Family Adventure World (Dunia Petualangan Keluarga): Arsitektur Rekreatif

(1)

FAMILY ADVENTURE WORLD

(

Dunia Petualangan Keluarga

)

ARSITEKTUR REKREATIF

LAPORAN PERANCANGAN

TKA 490 - TUGAS AKHIR

SEMESTER B TAHUN AJARAN 2009 / 2010

Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Arsitektur

Oleh

IRMA ZUASTIKA

060406013

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2010


(2)

FAMILY ADVENTURE WORLD

(

Dunia Petualangan Keluarga

)

ARSITEKTUR REKREATIF

Oleh :

IRMA ZUASTIKA

060406013

Medan, 18 Juni 2010

Disetujui Oleh :

Ketua Departemen Arsitektur

Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT

NIP. 1963 0716 1998 02 1001

Ir. Rudolf Sitorus, MLA

NIP. 1958 0224 1986 01 1002

Pembimbing I

Basaria Talarosha ST, MT

NIP. 1965 0109 1995 01 2001


(3)

SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK TUGAS AKHIR

(SHP2A)

Nama

: Irma Zuastika

NIM

: 06 0406 013

Judul Proyek Tugas Akhir : Dunia Petualangan Keluarga (Family Adventure World)

Tema

: Arsitektur Rekreatif

Rekapitulasi Nilai :

Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan :

No.

Status

Waktu

Pengumpulan

Laporan

Paraf

Pembimbing

I

Paraf

Pembimbing II

Koordinator

TKA-490

1.

Lulus Langsung

2.

Lulus

Melengkapi

3.

Perbaikan

Tanpa Sidang

4.

Perbaikan

Dengan Sidang

5.

Tidak Lulus

Medan, 18 Juni 2010

A

B+

B

C+

C

D

E

Ketua Departemen Arsitektur,

Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT

NIP. 1963 0716 1998 02 1001

Koordinator TGA-490,

Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT

NIP. 1963 0716 1998 02 1001


(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “Dunia Petualangan Keluarga (Family Adventure World)” ini, sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik, Departemen Arsitektur, Universitas Sumatera Utara.

Tugas Akhir ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan dan bantuan dari berbagai pihak, khususnya dari Orang tua penulis (Ir. H. Irwan Suhendry, MM dan Ir. Hj. Amnah), drg. Indira Apriantika, Fauza Diandra, Fasya Ramandha Putera, serta seluruh keluarga penulis, yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Pada kesempatan ini, penulis juga ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar besarnya kepada :

1. Bapak Ir. Rudolf Sitorus , MLA. sebagai Dosen Pembimbing I, atas bimbingannya yang sangat berarti dan selalu memberikan motivasi dari awal hingga akhir.

2. Ibu Ir. Basaria Talarosha, MT, selaku Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna.

3. Ibu Beny O.Y. Marpaung, ST, MT, PhD dan Ibu Salmina Wati Ginting, ST, MT, selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan, saran, dan kritik. 4. Bapak Ir. Dwi Lindarto H. MT, sebagai Ketua Jurusan dan Koodinator Studio Tugas

Akhir Semester B TA. 2009/2010.

5. Para staf Pengajar, Pegawai Tata Usaha dan Perpustakaan di lingkungan Fakultas Teknik Departemen Arsitektur USU.

6. Novi Rahmadhani, Liza Tifanni Zuhra, Marlitha Surya, Widya Lestari dan Sri Lestari, yang telah sabar bertukar pikiran dan memberikan masukan yang sangat berarti kepada penulis khususnya dalam menyelesaikan Tugas Akhir ini.

7. Teman-teman angkatan 2006 khususnya Dini, Fitri, Sari, Elsa, Meli, Agus, Mici, Zili, Surya, Elbi, Efran, Ian dan Deni, yang telah memberikan keceriaan, semangat dan bantuan kepada penulis dalam menghadapi segala tantangan selama masa perkuliahan.

8. Keluarga Besar Liza, Widya, dan Fitri, yang telah memberikan dukungan dan bantuan baik materil maupun moril.

9. Teman-teman penulis dalam satu studio Tugas Akhir dan Teman-teman penulis dalam satu kelompok sidang : Dian, Vera, Suwanti, Putrisia, Richardo, Juandi dan Kak Teris.

10. Abang dan Kakak : 2002, 2003, 2004, dan 2005; Adik – Adik : 2007, 2008 dan 2009. 11. Bapak Fauzi selaku Kepala Bagian Pemasaran Hill Park, Bapak Joni selaku Kepala

Bagian Perencanaan Hill Park, Rosyalinda S.Psi, Fitri S.Psi dan narasumber penulis lainnya yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.


(5)

12. Teman-teman penulis di HMI (Himpunan Mahasiswa Islam), BKM (Badan Kenaziran Mushola) FT USU dan PEMA (Pemerintahan Mahasiswa) USU yang baik secara langsung maupun tidak langsung, telah memberikan motivasi kepada penulis selama menjalani seluruh aktivitas perkuliahan.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun, penulis harapkan demi kesempurnaan Tugas Akhir ini. Akhirnya, penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Medan, 18 Juni 2010


(6)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR

... iv

DAFTAR ISI

... vi

DAFTAR TABEL

... xii

DAFTAR GAMBAR

... xiii

DAFTAR DIAGRAM

... xx

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Maksud dan Tujuan ... 2

1.3. Rumusan Masalah ... 2

1.4. Pendekatan ... 3

1.5. Lingkup Batasan ... 3

1.6. Asumsi ... 4

1.7. Kerangka Berpikir ... 5

1.8. Sistematika Penulisan Laporan ... 6

BAB II TINJAUAN UMUM

2.1. Definisi Rekreasi ... 8

2.2. Ciri-ciri Rekreasi ... 8

2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rekreasi ... 9

2.4. Tipe-tipe Tempat dan Bangunan Rekreasi ... 9

2.4.1. Resort/Residential Comunity ... 9

2.4.2. Theme Park ... 10

2.4.3. Commercial Recreational ... 11


(7)

2.5. Kegunaan Rekreasi ... 11

2.6. Tujuan Rekreasi ... 12

2.7. Jenis-jenis Rekreasi ... 12

2.8. Jenis Rekreasi di Kota Medan ... 20

BAB III TINJAUAN KHUSUS

3.1. Terminologi Judul ... 24

3.2. Lokasi ... 24

3.2.1. Kriteria Pemilihan Lokasi ... 24

3.2.1.a. Kriteria Site ... 24

3.2.1.b. Tinjauan Pariwisata ... 26

3.2.2. Analisis Pemilihan Lokasi ... 27

3.2.1.a. Alternatif Lokasi ... 27

3.2.1.b. Penilaian terhadap Alternatif Lokasi ... 27

3.2.3. Deskripsi Kondisi Eksisting Lokasi... 28

3.2.3.a. Lokasi Tapak ... 28

3.2.3.b. Kondisi Iklim ... 28

3.2.3.c. Kondisi Topografi.... ... 29

3.2.3.d. Kondisi Geologi ... 29

3.2.3.e. Infrastuktur ... 29

3.2.3.f. Fasilitas ... 29

3.2.3.g. Alasan Pemilihan Tapak ... 29

3.2.3.h. Pencapaian Tapak ... 30

3.2.3.i. Fungsi Eksisting ... 31

3.2.3.j. Fungsi Bangunan Sekitar Tapak ... 31

3.2.3.k. Kebijakan Pelayanan Kota ... 32


(8)

3.2.4. Tinjauan Kelayakan Proyek ... 33

3.3. Tinjauan Fungsi ... 35

3.3.1. Deskripsi pengguna dan Kegiatan ... 35

3.3. 2. Deskripsi Perilaku... 37

3.4. Deskripsi Kebutuhan Ruang ... 41

3.4.1. Fasilitas Permainan ... 41

3.4.2. Fasilitas Pendukung ... 45

3.5. Deskripsi persyaratan dan Kriteria ruang... 45

3.5.1. Standar Mesin Permainan ... 45

3.5.2. Standar Ruang Gerak ... 45

3.5.3. Standar Ruang Alat Peraga ... 46

3.5.4. Persyaratan Teknis Infrastruktur ... 46

3.5.4. Persyaratan Teknis Kolam Ombak ... 47

3.6. Studi Banding Proyek Sejenis ... 47

3.6.1. Studi Banding Proyek Sejenis Luar Negeri ... 47

3.6.2. Studi Banding Proyek Sejenis Dalam Negeri .... 58

BAB IV ELABORASI TEMA

4.1. Definisi ... 68

4.2. Interpretasi Tema ... 68

4.3. Lingkup Kajian Tema ... 72

4.4. Keterkaitan Tema dengan Judul ... 73

4.5. Studi Banding Tema Sejenis ... 73

BAB V ANALISA

5.1. Analisa Kondisi Tapak dan Lingkungan ... 78


(9)

5.1.2. Analisa Tata Guna Lahan ... 79

5.1.2.a. Kondisi Eksisting Sekitar ... 79

5.1.2.b. Batas-batas Sekitar SIte ... 80

5.1.2.c. Peruntukkan Bangunan ... 82

5.1.2.a. Kondisi Eksisting Sekitar ... 79

5.1.2.d. Kepadatan Bangunan ... 84

5.1.2.e. KDB ... 84

5.1.2.f. GSB ... 85

5.1.2.g. KLB ... 85

5.1.3. Analisa Sirkulasi ... 86

5.1.3.a. Sirkulasi Kendaraan Bermotor ... 86

5.1.3.a. Sirkulasi Pejalan Kaki ... 88

5.1.4. Analisa Parkir ... 89

5.1.5. Analisa Pencapaian ... 90

5.1.6. Analisa Matahari... 90

5.1.7. Analisa Kebisingan dan Polusi Udara ... 91

5.1.8. Analisa View ... 92

5.1.8.a. Analisa View ke Luar ... 92

5.1.8.b. Analisa View ke Dalam ... 92

5.1.9. Keistimewaan Buatan Lahan ... 93

5.2. Aspek Teknologi Bangunan... 93

5.3. Analisa dan Penerapan Tema ... 94

5.4. Analisa Fungsional ... 96

5.4.1. Deskripsi Pengguna dan Kegiatan... 96

BAB VI KONSEP

6.1. Konsep Perancangan Tapak ... 116


(10)

6.2. Konsep Perancangan Struktur Bangunan ... 119

6.3. Utilitas Bangunan ... 119

BAB VII LAMPIRAN

7.1. Gambar Perancangan ... 128

7.1.1. Interior Zona Kota ... 128

7.1.2. Interior Zona Hutan ... 130

7.1.3. Interior Zona Dreamland ... 132

7.1.4. Interior Basement ... 132

7.1.5. Eksterior ... 133

7.1.6. Block Plan ... 134

7.1.7. Site Plan ... 135

7.1.8. Upper Ground Plan (Dengan Pola Lantai) ... 136

7.1.9. Upper Ground Plan (Tanpa Pola Lantai)... 137

7.1.10. Lower Ground Plan ... 138

7.1.11. Basement ... 139

7.1.12. Denah 1 ... 140

7.1.13. Denah 2 dan Tampak 1 ... 141

7.1.14. Tampak 2 ... 142

7.1.15. Tampak dan Potongan Kawasan ... 143

7.1.16. Rencana Pembalokan Upper Ground Plan ... 144

7.1.17. Rencana Pembalokan Lower Ground Plan ... 145

7.1.18. Rencana Pondasi dan Detail ... 146

7.1.19. Rencana Atap dan Detail 1 ... 147

7.1.20. Rencana Atap dan Detail 2 ... 148

7.1.21. Rencana Atap dan Detail 3 ... 149


(11)

