Bidang Pengembangan Teknologi Pertahanan dan Keamanan Bidang Pengembangan Teknologi Kesehatan dan Obat

c. Bidang Pengembangan Teknologi dan Manajemen Transportasi

Modal dasar yang perlu dijaga dan dikembangkan adalah infrastruktur yang telah tersedia seperti kesiapan sarana dan prasarana yang telah tersedia. Di samping itu juga sumber daya manusia dalam mendukung pengembangan teknologi yang tersebar Lembaga Litbang dan Universitas serta Industri nasional baik yang kecil maupun besar yang merupakan wahana transformasi IPTEK.

d. Bidang Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi

Modal dasar yang perlu dikembangkan dan dipertahankan pada produksi TIK antara lain adalah : 1. Jumlah tenaga kerja yang cukup besar, terampil dan berpengalaman; 2. Adanya industri besar di bidang TIK sudah melakukan investasi di Indonesia IBM, Oracle, Micrsosoft, SUN Microsystems, INTEL, dll; 3. Terbentuknya pengelompokan industri TIK yang berpotensi membangun klaster, antara lain: Wilayah Priangan Bandung High Tech Valley BHTV, RICE, dll; RICE Bali; Toba Group; Pulau Batam. 4. Industri pendukungkomponen seperti Integrated Circuits IC, Computer Ray Tube CRT, LCD, Hand Phone, Digital Camera, Lensa Digital, Personal Computer Board PCB, Komponen Plastik, Komponen Casting sudah diproduksi dalam negeri; 5. Telah tersedia infrastruktur informasi dan komunikasi, walaupun masih perlu dikembangkan.

e. Bidang Pengembangan Teknologi Pertahanan dan Keamanan

Ketrampilan dan kemampuan dasar peneliti dan industri merupakan modal utama yang harus dijaga dan dikembangkan. Selain itu, semangat kemandirian perlu dijaga terus, tentunya juga menggunakan produk-produk dalam negeri. Tidak perlu merasa ketinggalan dan kecil hati, karena untuk teknologi hankam, sepanjang waktu akan selalu banyak hambatan-hambatan. Oleh karena itu, hanya dengan cara tersebut dan semangat nasionalis kemampuan suatu industri dapat meningkat dan dapat berkontribusi lebih banyak lagi terhadap negara. 14

f. Bidang Pengembangan Teknologi Kesehatan dan Obat

Pembangunan obat masa depan yang diarahkan kepada pengembangan obat herbal, dengan target obat herbal terstandar OHT dan fitofarmaka adalah pilihan yang benar, mengingat kekayaan sumberdaya alam Indonesia yang sangat besar, terbesar kedua dunia setelah Brazil. Selain itu, dengan kemajuan spektakuler dalam bidang bioteknologi pascagenomik, terjadi perubahan arah secara besar- besaran dalam bidang industri farmasi, dari industri berbasis sintesis kimia ke arah industri berbasis bioteknologi. Melalui teknologi ini, obat dan sediaan farmasi berbasis protein rekombinan berupa vaksin, diagnostik, antibodi, hormon dan enzim yang merupakan senyawa yang mempunyai nilai tinggi dengan volume kecil dapat diproduksi. Untuk itu, Indonesia harus memprioritaskan aplikasi bioteknologi untuk memenuhi kebutuhan obat. 15

BAB III KEBIJAKAN PENELITIAN, PENGEMBANGAN, DAN PENERAPAN IPTEK

TAHUN 2005-2025 3.1. Bidang Ketahanan Pangan 3.1.1. Visi dan Misi Dengan memperhatikan visi pembangunan Iptek, visi pembangunan Iptek bidang ketahanan pangan dideklarasikan sebagai berikut: “Teraktualisasikannya peran ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pembangunan ketahanan pangan untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat yang berkelanjutan” Makna yang terkandung dalam visi ini adalah bahwa tujuan akhir dari seluruh kegiatan Iptek pangan adalah untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan ketahanan pangan merupakan salah satu pilar penopang kesejahteraan masyarakat, di mana peran ilmu pengetahuan dan teknologi harus diposisikan secara nyata dalam setiap kegiatan pembangunan ketahanan pangan. Misi yang diemban dalam rangka mewujudkan Visi Iptek Pangan adalah untuk mengaktualiasikan peran Iptek demi terwujudnya kesejahteraan masyarakat dengan: 1. Mengembangkan teknologi budidaya tanaman, ternak, dan ikan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pangan masyarakat; 2. Meningkatkan keragaman jenis pangan melalui eksplorasi dan pengembangan teknologi uji kelayakan dan pengolahan pangan baru; 3. Mengembangkan teknologi panen dan pascapanen untuk minimalisasi kehilangan hasil, maksimalisasi rentang waktu ketersediaan, diversifikasi jenis pangan olahan, peningkatan kualitas, dan keamanan pangan yang berbasis pada komoditas yang dihasilkan masyarakat; 16