jawab penuh terhadap CSR juga sangat kuat dirasakan oleh setiap staf dari seluruh divisi departemen. Hal ini dapat terlihat dari solidaritas dan kerjasama antara staf
di setiap pelaksanaan kegiatan CSR PT. Djarum.
C. Hambatan-hambatan dalam Pelaksanaan Bentuk-bentuk CSR di PT. Djarum
CSR yang selama ini dilakukan oleh korporasi yang mendasarkan pada prinsip sukarela voluntary dan kedermawanan philanthropy dianggap tidak
efektif. Demikian kegelisahan yang disampaikan Sekjen PBB dalam pertemuan UN Global Compact di Jenewa. Korporasi dianggap tidak mempunyai kepedulian
terhadap persoalan sosial seperti lingkungan hidup, HAM, dan community development. Terbukti dengan meningkatnya krisis pemanasan global global
warming, ketimpangan ekonomi extreme poverty, mahalnya biaya pendidikan dan kesehatan serta persoalan sosial lainnya. Demikian pula di Indonesia,
pengaturan kewajiban CSR dalam UUPT dan UUPM justru banyak ditentang oleh pelaku usaha.
98
Isu CSR dapat disimpulkan sebagai parameter kedekatan era kebangkitan masyarakat civil society. Maka dari itu, sudah seharusnya CSR tidak hanya
bergerak dalam aspek philantropy maupun level strategi, melainkan harus merambat naik naik ke tingkat kebijakan policy yg lebih makro dan riil. Dunia
98
Mukti Fajar, CSR : Tindakan A Moral Perusahaan? http:www2.umy.ac.id200811csr-tindakan-a-moral-perusahaan
, diakses pada tanggal 12 Februari 2010.
Universitas Sumatera Utara
usaha harus dapat mencontoh perusahaan-perusahaan yg telah terlebih dahulu melaksanakn program CSR sbgi salah satu policy dari manjemen perusahaan.
99
1. Pandangan negatif dari sebagian masyarakat mengenai kegiatan CSR sebagai bentuk promosi perusahaan.
PT. Djarum dalam pelaksanaan CSR-nya telah mengangkat pelaksanaan CSR sebagai bentuk kebijakan perusahaan yang berkelanjutan sebagai kewajiban
perusahaan terlepas dari pandangan sebagai kewajiban moral ataupun kewajiban yuridis. Namun dalam pelaksanaan program-program CSR-nya, PT Djarum bukan
tidak menghadapi hambatan-hambatan yang dapat menjadikan pelaksanaan CSR menjadi hilang dan lepas dari sasarannya.
Adapun beberapa hambatan-hambatan dalam upaya pelaksanaan CSR oleh PT. Djaraum antara lain :
PT. Djarum dalam pelaksanaan CSR-nya sering dikait-kaitkan dengan promosi produk dari perusahaan sehingga dalam pelaksanaanya
CSR PT.Djarum sering dibiaskan oleh pihak-pihak tertentu untuk menjatuhkan citra PT. Djarum terlebih lagi untuk menggagalkan tujuan
dari pelaksanaan CSR itu sendiri. Padahal dalam setiap kegiatan CSR-nya, PT. Djarum benar-benar secara profesional telah memisahkan kebijakan-
kebijakan di setiap event, baik itu yang bersifat marketing ataupun yang
99
Yesa, CSR Antara Tuntutan dan Kebutuhan, http:yesalover.wordpress.com20070310csr-antara-tuntutan-dan-kebutuhan
diakses pada tanggal 12 Februari 2010.
Universitas Sumatera Utara
bersifat sosial seperti CSR. Hal ini terlihat dari adanya penggunaan logo khusus dalam setiap pelaksanaan event-event CSR yang sangat berbeda
dengan event lainnya.
2. Dilema PT. Djarum sebagai perusahaan rokok yang mendapat banyak pertentangan dalam pelakasanaan CSR.
Tidak dapat dipungkiri bahwa Djarum merupakan salah satu industri rokok terbesar di dunia. Pertentangan tentang boleh atau tidaknya
penggunaan rokokpun menjadi salah satu faktor penghambat terlaksananya CSR oleh PT. Djarum. Ada beberapa pihak yang menganggap bahwa
pelaksanaan CSR oleh industri rokok menjadi penetralisir dampak dari bisnis yang dijalankan. Padahal perlu dipahami bahwa segala sesuatu hal
yang ada selalu terdapat pro dan kontra mengenai hal tersebut. Bagaimanapun hal tersebut dikembalikan lagi kepada setiap manusia
untuk menimbang dan memilih apa yang terbaik bagi manusia itu sendiri. PT. Djarum sebagai perusahaan anak bangsa selalu bersikap profesional
dalam setiap pengambilan kebijakan dan pelaksanaan kegiatan perusahaan dengan tidak melanggar ketertiban umum, kesusilaan dan peraturan
perundang-undangan.
3. Pemaksaan pelaksanaan kegiatan sosial oleh masyarakat kepada PT. Djarum.
Universitas Sumatera Utara
Pelaksanaan CSR PT. Djarum tentu saja telah ditentukan secara mendetail, terencana dan berkelanjutan. Sehingga ada beberapa program
CSR yang menjadi perhatian besar PT. Djarum yakni olahraga, pendidikan, dan lingkungan. Pada kenyataannya banyak masyarakat
memaksakan keinginannya kepada Djarum dalam pelaksanaan suatu kegiatan terlebih lagi apabila kegiatan tersebut tidak ada kaitannya sama
sekali dengan kegiatan sosial sehingga berujung pada penolakan. Tentu saja setiap kegiatan harus mendapat persetujuan dan pertimbangan yang
independent dari PT. Djarum, sehingga dalam setiap event CSR PT. Djarum sangat selektif untuk melihat esensi dan manfaat setiap kegiatan
yang akan dilaksanakan.
4. Tidak adanya arahan dari produk hukum yang menunjang pelaksanaan CSR.
Pemerintah telah mengeluarkan UUPT sebagai landasan mengenai CSR yang terlihat pada Pasal 74 UUPT, namun peraturan tersebut tidak
memiliki suatu arahan yang jelas mengenai bentuk dan sanksi tentang pelaksanaan CSR. Bahkan sampai saat ini belum ada Peraturan Pemerintah
dalam menjalankan Pasal 74 UUPT tersebut. Hal ini mengakibatkan tidak adanya perbedaan yang jelas di hadapan hukum antara pelanggar hukum
dan pihak yang taat terhadap hukum. Terlebih lagi program CSR PT. Djarum sering di copy oleh perusahaan lain karena tidak mempunyai
arahan dalam pelaksanaan CSR.
Universitas Sumatera Utara
5. Lemahnya penegakan hukum dalam pelakasanaan CSR.
Pungutan Liar, iklim usaha yang tidak sehat, banyaknya korupsi, kolusi dan nepotisme membuat perusahaan sangat terbebani dalam
pelaksanaan CSR sehingga tujuan dari pelaksanaan CSR terasa kurang maksimal.
D. Manfaat Pelaksanaan Bentuk-bentuk CSR oleh PT. Djarum