7.1.23. Rencana Plumbing Upper Ground Plan ... 151

7.1.24. Rencana Plumbing Basement ... 152

7.1.25. Aksonometri Rencana Plumbing ... 153

7.1.26. Rencana Elektrikal Upper Ground Plan ... 154

7.1.27. Rencana Elektrikal Basement ... 155

7.1.28. Aksonometri Rencana Elektrikal ... 156

7.1.29. Rencana Kebakaran Upper Ground Plan ... 157

7.1.30. Rencana Kebakaran Basement ... 158

7.1.31. Aksonometri Rencana Kebakaran ... 159

7.1.32. Rencana Telfon, CCTV, dan Tata Suara Upper Ground Plan ... 160

7.1.33. Rencana Telfon, CCTV, dan Tata Suara Basement ... 161

7.1.34. Aksonometri Rencana Telfon, CCTV, dan Tata Suara ... 162

7.1.35. Rencana AC Upper Ground Plan ... 163

7.1.36. Rencana AC Basement ... 164

7.1.37. Aksonometri Rencana AC ... 165

7.2. Maket ... 166

7.3. Spesifikasi Mesin dan Material ... 167


(12)

D A F T A R T A B E L

Halaman

Tabel 2.7. Karakter Bangunan Rekreasi... 18

Tabel 2.8. Jenis Rekreasi di Kota Medan ... 20

Tabel 3.2. Kriteria Pemilihan Site ... 25

Tabel 3.2.2.b. Penilaian Alternatif Lokasi ... 27

Tabel 3.2.4.1. Kelayakan Teknis ... 33

Tabel 3.2.4.2. Jumlah Pengunjung Beberapa Objek Wisata di Medan ... 33

Tabel 3.2.4.4. Jumlah Penduduk Kota Medan Tahun 2000-2010 ... 33

Tabel 3.5.2. Hubungan Usia dan Ruang Gerak Anak ... 45

Tabel 3.6.1. Kriteria Penilaian Theme Park (Luar Negeri) ... 63

Tabel 3.6.2. Kriteria Penilaian Theme Park (Dalam Negeri) ... 64

Tabel 5.1.2.b. Pedoman Pelaksanaan Pembangunan Kawasan CBD ... 81

Tabel 5.1.2.d. Pedoman Pelaksanaan Pembangunan Kawasan CBD ... 84

Tabel 5.2. Sturktur Bangunan Bentang Lebar ... 93

Tabel 5.3. Karakter Bangunan Rekreasi... 94

Tabel 5.4.3. Analisa Kegiatan ... 98

Tabel 5.5.1. Program dan Besaran Ruang Fasilitas Umum ... 101

Tabel 5.5.2. Program dan Besaran Ruang Fasilitas Permainan ... 103

Tabel 5.5.3. Program dan Besaran Ruang Fasilitas Penunjang ... 107

Tabel 5.5.4. Program dan Besaran Ruang Fasilitas Servis ... 109

Tabel 5.5.5. Program dan Besaran Ruang Fasilitas Pengelola ... 111


(13)

D A F T A R G A M B A R

Halaman

Gambar 2.4.2. Theme Park ... 11

Gambar 3.2.3.h. Pencapaian Tapak CBD Polonia ... 30

Gambar 3.2.3.i. Fungsi Eksisting CBD Polonia ... 31

Gambar 3.2.3.j. Fungsi Bangunan Sekitar Tapak ... 31

Gambar 3.a. Kuda Pusing ... 41

Gambar 3.b. Puting Beliung ... 41

Gambar 3.c. Space Shoot ... 41

Gambar 3.d. Pemadam Kebakaran ... 42

Gambar 3.e. Konvoi ... 42

Gambar 3.f. Mini Train ... 42

Gambar 3.g. Surf Up ... 42

Gambar 3.h. Fiaherman ... 42

Gambar 3.i. Kerangka Spesimen ... 42

Gambar 3.j. Taga J ... 42

Gambar 3.k. Alur Permainan Taga J ... 42

Gambar 3.l. Rumah Cermin ... 43

Gambar 3.m. Game Center ... 43

Gambar 3.n. Teater 4D ... 43

Gambar 3.o. Tower ... 43

Gambar 3.p. Disk O ... 43

Gambar 3.q. Rooler Coaster ... 43

Gambar 3.r. Magic Bike ... 43

Gambar 3.s. Galleon ... 43


(14)

Gambar 3.u. Demolition Derby ... 44

Gambar 3.v. Rumah Pohon... 44

Gambar 3.w. Peralatan Masyarakat Melanesia ... 44

Gambar 3.x. Bumper Boat... 44

Gambar 3.y. Water Park Area ... 45

Gambar 3.z. Lake Side Area ... 45

Gambar 3.5.5. Sistem Kerja Kolam Ombak ... 47

Gambar 3.6.1. Master Plan Adventure World ... 47

Gambar 3.6.1.a. Kolam Rahasia ... 48

Gambar 3.6.1.b. The Bernacle ... 48

Gambar 3.6.1.c. Dragon Express ... 48

Gambar 3.6.1.d. Little Leaper ... 48

Gambar 3.6.1.e. Dragon Flyer ... 48

Gambar 3.6.2.a. Koi Pond ... 48

Gambar 3.6.2.b. Pengalaman di Margasatwa ... 48

Gambar 3.6.2.c. Rail Raider ... 48

Gambar 3.6.2.d. Skylift ... 48

Gambar 3.6.2.e. Castle Lookout ... 48

Gambar 3.6.2.f. The Lagoon ... 48

Gambar 3.6.2.g. Aqua Racer ... 49

Gambar 3.6.2.h. Bumper Boats ... 49

Gambar 3.6.2.i. Skull Rock... 49

Gambar 3.6.3.a.Grand Prix ... 49

Gambar 3.6.3.b. Speed Slide ... 49

Gambar 3.6.3.c. Water Mountain Mat Slides ... 49

Gambar 3.6.3.d. Rocky Mountain Rapids ... 49

Gambar 3.6.3.e. Aqua Super Racer ... 49


(15)

Gambar 3.6.3.g. Free Fall ... 49

Gambar 3.6.4.a. Bounty Revenge ... 49

Gambar 3.6.3.b. The Rampage ... 49

Gambar 3.6.6. Okinawa Churaumi Aquarium ... 50

Gambar 3.6.7. Deep Sea ... 50

Gambar 3.6.8. Kuroshio (Black Current) Sea ... 51

Gambar 3.6.9. Coral Reef ... 51

Gambar 3.6.10. Great Sea ... 52

Gambar 3.6.11. Omoro Arboretum ... 52

Gambar 3.6.12. Kid’s Adventure Land ... 53

Gambar 3.6.13. Thrill Ride (Genting Theme Park) ... 54

Gambar 3.6.14. Family Ride (Genting Theme Park)... 54

Gambar 3.6.15. Children Ride (Genting Theme Park) ... 54

Gambar 3.6.16. Genting Theme Park ... 54

Gambar 3.6.17. Wonder Land ... 55

Gambar 3.6.18. Sun Plaza, Medan ... 58

Gambar 3.6.19. Star Kids ... 58

Gambar 3.6.20. Master Plan Hillpark, Sibolangit ... 59

Gambar 3.6.21. Trans Studio Makassar ... 60

Gambar 3.6.22. Interior Trans Studio Makassar ... 60

Gambar 3.6.23. Master Plan Dufan ... 62

Gambar 3.6.24. Fasilitas di Ancol, Jakarta ... 63

Gambar 4.1. Aquarium Raksasa di Resort Pulau Putri di Jakarta... 73

Gambar 4.2. Bungalow Panggung di Resort Pulau Putri di Jakarta ... 48

Gambar 5.1.1. Lokasi Tapak dalam Skala Kota ... 78


(16)

Gambar 5.1.2.b. Batas-batas Sekitar Site ... 80

Gambar 5.1.2.c. Master Plan CBD Polonia ... 83

Gambar 5.1.2.e. KDB ... 84

Gambar 5.1.2.f. GSB ... 85

Gambar 5.1.2.g. KLB ... 85

Gambar 5.1.3.a. Analisa Sirkulasi Kendaraan Bermotor ... 87

Gambar 5.1.3.b. Potongan Jalan CBD Polonia ... 87

Gambar 5.1.3.c. Sirkulasi Pejalan Kaki ... 88

Gambar 5.1.3.d. Potongan Pedestrian ... 89

Gambar 5.1.4. Parkir ... 89

Gambar 5.1.5. Analisa Pencapaian ... 90

Gambar 5.1.6. Analisa Matahari ... 90

Gambar 5.1.7. Analisa Kebisingan dan Polusi Udara ... 91

Gambar 5.1.8.a. Analisa View ke Luar ... 92

Gambar 5.1.8.b. Analisa View ke Dalam ... 92

Gambar 5.1.6. Analisa Matahari ... 90

Gambar 5.3. Analisa Penerapan Tema ... 95

Gambar 6.1.a. Zoning ... 116

Gambar 6.1.b. Konsep Perancangan Tapak ... 117

Gambar 6.2. Konsep Perencanaan Wahana Permainan ... 118

Gambar 6.3.2.a. Konsep Mekanikal Elektrikal ... 120

Gambar 6.3.2.b. Konsep Lighting ... 121

Gambar 6.3.3. Peralatan Pemadam Kebakaran ... 122

Gambar 6.3.6. Peralatan Sistem Audio ... 124

Gambar 6.3.7. Mesin yang Digunakan untuk Kolam Ombak ... 124


(17)

Gambar 7.1.1.a. Area Parkir ... 128

Gambar 7.1.1.b. Gedung Penerima ... 128

Gambar 7.1.1.c. Toko Souvenir ... 128

Gambar 7.1.1.d. Main Street ... 128

Gambar 7.1.1.e. Lake Side Area ... 128

Gambar 7.1.1.f. Teater Pertunjukkan ... 129

Gambar 7.1.1.g. Rumah Kaca ... 129

Gambar 7.1.1.h. Teater 4D ... 129

Gambar 7.1.1.i. Taman ... 129

Gambar 7.1.1.j. Game Center ... 129

Gambar 7.1.1.k. Foodcourt ... 129

Gambar 7.1.1.l. Gerbang Tower ... 130

Gambar 7.1.1.m. Fisherman ... 130

Gambar 7.1.1.n. Plaza ... 130

Gambar 7.1.2.a. Gua ... 130

Gambar 7.1.2.a. Labirin ... 130

Gambar 7.1.2.a. Foodcourt ... 131

Gambar 7.1.2.a. Demolition Derby ... 131

Gambar 7.1.2.e. Rumah Pohon ... 131

Gambar 7.1.3.a. Esterior Gerbang Masuk ... 132

Gambar 7.1.3.b. Interior Toilet ... 132

Gambar 7.1.3.c. Interior Kolam Anak ... 132

Gambar 7.1.3.d. Interior Kolam Ombak ... 132

Gambar 7.1.4.a. Interior Ruang Wakil Direktur ... 132

Gambar 7.1.4.b. Interior Ruang Direktur ... 132

Gambar 7.1.4.c. Interior Ruang Rapat... 132

Gambar 7.1.4.d. Interior Ruang Karyawan ... 132


(18)

