J J
u u
l l
i i
a a
F F
r r
a a
n n
s s
i i
s s
k k
a a
4 4
4 4
6 6
1 1
2 2
BAB III ELABORASI TEMA
III.1 Pengertian Tema
Tema yang akan digunakan pada Sekolah Pendidikan Anak Berbakat ini adalah
Arsitektur Perilaku.
Arsitektur :
1. Ilmu dan seni merancang bangunan, kumpulan bangunan, struktur-struktur lain yang
fungsional, terkonstruksi dengan baik, memiliki nilai ekonomis serta nilai estetika.
2
2. Hasil upaya manusia menciptakan lingkungan yang utuh untuk menampung
kebutuhan tempat tinggal, berusaha atau bersosial budaya.
3
3. Seni atau pengetahuan tentang bangunan, khususnya, seni bangunan permukiman,
gereja, jembatan, dan dengn struktur yang lainnya, untuk tujuan kehidupan sipil, yang sering dibilang arsitektur sipil.Architecture is the art or science of building,
especially, the art of building houses, churches, bridges, and other structures, for the purposes of civil life; -- often called civil architecture.
4
4. Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, arsitektur
5
5. “Arsitektur adalah seni dan keteknikan bangunan, digunakan untuk memenuhi
keinginan praktis dan ekspresif dari manusia-manusia beradab.” adalah seni merancang
bangunan, gaya bangunan.
6
6. Arsitektur adalah
seni dan ilmu dalam merancang bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur mencakup merancang keseluruhan lingkungan binaan, mulai
dari level makro yaitu perencanaan kota, perancangan perkotaan, lansekap, hingga ke level mikro yaitu desain perabot dan desain produk. Arsitektur juga merujuk
kepada hasil-hasil proses perancangan tersebut.
7
2
Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 2, PT. Cipta Adi Pustaka, Jakarta, 1998, hal 272
3
Ir. Rachmadi BS, “Arsitektur Sebagai Warisan Budaya”, Djambatan, 1997, hal 3
4
www.dictionary.com diakses 06 Februari 2009
5
Poerwadaminta, WJS. Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka
6
Encyclopedia Britannica, www.tripod.com
7
id.wikipedia.orgwiki
Universitas Sumatera Utara
J J
u u
l l
i i
a a
F F
r r
a a
n n
s s
i i
s s
k k
a a
4 4
4 4
6 6
1 1
2 2
Perilaku :
Tanggapan atau reaksi individu yang terwujud dalam gerakan sikap, tidak saja badan atau ucapan.
8
Sebagai objek empiria, perilaku mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
9
a. Perilaku itu sendiri kasat mata, tetapi penyebab terjadinya perilaku secara
langsung mungkin tidak dapat diamati. b.
Perilaku mengenal berbagai tingkatan, yaitu perilaku sederhana dan stereotip, seperti perilaku binatang bersel satu; perilaku kompleks seperti perilaku sosial
manusia; perilaku sederhana, seperti refleks, tetapi ada juga yang melibatkan proses mental biologis yang lebih tinggi.
c. Perilaku bervariasi dengan klasifikasi: kognitif, afektif, dan psikomotorik, yang
menunjuk pada sifat rasional, emosional, dan gerakan fisik dalam berperilaku. d.
Perilaku bisa disadari dan bisa juga tidak disadari.
Jadi, arsitektur perilaku adalah suatu lingkungan binaan yang dibuat dengan mempertimbangkan segala aspek yang tanggap terhadap reaksi manusia dan dapat
mempengaruhi pola pikir, karakteristik manusia sebagai pemakai lingkungan. Dengan demikian arsitektur perilaku membahas mengenai interaksi antara lingkungan dengan
tingkah laku manusia. Hal ini juga tidak terlepas dari pembahasan mengenai psikologis dimana berasal
dari bahasa Yunani yaitu psyche jiwa dan logos ilmu, yang secara keseluruhan diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang kejiwaan. Menurut Dr. Sarlito
Wirawan Sarwono, defenisi psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan lingkungan.
III.2 Kajian Tema
III.2.1 Perilaku Sebagai Suatu Pendekatan
Pendekatan perilaku dalam perancangan menekankan keterkaitan antara ruang yang disediakan bagi manusia yang memanfaatkannya. Pendekatan ini menunjukkan
8
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Edisi ketiga. Balai Pustaka, Jakarta, 2005
9
Marcella Laurens, Joyce; Arsitektur dan Perilaku Manusia, Penerbit Gramedia, 2004
Universitas Sumatera Utara
J J
u u
l l
i i
a a
F F
r r
a a
n n
s s
i i
s s
k k
a a
4 4
4 4
6 6
1 1
2 2
bahwa perlu adanya pemahaman mengenai perilaku manusia atau masyarakat yang berbeda-beda dari segi norma, adat, budaya, serta psikologis masyarakat.
III.2.2 Psikologi Lingkungan
Psikologi Lingkungan adalah bidang psikologi yang meneliti khusus hubungan antara lingkungan fisik dan tingkah laku serta pengalaman manusia.
Faktor yang sangat kuat mempengaruhi manusia adalah lingkungan. Menurut UU No.4 Tahun 1982, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda,
daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk
hidup lainnya. Tujuan dari pembahasan mengenai psikologi lingkungan pada kajian arsitektur
perilaku adalah untuk menganalisa, menjelaskan, meramalkan, dan jika perlu mempengaruhi atau merekayasa hubungan antara tingkah laku manusia dengan
lingkungannya. Untuk itu perlu diadakan pendekatan-pendekatan konsep ruang yang diharapkan sesuai dengan perilaku manusiapemakai ruang.
Masalah-masalah yang dihadapi manusia dalam hubungannya dengan lingkungan alamnya adalah:
1. Lingkungan yang terbatas
2. Polusi pencemaran
3. Penggunaan dan penyalahgunaan tanah yang menyebabkan erosi, banjir, dan
lain sebagainya. 4.
Masalah kependudukan 5.
Energi dan ekonomi yang terbatas
Selain itu, masalah yang juga mendapat perhatian dalam psikologi lingkungan adalah bagaimana orang menilai keindahan lingkungan estetika lingkungan.
Menurut Berlyne, seorang pakar psikologi, faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam mengatasi masalah ini adalah:
• Kompleksitas yaitu berapa banyak ragam komponen yang membentuk suatu
lingkungan. •
Novelty atau keunikan yaitu seberapa jauh lingkungan tersebut mengandung komponen-komponen yang unik.
