Landasan Pengelolaan dan Legalitas

3. Landasan Pengelolaan dan Legalitas

Tujuan pembangunan Indonesia adalah mencapai masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Masyarakat seperti ini akan tercapai dengan dihapuskannya kemiskinan lewat peningkatan pendapatan nasional perkapita, perluasan kesempatan kerja, dan redistribusi pendapatan yang lebih merata. Usaha pembangunan ekonomi harus selalu berlandaskan Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945 dan Trilogi Pembangunan. Trilogi pembangunan yang berupa pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya yang menuju pada terciptanya keadilan bagi seluruh rakyat, pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan stabilitas nasional yang sehat dan dinamis, selalu menjadi landasan kebijaksanaan pembangunan sejak Pelita I, walaupun dengan urutan prioritas yang berbeda. Landasan hukum Anggaran negara tercantum dalam pasal 23 Undang- Undang Dasar 1945 pasal 23 ayat 1 yang berbunyi: “Setiap tahun Pemerintah mengajukan anggaran pendapatan dan belanja kepada Dewan Perwakilan Rakyat. Apabila Dewan Perwakilan Rakyat tidak menyetujui anggaran yang diusulkan Pemerintah, maka Pemerintah menjalankan anggaran tahun yang lalu.” Dan telah direvisi dalam Undang-Undang 1945 Amandemen Keempat, yaitu: a. Pasal Pasal 23 ayat 1 yang berbunyi “Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagai wujud dari pengelolaan keuangan negara ditetapkan setiap tahun dengan Undang-Undang dan dilaksanakan secara terbuka dan bertanggungjawab untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat” . b. Pasal 23 ayat 2 yang berbunyi “Rancangan Undang-Undang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara diajukan oleh Presiden untuk dibahas bersama Dewan Perwakilan Rakyat dengan memperhatikan Dewan Perwakilan Daerah”. c. Pasal 23 ayat 3 yang berbunyi “Apabila Dewan Perwakilan tidak menyetujui rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara yang diusulkan oleh Presiden, Pemerintah menjalankan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun yang lalu ” B. Sumber Penerimaan dan Pengeluaran Negara 1. Penerimaan Negara Penerimaan Negara diartikan sebagai penerimaan pemerintah dalam arti yagn seluas-luasnya yaitu yang meliputi penerimaan pajak, penerimaan yang diperoleh dari hasil penjualan barang dan jasa yang dimiliki dan dihasilkan oleh pemerintah, pinjaman pemerintah, mencetak uang dan sebagainya. 7 Sumber-sumber penerimaan Negara meliputi : a Pajak, b Retribusi, c Pencetakan uang kertas, d pinjaman, dan e Hadiah. 8 7 M. Suparmoko. Keuangan Negara : Dalam Teori dan Praktek. Yogyakarta : BPFE. 2000. h. 8 Yuswar Zainul Basri, Mulyadi Subri. Keuangan Negara dan Analisis Kebijakan Utang Luar Negeri . h. 43 Pengertian pajak adalah Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang —sehingga dapat dipaksakan— dengan tiada mendapat balas jasa secara langsung. Pajak dipungut penguasa berdasarkan norma-norma hukum guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa kolektif untuk mencapai kesejahteraan umum. Sedangkan pengertian retribusi adalah suatu pembayaran dari rakyat kepada pemerintah dimana terdapat balas jasa yang secara langsung diterima dengan adanya pembayaran retribusi tersebut. 9 Terdapat bermacam-macam batasan atau definisi tentang pajak yang dikemukakan oleh para ahli diantaranya adalah : Menurut Adriani, pajak adalah iuran masyarakat kepada negara yang dapat dipaksakan yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan umum undang-undang dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan. Menurut Rochmat Soemitro pajak adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan undang- undang yang dapat dipaksakan dengan tiada mendapat jasa timbal kontra prestasi yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum. 10 9 Yuswar Zainul Basri, Mulyadi Subri. Keuangan Negara dan Analisis Kebijakan Utang Luar Negeri . h. 43 10 Departemen Keuangan Republik Indonesia Badan Pendidikan Dan Pelatihan Keuangan Negara. “Perpajakan BElanja Negara”. 