Dalam pelaksanaan penelitian dan pengembangan produk teknologi pertahanan dan keamanan diperlukan SDM yang berkualitas dan pemberdayaan institusi
litbang dan industri nasional. Untuk pemberdayaan tersebut, pemerintah mendorong dan melindunginya dengan kebijakan yang berpihak pada
penggunaan produk dalam negeri. Dalam upaya meningkatkan kemandirian diperlukan kebijakan yang memacu kemampuan nasional dalam memenuhi
kebutuhan Alutsista dan sarana pendukungnya. Kebijakan ini dituangkan dalam bentuk perencanaan kebutuhan penguasaan teknologi sampai tahun 2025 yang
dikelompokkan sesuai bidang operasionalnya, yaitu kelompok daya gerak, daya tempur, K4I, bekal prajurit, peralatan kepolisian dan perlengkapan khusus.
Kebijakan ketahanan negara disusun dalam suatu format objektif dan rasional, yang mencakup kebijakan penggunaan kekuatan pertahanan, pembangunan
kekuatan pertahanan dan kerjasama pertahanan. Buku Putih diharapkan dijadikan salah satu pedoman penting dalam perencanaan
strategis penelitian dan pengembangan teknologi pertahanan dan keamanan bagi lembaga litbang, perguruan tinggi dan industri dalam rangka mewujukan
kemandirian secara bertahap dalam pemenuhan kebutuhan alutsista, peralatan kepolisian dan sarana pendukungnya.
f. Bidang Pengembangan Teknologi Kesehatan dan Obat
Derajat kesehatan masyarakat Indonesia masih rendah. Hal ini ditandai dengan masih tingginya angka kematian bayi AKB, angka kematian ibu AKI dan masih
besarnya masalah penyakit menular serta penyakit tidak menular. Sejak tahun 1980, prevalensi masalah gizi di Indonesia menurun secara lambat, sehingga
sampai saat ini masíh terdapat lebih dari 100 juta atau sekitar 50 penduduk Indonesia yang menderita berbagai jenis masalah gizi. Keadaan tersebut menjadi
sangat kompleks dengan meningkatnya masalah kegemukan obesitas, kejadian penyakit kronik dan degeneratif.
Di sisi lain, kemampuan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik masih lemah. Mahalnya harga obat sebagai akibat dari ketergantungan
8
impor bahan baku obat yang mencapai 95 dari kebutuhan menyebabkan Indonesia belum dapat mandiri di sektor bahan baku.
2.2 Tantangan
Masa depan merupakan keinginan-keinginan ideal yang harus dipenuhi yang mengarah pada perbaikan keadaan. Untuk mencapai tujuan tersebut, banyak
tantangan-tantangan yang harus dilalui dan semua itu harus disikapi secara positip, yang berarti bahwa diperlukan strategi yang tepat untuk mengatasinya
termasuk mewujudkan masyarakat yang berpengetahuan. Dalam menjawab tantangan terhadap 6 bidang prioritas diperlukan identifikasi terlebih dahulu
mengenai segala macam tantangan tersebut yang selengkapnya dapat dilihat sebagai berikut.
a. Bidang Pembangunan Ketahanan Pangan
Ketersediaan lahan pertanian yang subur optimal secara nyata akan terus berkurang karena terjadinya konversi lahan pertanian ke non-pertanian yang terus
berlangsung, terutama karena alasanpertimbangan nilai ekonomi lahan. Kebutuhan pangan akan terus meningkat seiring dengan laju pertambahan
penduduk dan karena selalu ada batas maksimal produktivitas lahan, lahan-lahan sub-optimal perlu ditingkatkan pemanfaatannya untuk kegiatan produksi pangan
menuju swasembada pangan.
b. Bidang Penciptaan dan Pemanfaatan Sumber Energi Baru dan