Universitas Sumatera Utara
J J
u u
l l
i i
a a
F F
r r
a a
n n
s s
i i
s s
k k
a a
4 4
4 4
6 6
1 1
2 2
• Incongruity atau ketidaksenadaan yaitu seberapa jauh suatu faktor tidak cocok
dengan konteks lingkungannya. •
Kejutan yaitu seberapa jauh kenyataan yang ada tidak sesuai dengan harapan.
III.2.3 Psikologi Manusia
Sebagai ilmu yang mempelajari hal yang mengenai tingkah laku dan proses- proses yang terjadi tentang tingkah laku tersebut, maka psikologi selalu berbicara
tentang kepribadian. Dalam perjalanan perkembangan ilmu perilaku-lingkungan ini banyak dilakukan
penelitian dan pengembangan teori. Akan tetapi, tidak ada satu pun teori yang dianggap dapat menjawab semua permasalahan dalam psikologi lingkungan. Berbagai model
ditawarkan untuk menggambarkan kompleksitas hubungan manusia dengan lingkungannya. Berikut ini merupakan salah satunya:
Diagram 3.1 Hubungan Integratif Manusia dengan Lingkungannya
Sumber : Gifford, 1987 Marcella Laurens, Joyce; Arsitektur dan Perilaku Manusia, Penerbit Gramedia, 2004
Proses individual mengacu pada skemata pendekatan perilaku yang menggambarkan hubungan antara lingkungan dan proses perilaku individu:
Setting
Manusia
Sosio Budaya Sasaran,
Keputusan, Maksud
Tubuh Manusia
Kognisi Emosi
Perilaku
Tubuh Manusia
Kognisi Emosi
Perilaku Realitas
Rencana sebelum memasuki setting
Hasil dalam setting
Hasil setelah memasuki setting
Universitas Sumatera Utara
J J
u u
l l
i i
a a
F F
r r
a a
n n
s s
i i
s s
k k
a a
4 4
4 4
6 6
1 1
2 2
Diagram 3.2 Proses Fundamental Perilaku Manusia
Sumber : Gifford, 1987 Marcella Laurens, Joyce; Arsitektur dan Perilaku Manusia, Penerbit Gramedia, 2004
Gambar 3.3 Hubungan Antara Budaya, Perilaku, Sistem Aktivitas dan Sistem Setting
Sumber : Rapoport, 1977 Setiawan, Haryadi B.; Arsitektur Lingkungan dan Perilaku, PPLH UGM, Jogjakarta, 1996
III.2.4 Arsitektur Untuk Manusia
Arsitektur untuk manusia membahas tentang bangunan yang berguna untuk manusia dan dirancang untuk menusia individual. Untuk mewujudkannya kita harus
menghargai arsitektur sebagai seni yang dapat dinikmati oleh masyarakat. Tinjauan ruang secara psikologis dapat dijabarkan melalui pembentukan jarak-jarak
pada manusia, yaitu jarak public, jarak social, jarak pribadi, dan jarak intim.
MEMANFAATKAN LINGKUNGAN
Persepsi Kognisi dan Afeksi
Perilaku Spasial Respons Emosional
Skema Motivasi
Persepsi terhadap Hasil Perilaku
BUDAYA PANDANGAN
HIDUP NILAI YANG
DIANUT CARA
HIDUP SISTEM
AKTIVITAS SISTEM
SETTING
Latar belakang
pandangan hidup, nilai-
nilai dan kebiasaan
hidup tertentu Keinginan atau
pilihan, ideal Pilihan atau
prioritas berbagai unsur
yang dianggap penting
Pilihan peran, perilaku serta
alokasi sumber
kehidupan Organisasi
kegiatan Organisasi
wadah kegiatan
manusia tata ruang
Universitas Sumatera Utara
J J
u u
l l
i i
a a
F F
r r
a a
n n
s s
i i
s s
k k
a a
4 4
4 4
6 6
1 1
2 2
III.2.5 Tata Ruang
Ruang sebagai salah satu komponen arsitektur merupakan elemen yang penting dalam pembahasan arsitektur perilaku. Dalam hal ini perilaku dioperasionalisasikan
sebagai kegiatan manusia yang membutuhkan setting atau wadah kegiatan berupa ruang.
Ruang dirancang untuk memenuhi suatu fungsi dan tujuan tertentu. Selain itu, ruang juga dirancang untuk memenuhi fungsi yang lebih fleksibel. Masing-masing
perancangan fisik ruang tersebut mempunyai variabel independen yang berpengaruh terhadap perilaku pemakainya.
10
Menurut Immanuel Kant, ruang bukanlah sesuatu yang objektif sebagai hasil pikiran dan perasaan manusia
.
Ruang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia baik secara psikologis maupun emosional, dan menyangkut dimensi yang berhubungan dengan tubuh manusia,
secara dimensional menyangkut kebutuhan ruang untuk kegiatan manusia.
11
Beberapa konsep penting dalam pengkajian arsitektur perilaku: Sedangkan menurut Plato, ruang adalah suatu kerangka atau wadah diaman
objek dan kejadian tertentu berada.
III.3. Konsep Dalam Kajian Arsitektur Lingkungan dan Perilaku
12
• Behavior Setting Setting perilaku
• Environmental Perception Persepsi mengenai lingkungan
• Perceived Environment Lingkungan yang terpersepsikan
• Environmental Cognition, Image and Schemata Kognisi lingkungan, citra dan
skemata •
Environmental Learning Pemahaman lingkungan •
Environmental Quality Kualitas lingkungan •
Territory Teritori •
Personal Space and Crowding Ruang personal dan kesumpekan
10
Setiawan, Haryadi B.; Arsitektur Lingkungan dan Perilaku, PPLH UGM, Jogjakarta, 1996
11
Paul, Edward; The Encyclopedia of Philosophy, Millan Publishing Co. In. 1972
12
Setiawan, Haryadi B.; Arsitektur Lingkungan dan Perilaku, PPLH UGM, Jogjakarta, 1996
Universitas Sumatera Utara
J J
u u
l l
i i
a a
F F
r r
a a
n n
s s
i i
s s
k k
a a
4 4
4 4
6 6
1 1
2 2
• Environmental Pressure, Stress, and Caring Strategy Tekanan lingkungan, Stres
dan Strategi Penanggulangannya
III.4 Interpretasi Tema
Interpretasi tema dalam hal ini adalah merupakan interpretasi perilaku rekreatif pengunjung suatu tempat rekreasi dalam lingkungan binaan yaitu:
• Bersifat fisik, mental dan emosional.
• Tidak memiliki bentuk atau macam tertentu.
• Dapat membangkitkan rasa gembira, senang dan puas bagi pelaku.
• Dilaksanakan dalam waktu senggang.
• Bebas dari paksaan.
• Dibutuhkan secara universal, tidak dibatasi oleh lapisan tertentu.
