Sifat-sifat Termal Analisis Spektroskopi Inframerah.

Ronito Sitorus : Sifat Fisis Dan Kimia Dari Campuran Antara Epoksiprena Dengan Polipropilena Dan Metil Metakrilat, 2009. USU Repsoitory © 2009 5 mm 20 mm 50 mm Gambar 2.6. Spesimen uji tarik dan kemuluran Pada pengujian diperoleh tegangan dan regangan dari bahan uji. Pertambahan panjang ∆l yang terjadi akibat beban tarikan yang diberikan pada sampel uji, sedangkan regangan adalah perbandingan antara pertambahan panjang dengan panjang mula- mula atau secara sistematik dituliskan sebagai berikut: 100 100 x lo stroke x lo lo l = − = ε ............................................. pers. 2.1 Dimana : : regangan l-lo : pertambahan panjang lo : panjang mula-mula l : Panjang akhir Sedangkan tegangan diperoleh dengan membagi beban dengan luas penampang lintang mula-mula, atau secara sistematik ditulis: Ao F maks = σ ................................................................................ pers. 2.2 Dengan: = tegangan maksimum F maks = load KgF Ao = ketebalan spesimen x lebar spesimen

2.9 Sifat-sifat Termal

Sifat bahan polimer sangat berubah oleh perubahan temperatur. Hal ini disebabkan karena termal akan merubah pergerakan molekul dan mengubah struktur bila Ronito Sitorus : Sifat Fisis Dan Kimia Dari Campuran Antara Epoksiprena Dengan Polipropilena Dan Metil Metakrilat, 2009. USU Repsoitory © 2009 temperatur bahan polimer naik, sehingga pergerakan molekul menjadi aktif ke transisi yang menyebabkan modulus elastis dan kekerasannya rendah, sedangkan tegangan lebih kecil dan perpanjangannya lebih besar. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketahanan panas suatu bahan polimer yaitu keadaan lingkungan, bentuk bahan, macam dan jumlah bahan pengisi dan adanya bahan penstabil. Sifat-sifat termal polimer termasuk titik lebur kristal, suhu transisi gelas, daya nyala dan stabilitas panas. Suhu peleburan dan transisi gelas mewakili perubahan- perubahan morfologis sedangkan daya nyala dan stabilitas panas dikaitkan dengan perbahan kimiawi. Pada umumnya informasi sifat termal sampel dapat diperoleh dari data perubahan bobot, suhu, entalpi selama pemanasan, sehingga metode analisis termal terdiri dari TGA-DTA atau TGA-DSC. Dalam ananlisis termogravimetri TGA diamati perubahan bobot dari sampel selama kenaikan suhu dengan laju tetap. Karena itu dengan analisis ini dapat diperoleh informasi kehilangan bobot karen penguapan dekomposisi, atau mungkin pertambahan bobot karena pengikatan molekul gas dari atmosfir. Wirjosentono, 1987

2.10 Analisis Spektroskopi Inframerah.

Dua variasi instrumental dari spektroskopi inframerah IR yaitu metode dispertif yang memiliki prisma atau kisi untuk mendispersikan radiasi R dan metode Fourier Transform FT yang menggunakan prinsip interferometri. Kelebihan-kelebihan dari FT-IR mencakup persyaratan ukuran sampel yang kecil, perkembangan spektrum yang cepat. Karena instrumen ini memiliki komputer yang terdedikasi, kemampuan untuk menyimpan dan memanipulasi spektrum. FT-IR bermamfaat dalam meneliti paduan-paduan polimer. Sementara paduan yang tidak dapat bercampur memperlihatkan suatu spektrum IR yang meruapakan superposisi dari spektrum homopolimer, spektrum paduan yang dapat bercampur adalah superposisi dari tiga komponen, dua spektrum homopolimer dan satu spektrum interaksi yang timbul dari interaksi kimia atau fisika antara homopolimer. Stevens,M, 2001. Ronito Sitorus : Sifat Fisis Dan Kimia Dari Campuran Antara Epoksiprena Dengan Polipropilena Dan Metil Metakrilat, 2009. USU Repsoitory © 2009 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Peralatan dan Bahan