Gambar 7.1.4.f. Interior Koridor Kantor ... 132

Gambar 7.1.4.g. Interior Kantin Pegawai ... 133

Gambar 7.1.4.h. Interior Area Servis ... 133

Gambar 7.1.4.i. Interior Pantry ... 133

Gambar 7.1.5. Perspektif Eksterior ... 133

Gambar 7.1.6. Block Plan ... 134

Gambar 7.1.7. Site Plan ... 135

Gambar 7.1.8. Upper Ground Plan (Dengan Pola Lantai) ... 136

Gambar 7.1.9. Upper Ground Plan (Tanpa Pola Lantai) ... 137

Gambar 7.1.10. Lower Ground Plan ... 138

Gambar 7.1.11. Basement ... 139

Gambar 7.1.12. Denah 1 ... 140

Gambar 7.1.13. Denah 2 dan Tampak 1 ... 141

Gambar 7.1.14. Tampak 2 ... 142

Gambar 7.1.15. Tampak dan Potongan Kawasan ... 143

Gambar 7.1.16. Rencana Pembalokan Upper Ground Plan ... 144

Gambar 7.1.17. Rencana Pembalokan Lower Ground Plan ... 145

Gambar 7.1.18. Rencana Pondasi dan Detail ... 146

Gambar 7.1.19. Rencana Atap dan Detail 1 ... 147

Gambar 7.1.20. Rencana Atap dan Detail 2 ... 148

Gambar 7.1.21. Rencana Atap dan Detail 3 ... 149

Gambar 7.1.22. Rencana Drainase ... 150

Gambar 7.1.23. Rencana Plumbing Upper Ground Plan ... 151

Gambar 7.1.24. Rencana Plumbing Basement ... 152

Gambar 7.1.25. Aksonometri Rencana Plumbing ... 153

Gambar 7.1.26. Rencana Elektrikal Upper Ground Plan ... 154

Gambar 7.1.27. Rencana Elektrikal Basement ... 155


(19)

Gambar 7.1.29. Rencana Kebakaran Upper Ground Plan... 157

Gambar 7.1.30. Rencana Kebakaran Basement ... 158

Gambar 7.1.31. Aksonometri Rencana Kebakaran ... 159

Gambar 7.1.32. Rencana Telfon, CCTV, dan Tata Suara Upper Ground Plan ... 160

Gambar 7.1.33. Rencana Telfon, CCTV, dan Tata Suara Basement ... 161

Gambar 7.1.34. Aksonometri Rencana Telfon, CCTV, dan Tata Suara ... 162

Gambar 7.1.35. Rencana AC Upper Ground Plan ... 163

Gambar 7.1.36. Rencana AC Basement ... 164

Gambar 7.1.37. Aksonometri Rencana AC ... 165

Gambar 7.2. Maket ... 166

Gambar 7.3.1. Spesifikasi Mesin Permainan ... 173

Gambar 7.3.4. Profil Material ... 173


(20)

D A F T A R D I A G R A M

Halaman Diagram 1.7.

Kerangka Berpikir ... 5 Diagram 2.1.

Alur Kegiatan Peserta ... 34 Diagram 2.2.

Alur Kegiatan Pengunjung ... 34 Diagram 2.3.

Alur Kegiatan pengelola ... 34

Diagram 5.3.. ... Penerapan Tema ... 95 Diagram 5.4.1... ... Perhitungan Jumlah Pengunjung Berdasarkan Tingkatan Usia ... 97 Diagram 5.4.2... ... Perhitungan Jumlah Pengunjung Berdasarkan Tingkatan Usia Anak-anak 98 Diagram 5.4.4.a.... ... Struktur Organisasi Pengelola ... 100 Diagram 5.4.4.b.... ... Hubungan Antar Ruang ... 100

Diagram 6.1.. ... Konsep Perancangan Tapak ... 116 Diagram 6.3.1... ... Konsep Pengolahan Sampah ... 120 Diagram 6.3.3... ...


(21)

Jaringan Pemadam Kebakaran ... 121 Diagram 6.3.1... ... Jaringan Listrik ... 122 Diagram 6.3.4... ... Sistem Keamanan Bangunan ... 123 Diagram 6.3.5... ... Jaringan Telekomunikasi ... 123 Diagram 6.3.6... ... Sistem Audio ... 124 Diagram 6.3.7.a.... ... Sistem Air Kotor ... 124 Diagram 6.3.6... ... Sistem Turn Over ... 124 Diagram 6.3.7.c.... ... Skema Backwash ... 125 Diagram 6.3.7.d.... ... Skema Air Kotor Padat ... 125 Diagram 6.3.7.e.... ...


(22)

DAFTAR PUSTAKA

Neufert, Ernst. (1997). Data Arsitek Jilid 1 Edisi 33. Terjemahan Sunarto Tjahjadi. Jakarta : Erlangga

Neufert, Ernst. (1997), Data Arsitek Jilid II Edisi 33, Terjemahan Sunarto Tjahjadi. Jakarta : Erlangga

Hurlock, E. B. (1999). Psikologi Perkembangan : Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan (Ed.5). Jakarta : Erlangga

Santrock, John W. (2000). Life Span Development : Perkembangan Masa Hidup (Ed.5). Jakarta : Erlangga

(2005); Kamus Besar Bahasa Indonesia., Jakarta : Erlangga (2005); Kamus Inggris Indonesia., Jakarta : Gramedia

’Adventure World’. 15 Januari 2010. Adventure World. 15 Januari 2010. < www.Adventure World.com >

’ Theme Park’. 18 Februari 2010. Theme Park Facility Planning. 18 Februari 2010. < www. Theme Park Facility Planning.com >

’ Ramp Plans’. 30 Februari 2010. Concrete Disciples. 30 Februari 2010.

< >

’Parkir’. 20 April 2010.


(23)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Proyek

Meningkatnya rutinitas kerja, sering membuat seseorang lelah dan bosan.

Terutama bagi masyarakat perkotaan yang akrab dengan suasana kemacetan dan

hiruk pikuk keramaian. Kondisi ini tentu akan menimbulkan tekanan hidup bagi

siapa saja yang tinggal di dalamnya. Seperti kota Medan yang saat ini telah

berkembang menjadi kota Metropolitan. Dari hasil survey tentang Happiness Index

(IHI) 2007 yang dilakukan oleh Frointier Consulting Group, menunjukkan bahwa

tingkat kebahagiaan masyarakat di kota Medan hanya mencapai 46,12%. Rekreasi

pun menjadi pilihan tepat karena mampu mendorong kembalinya kesegaran tubuh

dan pikiran. Rekreasi juga telah tumbuh menjadi bagian dari gaya hidup dan

kebutuhan masyarakat kota Medan yang semakin menunjukkan peningkatan setiap

tahunnya

1

Rekreasi itu sendiri ada bermacam-macam jenisnya terutama jika ditinjau dari

sifat kegiatan rekreasi seperti bermain, bersuka dan bersantai. Saat ini

pembangunan sarana rekreasi yang paling dominan di medan adalah pusat

perbelanjaan yang mengakomodasi kegiatan belanja (sifat kegiatan bersuka) yakni

mencapai 60%

.

2

Sifat-sifat kegiatan rekreasi tersebut sering dikemas dengan konsep menarik,

seperti konsep petualangan yang diminati oleh seluruh lapisan masyarakat

. Sementara pembangunan sarana rekreasi permainan yang

memperhatikan fungsi permainan itu sendiri seperti fungsi kognitif, social, dan

emosi, masing sangat minim. Terutama setelah dibongkanya Fun Land Citra Garden

dan Taman Ria di tahun 2005.

3

Namun tempat rekreasi yang cocok untuk keluarga seringkali terkendala

dengan lokasi yang sulit ditempuh dan waktu yang terlalu banyak dihabiskan di

dalam perjalanan. Sehingga banyak keluarga yang mengadakan kegiatan rekreasi

. Konsep

petualangan ini tentu harus disesuaikan untuk seluruh anggota keluarga yang akan

memanfaatkan waktu luang untuk berekreasi dan melakukan aktivitas secara

bersama-sama.

1

BPS Medan, 2006 2

Associate Director Head of Retail Jones Lang LaSalle Wendy Haryanto, 18 november 2009 3


(24)

hanya pada momen liburan saja. Dalam hal ini tentu perencanaan tempat rekreasi

yang berada di pusat kota pun menjadi alternatif keluarga perkotaan yang

cenderung lebih menyukai sesuatu yang praktis, mudah dijangkau. Berangkat dari

wacana diatas, maka muncul suatu pemikiran untuk menyediakan tempat rekreasi

yang memfasilitasi seluruh sifat kegiatan rekreasi secara lengkap dengan tetap

memperhatikan fungsi kegiatan dan terpenting harus sesuai dengan penggunanya

yang dalam hal ini adalah seluruh anggota keluarga. Tentu saja Dunia Petualangan

Keluarga ini berbeda dengan tempat rekreasi lainnya yang ada di medan, apalagi

dirancang dengan tema petualangan dengan tujuan selain untuk memenuhi selera

masyarakat yang cenderung menyukai hal-hal yang berbau petualangan juga untuk

menumbuhkan kreativitas, kecintaan terhadap alam khususnya kondisi lingkungan

perkotaan yang semakin memprihatinkan, serta sebagai wadah bersosialisai

masyarakat dan yang terpenting dapat mempererat hubungan antara sesama

anggota keluarga, dalam suatu wadah atau bangunan yang melingkupi berbagai

macam aktivitas rekreasi.

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dari perencanaan dan perancangan Dunia Petualangan keluarga di Medan ini adalah sebagai wadah yang menyediakan fasilitas yang dapat memperkenalkan dan menyebarkan ilmu pengetahuan mengenai alam melalui kegiatan permainan dan olahraga yang dikemas dengan tema petualangan yang atraktif.

Sedangkan tujuan dari proyek ini adalah :

1. Menyediakan fasilitas untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan rekreasi.

2. Menyediakan tempat yang dilengkapi fasilitas bermain untuk merangsang kreativitas pengunjung serta fasilitas belajar dengan konsep petualangan (adventure) dengan aktivitas-aktivitas yang disesuaikan dengan karakteristik pengunjung.

3. Menyediakan suatu wadah untuk bersosialisasi sehingga mengurangi tingkat individualistis masyarakat khususnya di perkotaan.

4. Meningkatkan keuntungan sosial yaitu dengan memberikan kesempatan terjadinya kontak sosial antar masyarakat, serta keuntungan ekonomi yaitu dengan memperluas lapangan kerja baru.

1.3. Rumusan Masalah


(25)

1. Bagaimana merencanakan tempat rekreasi yang dapat menyediakan fasilitas rekreasi berdasrkan kapasitas, ukuran, umur, karakteristik, standar, serta kualitas pelayanan.

2. Bagaimana menerapkan tema rekreatif ke dalam bangunan.

3. Bagaimana merencanakan tampilan bangunan rekreasi yang terintegrasi dengan masalah teknik infrastruktur bangunan.

1.4. Pendekatan

Beberapa pendekatan yang dilakukan dalam pengembangan konsep dan perencanaan selama proses perancangan berlangsung dengan cara :

1. Studi banding

Melakukan pengamatan dan analisa sebagai data pembanding untuk proyek

yang direncanakan. Studi banding ini dapat memberikan gambaran lebih jelas

pada proyek yang direncanakan mengenai ukuran-ukuran serta detail yang

diperlukan. Bangunan yang hendak dijadikan studi banding adalah Hill Park,

Medan dan Trans Studio Makassar.

2. Survey lapangan

Melakukan pengamatan langsung ke lokasi yang dipilih untuk mengetahui

keadaan tapak yang sebenarnya serta mengenal potensi yang dpat

dimanfaatkan dan permasalahan yang harus dihadapi.

3. Studi literature

Dilakukan studi literature melaui buku-buku untuk memperoleh data dan

standar yang menjadi dasar perencanaan dan perancangan Dunia Petualangan

Keluarga, meliputi : kebutuhan ruang , besaran ruang, studi aktivitas, studi

psikologi pengunjung Dunia Petualangan Keluarga.