• Bersifat fleksibel. Tidak dibatasi oleh tempat, dapat dilakukan oleh
perseorangan, ataupun sekelompok orang. Rekreasi tidak dibatasi oleh kemauan seseorang, baik miskin maupun kaya dapat menikmati dan juga tidak dibatasi
oleh fasilitas atau alat-alat tertentu, dapat dilakukan oleh alat-alat sederhana maupun alat-alat modern.
• Didorong oleh kegiatan sehingga menentukan bentuk rekreasi.
Suatu lingkungan binaan selalu mendapatkan sifat dan suasana dari unsur-unsur penyusunnya, karena masing-masing unsur tersebut akan mempengaruhi lingkungan
binaan melalui ekspedisi sifat unsurnya sampai batas tertentu. Oleh karena itu penggunaan setiap unsure harus diperhatikan, bagaimana hubungan dan ekspresi atau
kesan yang ditimbulkan dari paduan unsur-unsur tersebut sehingga sesuai dengan suasana yang diinginkan. Hal-hal yang dapat mendukung suasana rekreatif dari
lingkungan binaan yang dibentuk adalah: •
Skala Desain sebuah ruangan yang menerapkan skala intim akan member kesan
nyaman terhadap pengguna, dapat menguasai ruang atau merasa menjadi sesuatu yang penting dalam ruangan tersebut
Universitas Sumatera Utara
J J
u u
l l
i i
a a
F F
r r
a a
n n
s s
i i
s s
k k
a a
4 4
4 4
6 6
1 1
2 2
• Warna
• Penerapan warna dalam kasus desain adalah untuk memberikan pengaruh
psikologis terhadap manusia. Dalam arsitektur rekreatif dibutuhkan penerapan warna yang memberikan kesan yang bermacam-macam selama hal itu tidak
member gangguan psikologis terhadap gangguan •
Tekstur Bentuk adalah jalan untuk member kesan dan mengartikulasikan material di
dalam ruangan, sama halnya dengan tata bahasa menyusun kata-kata ke dalam suatu bahasa. Bentuk juga adalah konsep desain, sedangkan material
membentuk ekspresi dari bentukan tersebut. Pemikiran bentuk dibalik desain adalah pemodelan mental yang menjelaskan pemikiran-pemikiran lain untuk
memahami penyusunannya.
Selain itu penciptaan suasana rekreatif dapat juga diperoleh dengan: •
Unsur-unsur Alam rekreasi alam Dengan memasukkan unsur-unsur alam ke dalam bangunan. Misalnya: tanaman
dan air •
Adanya pergerakan manusia dan aktivitas Pergerakan selalu menarik perhatian untuk dilihat. Pergeakan bisa berupa
manusia yang bergerak melewati jalur sirkulasi horizontal dan vertical. Aktivitas itu dapat dengan sendirinya menimbulkan kesan yang rekreatif,
seperti halnya paneran, show dan lain-lain. •
Ruang yang digunakan bersama Ruang yang dapat digunakan bersama-sama seperti plaza, ruang ini dapat
dipakai bersama tanpa batas-batas sehingga antar individu dapat saling berinteraksi
• Orang bisa saling melihat
Secara naluriah manusia mempunyai kebutuhan untuk bersosialisasi, melihat dan dilihat orang
• Eksploratif
Mengundang para pengunjung untuk ikut berapresiasi, mengalami, merasakan segala sesuatu di dalam bangunan. Misalnya berupa sesuatu yang dapat
Universitas Sumatera Utara
J J
u u
l l
i i
a a
F F
r r
a a
n n
s s
i i
s s
k k
a a
4 4
4 4
6 6
1 1
2 2
dipegang, diraba, diserapkan, dimainkan, dan sebagainya. Hal ini dapat dicapai dengan permainan tekstur.
• Informal
Sesuatu yang informal biasanya menarik. Sesuai dengan konsep rekreasi yang menampilkan sesuatu yang berbeda dari kehidupan sehari-hari yang biasanya
formal dan penuh keteraturan •
Dinamis Menampilkan sesuatu yang bergerak, bukan sesuatu yang statis atau diam.
Dapat dilakukan dengan bentukan ruang, sirkulasi yang mengalir dan menarik serta permainan pola pantai.
• Unsur Cahaya
Peranan cahaya sangat penting dalam penciptaan suasana ekterior maupun interior yang diinginkan, baik itu pencahayaan alami ataupun pencahayaan
buatan. •
Bentuk yang beraneka ragam dari bangunan Permainan bentuk yang berbeda-beda dan digabungkan menjadi satu akan
menimbulkan suasana yang berbeda dan dinamis •
Tata letaksusunan ruang-ruang dan fasilitas yang ada Tata ruang diusahakan tidak terlalu monoton, yaitu dengan pengelompokkan
berdasarkan fungsi secara mencolok •
Sekuens ruang bermacam-macam Sekuens ruang yang bebeda akan memberikan pengalaman ruang yang berbeda
pula •
Triangulasi Triangulasi adalah sesuatu yang menyatukan, mengumpulkan orang yang tidak
saling mengenal dalam satu kegiatan yang sama mungkin bisa saling berinteraksi. Misalnya: dalam pertunjukkan, atraksi atau hanya sesuatu yang
menarik untuk dilihat
Universitas Sumatera Utara
J J
u u
l l
i i
a a
F F
r r
a a
n n
s s
i i
s s
k k
a a
4 4
4 4
6 6
1 1
2 2
III.4.1 Merencanakan Rekreasi
Untuk merencanakan rekreasi ada enam prinsip dasar dalam pertanyaan- pertanyaan di bawah ini yang harus dijawab terlebih dahulu.
13
a. SIAPA
Siapa saja yang terlibat dalam kegiatan ini, bagaimana karakter mereka, kebutuhan mereka, minat mereka, dan kemampuannya.
b. APA
Apa saja bentuk aktivitas, apa temanya, apa tujuan utama dari rekreasi tersebut. c.
MENGAPA Menjelaskan dengan spesifik makna kegiatan tersebut, menjelaskan sejelas-jelasnya
tujuan dan manfaat dari setiap kegiatan dalam rekreasi. d.
KAPAN Bulannya, harinya, tahunnya, atau waktu yang digunakan dalam rekreasi.
e. DI MANA
Lokasinya dan kemudahan untuk menemukan lokasi tersebut. f.
BAGAIMANA Garis besar acara, rencana, pelaksanaan program, metode yang digunakan, bahan-bahan,
rencana waktu, dan kebutuhan akan manajemen.
