dapat menabung sebahagian keuntungan dari usaha rumah makan yang telah dijalankan. Selain itu Rumah Makan Ayam Penyet Pujakesuma Square dan Rumah Makan Ayam Penyet Akbary juga mengalami pertambahan jumlah pelanggan dan peningkatan pada hasil produksi dengan adanya penambahan jenis makanan dan minuman yang ditawarkan dikarenakan adanya permintaan dari pelanggan atau konsumen sebesar 100% responden.

Hampir semua responden akan membuka cabang rumah makan yang baru, hal ini dikarenakan adanya peluang yang menjanjikan terhadap usaha rumah makan yang dijalankan sebesar 100% responden. Untuk penjelasan selanjutnya, hampir semua responden sudah cukup puas atas perkembangan usaha rumah makan yang telah dijalankan sebesar 100% responden.

4.3 Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan kewirausahaan dan manajamen permodalan berpengaruh terhadap keberhasilan usaha pada Rumah Makan Ayam Penyet Pujakesuma Square dan Rumah Makan Ayam Penyet Akbary, hal ini di dukung oleh teori dari Ranto (2007:21) yang menyatakan bahwa Kewirausahaan merupakan sebuah alat dari pandangan hidup seseorang yang menginginkan adanya kebebasan dalam ekonomi untuki menciptakan sesuatu yang baru dengan menggunakan sumber daya yang ada. Untuk mencapai tersebut tentunya harus pandai memanfaatkan peluang-peluang melalui


(51)

kesempatan bisnis, kemampuan manajemen pengambilan resiko yang tepat untuk mencapai kesempatan, dan melalui kemampuan komunikasi dan keahlian manajemen dalam menggerakkan manusia, keuangan dan sumber daya materi untuk menghasilkan proyek dengan baik. Hal ini terlihat dari penjelasan kedua responden pada kuesioner yang menyatakan bahwa memulai usaha berdasarkan pengalaman sendiri sebesar 100%. Seluruh responden sebesar 100% menjawab bahwa usaha rumah makan yang sedang dijalankan bukan merupakan usaha yang pertama kali didirikan dan dikelola, dengan belajar dari kegagalan yang dialami akhirnya berusaha mendirikan dan mengelola usaha rumah makan yang sedang dijalankan. Berikutnya, kedua responden melihat adanya peluang bisnis dari usaha yang akan di jalankan dan sudah siap untuk menghadapi segala risiko yang akan terjadi pada usaha rumah makan sehingga berani membuka usaha di bidang ini sebesar 100% responden.

Faktor selanjutnya adalah manajemen permodalan. Berdasarkan sumber yang diakses oleh peneliti menyatakan bahwa manajemen permodalan yaitu pengelolaan dana yang digunakan dalam usaha untuk menghasilkan keuntungan sesuai dengan tujuan usaha yaitu berisi tentang perkiraan dan taksiran atas kebutuhan modal untuk investasi, modal kerja dan arus kas; yang mencakup penerimaan dari usaha sampingan, rincian pengeluaran atas biaya langsung (biaya produksi) dan biaya tak langsung (biaya-biaya pemasaran, umum dan penyusutan), laba sebelum pajak, taksiran pajak, laba sesudah pajak dan arus kas sesudah pajak (www.wordpress.com). Semua responden menerapkan manajemen permodalan dengan baik, hal ini terlihat pada tabel 4.3 Dimana responden


(52)

melakukan penilaian atas kelayakan potensi usaha, menganalisis kebutuhan modal untuk investasi dan modal kerja bagi usaha yaitu biaya prainvestasi (biaya survei lapangan, biaya pembuatan studi kelayakan, pengurusan izin-izin), biaya pembelian aktiva tetap (biaya pembelian tanah untuk lokasi, biaya bangunan, biaya pembelian peralatan) dan biaya operasinal (biaya tenaga kerja, biaya bahan baku, listrik, air, telepon, pajak) dan memperhitungkan kebutuhan modal sehingga memudahkan dalam perhitungan kebutuhan modal di masa yang akan datang. Responden yang melakukan perincian pengeluaran atas biaya langsung (biaya produksi) dan biaya tak langsung sebesar 50% responden sedangkan sisa responden sebesar 50% responden tidak melakukan perincian pengeluaran atas biaya langsung dan biaya tak langsung.


(53)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penulis mengajukan kesimpulan sebagai berikut :

1. Faktor-faktor yang mendorong keberhasilan usaha pada usaha rumah makan yaitu pengetahuan kewirausahaan, dan manajemen permodalan. Menurut responden pemilik usaha rumah makan yang berusia 40-50 tahun sebanyak 2 responden (100%), dengan jenis kelamin laki – laki, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mendorong keberhasilan usaha rumah makan adalah faktor pengetahuan kewirausahaan dan faktor manajemen permodalan.