4. Studi internet

Studi internet dilakukan melalui pengumpulan data dengan cara browsing,

download atau searching melalui internet untuk mendapat informasi terbaru

tentang wahana bermain dan rekreasi yang ada di luar negeri.


(26)

Pengumpulan data dengan meminta keterangan dari pihak-pihak yang terkait

(pihak perencana fasilitas rekreasi dan hiburan, pihak pengoperasian fasilitas,

dsb) yang sekiranya dapat memberi masukan untuk melengkapi data-data yang

telah tersedia.

1.5. Lingkup Batasan

Lingkup pembahasan masalah ini adalah :

1. Seluruh aspek fisik yang berhubungan dengan pembahasan dan perancangan mengenai bangunan sarana hiburan yang menyangkut lingkungan tapak, massa bangunan, dan perencanaan ruang.

2. Perencanaan fasilitas rekreasi ini didasarkan pada tinjauan jenis-jenis rekreasi terutama dari segi sifat rekreasi yang akan diwadahi berikut kegiatan-kegiatan rekreasi di dalamnya.

3. Teknologi yang diterapkan pada bangunan yang efisien, tepat guna, dan fleksibel. 4. Sasaran proyek adalah keluarga dengan segala tingkatan usia, yakni : anak-anak,

remaja, dewasa, dan usia lanjut.

1.6. Asumsi

Karena kasus proyek bersifat fiktif, maka diperlukan beberapa asumsi sebagai dasar perencanaan dan perancangan yaitu:

1. Diasumsikan kepemilikan bangunan oleh pihak swasta dengan penekanan bangunan yang mewadahi kegiatan komersil yang bersifat edutainment.

2. Diasumsikan lokasi lahan studi dalam keadaan kosong dan layak untuk didirikan bangunan dengan peruntukan lahan sesuai Rencana Umum Tata Ruang Kotamadya Medan (RUTRK Medan) sebagai kawasan komersil.

3. Studi kasus ini direncanakan sebagai bagian dari perencanaan kawasan.

4. Diasumsikan bahwa keberadaan sosial budaya masyarakat setempat tidak menjadi suatu permasalahan yang dapat menghambat keberadaan dari proyek ini.

5. Diasumsikan bahwa perekonomian di Indonesia khususnya daerah Sumatera Utara berada dalam kondisi normal sehingga dapat mendukung keberadaan proyek ini.


(27)

1.7. Kerangka Berpikir

Sistematika yang dilakukan dalam perancangan proyek Familiy Adventure

World adalah:

Diagram 1.7. Kerangka Berpikir

Latar Belakang

1. Meningkatnya rutinitas kerja masyarakat khususnya di perkotaan yang membuat lelah dan bosan. 2. Meningkatnya kebutuhan masyarakat akan sarana hiburan

3. Minimnya tempat rekreasi yang mewadahi sifat rekreasi yang memperhatikan fungsi kegiatannya di kota Medan 4. Wahana hiburan yang menantang dan berbau petualangan yang digemari masyarakat khususnya dari kalangan

anak-anak dan remaja.

Permasalahan

1. Perencanaan dan perancangan bangunan yang sesuai dengan fungsi bangunan sebagai wahana rekreasi yang disesuaikan dengan kapasitas, ukuran, umur, karakteristik, standar, serta kualitas pelayanan.

2. Perencanaan dan perancangan tampilan bangunan rekreasi 3. Penerapan tema rekreatif

Maksud dan Tujuan

Maksud wadah yang menyediakan fasilitas hiburan berupa berbagai wahana permainan yang menantang dan bersifat petualangan yang dapat memberikan tantangan tersendiri bagi pengunjung serta memunculkan kreativitas untuk dapat “mengakhiri” petualangan tersebut dengan baik.

Tujuan :

1. Menyediakan fasilitas untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan rekreasi.

2. Menyediakan tempat yang dilengkapi fasilitas bermain untuk merangsang kreativitas pengunjung serta fasilitas belajar dengan konsep petualangan (adventure) dengan aktivitas-aktivitas yang disesuaikan dengan karakteristik pengunjung. 3. Menyediakan suatu wadah untuk bersosialisasi sehingga mengurangi tingkat individualistis masyarakat khususnya di

perkotaan.

4. Meningkatkan keuntungan sosial yaitu dengan memberikan kesempatan terjadinya kontak sosial antar amsyarakat, serta keuntungan ekonomi yaitu dengan memperluas lapangan kerja baru.

Studi Tapak

• Ukuran tapak

• Peraturan pemerintah

• Sempadan bangunan

• Batas bangunan

• Potensi

Pengumpulan Data • Studi literatur

• Studi banding

• Studi tapak

F

e

e

d

b

a

c

k

A n a l i s a P e r a n c a n g a n

• Analisa makro, Analisis antara tinjauan pustaka dan data untuk memperoleh pendekatan aspek fungsional ,kontekstual ,teknis dan kinerja (program perencanaan dan citra (konsep) perancangan bangunan Dunia Petualangan Keluarga

• Analisa mikro

F

e

e

d

b

a

c

Konsep Perancangan

Berdasarkan analisa, peraturan pemerintah, konsep kompleks, dan konsep bangunan

D E S A I N

Hasil dari analisis yag berupa program perencanaan dan konsep dasar perancangan arsitektur bangunan Dunia Petualangan Keluarga


(28)

1.8. Sistematika Penulisan Laporan

Sistematika laporan yang terdapat dalam laporan ini adalah: 1. Bab I. Pendahuluan

Berisi pembahasan tentang latar belakang dari perencanaan proyek berupa faktor-faktor yang mempengaruhi perlunya perancangan bangunan, masalah perancangan tujuan dan sasaran, manfaat, pendekatan desain. lingkup pembahasan, sistematika pembahasan dan alur pikir pembahasan.

2. Bab II. Tinjauan Umum

Berisi teori-teori untuk mengkaji aspek-aspek perencanaan dan perancangan arsitektur bangunan Family Adventure World, serta tinjauan teori penekanan desain arsitektur.

3. Bab III. Tinjauan Khusus

Berisikan penjelasan proyek yang akan dirancang pada kawasan tersebut. Sebagai tambahan, disertai pula data-data fisik dan non-fisik kota Medan dan studi perbandingan theme Park.

4. Bab IV. Elaborasi Tema

Berisikan telaah teoritis serta kajian tentang tema dan pengertiannya serta interpretasi tema ke dalam kasus proyek yang akan direncanakan.

5. Bab V. Analisa

Menjelaskan tentang analisa kondisi tapak dan lingkungan, analisa fungsional, dan penerapan tema, serta kesimpulan.

6. Bab VI. Konsep Perancangan

Berisikan konsep dasar dan konsep lanjutan tentang kompleks, konsep bangunan yang direncanakan, konsep struktur, dan konsep utilitas sebagai keluaran untuk menuju kepada hasil perancangan nantinya.

7. Bab VII. Lampiran

Berisikan desain berupa gambar kerja yang merupakan hasil akhir dari semua analisa, data, dan konsep-konsep yang telah dibahas sebelumnya. Selain itu juga tercantum spesifikasi mesin permainan dan alat-alat pendukung lainnya yang berkaitan dengan perencanaan Dunia Petualangan Keluarga ini.


(29)

BAB II. TINJAUAN UMUM

2.1. Defenisi Rekreasi

Rekreasi berasal dari bahasa latin yaitu “ creature “ yang berarti mencipta,

lalu diberi awalan “ re “ yang sehingga berarti “ pemulihan daya cipta atau

penyegaran daya cipta”. Kegiatan rekreasi biasanya dilakukan diwaktu senggang

(leasuretime). Leasure berasal dari kata “licere” (latin) yang berarti diperkenankan

menikmati saat-saat yang bebas dari kegiatan rutin untuk memulihkan atau

menyegarkan kembali.

1. Rekreasi dapat diartikan sebagai kegiatan penyegaran kembali tubuh dan

pikiran; sesuatu yang menggembirakan hati dan menyegarkan seperti

hiburan; piknik. Sedangkan rekreatif berarti bersifat rekreasi.

2. Rekreasi adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyegarkan kembali fisik

dan mental dari kehidupan sehari-hari, sehingga dapat mempertinggi daya

kreasi manusia dalam mencapai keseimbangan bekerja dan beristirahat.

3. Rekreasi adalah kegiatan yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan

kesenangan dan kepuasan.

4. Rekreasi merupakan kegiatan yang dilakukan secara berkala, sebagai

kegiatan yang merupakan perubahan bentuk rutinitas dan kewajiban seperti

dalam kegiatan bekerja.

5. Rekreasi merupakan proses memenfaatkan kegiatan selama waktu luang

dengan seperangkat perilaku yang memungkinkan peningkatan waktu luang.

6. Rekreasi adalah penyegaran bagi kekuatan dan semangat setelah bekerja

keras.

7. Rekreasi adalah kegiatan di waktu luang atau santai.

Dari penjelasan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pengertian rekreasi

adalah “ aktivitas yang dilakukan pada waktu senggang (lapang) yang bertujuan

untuk membentuk, meningkatkan kembali kesegaran fisik, mental, pikiran dan daya

rekreasi (baik secara individual maupun secara kelompok) yang hilang akibat

aktivitas rutin sehari-hari dengan jalan mencari kesenangan, hiburan dan kesibukan

yang berbeda dan dapat memberikan kepuasan dan kegembiraan yang ditujukan

bagi kepuasan lahir dan batin manusia”.


(30)

2.2. Ciri-ciri Rekreasi

Ciri-ciri rekreasi adalah :

1. Bersifat fisik, mental dan emosional.

2. Tidak memiliki bentuk atau macam tertentu.

3. Dapat membangkitkan rasa gembira, senag dan puas bagi pelaku.

4. Dilaksanakan dalam waktu senggang.

5. Bebas dari paksaan.

6. Dibutuhkan secara universal, tidak dibatasi oleh lapisan tertentu.

7. Bersifat fleksibel. Tidak dibatasi oleh tempat, dapat dilakukan oleh

perseorangan, ataupun sekelompok orang. Rekreasi tidak dibatasi oleh

kemauan seseorang, baik miskin maupun kaya dapat menikmati dan juga

tidak dibatasi oleh fasilitas atau alat tertentu, dapat dilakukan oleh

alat-alat sederhana maupun alat-alat-alat-alat modern.

8. Didorong oleh kegiatan sehingga menentukan bentuk rekreasi.

2.3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Rekreasi

Menurut Bovy dan Lawson (1997) ada beberapa hal yang menjadi factor yang

mempengaruhi rekreasi antara lain :

1. Faktor sosial ekonomi

Pada masyarakat dengan kelompok social tertentu (elite) akan berbeda

dengan rekreasi masyarakat pada umunya karena perbedaan fasilitas yang

dimiliki.

2. Faktor jenis kelamin , usia dan keluarga

Kegiatan rekreasi remaja putri mungkin berbeda dengan remaja putra dan

berbeda pula dengan kegiatan reklreasi orang dewasa.

3. Faktor ketersediaan waktu luang

4. Waktu luang penyelenggaraan rekreasi ibu rumah tangga akan berbeda

dengan wanita pekerja.

5. Faktor pranata

Berhubungan dengan pencapaian, besar dana yang dimiliki, perubahan sikap

terhadap rekreasi.


(31)

6. Faktor perubahan teknologi

Berhubungan dengan munculnya jenis-jenis rekreasi baru dan kemudahan

pencapaian dengan fasilitas-fasilitas rekreasi dengan teknologi tinggi.