III.5 Studi Banding Tema Sejenis
1. The Fountain Elementary School, Grand Rapid, Michigan
14
• Bentuk massa bangunan yang lazim dikenal orang, terutama anak-anak seperti
bentuk silinder, empat persegi dan setengah lingkaran. •
Fasade bengunan berbentuk puri kastil, high tech dan berbentuk mainan bersusun Lego.
• Memiliki sarana play court di dalam dan di luar bangunan dengan menggunakan
pendekatan perilaku. •
Menyediakan ruang luar yang di desain dengan baik untuk kegiatan anak-anak, orang dewasa, yang didasarkan pada pendekatan perilaku penggunanya.
13
Childhood Education in the Church, Robert E. Clark, Joanne Brubaker, Roy B. Zuck, , BabRecreation, halaman 308 - 312, Moody Press, Chicago, 1986.
14
http:www.localschooldirectory.comcity-schoolsGrand-RapidsMI
Universitas Sumatera Utara
J J
u u
l l
i i
a a
F F
r r
a a
n n
s s
i i
s s
k k
a a
4 4
4 4
6 6
1 1
2 2
• Sepanjang ruang bermain playscape aman dan terlindung, memberikan
kebebasan anak untuk memilih, meneliti, mengembangkan imajinasi dan melatih diri.
• Menggunakan material yang sesuai dan aman bagi anak-anak.
2. Toyama Children Centre
15
Toyama terletak di tengah garis pantai Jepang yang kaya akan air dan pemandangan indah.
Toyama Children Centre merupakan sebuah pusat pendidikan anak pra sekolah dimana masih didampingi oleh pengasuh atau orang tua mereka. Adapun fasilitas-fasilitas yang
ada di sekitar Toyama Children Centre adalah Play Hall, Relaxation Hall, Toy Gallery, Doll Gallery, Study Room dan Perpustakaan anak.
Kegiatan yang terjadi di dalam children centre tersebut adalah kegiatan belajar dan bermain untuk anak pra-sekolah. Hal ini dilakukan dengan sistem belajar dan
bermain. Adapun pelajaran yang diberikan adalah pelajaran membaca dan menulis. Anak-anak juga diajarkan keterampilan dan membuat karya, mempelajari berbagai
karya seni dan bermain menikmati alam sekitar.
15
http:www.manabi-takaoka.jp03engmap06_08.html Gambar 3.5.
Toyama Children Centre Gambar 3.4.
Peta Lokasi Toyama Children Centre
Universitas Sumatera Utara
J J
u u
l l
i i
a a
F F
r r
a a
n n
s s
i i
s s
k k
a a
4 4
4 4
6 6
1 1
2 2
Site yang berada di lahan yang masih hijau dan juga kontur tanah yang relatif bervariasi menyebabkan penyelesaian tapak yang harus disukai oleh anak-anak, seperti
jalan-jalan yang berputar menunjukkan mobilitas anak yang cukup tinggi. Secara umum seluruh komposisi dan dimensi dalam desain ini menggunakan
skala anak-anak. Sesuai dengan sasaran pengguna adalah anak-anak pra-sekolah. Bentuk dasar bangunan adalah berupa bentuk silinder dan juga tabung yang merupakan
bentuk-bentuk yang tegas dan disukai oleh anak-anak. Bentukan bangunan ini mencirikan dunia fantasi yang menjadi tempat kegemaran anak-anak, secara
keseluruhan bangunan mencerminkan bentuk kastil-kastil pejuang kesenangan anak- anak seperti Robinhood, Hercules dan lain-lain. Hal ini juga mendukung perilaku anak-
anak yang senang berlakon seperti tokoh-tokoh idola mereka. Kemudian warna dan bahan-bahan yang digunakan cukup inovatif dan hightech yang aman bagi anak-anak
dan mencerminkan fungsi utama gedung tersebut sebagai sarana pendidikan. Sarana- sarana yang ada dalam gedung merupakan pola-pola atau ruang-ruang yang dibentuk
sesuai dengan perilaku anak-anak dalam mengisi waktu mereka.
Gambar 3.6. Kondisi Pedestrian di Lokasi Toyama Children Centre
Universitas Sumatera Utara
J J
u u
l l
i i
a a
F F
r r
a a
n n
s s
i i
s s
k k
a a
4 4
4 4
6 6
1 1
2 2
Tabel 3.1. Perbandingan Proyek Berdasarkan Interpretasi Tema
No Interpretasi Tema
The Fountain Elementary School
Toyama Children Centre
1 Lingkungan yang
tidak terisolisir Terletak di 159 College Ne
Grand Rapids,T Michigan. Terletak di tengah garis pantai
Jepang.
2 Lingkungan yang
nyaman Diberi kebebasan pada anak
untuk memilih, meneliti, mengembangkan imajinasi
dan melatih diri. Berada di lahan yang masih
hijau dan ada jalan berputar menunjukkan mobilitas anak
yang tinggi.
3 Lingkungan yang
aman Sepanjang ruang bermain
aman dan terlindung. Anak-anak mempelajari dan
bermain menikmati alam sekitar.
4 Penggunaan
material yang sesuai
Penggunaan material yang sesuai dan aman bagi anak-
anak. Warna dan bahan-bahan yang
digunakan cukup inovatif dan aman bagi anak-anak
5 Penataan ruang
dalam yang menyesuaikan
situasi dan kondisi penghuni
Memiliki sarana play court didalam dan di luar bangunan
dengan pendekatan perilaku. Sarana-sarana yang ada dalam
bangunan merupakan pola- polaruang-ruang yang dibentuk
sesuai dengan perilaku anak- anak.
6 Suasana yang
membangkitkan motivasi
Fasade bangunan berbentuk puri dan mainan susun lego
dan bentuk bangunan silinder, empat persegi dan setengah
lingkaran. Bentukan bangunan yang
mencirikan dunia fantasi.
7 Suasana yang
menampung kebutuhan
perilaku Ruang luar didesain dengan
baik dan didasarkan pada pendekatan perilaku.
Penyelesaian tapak yang disukai anak-anak.
Universitas Sumatera Utara
J J
u u
l l
i i
a a
F F
r r
a a
n n
s s
i i
s s
k k
a a
4 4
4 4
6 6
1 1
2 2
BAB IV ANALISA
Universitas Sumatera Utara
J J
u u
l l
i i
a a
F F
r r
a a
n n
s s
i i
s s
k k
a a
4 4
4 4
6 6
1 1
2 2
BAB IV ANALISA
IV.1 Analisa Kondisi Tapak dan Lingkungan IV.1.1. Analisa Lokasi Tapak dalam Skala Kota dan Region
Lokasi tapak berada di Kecamatan Pantai Cermin, Kabupaten Serdang Berdagai, Sumatera Utara, Pulau Sumatera, Indonesia. Wilayah Kabupaten Serdang Bedagai
bersadarkan pengukuran lapangan tahun 2006 memiliki luas mencapai 1.920,277 km2 atau 2,68 dari luas Propinsi Sumatera Utara.
