MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TEMBAKAU DELI
7
II.3 Metode II.3.1 Pendekatan Masalah
Adapun pendekatan perancangan yang dapat dilakukan untuk pemecahan masalah perancangan ini adalah :
Studi banding Literatur dengan melakukan pendekatan permasalahan
dan kasus yang memiliki kesamaan dalam proyek sejenis maupun tema dalam judul proyek ini yang diambil dari berbagai sumber
seperti buku, internet, media cetak dan lainnya dan sumber-sumber yang dianggap penting.
Survey lapangan, survey langsung ke lokasi dilakukan untuk
mendapatkan data-data yang akurat dari data-data yang didapat di lokasi tersebut.
II.3.2 Asumsi
Lingkup dan batasan digunakan dalam menentukan sejauh mana kajian yang akan dilakukan. Lingkup dan batasan dalam perancangan
ini adalah :
Kawasan difungsikan sebagai Kawasan Wisata Buatan.
Salah satu Kawasan yang menjadi titik revitalisasi oleh Pemerintah
Lokasi yang menjadi lingkup pembahasan dalam Perancangan Arsitektur VI ini adalah Kecamatan Labuhan Deli, Medan, Sumatera
Utara dengan batasan wilayah ± 8,2 Ha.
Universitas Sumatera Utara
MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TEMBAKAU DELI
8
Faktor pembiayaan, terkait dengan faktor kepemilikan. Dalam hal ini,
pemilik proyek diasumsikan pihak pemerintah daerah Kota Medan yang telah dijual kepada pihak swasta.
Masalah sosial, budaya dan ekonomi dalam kasus ini tidak dibahas
secara mendalam.
Pembahasan dibatasi pada masalah-masalah yang berada dalam lingkup disiplin ilmu arsitektur, sedangkan hal-hal diluar pemikiran
arsitektur apabila dianggap berperan dalam menemukan faktor-faktor perencanaan akan diusahakan untuk membahasnya dengan asumsi-
asumsi, pemikiran-pemikiran, studi banding pada bangunan sejenis dengan melihat perkembangan teknologi serta menggunakan logika
sederhana sesuai dengan kemampuan yang ada.
Asumsi Fisik
Lahan milik Pemerintah, dan dikelola oleh Pihak Swasta.
Pelebaran jalan pada Gang Melati menjadi 12 Meter
Kondisi fisik sungai Deli dalam keadaan baik, bersih dan jernih
Zona tengah Kawasan adalah Plaza
II.3.3 Lingkup dan Batasan Perancangan
Adapun pendekatan perancangan yang dapat dilakukan untuk pemecahan masalah perancangan ini adalah :
Pemilihan lokasi, lokasi yang dipilih adalah kawasan pemeraman
Tembakau Deli EKS.PTPN II Medan.
Universitas Sumatera Utara
MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TEMBAKAU DELI
9
Studi banding dengan melakukan pendekatan permasalahan dan kasus
yang memiliki kesamaan dalam proyek sejenis maupun tema dalam judul proyek ini yang diambil dari berbagai sumber seperti buku,
internet, media cetak dan lainnya dan sumber-sumber yang dianggap penting.
Survey lapangan, survey langsung ke lokasi dilakukan untuk
mendapatkan data-data yang akurat dari data-data yang didapat di lokasi tersebut.
Universitas Sumatera Utara
MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TEMBAKAU DELI
10
BAB III DESKRIPSI PERANCANGAN KAWASAN
III.1 Judul
Adapun judul dari kasus Perancangan Arsitektur VI ini adalah “Kawasan Wisata Sejarah Tembakau Deli”.Berikut merupakan penjelasan
terhadap judul kasus: •
Kawasan wisata adalah suatu tempat atau keadaan alam yang memiliki sumber daya wisata yang dibangun dan dikembangkan sehingga
mempunyai daya tarik dan diusahakan sebagai tempat yang dikunjungi wisatawan SK. MENPARPOSTEL No.: KM. 98 PW.102 MPPT-87.
• Sejarah adalah bentuk penggambaran pengalaman kolektif di masa lalu,
dan pengungkapannya dapat dilakukan melalui aktualisasi dan penetasan pengalaman masa lalu Sartono Kartodirjo.
• Tembakau Deli adalah tembakau terbaik yang terkenal hingga tingkat
mancanegara dengan masa kejayaan pada abad ke-19 Departemen Pertanian, 1994.
Berdasarkan pengertian di atas maka Kawasan Wisata Sejarah Tembakau Deli adalah suatu kawasan yang bertujuan untuk menghidupkan
kembali sumber daya wisata berupa nilai historis Tembakau Deli dengan wujud kegiatan pariwisata yang rekreatif dan edukatif.
Universitas Sumatera Utara
MUSEUM DAN PUSAT KOMUNITAS SENI TEMBAKAU DELI
11
III.2 Tema
Tema yang digunakan dalam Perancangan Kawasan Wisata Sejarah Tembakau Deli adalah Arsitektur Kontekstual. Arsitektur Kontekstual berasal