2.4. Tipe-tipe tempat dan Bangunan Rekreasi

Menurut Recreation Development Hand Book adalah :

2.4.1. Resort/residential community

a. Resort : tempat tujuan dengan waktu singkat yang menyediakan

bermacam-macam aktifitas rekreasi, seperti : penginapan,

makan/minum, dan pertunjukan dengan latar belakang susunan dari

mewah sampai primitif.

b. Tujuannya adalah memberikan variasi yang tidak ada batasnya dari

pengalaman rekreasi dan ditujukan juga bagi sekelompok besar

wisatawan.

c. Bentuknya berupa hotel atau motel di pinggir air, di pegunungan, dan

tempat pemandian.

d. Dibangun daerah rekreasi yang bernuansa alami, cenderung

tradisional,misalnya dalam bentuk air, kontur, tanah, dan iklim.

e. Mempunyai jangka waktu operasional yang panjang.

2.4.2. Theme Park

Merupakan atraksi yang ditujukan untuk rekreasi ditekankan pada fantasi dan

imajinasi yang dibuat dengan pertimbangan khusus, seperti Disney World (skala

besar), Water Activity Park (skala kecil).

Istilah Theme Park memiliki arti yang lebih luas daripada sekedar ‘taman

bertema’. Michael Sorkin dalam pengantarnya di buku “A Variation on Theme

Park: The New American City and the End of Public Space”, memberikan

definisi tentang Theme Park sebagai ‘dunia’ atau tempat yang memiliki ciri

antara lain tidak terikat pada geografi tertentu, lingkungan yang terkontrol dan

teramati, memberikan stimulasi tanpa henti (Sorkin, Michael; 1992;ix).

Dunia hiburan tidak dipungkiri merupakan salah satu faktor pendorong

munculnya konsep Theme Park, namun adalah begitu besarnya impian


(32)

masyarakat akan suatu kondisi dimana ‘dunia’ mereka nampak atau jadi ‘lebih

baik’ inilah yang menyebabkan naiknya popularitas konsep ini.

Theme Park yang menampilkan visi kesenangan yang teratur dan terkendali –

meski seringkali menggunakan bentuk/wujud artistik yang cenderung menipu

atau memperdaya– merupakan suatu ‘pengganti’ kenyataan demokrasi publik

dan bahkan menjadi lebih menarik karena orang diberi ‘stimulasi’ dan ‘simulasi’

tentang keadaan yang lebih baik, dimana tidak ada kemiskinan, kecelakaan,

kesenjangan sosial, kejahatan, sampah/limbah dan kondisi negatif urban lainnya

karena seluruh komponen dalam lingkungan ini dapat dikontrol sesuai kondisi

paling ideal yang diharapkan.

Disney dan industri film Hollywood bisa disebut sebagai pemrakarsa

munculnya konsep ini. Kerajaan Disney yang terpuruk semenjak kematian Walt

Disney, membuat Michael Eisner – pimpinan Disney yang baru - mengeluarkan

ide untuk membangun sebuah kawasan terpadu yang terdiri dari taman hiburan,

hotel, resort, pusat perbelanjaan dan lainnya. Keberhasilan ide tersebut

membuat banyak pihak mencoba mengikutinya dengan resep yang kurang lebih

sama. Beberapa bahkan bereksperimen lebih jauh dengan mengintegrasikan

juga area kerja mereka seperti studio, setting lokasi pengambilan gambar,

kondisi pengambilan gambar yang sebenarnya, ke dalam kawasan terpadu

tersebut sehingga menghasilkan variasi dan mixed-use yang begitu menarik dan

‘hidup’.

Penerapan konsep Theme Park tidaklah terbatas pada desain taman hiburan

atau rekreasi (Amusement Park) saja, namun juga dipakai dalam perkembangan

kota. Dengan diterapkannya konsep ini pada pusat-pusat kota (downtown) lama,

diharapkan mampu mengatasi hilangnya koneksi antar unsur-unsur kota

(bangunan dan ruang kota) akibat pengaturan kota yang hanya berdasarkan

fungsi saja dan menghidupkan kembali aktivitas dan peranannya.


(33)

2.4.3. Commercial Recreational

a) Daerah perkotaan yang dibuat alami (bangunan untuk rekreasi)

dengan pemasaran atau tujuan konsumen yang sudah ada.

b) Dapat berupa orientasi pasif dan aktif, contoh health club, arcades,

theatres, dan sebagainya.

2.4.4. Supplemental Recreational

Fasilitas rekreasi yang ditujukan sebagai tambahan dari fungsi utama

sebuah kawasan perumahan, komersil, seperti kolam renang, golf course, dan

sebagainya.

2.5. Kegunaan Rekreasi

Wing Haryono dalam buku “ Pariwisata Rekreasi dan Entertainment “

mengatakan bahwa egunaan dari rekreasi adalah :

1. Untuk kesehatan, baik itu kesehatan tubuh maupun pikiran 2. Untuk dapat membentuk atau membangun karakter

3. Sebagai pencegah kriminalitas 4. Sebagai sarana pendidikan moral

5. Untuk hal-hal yang behubungan dengan ekonomi

2.6. Tujuan Rekreasi

Adapun tujuan rekreasi antara lain :

1. Menciptakan dan membina hubungan manusia 2. Mempertahankan kelestarian alam

3. Mempertahankan nilai-nilai budaya

4. Kesenangan dan kepuasan karena dapat memenuhi rasa ingin tahu/ bertualang. 5. Memulihkan kesehatan jasmani dan rohani

2.7. Jenis-jenis Rekreasi

Menurut Patricia Farrel dalam The Process of Recreation Progamming dan Ivor Selly dalam Outdoor Recreation and The Urban Environment bahwa jenis-jenis rekreasi yaitu :

1. Berdasarkan jenisnya rekreasi dibedakan menurut : a. Fungsi


(34)

• Hiburan, untuk mendapatkan kesenangan

• Pendidikan, memberi fungsi hiburan dan mendidik b. Sifat kegiatan

• Bermain ; olah raga 1. Definisi

Permainan adalah salah satu bentuk aktivitas social yang

menyenangkan yang dilakukan semata-mata untuk aktivitas itu sendiri,

bukan karena ingin memperoleh sesuatu yang dihasilkan dari aktivitas

tersebut.

Menurut Hetherington dan parke, ada 3 fungsi utama dari permainan

(Desmitha,2005), yaitu :

a) Fungsi kognitif, melalui permainan, seseorang dapat menjelajahi lingkungannya, mempelajari objek-objek di sekitarnya, dan memecahkan masalah yang dihadapi.

b) Fungsi social. Khususnya dalam permainan fantasi dengan memerankan suatu peran

c) Fungsi emosi yang memungkinkan seseorang belajar mengatasi kegelisahan dan konflik batin, melepaskan energy fidik yang berlebihan dan membebaskan perasaan-perasaan terpendam.

2. Jenis-jenis permainan

Mildred Parten meninjau jenis-jenis permainan dari sudut

tingkah laku social, dan ditemukan 6 kategori (dermitha,2005), yaitu :

a) Permainan unoccupied, dengan melihat sesuatu yang menarik perhatihan dan melakukan gerakan-gerakan bebas

b) Permainan solitary, sebuah kelompok bermain dengan bermacam-macam alat permainan sehingga tidak terjadi kontak antara satu dan lainnya.

c) Permainan onloocker, seseorang tidak terlibat dalam aktivitas permainan, hanya memperhatikan saja

d) Permainan parallel, seseorang bermain dengan alat permainan yang sama, tetapi tidak terjadi kontak dengan yang lain

e) Permainan asosiatif, seseorang bermain bersama, tidak mengarah pada satu tujuan, tidak ada pembagian peran dan alat permainan.


(35)

f) Permainan koperatif, bermain dalam kelompok yang terorganisir dengan kegiatan-kegiatan konstruktif dan membuat segalanya nyata, serta mempunyai peranan sendiri-sendiri.

Sementara itu, pakar teori kognitif mengidentifikasikan 4 macam

permainan (Monks,2002), yaitu :

a) Permainan fungsional, seseorang dapat belajar tentang dunia fisik dan efek dari tindakannya.

b) Permainan konstruktif, permainan dengan menggunakan objek-objek fisik untuk membangun atau membuat sesuatu

c) Permainan dramatic, permainan yang dilakukan secara berpura-pura, dimulai dengan menghadirkan objek-objek secara mental.

d) Permainan dengan aturan, seringkali merupakan kompetisi dengan lebih dari satu orang.

• Bersuka ; belanja, menonton film, makan di restoran, jalan-jalan. • Bersantai ; musik, pemandangan

c. Objeknya

• Rekreasi budaya ; yaitu rekreasi dengan objek wisatanya berupa benda-benda atau hal-hal yang mempunyai nilai-nilai seni, budaya dan sejarah yang tinggi. • Rekreasi buatan ; yaitu rekreasi yang objek wisatanya merupakan buatan

manusia.

• Rekreasi agro ; yaitu rekreasi yang memenfaatkan potensi pertanian sebagai objek

• Rekreasi alam ; yaitu rekreasi yang memanfaatkan potensi alam yang indah sebagai objek utamanya.

d. Partisipasi Pelaku

• Rekreasi Aktip → dimana pelaku kegiatan turun langsung atau berperan secara langsung untuk melakukan tindakan rekreatif untuk dirinya. Misalnya : olah raga dan sebagainya.

• Rekreasi Pasip → dalam hal ini perlu kegiatan pelaku tidak banyak melakukan kegiatan, hanya menikmati objek rekreasi dan lebih banyak diam. Misalnya : menonton, membaca dan sebagainya.

e. Tingkat Usia


(36)

Anak-anak memperoleh kegembiraan denga mengaktifkan tubuh,

misalnya denga berlari-lari, bermain dengan alat, contohnya bermain

dengan boneka, bola dan sebagainya.

• Remaja ; 14 – 24 tahun

Golongan remaja memilih jenis rekreasi dimana mereka menemukan

dinamika untuk mengembangkan kreatifitas, ketertarikan pada aktifitas

fisik seperti olah raga, seni maupun sosial.

• Dewasa ; 25 – 45 tahun

Orang dewasa cenderung tidak aktif, hiburan yang diperoleh dari

program televise, nonton di bioskop, membaca buku dan sebagainya.

• Usia lanjut ; 55 tahu ke atas

Usia lanjut usia biasanya berekreasi denan hal-hal yang bersifat santai,

misalnya jalan-jalan, duduk-duduk di taman dan sebagainya.

f. Tingkat Pelayanan

Lingkungan rumah ; memanfaatkan ruang di dalam rumah

Lingkungan sekitar ;

→ rekreasi yang melayani satu lingkungan perumahan

→ rekreasi yang melayani beberap[a lingkungan perumahan atau

komunitas.

Tingkat kota

; melayani daerah wilayah kota, dapat memberikan

fasilitas pelayanan yang bersifat umum.

Tingkat regional/daeraah; melayani satu atau atau lebih yang memeiliki

cirri khas tertentu.

g. Tingkat Penghasilan

Tingkat penghasilan rendah

Golongan ini lebih banyak menghabiskan waktunya untuk memenuhi

kebutuhan pokoknya dan kebutuhan hidupnya. Rekreasi bukanlan salah

satu sisi kehidupan tetapi cenderung terjadi sebagai suatu kebetulan

atau ada, namun tidak dengan biaya besar.


(37)

Pada golongan ini, kebutuhan pokok sudah terpenuhi, sehingga mulai

memikirkan kebutuhan lainnya, yaitu rekreasi atau hobi yang

disesuaikan dengan tingkat penghasilannya.