Gambar 4. 1 Analisa Lokasi Tapak dalam Skala kota dan Region
Universitas Sumatera Utara
J J
u u
l l
i i
a a
F F
r r
a a
n n
s s
i i
s s
k k
a a
4 4
4 4
6 6
1 1
2 2
IV.1.2 Analisa Tapak dalam Lingkungan Kawasan
Site berada di kawasan theme park pantai cermin. Pantai Cermin adalah salah satu kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Serdang Bedagai Propinsi Sumatera
Utara dan merupakan kawasan wisata terkenal. Pantai Cermin secara geografis dan administrasi terletak pada posisi 2
57” – 3 16” Lintang Utara hingga 98
33” – 99 Bujur Timur.
Batas-batas wilayahnya:
•
Sebelah utara berbatasan dengan Selat Malaka
•
Sebelah selatan berbatasan dengan kecamatan Perbaungan
•
Sebelah timur berbatasan dengan Selat MalakaKecamatan Perbaungan
•
Sebelah barat berbatasan dengan kabupaten Deli Serdang Gambar 4. 2 Analisa Tapak dalam Lingkungan Kawasan
Universitas Sumatera Utara
J J
u u
l l
i i
a a
F F
r r
a a
n n
s s
i i
s s
k k
a a
4 4
4 4
6 6
1 1
2 2
IV.1.3 Analisa Ukuran Tapak dan Batas-Batas Tapak
• Kondisi Site Eksisting
Kondisi eksisting yang ada sekarang antara lain: a. Kontur
Keadaan kontur di site tidak memiliki perbedaan kontur yang terlalu curam dan cenderung landai. Dengan garis sepadan pantai : ± 10m
b. Vegetasi Vegetasi yang terdapat di daerah site berupa : pohon bakau, cemara, beringin laut,
pandan, kelapa, waru, dan perdu. c. Bangunan
Pada site tidak terdapat banyak bangunan kecuali sebuah rumah penjaga tambak yang kosong. Sisanya berupa lahan kosong yaitu bekas tambak yang tidak produktif lagi dan
sebagiannya lagi ditutupi oleh hutan bakau. Gambar 4.3 Analisa Ukuran Tapak dan Batas-Batas Tapak
Universitas Sumatera Utara
J J
u u
l l
i i
a a
F F
r r
a a
n n
s s
i i
s s
k k
a a
4 4
4 4
6 6
1 1
2 2
Sebelah utara site berbatsan langsung dengan laut dan
selat malaka
Sebelah barat berbatasan dengan pantai gudang garam,
salah satu tempat rekreasi dan wisata di kecamatan pantai
cermin.
Sebelah timur site berbatsan langsung dengan laut dan
selat malaka Sebelah selatan site
berbatasan dengan hutan bakau dan sisa tambak
masyarakat.
Gambar 4.4 Batas-Batas Tapak
Universitas Sumatera Utara
J J
u u
l l
i i
a a
F F
r r
a a
n n
s s
i i
s s
k k
a a
4 4
4 4
6 6
1 1
2 2
IV.1.4. Analisa Jarak dan Waktu Tempuh
Berikut ini adalah jarak dan waktu tempuh yang dibutuhkan untuk mencapai ke kawasan wisata Panatai Cermin terdapat dalam tabel berikut :
Tabel 4.1 Jarak dan Waktu tenpuh ke kawasan pantai cermin
Pantai Cermin berada di pesisir timur pulau Sumatera berhadapan ke Selat Malaka. Letaknya 45 Km dari kota Medan menuju Pematang Siantar 9 Km dari
Simpang Tiga Perbaungan dari Sei Rampah ibukota Kabupaten Serdang Bedagai jaraknya 25 km. Akses menuju Pantai Cermin ini sangat baik. Kondisi jalan yang cukup
lebar dan beraspal mulus membuat perjalanan menuju kawasan wisata ini terasa nyaman. Perjalanan dari kota Medan ke Pantai Cermin dapat ditempuh dengan mobil
atau sepeda motor dengan waktu 45 menit. Mulai dari Simpang Tiga Perbaungan sampai ke arah, pengunjung akan menikmati kesejukan karena di kiri dan kanan jalan
terdapat areal perkebunan dengan tanaman kelapa sawit dan cacao.
No. Jarak Tempuh dan Waktu Tempuh Keterangan 1.
Jarak ke Ibu Kota Kabupaten 36 km
2.
Jarak ke Ibu Kota Propinsi 50 km
3.
Waktu tempuh ke Ibu Kota Kabupaten 1 jam
4. Waktu Tempuh ke Ibu Kota Propinsi
1,25
Gambar 4. 5 Analisa Jarak dan Waktu Tempuh
Universitas Sumatera Utara
J J
u u
l l
i i
a a
F F
r r
a a
n n
s s
i i
s s
k k
a a
4 4
4 4
6 6
1 1
2 2
IV.1.5. Analisa Sirkulasi
Sirkulasi kendaraan bermotor dan pejalan kaki menuju site,
di akomodasi oleh jalan dengan lebar ±10m, dan
merupakan jalan dua arah. Belum ada batas yang jelas
antara sirkulasi kendaraan dengn sirkulasi pejalan kaki
menuju site.
Gambar 4. 6 Analisa Sirkulasi
Universitas Sumatera Utara
J J
u u
l l
i i
a a
F F
r r
a a
n n
s s
i i
s s
k k
a a
4 4
4 4
6 6
1 1
2 2
IV.1.6. Analisa Vegetasi
vegetasi disekeliling tapak dapat mendukung tapak;
vegetasi pada tapak akan direncanakan selanjutnya
Di sekitar tapak terdapat rawa-rawa, hutan bakau, dan
kebun kelapa sawit. Vegetasi tersebut membuat suasana
sejuk di tengah udara pantai yang panas.
Di sepanjang jalan menuju tapak di penuhi oleh barisan
perkebunan kelapa sawit.
Gambar 4.7 Analisa Vegetasi
Universitas Sumatera Utara
J J
u u
l l
i i
a a
F F
r r
a a
n n
s s
i i
s s
k k
a a
4 4
4 4
6 6
1 1
2 2
IV.1.7 Analisa Orientasi Matahari
Matahari Sore Matahari Pagi
Orientasi bangunan yang panjang direncanakan ke arah Utara dan Selatan.
Untuk ruang yang mendapatkan sinar matahari sore dijadikan area servis atau parkir kendaraan.
