Pengujian Regresi Linier Ganda Sejarah Singkat Kegiatan Statistik di Indonesia

Lewi Syahputra : Menentukan Regresi Linier Berganda Untuk Pendapatan Domestik Regional Bruto PDRB Di Deli Serdang, 2008. USU Repository © 2009 Dari persamaan regresi linier berganda dapat ditentukan korelasi antara 2 variabel yaitu korelasi antara variabel terikat dengan setiap variabel bebas, dan korelasi antara variabel bebas dengan variabel bebas. Koefisien korelasi antara variabel terikat dan variabel bebas disimbolkan dengan r yj, yang dapat dicari dengan rumus: ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ − − − = } }{ { 2 2 2 2 Y Y X X Y X Y X r i i ji ji i ji i ji yj n n n i = 1,2,…n dan j = 1,2,…k

2.7 Pengujian Regresi Linier Ganda

Taksiran persamaan regresi perlu diuji apakah persamaan regresi tersebut bersifat nyata atau tidak. Untuk menguji nyata atau tidaknya persamaan regresi tersebut dapat menggunakan uji statistic distribusi F. Adapun perunusan hipotesisnya : H : k a a a = = = ... 2 1 H 1 : Minimal ada satu taksiran koefisien regresi yang tidak sama dengan nol Kriteria Pengujian : Lewi Syahputra : Menentukan Regresi Linier Berganda Untuk Pendapatan Domestik Regional Bruto PDRB Di Deli Serdang, 2008. USU Repository © 2009 Jika F hitung ≥ F tabel , maka tolak H Jika F hitung F tabel , maka terima H 1 − − = k n k JK JK F res reg hitung dengan : 2 2 2 1 1 ˆ ... Υ − = + + + = ∑ ∑ ∑ ∑ i res i ki k i i i i reg Y JK Y X a Y X a Y X a JK Bab 3 GAMBARAN UMUM

3.1 Sejarah Singkat Kegiatan Statistik di Indonesia

Lewi Syahputra : Menentukan Regresi Linier Berganda Untuk Pendapatan Domestik Regional Bruto PDRB Di Deli Serdang, 2008. USU Repository © 2009

3.1.1 Masa Pemerintahan Hindia Belanda

Kantor statistik pertama kali didirikan oleh Direktur Pertanian, Kerajinan dan Perdagangan Directeur Van Landbouw Nijeverheid en Handel pada bulan Februaru tahun 1920. Kantor ini bertugas untuk mengolah dan mempublikasikan data statistik. Pada bulan Maret 1923 dibentuk suatu komisi untuk statistik yang anggotanya merupakan wakil dari tiap-tiap departemen. Komisi tersebut bertugas merencanakan tindakan-tindakan yang mengarah sejauh mingkin untuk mencapai kesatuan dalam kegiatan di bidang Statistik di Indonesia. Pada tanggal 24 September 1924 nama lembaga tersebut diganti dengan nama Central Kantor Voor de Statistiek CKS atau Kantor Statistik dan dipindahkan ke Jakarta. Bersamaan dengan itu beralih juga pekerjaan mekanisme statistik perdagangan yang semula dialkukan oleh kantor Invoer Uitvoer en Accijnsen IUA.

3.1.2 Masa Pemerintaha Jepang

Pemerintah baru mengaktifkan kembali statistic pada bulan Juni 1944 yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan perang atau militer. Pada masa itu Centra Voor Statistiek diganti namanya menjadi Shomubu Chosasitsu Gunseikanbu.