2008. h. 4 Definisi tersebut kemudian dikoreksinya yang berbunyi sebagai berikut: Pajak adalah peralihan kekayaan dari pihak rakyat kepada Kas Negara untuk membiayai pengeluaran rutin dan surplusnya digunakan untuk public saving yang merupakan sumber utama untuk membiayai public investment. Sedangkan menurut Sommerfeld Ray M., Anderson Herschel M., Brock Horace R, pajak adalah suatu pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintah, bukan akibat pelanggaran hukum, namun wajib dilaksanakan, berdasarkan ketentuan yang ditetapkan lebih dahulu, tanpa mendapat imbalan yang langsung dan proporsional, agar pemerintah dapat melaksanakan tugas-tugasnya untuk menjalankan pemerintahan 11 Pajak merupakan sumber penerimaan Negara yang terbesar. Oleh karena itu pajak memiliki 2 fungsi, yaitu fungsi Budgetair dan fungsi Regulerend. Fungsi budgetair dimaksudkan bahwa pajak dijadikan sebagai penerimaan negarapemerintah yang digunakan untuk membiayai pengeluaran- pengeluaranbelanja pemerintah. Sedangkan untuk fungsi regulerend yaitu pajak berfungsi untuk mengatur atau melaksanakn kebijakan pemerintah dibidang sosial dan ekonomi. Sebagai contoh, tarif pajak ekspor ditetapkan 0 dimaksudkan agar produk ekspor Indonesia dapat bersaing di pasar dunia, serta 11 Gusfahmi. “ Peran Pajak Bagi Negara ”.Artikel diakses pada 4 Oktober 2009 dari : http:yahooAnswer pajakFungsi pajak.htm. pajak yang dikenakan untuk minuman keras yang tinggi dimaksudkan untuk mengurangi konsumsi minuman keras. 12 Ada lima prinsip dalam kaitannya dengan pengenaan pajak yaitu : 13 a Prinsi KesamaanKeadilan equity b Prinsip Kepastian certainty c Prinsip KecocokanKelayakan convenience d Prinsip Ekonomi economy e Prinsip Ketepatan adequate Disamping prinsip-prinsip tersebut diatas, guna menuju sistem perpajakan yang baik, ada pendekatan lain yaitu : 14 1 Ability to Pay Approach Pendekatan ini sering pula disebut dengan prinsip kemampuan membayar atau berdasarkan atas daya pikul seorang wajib pajak. Artinya seorang wajib pajak akan dikenai beban pajak sesuai dengan kemampuannya untuk membayar pajak. 2 Benefit Approach Pendekatan ini mengandung arti bahwa prinsip pengenaan pajak didasarkan atas manfaat yang diterima oleh seorang wajib pajak dari pembayaran pajak itu kepada pemerintah. 12 Departemen Keuangan Republik Indonesia Badan Pendidikan Dan Pelatihan Keuangan Negara. “Perpajakan Belanja Negara”. 2008. h. 5 13 Yuswar Zainul Basri, Mulyadi Subri. Keuangan Negara dan Analisis Kebijakan Utang Luar Negeri . h.44-45 14 Ibid. Kedua pendekatan tersebut diatas adalah berdasarkan atas prinsip kesamaan equity dimana prinsip kemanfaatan benefit principle berdasarkan atas kesamaan manfaat yang diterima oleh wajib pajak sesuai dengan pajak yang dibayarnya, sedangkan prinsip kemampuan membayar ability to pay principle berdasarkan atas kesamaan pengorbanan yang sesuai dengan kemampuan seorang wajib pajak untuk membayar pajak. Sumber penerimaan Negara lainnya adalah pinjaman.Pinjaman ini dapat berasal dari luar negeri maupun dari dalam negeri. Pada umumnya Negara- negara sedang berkembang mengandalkan pembiayaan pembangunannya sebagian besar berasal dari pinjaman luar negeri. Hadiah merupakan sumber dana yang dapat berasal dari swasta kepada pemerintah dan dapat pula terjadi pemerintah suatu Negara kepada pemerintah Negara lain. Penerimaan Negara dari sumber ini sifatnya volunteer tanpa balas jasa, baik langsung maupun tidak langsung. 15

2. Pengeluaran Negara