Vegetasi akan direncanakan untuk meminimalkan groun cover dan permukaan bangunan yang
berhadapan dengan matahari
Gambar 4. 8 Analisa Orientasi Matahari
Universitas Sumatera Utara
J J
u u
l l
i i
a a
F F
r r
a a
n n
s s
i i
s s
k k
a a
4 4
4 4
6 6
1 1
2 2
IV.1.8 Analisa View Ke Dalam
+Lokasi tapak yang dapat menjadi view baik jika diolah dengan menarik, dari arah jalan masuk, dan dari arah selat malaka. Sehingga para pengunjung dan wisatawan yang meliohat dapat langsung
merasakan suasana laut dan suanasa berekreasi -Bagian massa bangunan yang tidak memiliki view yang tidak baik dari dalam akan menjadi
wilayah servis dan parkir
Gambar 4. 9 Analisa View ke Dalam
Universitas Sumatera Utara
J J
u u
l l
i i
a a
F F
r r
a a
n n
s s
i i
s s
k k
a a
4 4
4 4
6 6
1 1
2 2
IV.1.9 Analisa View Ke Luar
+Bagian massa bangunan yang berhadapan dengan view yang baik akan menjadi area publik dan semi publik
-Bagian massa kurang sesuai akan menjadi area servis dan parkir
Gambar 4. 10 Analisa View Ke Luar
Universitas Sumatera Utara
J J
u u
l l
i i
a a
F F
r r
a a
n n
s s
i i
s s
k k
a a
4 4
4 4
6 6
1 1
2 2
IV.2 Analisa Bangunan
IV.2.1 Bentuk Analisa bentuk bangunan adalah suatu penganalisaan terhadap karakter maupun
visualisasi yang akan ditampilkan pada bangunan. Bentuk merupakan penghubung ruang dalam dengan lingkungan luar bangunan. Bentuk terdiri atas elemen-elemen
seperti ukuran, warna, tekstur, posisi, orientasi, dan massa. Semua elemen ini bertujuan untuk mewujudkan citra dan tampilan bentuk bangunan.
Jenis bentuk yang dapat diterapkan dalam rancangan, sebagai berikut : a.
Segitiga, bentuk yang dapat menunjukkan stabilitas. Apabila terletak pada salah satu sisinya, segitiga merupakan bentuk yang sangat stabil. Jika diletakkkan
berdiri pada salah satu sudutnya, dapat menjadi seimbang bila terletak dalam posisi yang tepat pada suatu keseimbangan, atau menjadi tidak stabil dan
cenderung jatuh ke salah satu sisinya. b.
Bujur sangkar, bentuk yang menunjukkan sesuatu yang murni dan rasional. Bentuk ini merupakan bentuk yang statis dan netral serta tidak memiliki arah
tertentu. Bentuk-bentuk segi empat lainnya dapat dianggap sebagai variasi dari bentuk bujur sangkar. Seperti segitiga, bujur sangkar bila berdiri pada salah satu
sisinya tampak stabil dan dinamis bila berdiri pada salah satu sudutnya. c.
Lingkaran, bentuk yang terpusat. Berarah ke dalam dan pada umumnya bersifat stabil dan dengan sendirinya menjadi pusat dari lingkungannya. Penempatan
sebuah lingkaran pada suatu bidang akan memperkuat sifat dasarnya sebagai poros. Menempatkan garis lurus atau bentuk-bentuk bersudut lainnya atau unsur
menurut arah kelilingnya, dapat menimbulkan perasaan gerak putar yang kuat.
Kriteria tampilan bentuk bangunan sebagai berikut : a.
Landmark, menciptakan tampilan baru dalam lingkungan tapak. b.
Filosofi, massa yang mewakili simbol-simbol musik. c.
Tema, simbolis yang bersifat metafora campuran. d.
Wujud karakter yang mengundang, mendidik, sederhana, jujur, dan kuat.
Universitas Sumatera Utara
J J
u u
l l
i i
a a
F F
r r
a a
n n
s s
i i
s s
k k
a a
4 4
4 4
6 6
1 1
2 2
Tabel 4.2 Perbandingan bentuk dasar bangunan
Kriteria Bentuk Dasar Bangunan
Kesesuaian Bentk Site
Baik Baik
Kurang Baik
Orientasi Bangunan
Baik, Orientasi Jelas
Baik, Orientasi ke Segala Arah
Tidak Jelas
Efisiensi Ruang Efisien
Kurang Efisien Tidak Efisien
Efisiensi Struktur dan Konstruksi
Bangunan
Lebih Mudah Cukup Sulit
Mudah
Kesan yang Ingin Dicapai
Baik Baik
Kurang Baik
Ekonomi Bangunan Lebih Hemat
Hemat Tidak Ekonomis
KELUARAN: Berdasarkan faktor-faktor di atas adanya penggabungan beberapa
bentuk sesuai dengan analisa lingkungannya, yaitu penggabungan antara bentuk persegi, lingkaran, dan segi dengan pertimbangan kelebihan dan kekurangannya.
IV.2.2 Sirkulasi dan Penzoningan
Sirkulasi
Sirkulasi adalah suatu pencapaian yang dilakukan manusia untuk mencapai fungsi-fungsi yang diinginkan di dalam bangunan. Ditinjau dari sistem bangunan,
sirkulasi dibedakan atas sirkulasi horizontal dan vertikal. Sirkulasi horizontal dilakukan di dalam satu lantai sedangkan yang vertikal dilakukan untuk mencapai dari lantai ke
lantai lainnya
Universitas Sumatera Utara
J J
u u
l l
i i
a a
F F
r r
a a
n n
s s
i i
s s
k k
a a
4 4
4 4
6 6
1 1
2 2
Tabel 4.3 Jenis sirkulasi
H O
R I
Z O
N T
A L
Objek Gambar
Keterangan
Linear Semua jalan pada dasarnya linear. Jalan
yang lurus dapat menjadi unsur pengorganisir utama untuk satu sederet
ruang-ruang. Di samping itu jalan dapat berbentuk lengkung atau berbelok arah,
memotong jalan lain, bercabang-cabang, berbentuk putaran loop
Radial Konfigurasi radial memiliki jalan yang lurus
yang berkembang dari atau berhenti pada sebuah pusat, titik bersama.
Spiral Sebuah konfigurasi spiral adalah suatu jalan
tunggal yang menerus, yang berasal dari titik pusat, mengelilingi pusat dengan jarak
yang berubah.
Grid Konfigurasi grid terdiri dari dua pasang
jalan sejajar yang saling berpotongan pada jarak yang sama dan menciptakan bujur
sangkar atau kawasan-kawasan ruang segi empat.
