3.4.3. Kerangka Riset dan Pengembangan TIK a. Kerangka Kebijakan Program Riset dan Pengembangan TIK
Kerangka riset dan pengembangan TIK mencakup kebijakan-kebijakan sebagai berikut:
1.
Riset dan Pengembangan Infrastruktur Informasi yang disusun untuk
dapat menyiapkan infrastruktur informasi yang diperlukan untuk menghubungkan semua komponen bangsa dalam satu jaringan informasi
dengan biaya terjangkau. 2.
Riset dan Pengembangan Aplikasi Sistem Informasi yang disusun untuk
dapat menghasilkan aplikasi sistem informasi yang banyak dibutuhkan oleh organisasi di Indonesia baik untuk keperluan transaksional maupun
pengambilan keputusan. 3.
Riset dan Pengembangan Kandungan Informasi yang diperlukan untuk
menghasilkan kandungan informasi dan pengetahuan khas Indonesia sehingga dihasilkan produk-produk content yang mampu bersaing di pasar
internasional.
b. Kerangka Kebijakan Pendukung Riset dan Pengembangan TIK
Kebijakan yang diperlukan untuk memberikan dukungan terhadap kegiatan riset dan pengembangan TIK di Indonesia dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
1. Kerangka Kebijakan Penyiapan SDM dan Kelembagaan TIK: untuk
memberikan dukungan terhadap kebutuhan sumber daya manusia serta lembaga-lembaga yang terkait seperti pusat penelitian dan pelatihan,
kurikulum, sertifikasi, zona TIK dan sebagainya.
2. Kerangka Kebijakan Penyiapan Regulasi dan Standarisasi TIK: untuk
memotivasi pelaksanaan riset dan pengembangan dalam bidang TIK diperlukan keberpihakan terhadap pihak-pihak yang melakukan riset dan
pengembangan TIK.
71
3.4.4. Arah Kebijakan Riset dan Pengembangan TIK
Kebijakan riset dan pengembangan TIK diarahkan pada:
1. Substitusi Impor. Riset dan pengembangan pertama kali harus dilakukan
diprioritaskan untuk menghasilkan produk-produk TIK yang banyak dibutuhkan di dalam negeri yang sementara ini masih harus diimpor dari luar.
2. Bagian dari Rantai Produksi Global: riset dan pengembangan TIK
diarahkan pada pembuatan komponen atau add-on dari sistem semacam itu.
3. Berbasis Sumberdaya Resource Based: menggunakan semaksimal
mungkin sumberdaya yang ada di Indonesia.
4. Bertumpu pada Modal Pengetahuan: menggunakan modal pengetahuan
lebih banyak dari pada modal finansial.
5. Mulai dari Integrasi Tingkatan Sistem: menggabungkan sejumlah sistem
yang telah tersedia di pasar untuk menghasilkan sebuah supersistem dengan kemampuan khas yang lebih banyak dibutuhkan tetapi belum tersedia di pasar
sebagai suatu produk siap kirim.
6. Menggunakan Pendekatan Riset-Integrasi-Pengembangan: hasil riset
harus dicari bagaimana integrasinya dengan sistem atau teknologi yang telah terlebih dahulu dipergunakan sebagai platform sebelum dilakukan
pengembangan lanjutannya.
7. Menyesuaikan dengan Kondisi Pengguna ditujukan pada pemenuhan
kebutuhan lokal yang berarti harus disesuaikan dengan karakteristik lokal. Karakteristik lokal tersebut untuk Indonesia mencakup lingkungan yang tidak
ramah panas, debu, lembab, pengguna yang belum terdidik dan berdaya beli rendah, tidak memiliki aliran listrik, dan sebagianya.
8. Pendukung Bidang Iptek Lain: riset dan pengembangan TIK tidak dapat