2. Asosiasi jawaban responden pemilik usaha rumah makan terhadap faktor pengetahuan kewirausahaan sebanyak 100% responden menyatakan ya terhadap pertanyaan responden sudah mampu menilai peluang bisnis, siap untuk menghadapi resiko yang akan terjadi dan sebesar 100% responden menyatakan ya terhadap pertanyaan memulai usaha berdasarkan pengalaman sendiri ketika mulai mendirikan usaha rumah makan.

3. Asosiasi jawaban reponden pemilik usaha rumah makan terhadap faktor manajemen permodalan sebanyak 100% responden menyatakan ya terhadap pertanyaan melakukan penilaian atas kelayakan potensi usaha, menganalisis kebutuhan modal untuk investasi dan modal kerja bagi usaha rumah makan, memperhitungkan kebutuhan modal dan sebesar 50%


(54)

responden menyatakan ya membuat rincian pengeluaran atas biaya langsung dan biaya tak langsung.

5.2 Saran

1. Para pemilik usaha rumah makan sebaiknya lebih meningkatkan pengetahuan yang berhubungan dengan pengelolaan sumber daya manusia yang dimiliknya yaitu para tenaga kerja sehingga usaha rumah makan mereka dapat berkembang lebih baik lagi.

2. Para pemilik usaha rumah makan sebaiknya memperhatikan dan mempelajari faktor-faktor yang mendorong keberhasilan usaha rumah makan yaitu faktor manajamen permodalan. Hal ini dapat dilakukan dengan jalan membuat rincian pengeluaran atas biaya langsung dan biaya tidak langsung agar dapat mengelola keuangan dengan baik untuk kedepannya. Sangat penting dalam pengelolaan permodalan dalam memajukan usaha untuk jangka panjangnya.

3. Keterbatasan peneliti menyebabkan penelitian ini hanya mempu meneliti faktor-faktor yang mendorong keberhasilan usaha rumah makan adalah pengetahuan kewirausahaan dan manajemen permodalan, maka disarankan bagi peneliti lain yang ingin melanjutkan penelitian ini perlu mempertimbangkan pemilihan variabel lain, karena keberhasilan usaha rumah makan tidak hanya didorong oleh faktor-faktor tersebut, tetapi juga dengan manajemen usaha dan spirit entrepeneur sehingga lebih dapat mendorong keberhasilan usaha, khususnya usaha rumah makan.


(55)

4. Peneliti lain yang akan meneliti tentang minat beli untuk waktu ke depan, disarankan agar dapat menggali variabel-variabel lain yang mungkin memiliki pengaruh terhadap minat beli konsumen dan menambah indikator dari faktor-faktor yang mempengaruhinya. Minat beli dalam hal ini dikhususkan pada usaha pelayanan makanan dan minuman, sehingga penelitian yang dilakukan dapat lebih bermanfaat.


(56)

DAFTAR PUSTAKA BUKU

Alma, Buchari. 2005. Kewirausahaan. Penerbit : Alfabeta cetakan kesembilan, Bandung.

Anoraga, Pandji dan Sudantoko, H.Djoko. 2002. Koperasi, Kewirausahaan, Dan Usaha Kecil. Penerbit : PT. Rineka Cipta, Jakarta.

Hutagalung, Raja Bongsu dan Syafrizal Helmi. 2008. Pengantar Kewirausahaan. Penerbit : USU Press, Medan.

Iwantono, Sutrisno. 2002. Kiat Sukses Berwirausaha. Penerbit : PT Grasindo, Jakarta.

Jeff Madura, 2001. Pengantar Bisnis Jilid I, Salemba Empat, Jakarta. Kasmir. 2006. Kewirausahaan. Penerbit : PT RajaGrafindo Persada,

Jakarta.

Kuncoro, Mudrajat, 2003 Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Penerbit : Erlangga, Jakarta.

.

Longenecker, Justin G. Moore Carlon W dan Petty, William J. 2001. Kewirausahaan Manajemen Usaha Kecil. Penerbit : PT. Salemba Empat, Jakarta.

Machfoedz, Mas’ud. 2005. Kewirausahaan, Metode, Manajemen dan Implementasi. Penerbit : BPFE Yogyakarta, Yogyakarta.

Nasution, Darma Putra. 2001. Pengembangan Wira Usaha Baru. Penerbit : Yayasan Humaniora & Asian Community Trust (ACT), Medan.

Ranto, Basuki. 2007. Manajemen Usahawan Indonesia No. 10/TH. XXXVI Oktober. Bagian Publikasi Lembaga Management FEUI, Jakarta.

Sugiyono. 2005. Metodologi Penelitian Bisnis. Penerbit : CV. Alfabet, Bandung.

Suryana, 2003. Kewirausahaan, Pedoman Praktis, Kiat dan Proses Menuju Sukses. Penerbit : Salemba Empat, Jakarta.


