Anggaran Pendidikan Belanja Pemerintah

Oleh karena itu, pembahasan mengenai kebijakan belanja pemerintah, penulis memfokuskan analisis pada sektor pendidikan, kesehatan dan infrastruktur.

a. Anggaran Pendidikan

Pada bulan Agustus 2008 pemerintah, atas paksaan keputusan Mahkamah Konstitusi tanggal 13 Agustus 2008 yang mewajibkan alokasi 20 APBN untuk pendidikan sesuai dengan amanat konstitusi, telah mulai melakukannya pada APBN 2009. Dalam pidato kenegaraan 15 Agustus 2008, Presiden SBY menyatakan pemerintah mengalokasikan 20 dana dari RAPBN 2009 yang untuk pertamakalinya melampaui angka Rp. 1 kuadraliun Rp. 1.122.200.000.000.000 dana yang disediakan untuk pendidikan mencapai Rp. 224 triliun. Presiden juga menyatakan tambahan dana itu akan dimanfaatkan Departemen Pendidikan Nasional dan Departemen Agama dalam menuntaskan program wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun; merehabilitasi gedung sekolah serta membangun puluhan ribu kelas dan ribuan sekolah baru; meneruskan bantuan operasional sekolah melalui Pemda; serta menambah gaji dan kesejahteraan guru agar pendapatan terendah seorang guru mencapai Rp. 2 juta per bulan. Dalam APBN 2009 yang disahkan DPR, nilai total belanja pada APBN diciutkan menjadi Rp. 1.037,1 triliun, namun dana untuk pendidikan tetap diaolaksikan 20 Rp. 207,4 triliun. 33 Meskipun di nilai belum mencukupi oleh sejumlah kalangan, perubahan ini merupakan keputusan besar yang patut diapresiasi, karena dilakukan ketika kondisi keuangan negara masih terbatas sehingga sebagai konsekuensinya ambang defisit anggaran dinaikkan menjadi 1,9 sebelumnya 1,5 dan tambahan utang dalam negeri terpaksa diadakan. Dalam soal alokasi dana APBN, pemerintah tampaknya memang sudah memberikan usaha maksimal. ini dapat dilihat pada kecenderungan anggaran Pendidikan yang terus meningkat dari tahun ke tahun. lihat grafik IV. 1 Dengan tercapainya alokasi peningkatan anggaran untuk bidang pendidikan, maka tibalah saatnya utnuk melakukan reorientasi pendidikan dengan lebih mementingkan sisi output dari pada input. Sisi input seperti jumlah anggaran, jumlah sekolah dan jumlah guru, sedikit banyak sudah dipenuhi. 33 Faisal Basri, Haris Munandar. Lanskap Ekonomi Indonesia. Kajian dan Renungan Terhadap Masalah-masalah Struktural, Transformasi Baru, dan Prospek Perekonomian Indonesia . h 119 Sumber : Departemen Keuangan RI Melalui orientasi baru yang lebih memerhatikan sisi output, kita harus mulai berpikir bagaimana dengan dana dan sumber daya yang ada di kita dapat meningkatkan kualitas dan hasil kegiatan belajar-mengajar agar siswa dari semua tingkatan tidak sekedar menghabiskan waktu sekian lama di sekolah, melainkan benar-benar mendapatkan suatu bekal hari depannya. Penambahan anggaran pendidikan secara signifikan sejak tahun 2009 hendaknya dimanfaatkan sebagai momentum utnuk melakukan berbagai perbaikan substantife yang berorientasi pada output pendidikan. Disisi lain, pengawasanpun harus ditingkatkan agar anggaran pendidikan yang demikian besar dapat efektif karena penambahan anggaran dalam waktu bersamaan juga memperbanyak lahan korupsi potensial baru. Semoga pula penambahan anggaran pendidikan ini dapat meringankan beban masyarakat dalam menyekolahkan anak-anaknya, karena gaji guru, keperluan operasional sekolah, dan buku-buku secara bertahap sudah menjadi tanggungan pemerintah. Semoga masing-masing dari kita selalu ingat bahwa kualits pendidikan sangat menentukan keberhasilan sebuah bangsa.

b. Anggaran Kesehatan