Jaringan Suatu konfigurasi jaringan terdiri dari jalan-
jalan yang menghubungkan titik-titik tertentu di dalam ruangan.
Universitas Sumatera Utara
J J
u u
l l
i i
a a
F F
r r
a a
n n
s s
i i
s s
k k
a a
4 4
4 4
6 6
1 1
2 2
V E
R T
I K
A L
Elevator a.
Pencapaian langsung ke tiap-tiap lantai
b. Waktu tempuh lebih singkat
c. Dapat menempuh lebih dari satu
lantai sekaligus d.
Kapasitas orang bergantung pada ukuran, jumlah, dan kecepatan lift.
Eskalator a.
Pencapaian mengalir dari satu lantai ke lantai lain
b. Waktu tempuh relatif singkat
c. Orientasi jelas
Tangga a.
Pencapaian terbatas b.
Waktu tempuh relatif lama c.
Alternatif pencapaian pada saat darurat
d. Memerlukan tenaga
Penzoningan
Penzoningan dilakukan dengan pengelompokan kegiatan yang sama terhadap kondisi tapak dan kriteria zona penzoningan. Zona Penzoningan terbagi atas :
• Publik, merupakan zona yang berhubungan secara langsung dengan
pengunjung. •
Semi publik, merupakan peralihan antara zona pengelola dan pengunjung. •
Semi privat, merupakan zona peralihan antara semi publik dan privat. •
Privat, merupakan zona yang digunakan untuk kepentingan pengelola •
Servis, merupakan zona yang berhubungan erat dengan kegiatan pelayanan. Pada analisa penzoningan, zona-zona diatas dapat dibagi lagi menjadi sub-zona
berdasarkan kegiatan yang dilakukan pengguna bangunan.
Universitas Sumatera Utara
J J
u u
l l
i i
a a
F F
r r
a a
n n
s s
i i
s s
k k
a a
4 4
4 4
6 6
1 1
2 2
IV.3 Sistem Struktur
Prinsip Struktur A. Badan dan atap bangunan Upper Structure
1. Struktur badan Pemilihan struktur badan berdasarkan pertimbangan:
Dapat memenuhi kebutuhan fungsi bangunan.
Keuntungan struktur yang ekonomis, tahan gempa dan mudah dalam
pelaksanaannya. Berdasarkan kriteria diatas maka pada komplek sekolah menengah kejuruan seni musik
di medan ini menggunakan sistem struktur truss space frame dengan konstruksi baja. Keuntungan struktur ini:
Mudah pelaksanaan
Tahan gempa
Ekonomis
Bukaan dan pembagian ruang yang lebih bebas karena dinding bukan sebagai
struktur hanya pengisi. 2. Rangka Atap
Struktur atap merupakan struktur bentang lebar yang menggunakan truss atau rangka kaku yang ringan, efisien dan dapat mengekspresikan bentuk bangunan dengan bebas.
B. Pondasi bangunan Sub Structure Dalam memilih pondasi yang sesuai untuk Museum Musik Tradisional dan Modern di
Medan ini, ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu: 1. Keadaan tanah pondasi
Bila tanah pendukung pondasi terletak pada permukaan tanah atau 2-3 meter di
bawah permukaan tanah, maka pondasinya yaitu pondasi telapak spread foundation
Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 10 meter di bawah
permukaan tanah, maka dipakai pondasi tiang atau pondasi tiang apung floating pile foundation untuk memperbaiki kondisi tanah.
Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 20 meter di bawah
permukaan tanah, maka dipakai pondasi tiang pancang pile driven foundation bila tidak terjadi penurunan.
Universitas Sumatera Utara
J J
u u
l l
i i
a a
F F
r r
a a
n n
s s
i i
s s
k k
a a
4 4
4 4
6 6
1 1
2 2
Bila tanah pendukung pondasi terletak pada kedalaman sekitar 30 meter di bawah
permukaan tanah, maka dipakai tiang baja atau tiang yang dicor ditempat. 2. Batasan-batasan akibat konstruksi di atasnya, harus memperhatikan:
Kondisi beban
Sifat dinamis bangunan
Kegunaan dan kepentingan bangunan
3. Batasan-batasan dari sekelilingnya Ditinjau dari segi pelaksanaannya, khususnya bila ada di dalam kota, ada beberapa
keadaan dimana diusahakan dengan cara apapun untukmemasukkan kondisi lingkungan ke dalam pertimbangan.
Objek Keterangan
Pondasi Tiang Pancang
a. Cukup aman untuk menahan gaya, baik itu gaya vertikal maupun
horizontal b.
Mencapai kedalaman hingga tanah terkeras 8-20 meter c.
Pengerjaan cepat dan mudah d.
Bahan dari beton, baja, dan kayu e.
Menimbulkan getaran dan bunyi yang relatif besar
Pondasi Sumuran
a. Digunakan pada tanah rawa-rawa atau lunak
b. Mencapai kedalaman hingga tanah terkeras 4-8 meter
c. Mudah pengerjaan dalam perluasan bangunan
d. Aman dan ekonomis untuk tipe bangunan tingkat rendah
Pondasi Bore Pile
a. Cukup aman untuk menahan gaya vertikal
b. Mencapai kedalaman hingga tanah terkeras 10 meter
c. Pengeboran untuk pengecoran pondasi
d. Digunakan pada tanah yang tidak keras
e. Tidak menimbulkan getaran dan bunyi yang besar
f. Tidak memakan waktu yang lama
g. Memerlukan keahlian khusus
h. Tidak ekonomis
Tabel 4.4 Struktur Bawah
Universitas Sumatera Utara
J J
u u
l l
i i
a a
F F
r r
a a
n n
s s
i i
s s
k k
a a
4 4
4 4
6 6
1 1
2 2
IV.4 Analisa Utilitas Bangunan
Suatu bangunan yang dirancang pada akhirnya harus dapat dipakai dengan nyaman dan dinikmati. Hal kenyamanan ini akan dikaitkan dengan sistem utilitas suatu
bangunan. Sistem yang mengatur perangkat keras fungsi bangunan seperti keamanan, penghawaan, pencahayaan, pencegah dan penanggulangan kebakaran, sanitasi,
elektrikal, penangkal petir, pembuangan sampah, dan sistem akustik yang baik.
1. Elektrikal
• Sumber arus dari PLN dan dari generator sebagai energi cadangan. Jika arus dari
PLN padam, sebelum generator bekerja, digunakan satu daya bebas gangguan Uninterupted Power Supply UPS .
• Penempatan generator di basemen.
• Penempatan Shaft Elektrikal pada Core.
2. Plumbing
• Air Kotor
Sebelum dibuang ke saluran pembuangan kota, air kotor harus melewati proses treatment terlebih dahulu.