3.1.3 Masa Kemerdekaan Republik Indonesia

Lewi Syahputra : Menentukan Regresi Linier Berganda Untuk Pendapatan Domestik Regional Bruto PDRB Di Deli Serdang, 2008. USU Repository © 2009 Setelah Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, kegiatan statistic ditangani oleh lembaga atau instansi baru sesuai dengan suasana kemerdekaan yaitu KAPPURI Kantor Penyelidik Perangkaan Umum RI. Tahun 1946 Kantor KAPPURI dipindahkan ke Yogyakarta sebagai hasil dari Perjanjian Linggarjati. Sementara itu pemerintahan Belanda NICA mengaktifkan kembali CKS. Berdasarkan surat Edaran Kementrian Kemakmuran tanggal 12 juni 1950 Nomor 219S.C, KAPPURI dan CKS dilebur menjadi Kantor Pusat Statistik dan berada di bawah dan bertanggungjawab kepada mentri Kemakmuran. Dengan surat Menteri Perekonomian tanggal 1 Maret 1952 Nomor. P44. lembaga KPS berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Mentri Perekonomian. Selanjutnya Keputusan Mentri Perekonomian tanggal 24 Desember 1953 Nomor. 18.099M KPS dibagi menjadi dua bagian yaitu bagian Research yang disebut Afdeling A, dan bagian tata usaha disebut Afdeling B. Dengan Keputusan Presiden RI Nomor 131 tahun 1957, Kementrian Ekonomi dipecah menjadi Kementrian Perdagangan dan Kementrian Perindustrian. Untuk selanjutnya Keputusan Presiden RI Nomor 172 tahun 1957, terhitung sejak tanggal 1 Juni 1957 KPS diubah menjadi Biro Pusat Statistik dan Urusan Statistik.

3.1.4 Masa Orde Baru sampai Sekarang

Pada pemerintahan Orde Baru, khususnya untuk memenuhi kebutuhan perencanaan dan evaluasi pembangunan, untuk mendapatkan statistic yang handal, lengkap, tepat, akurat dan terpercaya mulai diadakan pembenahan organisasi Biro Pusat Statistik. Lewi Syahputra : Menentukan Regresi Linier Berganda Untuk Pendapatan Domestik Regional Bruto PDRB Di Deli Serdang, 2008. USU Repository © 2009 Dalam masa orde baru ini Badan Pusat Statistik mengalami beberapa kali perubahan Struktur organisasi. 1. Peraturan Pemerintah nomor 16 tahun 1986 tentang organisasi BPS 2. Peraturan pemerintah nomor 6 tanun 1998 tentang organisasi BPS 3. Peraturan Pemerintah nomor 2 tahun 1992 tentang kedudukan , tugas dan fungsi, susunan dan tata kerja Biro Pusat Statistik. 4. UU nomor 16 tahun 1997 tentang statistic. 5. Keputusan presiden RI nomor 86 tahun 1998 tentang Badan Pusat Statistik. 6. Keputusan kepala BPS nomor 100 tahun 1998 tentang organisasi dan tata kerja BPS. 7. Peraturan pemerintah nomor 51 tahun 1999 tentang penyelenggaraan statistik. Tahun 1968 ditetapkan peraturan pemerintah nomor 16 tahun 1968, yaitu yang mengatur organisasi dan tata cara di pusat dan di daerah. Peraturan pemerintah nomor 6 tahun 1980 tentang organisasi sebagai penggati peraturan pemerintah nomor 6 tanun 1968. Berdasarkan peraturan pemerintah nomor 6 tahun 1980 di tiap perovinsi terdapat perwakilan BPS. Pada tanggal 17 juni 1998 dengan keputusan Presiden nomor 86 tahun 1998 ditetapkan Badan Pusat Statistik, sekaligus mengatur tata kerja dan struktur organisasi BPS yang baru.

3.1.5 Visi dan Misi Badan Pusat Statistik

a. Visi Badan Pusat Statistik Badan Pusat Statistik mempunyai visi menjadikan informasi statistic sebagai tulang punggung informasi pembangunan nasional dan regional, didukung Lewi Syahputra : Menentukan Regresi Linier Berganda Untuk Pendapatan Domestik Regional Bruto PDRB Di Deli Serdang, 2008. USU Repository © 2009 sumber daya manusia yang berkualitas, ilmu pengetahuan dan teknologi informasi yang mutahir. b. Misi Badan Pusat Statistik Untuk menunjang pembangunan nasional, Badan Pusat Statistik mengemban misi mengarahkan pembangunan ststistik dan penyajian data ststistik yang bermutu dan handal, efektif dan efisien, peningkatan kesadaran masyarakat akan arti dan kegunaan ststistik dan pengembangan ilmu pengetahuan statistik.

3.1.6 Program Pengembangan Statistik

Untuk mewujudkan pembangunan ststistik, Badan Pusat Statistik membagi kedalam 4 empat kelompok, yaitu : 1. Program penyempurnaan dan pengembangan statistik 2. Program penyempurnaan system informasi 3. Program pendidikan dan pelatihan aparatur Negara 4. Program peningkatan sarana dan prasarna aparatur Negara

3.2 Ruang Lingkup Kegiatan Badan Pusat Statistik