Tingkat penghasilan tinggi

Tingkat kebutuhan akan rekreasi pada golongan ini terlihat jelas,

dimana status social diharapkan dapat meningkatkan prestisenya,

sehingga umumnya reklreasi dilakukan bersifat eksklusif dan mahal

yang tidak terjangkau oleh masyarakat umumnya.

h. Tingkatan Umur

Biasanya untuk anak-anak, remaja, dan dewasa. i. Waktu Penyelenggaraan

Pagi, siang, dan malam. j. Tempatnya

Kegiatan di luar ruangan (outdoor) atau di dalam ruangan (indoor). 2. Ditinjau dari segi fasilitas, tempat rekreasi mempunyai 2 kategori :

a. Fasilitas khusus (yang bersifat spesifik)

Fasilitas khusus hanya ada di tempat itu dan jarang ditemukan di tempat lain. Fasilitas spesifik ini yang mendorong masyarakat datang untuk mengunjunginya.

b. Fasilitas pokok (yang harus ada) 3. Klasifikasi sarana olahraga rekreatif

a. Berdasarkan sifat ruang :

Outdoor

; wadah rekreasi yang dilakukan di luar ruangan, tidak

terlindungi oleh atap dan dinding, sehingga tergantung dengan cuaca.

Indoor

; wadah rekreasi yang dilakukan di dalam ruangan yang

terlindung, sehingga tidak terganggu oleh keadaan cuaca. Dan kondisi

ruang diatur sesuai dengan kegiatannya.

Semi Indoor dan Outdoor ; wadah rekreasi yang hanya menggunakan

penutup atap saja.

b. Berdasarkan kelompok usia pemakai : • Untuk anak-anak : area bermain anak


(38)

• Untuk dewasa : gedung olahraga, lapangan olahraga c. Berdasarkan jenis penggunaannya :

• Rekreasi komunal (multi used) terdiri dari bermacam-macam aktifitas yang dapat dilakukan dalam kompleks.

• Rekreasi tunggal (single used), terdiri dari satu macam kegiatan utama. • Sarana pelengkap (servis used), untuk melayani rekreasi di luar bangunan. d. Berdasarkan fungsinya mengimbangi waktu kerja dan istirahat :

• Rekreasi harian • Rekreasi mingguan • Rekreasi liburan

e. Berdasarkan ruang lingkup : • Lingkup perumahan

• Lingkup wilayah, terdiri dari beberapa fasilitas rekreasi dengan lingkup perumahan

• Lingkup perkotaan, untuk pemakai umum dalam kota

• Lingkup daerah regional, terletak di dalam atau di luar kota dan melayani beberapa daerah sekitarnya

• Lingkup nasional, sifatnya nasional dan mempunyai karakter tersendiri • Lingkup internasional, melayani seluruh dunia

f. Berdasarkan keterkaitan pemakai dikaitkan dengan lokasi : • Rekreasi darat

Rekreasi darat meliputi sarana olah raga dan rekreasi yang dilakukan di darat, termasuk wisata pemandangan.

• Rekreasi air

Rekreasi air meliputi sarana rekreasi yang dilakukan di atas maupun di dalam air (laut, danau, sungai), misalnya selancar air, perahu, ski air, menyelam, renang dan sebagainya.

• Rekreasi udara

Rekreasi udara yaitu rekreasi yang dilakukan di udara bebas dan melihat pemandangan dari udara dengan bantuan alat, sehingga manusia dapat melakukannya, misalnya dengan melakukan terbang laying, terjun paying, dan sebagainya.


(39)

• Big muscle activities : rekreasi yang memerlukan tenaga atau fisik.

• Social activities : rekreasi yang bertujuan sosial, seperti : bercakap-cakap, jalan-jalan bersama, melibatkan interaksi sosial sebagi kegiatan utama. • Physical recreation : memerlukan usaha atau kegiatan fisik sebagai kegiatan

utama.

• Cognitive recreation : melibatkan kebudayaan, pendidikan, dan kreatifitas. • Environment-related recreation : rekreasi yang memanfaatkan potensi alam

dalam kegiatannya, seperti olahraga arung jeram.

• Rhythms and music : rekreasi yang diakibatkan oleh irama dan musik yang memberikan kesenangan, persahabatan, seperti bernyanyi dan berdansa. • Hand intellect : rekreasi yang mengembangkan keterampilan tangan dan

pikiran, misalnya : melukis dan mematung.

• Creative play : rekreasi yang mengembangkan imajinasi, daya khayal akan sesuatu yang bukan sesungguhnya, misalnya : membuat bangunan dari pasir.

• Nature learning : rekreasi di alam terbuka (berkemah dan mendaki gunung) • Mental : rekreasi yang merupakan ekspresi dari aktifitas masyarakat yang

berisfat mendidik, misalnya : berdebat, berdiskusi, dan lain-lain.

• Collecting : mengumpulkan benda-benda sebagai hobi, masuk ke dalam kelompok sosial tertentu atau memilih salah satu cara kehidupan yang khusus.

• Service activities : sebagian orang tertentu merupakan kesenangan tersendiri jika melakukan pelayanan kegiatan umum, misalnya : sebagai juri, grur, dan lain-lain.

• Shopping activities : sebagian orang berbelanja menjadi aktifitas rekreasi yang merupakan suatu kesenangan. Antara lain : kesempatan untuk memperoleh pelayanan, kesenangan dalam tawar-menawar, cuci mata dengan melihat-lihat.

• Relaxation : rekreasi yang bertujuan melepaskan diri dari ketegangan dan kelelahan mental dan fisik untuk mencapai kesenangan dan kesegaran, misalnya ; menikmati pemandangan alam, duduk di taman, dan lain-lain. • Solitude : menyendiri untuk melepaskan kesibukan sehari-hari dengan

beristirahat di tempat tertentu yang sepi, seperti keluar kota, ke gunung.

Berdasarkan Tipologi Bangunan Rekreasi Aktif Komersil di Jakarta menurut Linda Y, bahwa karakter Bangunan Rekreasi adalah :


(40)

Tabel 2.7. Karakter Bangunan Rekreasi

KRITERIA BAGIAN UTAMA KETERANGAN 1. Pengolahan

Tapak

A. Pemilihan Tema Umumnya dengan pemanfaatan potensi tapak dan di sesuaikan pada perkembangan wadah rekreasi tiap kurun waktu.

B. Pola Sirkulasi Menuntut DINAMIS dengan mengkombinasikan pola-pola yang ada dan menuntut adanya suatu aliran, sehingga memberikan pengarahan yang jelas bagi pengunjung.

2. Pengolahan Bangunan

A. Pemilihan Tema Wadah rekreasi menjadi wadah imajinasi bentuk arsitektur yang sesuai dengan kondisi lingkungan sekitar tapak

B. Pengolahan Ruang

Menciptakan ruang-ruang intim, santai dan sesuai dengan sifat rekreasi.

C. Kegiatan Penerapan pada pengolahan ruang yang sesuai hirarkinya (utama, pendukung)

D. Bentuk Ruang DINAMIS, pengunjung merasa nyaman dan informasi, yang menghilangkan rasa tegang dan formil dalam kegiatan rutin.

E. Penyediaan Fasilitas dan

Kegiatan

Selalu mengalami pembaharuan dengan memperhatikan keunikan dan imajinasi yang berkaitan dengan tema wadah rekreasinya.

3. Penggunaan Teknologi

a. Peralatan

b.Bahan Bangunan c. Struktur dan Konstruksi


(41)

Menurut Bovy dan Lawson (1977) dalam a Handbook of Physical Planning, aktifitas rekreasi dikelompokkan dalam 5 kategori :

1. Kegiatan yang dilakukan di dalam dan sekeliling rumah, seperti menonton TV, membaca, mendengarkan musik, berkebun, dan sebagainya.

2. Kegiatan dengan interaksi sosial seperti menonton film di bioskop, berbelanja, makan di restoran, kunjungan keluarga, dan sebagainya.

3. Kegiatan yang melibatkan seni budaya (kunjungan pameran seni, teater, konser musik).

4. Kegiatan olahraga, seperti berenang, bola kaki, voli, golf, dan sebagainya. 5. Kegiatan outdoor tidak resmi, seperti jalan-jalan, piknik, dan sebagainya.

Menurut Bovy dan Lawson (1977) juga ada beberapa faktor yang mempengaruhi jenis dan aktifitas rekreasi yang dilakukan, yaitu :

1. Faktor jenis kelamin, usia, dan keluarga

Kegiatan rekreasi gadis remaja mungkin berbeda dengan remaja putra atau orang dewasa.

2. Faktor sosial ekonomi

Masyarakat dengan kebutuhan sosial tertentu (elite) akan berbeda dengan rekreasi masyarakat pada umumnya dikarenakan berbeda fasilitas yang dimiliki.

3. Faktor Pranata

Berhubungan dengan pencapaian, dana yang dimiliki, perubahan sikap terhadap rekreasi.

4. Faktor ketersediaan waktu luang

Waktu rekreasi ibu rumah tangga akan berbeda dengan wanita pekerja. 5. Faktor perubahan teknologi

Dari hasil Tinjauan Umum di atas maka dapat disimpulkan bahwa Dunia

Petualangan Keluarga:

1. Menurut Tipe-tipe Tempat dan bangunan rekreasi termasuk ke dalam

Commercial Recreation

2. Menurut Golongannya termasuk perpaduan Rekreasi yang dilakukan di dalam

dan di luar ruangan.

3. Ditinjau dari segi Jenis-jenis Rekreasi termasuk kedalam Rekreasi yang bersifat

mendidik , sport, tontonan atau permainan.

4. Ditinjau dari segi Fasilitas termasuk Rekreasi yang memiliki fasilitas khusus (

bersifat spesifik ).


(42)

5. Berdasarkan Aktifitasnya termasuk kedalam Cognitive Recreation dan Creative

Play karena melibatkan kebudayaan , pendidikan dan kreativitas, dan bertujuan

mengembangkan daya imajinasi.

2.8. Jenis Rekreasi di kota Medan

Adapun jenis-jenis rekreasi yang terdapat di kota Medan jika ditinjau dari tipe

tempat dan bangunan rekreasi yang ada di kota Medan adalah sebagai berikut :

Tabel 2.8. Karakter Bangunan Rekreasi

Tipe

tempat

dan

banguna

n

rekreasi

di Medan

Fungsi bangunan

1. Rekreas i

komersi al (comme rcial recreati onal)

2. Hotel, seperti :

3.

4. Pusat Perbelanjaan

Plaza Medan Fair, Sun Plaza, Mall Grand Palladium, Thamrin Plaza, Medan MALL, Millennium Plaza, Medan Plaza, Yuki Pasar Raya, Plaza Medan BARU, Aksara


(43)

Plaza, Deli Plaza, Plaza, Perisai Plaza, Olympia Plaza, Ramayana Super Centre, Yang Lim Plaza, Ace Hardware &Index, Centre, Merdeka Walk, Kesawan Square, Makro Cash & Carry Medan Makro Medan, Medan Dekor Center, Medan Mega Trade Center (MMTC), Binjai Supermall, Brastagi Supermarket, Buana Plaza, Cambridge Mall, Carrefour Citra Garden, Imperial Trade Center, Indogrosir, Grand City Mall, Medan Mega Trade Centre, Royal Mall

5. Pasar tradisional, seperti :

6.

7. Convention center, seperti :

Wonderia , Crystal Plenary Dome di Crystal Square, Deli Grand Convention

Centre

8.

9.

a. medan sumatera utara mosque, aryaduta hotel medan, maimun palace medan, bank indonesia medan, best western hotel medan, graha bunda maria medan, grand angkasa hotel medan, sri mariaman temple medan, standard chartered bank medan, medanku the pride of medan, historical building medan, medan central post office, kesawan kota medan history, city hall kota medan, vihara medan chinese


(44)

temple, penangkaran buaya, Kebun binatang, Museum Bukit Barisan, Rahmat Galery.