PL
Gardu Trafo
Meteran Main
Panel
Panel Lighting
Panel Power
Panel Panel
Panel Pompa
Panel AC
Panel Fire Alarm
U P S Distribusi
Distribusi
Pompa
Mesin AC
Distribusi Generator
Kloset Urinoir
Kloset Urinoir
Septic Tank R. Chlorinasi
Pompa Saluran
Pembuangan Kota
Diagram 4.1.Elektrikal
Diagram 4.2. S. Air Kotor
Universitas Sumatera Utara
J J
u u
l l
i i
a a
F F
r r
a a
n n
s s
i i
s s
k k
a a
4 4
4 4
6 6
1 1
2 2
• Air Bersih
Sumber air bersih berasal dari PDAM, bila mengalami kerusakan, maka sumur bor akan digunakan sebagai sumber air cadangan.
• Air Buangan
Sebelum dibuang ke saluran pembuangan kota, air buangan harus terlebih dahulu melalui proses treatment.
Reservoir Atas
Reservoir Bawah
Toilet Toilet
Sprinkler Sprinkler
Fire House Fire House
Chiller Fire
Hydrant Pompa
Pompa
Pompa Sumur Bor
Meteran PDA
Dapur Toilet
Dapur Toilet
Penampungan
Water Treatment
Pompa Saluran
Pembuangan Kota
Washtafel
Washtafel
Diagram 4. 4. Air buangan Diagram 4.3.S. Air bersih
Universitas Sumatera Utara
J J
u u
l l
i i
a a
F F
r r
a a
n n
s s
i i
s s
k k
a a
4 4
4 4
6 6
1 1
2 2
3. Pengkondisian Udara
Sistem penghawaan dapat dibagi dua yaitu: -
Penghawaan alami -
Penghawaan buatan
Penghawaan alami Penghawaan buatan
Keuntungan -
Biaya lebih murah -
Dapat dimodifikasi untuk membentuk estetis bangunan
- Dapat merata disetiap ruangan
- Tingkat kelembaban dan suhu
dapat dikontrol. -
Udara yang dialirkan dapat dibersihkan.
Kerugian -
Kenyamanan yang tercipta tidsk dapat dikontrol.
- Tidak dapat merata disetiap
ruang -
Bergantung terhadap iklim tempat
- Biaya lebih mahal
- Dibutuhkan ruang yang besar
sebagai tempat peletakan peralatan penghawaan.
- Membutuhkan bantuan energi.
Udara Dingin Udara Panas
Cooling Tower
Air Handling
Unit
Chiller Kondensor
Air Handling
Unit
Inlet Unit Outlet Unit
Ruangan
Tabel.4.5 Sistem distribusi udara
Diagram 4.5. Pengkondisisan
Universitas Sumatera Utara
J J
u u
l l
i i
a a
F F
r r
a a
n n
s s
i i
s s
k k
a a
4 4
4 4
6 6
1 1
2 2
Kenyamanan thermal secara alami dapat diperoleh dengan cara : -
Penggunaan sun screen dan shading -
Penggunaan kaca reflektif -
Penggunaan sistem kaca ganda -
Penggunaan air pendingin -
Penggunaan blower roof fan untuk mempercepat aliran udara. Kenyamanan thermal secara buatan dapat diperoleh dengan cara :
- Penghawaan sistem AC Central
- Penghawaan sistem AC Packege split
4. Pencahayaan
• Pencahayaan alami
Dengan pemanfaatan sinar matahari sebagai pencahayaan alami pada ruang-ruang yang memungkinkan diberi bukaan jendela.
• Pencahayaan buatan
Untuk ruang-ruang yang tertutup, dan juga pada ruang-ruang tertentu yang bertujuan untuk menimbulkan suasana ruangan seperti lampu sorot spot light.
Pencahayaan alami Pencahayaan buatan
- Biaya murah
- Pengaturan intensitas cahaya sulit
- Bergantung terhadap iklim dan
cuaca
- Baik digunakan untuk ruangan
dengan dimensi yang besar hall atau area publik
- Biaya lebih mahal
- Intensitas cahaya dapat diatur
- Sudut pencahayaan dapat dikontrol
- Baik digunakan untuk ruang-ruang
khusus dan ruang dengan dimensi kecil
5. Pencegah dan penanggulangan kebakaran
Sistem pemadam kebakaran terbagi atas tiga yaitu: 1. Pencegahan
a. Deteksi asap
b. Deteksi panas
Tabel.4.6 pencahayaan
Universitas Sumatera Utara
J J
u u
l l
i i
a a
F F
r r
a a
n n
s s
i i
s s
k k
a a
4 4
4 4
6 6
1 1
2 2
2. Penanggulangan a.
Fire hydrant : Melayani area seluas 500-800 m2 b.
Fire extinguser : Melayani area seluas 200-250 m2 dengan jarak antara dua unit 20-25 m yang merupakan alat kebakaran portabel.
c. Pilar hydrant : Diletakan di luar bangunan
d. Sprinkler : Melayani area seluas 10-25 m2spinkler yang bekerja secara otomatis
untuk memadamkan api sedini mungkin Penyelamatan dengan menggunakan tangga kebakaran. Syarat tangga kebakaran adalah:
- Terbuat dari bahan tahan api
- Terdapat penekanan asap
- Di lantai dasar langsung ke luar ke alam bebas
- Radius penempatan kira-kira 40 m
6. Pembuangan Sampah
Sumber-sumber utama sampah berasal dari beberapa area dalam museum seperti : 1.
Area kerja pengelola berupa kertas-kertas bekas 2.
Area pengunjung berupa bungkusan-bungkusan bekas makanan 3.
Area logistik yaitu dapur Sampah-sampah dikumpulkan menurut jenisnya yaitu sampah kering, sampah
basah, dan sampah-sampah berbahaya lainnya yang mengandung zat-zat racun. Kemudian sampah dibuang ke tempat sampah utama untuk diangkut oleh truk
pembuang sampah. Jika bangunan terdiri dari beberapa lantai dan kapasitas sampahnya besar maka
harus disediakan tempat pembuangan sampah dengan sistem vertikal atau shaft sampah ke bak sampah di lantai dasar untuk diangkut oleh truk pembuang sampah.
Universitas Sumatera Utara
J J
u u
l l
i i
a a
F F
r r
a a
n n
s s
i i
s s
k k
a a
4 4
4 4
6 6
1 1
2 2
BAB V KONSEP PERANCANGAN
Universitas Sumatera Utara
J J
u u
l l
i i
a a
F F
r r
a a
n n
s s
i i
s s
k k
a a
4 4
4 4
6 6
1 1
2 2
BAB V KONSEP PERANCANGAN