(57)

Zimmerer, Thomas dan Norman M. Scarborough. 2002. Pengantar Kewirausahaan dan Manajemen Bisnis Kecil. Penerbit PT.Prenhallindo, Jakarta.

SKRIPSI DAN TESIS

Ulina, Georgia. 2008. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Keberhasilan Usaha Baru (Studi Kasus pada Crispo Accessories Grand Palladium dan Q-ta Accessories Sun Plaza Medan)”. Skripsi Fakultas Ekonomi Departemen Manajemen USU Medan (Tidak dipublikasikan).

Sri, Puspita. 2009. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Keberhasilan Usaha Optik Di Jalan Djamin Ginting P Bulan Medan)”. Skripsi Fakultas Ekonomi Departemen Manajemen USU Medan (Tidak dipublikasikan).

INTERNET

www.google.com “Keberhasilan Usaha Kecil” www.wordpress.com “Manajemen Permodalan”


(58)

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA (INTERVIEW) PENGARUH PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN DAN MANAJEMEN

PERMODALAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA PADA RUMAH MAKAN AYAM PENYET PUJAKESUMA SQUARE DAN RUMAH

MAKANAYAM PENYET AKBARY Para pengusaha yang terhormat,

Bersama ini saya mohon kesediaan Bapak/Ibu saudara/i untuk menjawab dan mengisi daftar pertanyaan wawancara atas penelitian tentang pengaruh pengetahuan kewirausahaan dan manajemen permodalan terhadap keberhasilan usaha pada Rumah Makan Ayam Penyet Pujakesuma Square. Saya mohon Anda dapat menjawab pertanyaan dengan memberikan tanda cross (X) pada jawaban anda yang Anda pilih dan menuliskan jawaban Anda pada tempat yang disediakan pada bagian I yaitu Identitas Responden. Sedangkan pertanyaan pada bagian II menyediakan jawaban dengan pilihan Ya atau Tidak. Masing-Masing responden hanya diberi kesempatan memilih 1 (satu) jawaban dengan cara memberikan tanda ( √ ) pada kolom yang tersedia.


(59)

I. IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama : ...

2. Status*) : a. Menikah b. Belum Menikah 3. Umur*) : a. Di bawah 20 tahun d. 41-50 tahun

b. 21-30 tahun e. Di atas 50 thn

c. 31-40 tahun

4. Pendidikan*) : a. SD e. S1 (Sarjana) b. SMP f. S2

c. SMA g. S3 (Doktor)

d. Diploma

5. Tempat/ Tgl. Lahir : ... 6. Alamat sakarang : ... ... 7. Lama berwirausaha : ... 8. Nama Usaha : ... 9. Memulai Usaha

(Tgl/Bln/Thn) : .../.../...

10.Alamat Usaha : ... 11. Jumlah karyawan : ...orang


(60)

DAFTAR WAWANCARA II. PENDORONG KEBERHASILAN USAHA

No Pertanyaan Ya Tidak

Pengetahuan Kewirausahaan (X1)

1

Apakah Anda memulai usaha rumah makan ini berdasarkan pengalaman Anda sendiri ?

Alasan:

2 Apakah usaha ini yang pertama sekali Anda kelola? Alasan:

3

Sebelum memulai usaha ini, apakah Anda merasa yakin adanya peluang bisnis yang besar ?

Alasan:

4

Saat memulai usaha ini, apakah Anda sudah siap untuk menghadapi segala resiko yang akan terjadi pada usaha Anda ?


(61)

Manajemen Modal (X2)

5 Apakah Anda telah melakukan penilaian dan kelayakan potensi usaha Anda sebelum menginvestasikan uang dan waktu Anda untuk mendirikannya ?

Alasan :

6 Apakah Anda selalu memperhitungkan kebutuhan modal ?

Alasan :

7 Apakah Anda memperhitungkan dan menganalisis kebutuhan modal untuk investasi, modal kerja bagi usaha yang telah Anda dirikan ?

Alasan :

8 Apakah Anda membuat rincian pengeluaran atas biaya langsung dan biaya tak langsung ?


(62)

Keberhasilan Usaha (Y)

9

Apakah sebahagian keuntungan dari usaha Anda sudah dapat ditabung ?

Alasan :

10

Apakah usaha Anda mengalami perkembangan seperti bertambahnya jumlah pelanggan ?

Alasan :

11

Apakah usaha Anda mengalami peningkatan pada hasil produksinya ?

Alasan :

12

Apakah laba yang Anda dapatkan sekarang sudah menutupi modal awal Anda ?

Alasan :

13 Adakah kemungkinan untuk membuka cabang baru ? Alasan :

14

Apakah perkembangan usaha Anda selama ini dirasakan cukup memuaskan ?


