dalam Amandemen IV UUD 1945 Pasal 31 ayat 5 yang menyatakan bahwa ”Pemerintah wajib memajukan Iptek dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama
dan persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia”. Pernyataan tersebut selanjutnya dituangkan dalam Undang-Undang
Nomor 18 tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Iptek. Dalam rangka melaksanakan amanat tersebut, pemerintah wajib
merumuskan arah, prioritas, dan kerangka kebijakan pembangunan Iptek yang dituangkan dalam Jaktranas Iptek 2005-2009. Buku Putih Penelitian,
Pengembangan, dan Penerapan Iptek melengkapi Jakstranas tersebut dalam bentuk argumentasi akademik tetang kemauan politik pembangunan Iptek dalam
Jaktranas.
1. 2. Maksud dan Tujuan
Buku Putih Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Iptek Tahun 2005-2025 ini dimaksudkan untuk menjadi pedoman bagi lembaga litbang, industri dan
pengguna Iptek di bidang yang terkait. Adapun tujuan Buku Putih ini adalah memberikan arah bagi kegiatan penelitian, pengembangan, dan penerapan Iptek
yang dilaksanakan oleh lembaga penelitian, perguruan tinggi dan industri, sehingga diperoleh penguasaan Iptek yang mengalir menjadi produk-produk untuk
mendukung kebutuhan nasional dalam rangka meningkatkan daya saing dan mewujudkan kemandirian bangsa.
1.3. Cakupan dan Ruang Lingkup
Buku Putih Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Iptek Tahun 2025 mencakup 6 enam bidang prioritas pembangunan Iptek yang merupakan bagian
tak terpisahkan dari Buku Putih ini, yaitu: a.
Buku Putih Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Iptek Bidang Ketahanan Pangan;
b. Buku Putih Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Iptek Bidang Sumber Energi Baru dan Terbarukan untuk Mendukung Keamanan
Ketersediaan Energi Tahun 2025; c. Buku Putih Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Iptek Bidang
Teknologi dan Manajemen Transportasi; d. Buku Putih Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Iptek Bidang
2
Teknologi Informasi dan Komunikasi; e. Buku Putih Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Iptek Bidang
Pertahanan dan Keamanan; f. Buku Putih Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Iptek Bidang
Kesehatan dan Obat. Ruang lingkup Buku Putih Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Iptek
Tahun 2005-2025 ini adalah sebagai berikut: a. Kondisi Lingkungan Strategis dan Tantangan Ke Depan;
b. Kebijakan Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Iptek Tahun 2005-2025.
1.4. Landasan Hukum
Landasan hukum penyusunan Buku Putih Penelitian, Pengembangan, dan Penerapan Iptek Tahun 2025 ini adalah:
1. UUD 1945 Amandemen IV; 2. UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan;
3. UU Nomor 7 Tahun 1996 tentang Pangan; 4. UU Nomor 2 Tahun 2002 tentang POLRI;
5. UU Nomor 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara; 6. UU Nomor 18 Tahun 2002 tentang Sistem Nasional Penelitan,
Pengembangan dan Penerapan Iptek; 7. UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
8. UU Nomor 25 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah; 9. UU Nomor 34 Tahun 2004 tentang TNI;
10. UU Nomor 36 Tahun 1999 tentang Telekomunikasi; 11. PP Nomor 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan;
12. PP Nomor 20 Tahun 2005 tentang Alih Teknologi Kekayaan Intelektual serta Penelitian dan Pengembangan oleh Perguruan Tinggi dan Lembaga
Penelitian dan Pengembangan; 13. Inpres Nomor 4 Tahun 2003 tentang Pengkoordinasian Perumusan dan
Pelaksanaan Kebijakan Strategis Pembangunan Nasional Iptek; 14. Inpres Nomor 1 Tahun 2006 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Bahan
Bakar Nabati Biofuel sebagai Bahan Bakar Lain;
3
15. Inpres Nomor 2 Tahun 2006 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Batu Bara yang Dicairkan sebagai Bahan Bakar Lain;
16. Perpres Nomor 7 Tahun 2005 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2004-2009;
17. Perpres Nomor 5 Tahun 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional 2025.
4
BAB II KONDISI LINGKUNGAN STRATEGIS DAN TANTANGAN KE DEPAN
2.1. Kondisi Saat Ini
Kondisi 6 bidang prioritas saat ini merupakan cerminan permasalahan yang terjadi pada masyarakat, yaitu rendahnya kemampuan IPTEKNAS dan kontribusinya
terhadap sektor riil. Identifikasi ini diperlukan untuk lebih memfokuskan strategi penyelesaian masalah yang akan dilakukan. Untuk setiap bidang permasalahan
yang dihadapi mempunyai karakteristik sendiri-sendiri, sehingga tidak ada satupun bidang yang betul-betul mempunyai persoalan yang sama. Secara garis besar
kondisi permasalahan pada 6 bidang prioritas dapat dilihat sebagai berikut :
a. Bidang Pembangunan Ketahanan Pangan
Upaya menuju ketahanan pangan menghadapi beberapa kendala sebagai berikut: 1. Ketersediaan pangan
Beberapa masalah yang terkait dengan ketersediaan pangan, di antaranya adalah kebutuhan pangan masyarakat lebih tinggi dari kapasitas produksi
dalam negeri, pengurangan luas lahan pertanian produktif akibat konversi penggunaan untuk kepentingan non-pertanian, pola konsumsi yang masih
sangat didominasi oleh beras, upaya diversifikasi pangan masih menghadapi keterbatasan pengetahuan dan keterjangkauan, pasokan pangan hingga
tingkat rumah tangga sering terhambat sebagai akibat dari keterbatasan jaringan transportasi, beberapa produk pangan tidak tersedia sepanjang tahun
karena siklus produksi alam jenis komoditas pangan yang dibudidayakan, faktor agroklimat, dan belum berkembangnya agroindustri untuk pengolahan
pengawetannya, masih sering dijumpai produk pangan yang tidak memenuhi standar kesehatan pangan danatau sesuai dengan syarat kehalalannya,
belum semua rumah tangga secara ekonomi mampu memenuhi kebutuhan pangan pokoknya, dan marjin keuntungan usahatani tanaman pangan sangat
kecil, sehingga sangat menghambat motivasi petani untuk meningkatkan produksinya.
5