2. Re

kreasi Penduk ung (Supple mental Recreati onal)

Berupa fasilitas kolam renang, lapangan golf, dan pusat perbelanjaan yang

terdapat dalam hotel.


(45)

BAB III.

TINJAUAN KHUSUS

3.1. Terminologi Judul

Defenisi Dunia Petualangan Anak di Medan adalah :

1. Dunia

Lingkungan atau lapangan kehidupan (Poerwadarminta, 1991),

2. Petualangan

Perbuatan tualang, mencari pengalaman yang sulit-sulit, berbahaya dsb

(Poerwadarminta, 1991),

3. Keluarga

Hubungan kekerabatan antara manusia. Terdiri dari anak, orang tua, dan

sanak saudara (Poerwadarminta, 1991),

4. Di

Preposisi penunjuk tempat (Poerwadarminta, 1991),

5. Medan

Medan

Jakarta dan Surabaya, dengan luas 265,10 km² atau 3,6% dari keseluruhan wilayah Sumatera Utara yang terdiri dari 21 Kecamatan. Secara geografis kota Medan terletak pada 3° 30' – 3° 43' Li ntang Utara dan 98° 35' - 98° 44' Bujur Timur. Untuk itu topografi kota Medan cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 - 37,5 meter diatas permukaan laut yang mengakibatkan Medan memiliki iklim tropis (Poerwadarminta, 1991).

3.2. Lokasi

3.2.1. Kriteria Pemilihan Lokasi

3.2.1.a. Kriteria Site

Untuk memilih lokasi site yang sesuai, maka harus mempertimbangkan

beberapa criteria sehingga diharapkan mampu memberikan kenyamanan dan

kemudahan bagi penggunanya. Kriteria-kriteria tersebut diantaranya:

1. Akses menuju lokasi (hubungannya dengan sarana transportasi)

• Pencapaian harus relatif mudah dan dekat dengan jalan utama serta transportasi yang mudah di akses.


(46)

• Kondisi jalan yang baik, sehingga transportasi yang menuju ke lokasi

berjalan dengan lancar.

2. Luas Lahan

Harus memadai dan cukup untuk menampung seluruh fasilitas yang telah

direncanakan.

3. Kelengkapan sarana dan prasarana kawasan yang meliputi:

• Infra struktur

• Utilitas kawasan harus bisa memenuhi semua kebutuhan yang ada pada fasilitas olahraga dan fasilitas penunjang lainnya.

4. Kondisi Lingkungan

• Kondisi lingkungan sekitar dapat menjadi faktor pendukung dan bisa menerima

sesuatu yang bersifat modern.

• Tapak harus sesuai dengan pola peruntukan RDTRK Kota Medan

Dari kriteria-kriteria di atas, dapat dibuatkan tabel seperti yang tercantum di

bawah ini :

Tabel 3. 2. Kriteria Pemilihan Site

Kriteria

(sesuai

RDTRK)

Sub kriteria

Variabel

1

2

3

4

Lahan

Luasan Lahan

Kurang

memadahi

tersedia

Tersedia

cukup

Tersedia

cukup dan

dapat untuk

pengemban

g

an

Peruntuka

n

Fungsi/kegunaa

n

Tidak

penting

Kurang

Penting

Penting

Sangat

Penting

Pencapaia

n

Kedekatan

dengan

Pusat Kota

dekat

Relatif

dekat


(47)

Kemudahan

mobilisasi

sulit

Relatif sulit

Relatif

mudah

Mudah

Kondisi

lingkungan

Kebisingan

kendaraan

Sangat

ting

tinggi

Relatif

rendah

Rendah

Kepadatan

bangunan

Sangat

padat

Padat

Sedang

Rendah

Dekat dengan

daerah industri

Dekat

Relatif

dekat

Relatif jauh

Jauh

Pendukung

Orientasi

Tidak

mendukun

g

Relatif

mendukun

g

Mendukun

g

Sangat

mendukung

Utilitas

kota

Listrik

Tidak

tersedia

Tersedia

tidak

mencukupi

Tersedia

tdk

cukup

untuk

masa yad

Tersedia

untuk masa

yad

Telekomunikasi

Tidak

tersedia

Tersedia

kualitas

jelek

Tersedia,

line

kurang

Tersedia,

line

cukup

Air Bersih

Tersedia,

jumlah

kecil,

harus

diolah

Tersedia,

harus

diolah

Tersedia

cukup,

tanpa

diolah

Tersedia

tanpa diolah

Drainase

Kurang

baik

Baik, harus

diolah


(48)

Sumber : hasil olah data primer

3.2.1.b. Tinjauan Pariwisata

Pariwisata adalah proses bepergian yang didorong berbagai kepentingan

baik ekonomi, sosial budaya, agama, kesehatan maupun kepentingan lainnya

yang dapat mempengaruhi pengalaman, kesenangan, kesukaan, rasa ingin tahu

maupun belajar.

3.2.1.c. Persyaratan Lain

1. Kepemilikan

Proyek dimiliki oleh pihak Swasta dengan memberdayakan masyarakat

setempat guna menambah pendapatan masyarakat dan mengurangi jumlah

pengangguran di daerah tersebut.

2. Nilai tanah

Perbandingan antara nilai tanah dan nilai bangunan haruslah 30 : 70.

3.2.2. Analisis Pemilihan Lokasi

3.2.2.a. Alternatif lokasi

Berdasarkan kriteria-kriteria tersebut didapat 4 alternatif lokasi yaitu :

Lokasi 1 : kawasan CBD Polonia

Lokasi 2 : Jl. Gatot Subroto di simpang Jl. Glugur

Lokasi 3 : Jl. Gagak Hitam.

3.2.2.b. Penilaian terhadap alternatif lokasi

Tabel 3.2.2.b. Penilaian Alternatif Lokasi

KRITERIA L O K A S I

Kawasan CBD

Polonia

Kec. Medan

Polonia

Jl. Gatot Subroto

Kec. Medan

Petisah.

JL. Gagak hitam

Kec. Medan

helvetia.

Luasan Lahan

±

4 ha.

( 4 )

±

1,2 ha.

( 2 )

±

2,3 ha.

(3)


(49)

Fungsi/kegunaan

( 4 )

( 4 )

( 4 )

Kedekatan

dengan

Pusat Kota

( 4 )

(3)

( 3 )

Kemudahan

mobilisasi

( 4 )

( 3 )

( 3)

Kebisingan

kendaraan

. ( 2 )

( 2 )

( 4 )

Kepadatan

bangunan

( 2 )

( 3 )

( 4 )

Dekat dengan

daerah industri

( 4 )

( 3 )

( 4 )

Pendukung

Orientasi

(4 ) ( 3 )

( 4 )

Listrik

(4) ( 4 )

( 4)

Telekomunikasi

( 4)

( 4)

( 3)

Air Bersih

( 4)

(4)

(4)

Drainase

( 4)

( 2)

( 3)

Total Nilai

44 37

43

Peringkat

1 2

3

Dari penilaian dan analisa di atas, maka lokasi tapak di kawasan CBD Polonia

menjadi tapak perencanaan yang paling memenuhi persyaratan.


(50)

3.2.3. Deskripsi Kondisi Eksisting Lokasi

3.2.3.a. Lokasi Tapak

Dunia Petualangan Keluarga merupakan fasilitas rekreasi dan

pendidikan yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat kota, oleh

karena itu lokasi yang dipilih adalah di kota Medan, khususnya Kawasan CBD

Polonia. Kawasan ini terletak pada pusat kota dan memiliki fasilitas-fasilitas

pendukung yang terpadu seperti :perkantoran, perdagangan. selain itu kawasan

perumahan yang terletak pada kawasan ini, berasal dari kalangan keluarga

menengah ke atas.

3.2.3.b. Kondisi Iklim

1. Temperature minimum : 23,3 °C -24,1°C 2. Temperature maksimum : 30,0 °C -30,1 °C 3. Kelembaban udara minimum : 58 % 4. Kelembaban udara maksimum : 84 % 5. Rata curah hujan/tahun : 299,5 mm 6. Curah hujan tertinggi : bulan Januari 7. Tekanan udara maksimum : 1014,6 mbs 8. Tekanan udara minimum : 1010,3 mbs 9. Kecepatan angin : 0,7 km/jam

3.2.3.c. Kondisi Topografi

1. Datar sampai dengan bergelombang dengan kemiringan lahan berkisar antara 2 %

2. Ketinggian lokasi : 10-20 m di atas permukaan laut. 3. Kedalaman air tanah terdalam : 70 m

4. Kedalaman air tanah terdangkal : 50 m

3.2.3.d. Kondisi Geologi

Didominasi oleh lapisan lempung taufan berpasir. Sifat tanah daya serap

besar, daya dukung kecil.

3.2.3.e. Infrastuktur

Saluran kota jaringan listrik, telefon, jaringan jalan, dan saluran air bersih.

3.2.3.f. Fasilitas


(51)

1. Perkantoran 2. Hotel

3. Apartemen

3.2.3.g. Alasan Pemilihan Tapak

Adapun dasar-dasar pemikiran untuk pemilihan lokasi di kawasan CBD

Polonia adalah :

1. Kota medan belum memilki wahana hiburan dan permainan. Wisata yang ada di Medan biasanya berupa wisata konvensi dan belanja.

2. Adanya perencanaan kawasan baru yaitu kawasan CBD Polonia, yang sebelumnya merupakan kawasan bandara. Perencanaan meliputi Real estate, perdagangan (mall, ruko) dan perkantoran sehingga mempunyai potensi yang bagus untuk masa depan. Tidak hanya fasilitas itu saja, tetapi juga butuh sarana rekreasi dan hiburan untuk menyeimbangkan fasilitas yang ada dan menjawab kebutuhan masyarakat sekitar.

3. Akses menuju kawasan ini mudah dan memiliki kondisi yang baik.

4. Lokasi proyek di kawasan perumahan yang padat dengan penduduk kalangan menengah ke atas sebagai pemasaranan.

5. Dunia Petualangan Anak sebagai salah satu fasilitas di kota Medan dikategorikan sebagai objek wisata dan hiburan. Lokasi yang dipilih mempunyai tata guna lahan sebagai area rekreasi dan komersil. Dunia Petualangan Anak ini dapat menjadi penunjang akn kebutuhan rekreasi dan edukasi masyarakat terutama anak-anak.

6. Dekat fasilitas pendidikan karena wahana ini selain sebagai sarana rekreasi juga berfungsi sebagai sarana edukasi. Dunia Petualangan Anak mendukung program kurikulum sekolah dengan pembelajaran secara langsung.

3.2.3.h. Pencapaian Tapak

1. Jalur Lalu Lintas

Dari arah pusat kota Medan, tapak dapat dicapai melalui jalan lingkar dan

merupakan jalan-jalan utama seperti :

• Jln. Ir.Juanda (di sebelah Utara),

• Jln.Letjen Jamin Ginting (di sebelah barat),

• Jln. Karya Jasa/Pangkalan mahsyur (di sebelah selatan), dan • Jln. Bridgen Katamso (disebelah timur)


(52)

Perencanaan pedestrian yang nyaman untuk skala pejalan kaki pun, tak

luput dari konsep perencanaan kawasan CBD Polonia ini. Di sepanjang jalan

terdapat penghijauan dan dengan lebar pedestrian mencapai ..m, para pejalan

kaki akan merasa aman dan nyaman.