(1)

Zimmerer, Thomas dan Norman M. Scarborough. 2002. Pengantar Kewirausahaan dan Manajemen Bisnis Kecil. Penerbit PT.Prenhallindo, Jakarta.

SKRIPSI DAN TESIS

Ulina, Georgia. 2008. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Keberhasilan Usaha Baru (Studi Kasus pada Crispo Accessories Grand Palladium dan Q-ta Accessories Sun Plaza Medan)”. Skripsi Fakultas Ekonomi Departemen Manajemen USU Medan (Tidak dipublikasikan).

Sri, Puspita. 2009. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mendorong Keberhasilan Usaha Optik Di Jalan Djamin Ginting P Bulan Medan)”. Skripsi Fakultas Ekonomi Departemen Manajemen USU Medan (Tidak dipublikasikan).

INTERNET

www.google.com “Keberhasilan Usaha Kecil” www.wordpress.com “Manajemen Permodalan”


(2)

DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA (INTERVIEW) PENGARUH PENGETAHUAN KEWIRAUSAHAAN DAN MANAJEMEN

PERMODALAN TERHADAP KEBERHASILAN USAHA PADA RUMAH MAKAN AYAM PENYET PUJAKESUMA SQUARE DAN RUMAH

MAKANAYAM PENYET AKBARY

Para pengusaha yang terhormat,

Bersama ini saya mohon kesediaan Bapak/Ibu saudara/i untuk menjawab dan mengisi daftar pertanyaan wawancara atas penelitian tentang pengaruh pengetahuan kewirausahaan dan manajemen permodalan terhadap keberhasilan usaha pada Rumah Makan Ayam Penyet Pujakesuma Square. Saya mohon Anda dapat menjawab pertanyaan dengan memberikan tanda cross (X) pada jawaban anda yang Anda pilih dan menuliskan jawaban Anda pada tempat yang disediakan pada bagian I yaitu Identitas Responden. Sedangkan pertanyaan pada bagian II menyediakan jawaban dengan pilihan Ya atau Tidak. Masing-Masing responden hanya diberi kesempatan memilih 1 (satu) jawaban dengan cara memberikan tanda ( √ ) pada kolom yang tersedia.


(3)

I. IDENTITAS RESPONDEN

1. Nama : ...

2. Status*) : a. Menikah b. Belum Menikah

3. Umur*) : a. Di bawah 20 tahun d. 41-50 tahun b. 21-30 tahun e. Di atas 50 thn

c. 31-40 tahun

4. Pendidikan*) : a. SD e. S1 (Sarjana) b. SMP f. S2

c. SMA g. S3 (Doktor)

d. Diploma

5. Tempat/ Tgl. Lahir : ... 6. Alamat sakarang : ... ... 7. Lama berwirausaha : ... 8. Nama Usaha : ... 9. Memulai Usaha

(Tgl/Bln/Thn) : .../.../...

10.Alamat Usaha : ... 11. Jumlah karyawan : ...orang


(4)

DAFTAR WAWANCARA

II. PENDORONG KEBERHASILAN USAHA

No Pertanyaan Ya Tidak

Pengetahuan Kewirausahaan (X1)

1

Apakah Anda memulai usaha rumah makan ini berdasarkan pengalaman Anda sendiri ?

Alasan:

2 Apakah usaha ini yang pertama sekali Anda kelola?

Alasan:

3

Sebelum memulai usaha ini, apakah Anda merasa yakin adanya peluang bisnis yang besar ?

Alasan:

4

Saat memulai usaha ini, apakah Anda sudah siap untuk menghadapi segala resiko yang akan terjadi pada usaha Anda ?


(5)

Manajemen Modal (X2)

5 Apakah Anda telah melakukan penilaian dan kelayakan potensi usaha Anda sebelum menginvestasikan uang dan waktu Anda untuk mendirikannya ?

Alasan :

6 Apakah Anda selalu memperhitungkan kebutuhan modal ?

Alasan :

7 Apakah Anda memperhitungkan dan menganalisis kebutuhan modal untuk investasi, modal kerja bagi usaha yang telah Anda dirikan ?

Alasan :

8 Apakah Anda membuat rincian pengeluaran atas biaya langsung dan biaya tak langsung ?


(6)

Keberhasilan Usaha (Y)

9

Apakah sebahagian keuntungan dari usaha Anda sudah dapat ditabung ?

Alasan :

10

Apakah usaha Anda mengalami perkembangan seperti bertambahnya jumlah pelanggan ?

Alasan :

11

Apakah usaha Anda mengalami peningkatan pada hasil produksinya ?

Alasan :

12

Apakah laba yang Anda dapatkan sekarang sudah menutupi modal awal Anda ?

Alasan :

13 Adakah kemungkinan untuk membuka cabang baru ? Alasan :

14

Apakah perkembangan usaha Anda selama ini dirasakan cukup memuaskan ?