Anggaran Infrastruktur Belanja Pemerintah

dengan alokasi anggaran kesehatan di Indonesia yang rasionya terhadap total anggaran juga terbilang paling rendah di Asia. Berdasarkan data diatas, jelaslah bahwa Indonesia harus memberikan perhatian yang lebih besar dan serius lagi untuk memperbaiki kondisi kesehatan pada umumnya. Penambahan pos anggaran kesehatan yang selama ini dilakukan ternyata masih belum cukup untuk menjawab berbagai tantangan dibidang kesehatan. Krena Kesehatan merupakan salah satu Kebutuhan Primer atau hajjiyat bagi masyarakat. Dimana negara wajib memenuhinya.

c. Anggaran Infrastruktur

Infrastruktur merupakan penentu kelancaran dan akselerasi pembangunan. Tersdianya fasilitas infrastruktur akan merangsang pemabangunan disuatu daerah atau negara. Semakin cepat dan besar pembangunan ekonomi yang hendak digerakkan semakin banyak infrastruktur yang diperlukan. Tanpa ketersediaan infrastruktur yang memadai dapat dipastikan suatu kegiatan ekonomi atau pembangunan pada umumnya akan berjalan tersendat-sendat. Dalam berbagai literature kita telah ketahui bahwa infrastruktur memiliki sifat eksternalitas positif yang tinggi. Artinya, pengadaan suatu infrastruktur akan sangat mempengaruhi secara positif mendukung perkembangan berbagai sektor ekonomi lainnya. Sebaliknya keterbatasan infrastruktur jelaskan mengakibatkan pemanfaatan potensi dan sunber daya ekonomi menjadi tidak optimal, bahkan sulit berkembang hingga ke taraf yang diharapakan. Sampai pada masa SBY-JK. setelah peningkatan anggaran untuk pembangunan infrastruktur belum kunjung meningkat secara memadai. Keterbatasan anggaran itu sendiri, sulit dipungkiri memang diakrenakan minimnya dana yang tersedia. Kemampuan pemerintha sendiri dalam membiayai pembangunan infrastruktur kian lama kian terbatas. Berikut ini data mengenai kebutuhan dana untuk infrastruktur di Indonesia. TABEL IV. 5 Data Kebutuhan Anggaran Infrastruktur Parsial BUMN BUMD, 2005-2009 BUMNBUMD Kebutuhan Dana miliar rupiah Jasa Marga 85,241 PLN 78,957 Perum Perumnas 12,529 Kereta Api Indonesia 27,488 Gas Negara 40,672 Angkasa Pura I 3,517 Angkasa Pura II 7,732 Pelindo I 1,862 Pelindo II 9,710 Pelindo III 2,281 Pelindo IV 3,627 PDAM 25,940 Perum Jasa Tirta I 280 Perum Jasa Tirta II 6,057 TOTAL 305,893 Sumber : Faisal Basri, Haris Munandar. Lanskap Ekonomi Indonesia. h. 135 Berdasarkan kecenderungan dan data yang tesedia, selama kurun waktu 2005-2009 dibutuhkan anggaran pembangunan infrstruktur sebesar US 145 miliar Rp. 1,303 triliun yang 1,2 kali lebih besar dari pada total APBN 2009. Jumlah ini diluar kebutuhan rekonstruksi Aceh dan wilayah sekitarnya yang terlanda bencana dahsyat Tsunami 2004 yang mencapai US 1,5 miliar, yang dananya sudah diprioritaskan dan sudah disediakan penerintah, disamping donasi internasional. Dari dana tersebut pemerintah hanya bisa menyediakan 17 nya saja, atau sekitar US 25 miliar atau sekitar 225 triliun, berdasarkan kurs yang berlaku pada saat penyusunan program. 35 Salah satu ciri kebijakan fiskal di Masa Rasul yang diungkap oleh Adiwarman terkait dengan prinsip pengeluaran, yakni, Infrastuktur merupakan hal yang sangat penting dan mendapat perhatian dan porsi besar. Pada zaman Rasulullah SAW pembangunan infastruktur berupa pembangunan sumur umum, pos, jalan raya , dan pasar. Pembangunan infrastruktur ini diikuti oleh para sahabat, bahkan Khlifah Umar bin Khattab r.a menginstruksikan kepada gubernurnya di Mesir untuk membelanjakan minimal 13 dari pengeluaran untuk pembangunan infratruktur.

4. Pembiayaan Utang Negara