Batas-batas wilayah CBD Polonia :

Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Medan Baru

Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Medan Maimun

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Medan Johor

Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Medan Petisah

Gambar 3.2.3.h. Pencapaian Tapak CBD Polonia


(53)

Gambar 3.2.3.i. Fungsi Eksisting CBD Polonia

3.2.3.j. Fungsi Bangunan Sekitar Tapak

Gambar 3.2.3.j. Fungsi Bangunan Sekitar Tapak

3.2.3.k. Kebijakan Pelayanan Kota :

1. Pelebaran dan tata hijau di sepanjang jalan boulevard

CBD Polonia merupakan kawasan dengan kondisi jalan terkategori Kolektor primer, Sekunder dan tersier dengan :

• Jln.boulevard : 25 m • Jln sekunder. : 20m • Jln. Tersier : 15 m 2. Data lokasi

• Lokasi : Jln sekunder • Kelurahan :

• Kecamatan : Polonia • Kotamadya : Medan • Provinsi : Sumatera Utara


(54)

4. Luas tapak yang direncanakan : 4 ha 5. Tinggi bangunan maksimum : 4 lantai 6. Status kepemilikan : swasta

7. KDB maksimum : 11 % 8. KLB maksimum : 2-4 lantai 9. Batas Fisik Site

• Utara : plaza (ruang terbuka)

• Selatan : danau buatan dan lapangan golf • Barat : perhotelan, area komersil

• Timur : perkantoran

3.2.3.l. Pengaruh Lingkungan Sekitar Terhadap Tapak Dan Pengaruh Bangunan

Yang Dirancang Terhadap Lingkungan

Lingkungan sekitar memiliki pengaruh yang penting dalam perancangan

tapak. Sekeliling site yang merupakan area komersil, perkantoran, perumahan,

dan ruang terbuka, mempengaruhi sirkulasi kendaraan menuju dan keluar

tapak. Pencapaian menuju tapak memanfaatkan jalan masuk yang sudah

direncanakan bersama-sama untuk masuk ke area komersil di sekelilingnya.

Tapak yang terletak dekat dengan danau buatan (ruang terbuka yang

direncanakan), menyebabkan tapak memiliki view yang baik, dan

memungkinkan dibuat linkage sebagai sarana pelengkap hiburan. Akses juga

dapat diarahkan mengitari area danau.

3.2.4. Tinjauan Kelayakan Proyek

1. Kelayakan Teknis

Jarak tempuh dan waktu tempuh yang dibutuhkan untuk mencapai ke

kawasan CBD Polonia adalah seperti yang tercantum pada tabel 3.2.4 :

Tabel 3.2.4.1. Kelayakan Teknis

No. Jarak Tempuh dan WaktuTempuh

Keterangan

1.

Jarak dari Bandara Kuala Namu

15 km

2.

Jarak dari Belawan

23 km

3.

Jarak dari Asahan

92 km


(55)

Namu

5.

Waktu tempuh dari pelabuhan

Belawan

1 jam

6.

Waktu tempuh dari pelabuhan

Asahan

4 jam

Sumber : hasil olah data primer

Kelayakan teknis ditinjau dari jarak tempuh dan waktu tempuh mencapai

ke kawasan CBD Polonia dari 3 pintu gerbang masuknya wisatawan

(berdasarkan Dinas Pariwisata), yaitu Bandara udara Kuala Namu, Pelabuahan

Belawan dan Pelabuhan Tanjung Balai asahan.

2. Kelayakan Fungsional

Berdasarkan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA)

kota Medan tahun 2009. Penataan ruang kawasan CBD Polonia di bagi atas

pengembangan sarana perkantoran, perbelanjaan, konvensi, rekreasi, dan

hiburan. (sumber: BAPPEDA Medan)

Selain itu berdasarkan data yang didapat dari BPS SUMUT, kunjungan

wisatawan baik wisatawan domestik maupun wisatawan mancanegara yang

datang ke objek wisata di kota Medan tahun 2004-2010, yang menunjukkan

bahwa fungsi objek rekreasi yang paling banyak adalah tempat rekreasi yang

ditinjau dari sudut objek yang aktif yakni Kebun binatang. Untuk diharapkan

Dunia Petualangan Keluarga ini dapat manarik jumlah wisatwan yang lebih

banyak.

Tabel 3.2.4.2. Jumlah Pengunjung Beberapa Objek Wisata di kota Medan

No

.

Objek Rekreasi

Pengunjung

Nilai karcis

Bayar

Tdk bayar

Jumlah

Museum Bukit

Barisan

317

289

606

340.000

Museum Juang 45

Sumut

0

0

0

16.612.450

Museum sumatera

Utara


(56)

Taman budaya

0

36.402

36.402

0

Museum Rahmad

25.852

1.376

27.228

290.534.500

Kebun binatang

86.034

17.207

103.241

253.005.500

Total

190.948

55.274

246.222

560.472.450

Sumber : hasil olah data primer

Kebutuhan akan rekreasi juga semakin meningkat yakni mencapai

9,28%di tahun 2009 dari sebelumnya yang hanya 4,02% di tahun 2004.

3. Kelayakan ekonomi

Sector perdagangan merupakan lapangan usaha yang paling banyak

menyerap tenaga kerja yakni mencapai 33,75% (menurut Alimuddin).

Selain itu menurut Kepala Badan Penanaman Modal dan Investasi Kota Medan Binsar Situmorang, sudah banyak terdapat peluangan investasi pada kawasan pengembangan CBD Polonia ini.

Disebutkannya, Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) tahun 2008 direncanakan sebesar Rp 294.07 miliar dari perusahaan dua. Dari jumlah ini, hanya terealiasasi Rp 60, 96 miliar. Sedangkan tahun 2007 direncanakan sebesar Rp 108.5 miliar dari lima perusahaan dan terealisasi tiga perusahaan sebesar Rp 350.04 miliar.

Sementara itu, untuk Penaman Modal Asing tahun 2008, direncanakan US$162,639,930 dengan target 29 perusahaan dan US$107.503,000 dari 12 perusahaan. Sedangkan, 2007 ditargetkan $130,057.500 dari 22 perusahaan dan realisasi $61,541,530 dari 11 perusahaan.

4. Dari sudut pangsa pasar

Pangsa pasar Dunia Petualangan Keluarga ini adalah keluarga dari berbagai tingkatan usia. Selain jumlah penduduk kota Medan yang terus mengalami peningkatan, juga merupakan peluang untuk dapat menarik lebih banyak pengunjung. Seperti yang terlihat pada tabel


(57)

Sumber : Proyeksi Penduduk 2000-2010

3.3. Tinjauan Fungsi

3.3.1. Deskripsi pengguna dan Kegiatan 1. Pelaku kegiatan :

Pelaku kegiatan dalam Dunia Petualangan Keluarga ini terdiri dari beberapa kelompok antara lain : pengunjung, pengelola dan service.

Pengunjung Dunia Petualangan Keluarga tersebut dapat dibedakan berdasarkan motivasi atau tujuan dari kunjungannya, yaitu :

Pengunjung yang datang dengan motivasi tertentu dan dengan rencana

kunjungan sebelumnya antara lain terdiri dari : mahasiswa, pelajar, pecinta

alam .

Pengunjung yang datang tanpa motivasi dan tanpa rencana kunjungan

sebelumnya, biasanya adalah masyarakat umum yang awam dan datang

berkunjung untuk sekedar mencari hiburan dan tempat rekreasi.

Kelompok pelaku kegiatan tersebut dapat dibedakan lagi yaitu :

• Kelompok Anak-anak ( biasanya datang dalam bentuk rombongan ), usia 5 – 13 tahun

• Kelompok Remaja, usia 14 – 24 tahun • Kelompok Dewasa, usia 25 – 45 tahun • Kelompok Lanjut usia, 55 tahu ke atas


(1)

5. Audio-Animatronics

Audio-Animatronics terdaftar adal

bent

Disney dan atraksi d

perusahaan lain. Robot bergerak dan membuat kebisingan, pada umumnya dalam pidato atau lagu.

Fungsi

Utilidors telah disebut sebagai "kota bawah tanah". Fungsinya meliputi:

Pembuangan sampah: menggunaka

untuk pembuangan sampah. dan membuangnya ke sistem AVAC prosesor di seluruh taman. Tempat sampah kemudian bergerak melalui tabung pneumatik ke lokasi pusat di mana diproses, dipadatkan, dan / atau didaur ulang.

Electrical operasi: Pengiriman dan gudang penyimpanan

Makanan layanan

Gambar 7.3.1. Spesifikasi Mesin Permainan Sumber : hasil olah data primer


(2)

3. Profil Baja Ringan

Beberapa type profil baja yang dibentuk secara dingin yang biasa digunakan pada konstruksi baja type yang biasa dipakai adalah type canal, type Z, Type Siku, type I, dan type berbentuk hollow. Secara umum tinggi dari penampang sturktur individu berkisar antara 2 sampai 12 inchi (51 sampai 305 mm), dan ketebalan dari material berkisar antara 0.040 sampai ¼ inchi (1.0 sampai 6.4 mm). pada beberapa kasus tinggi dari penampang bisa mencapai 18 inchi atau 457 mm, dan ketebalan dari material mencapai 13 mm.

(Jesanna Oktavia Siagian (Analisa Tekuk Kolom Baja Ringan (Zincalume) Dan Baja Konvensional.)

4. Material Atap

Material atap yang digunakan adalah zincalum, yakni lapisan Zinc dan Aluminium, dengan komposisi 55% aluminium, 43.5%, seng dan 1.5% silicon alloy, sehiingga mempunyai ketahanan tinggi terhadap korosi, dengan berbagai macam jenis seperti

Berdasarkan hasil Uji Tes Bahan Material C Channel dan Reng U38.050 adalah sebagai berikut :


(3)

* C71.075. Direkomendasikan untuk bentang bangunan maks. 7 meter.

* C81.075. Direkomendasikan untuk bentang bangunan maks. 9 meter.

* C81.095. Direkomendasikan untuk bentang bangunan di atas 9 meter

Ketebalan material baja ringan untuk kuda-kuda dan web berkisar 0,7-1 mm. Sementara untuk reng sekitar 0,4-0,7 mm.

Profil Material

5. Cara penghitingan luas pondasi telapak

Gambar 7.3.4. Profil Material Sumber : hasil olah data primer


(4)

6. Spesifikasi mesin Bumper Boat Tabel 7.3.6. Spesifikasi Mesin Bumper Boat


(5)

Sumber : hasil olah data primer

Spesifikasi kebutuhan mesin untuk Kolam Ombak.

Untuk sistem filter, setiap hari ada 3x perputaran air (turn over) yaitu setiap 6 jam (untuk kolam anak-anak karena anak-anak membutuhkan air yang lebih bersih) – 8 jam (untuk kolam dewasa).

Kapasitas filter = volume air (m³)/ turn over

Filter yang tersedia dipasaran bila dibedakan dari medianya ada dua macam, yaitu :

• Single media 60 cm – 70 cm berisi pasir Macam-macam slide :

• Speed slides lurus tidak berbelok-belok, sudut kemiringan sampai 45° L 20”

L 36” • Kiddies slides L 36”

L 38”

L 60” (memakai pelampung ) • Enclosed slides tertutup sebagian (berupa lorong)

L 32” (memakai pelampung ) L 54” (memakai pelampung )


(6)

L 84” (memakai pelampung )

• Combination slides merupakan gabungan dari slide yang terbuka dan tertutup Macam-macam kolam renang :

• Kolam renang biasa • Kolam arus

• Kolam ombak • Kolam tanding

• Splash pool dan Water slides • Kolam surfing

• Dan lain-lain