Makna Hari Natal ANALISA PERBANDINGAN MAKNA

47

B. Makna Hari Natal

Hari Natal cenderung dirayakan sebagai tradisi yang mendunia 15 , namun umat Kristen sendiri memperingati Natal Kristus ini dengan lebih berfokus pada rasa syukur dengan khidmat kepada Allah yang telah rela merendahkan diri-Nya sebagai manusia 16 . Kelahiran Kristus di dunia mempunyai suatu titik awal yang paling penting dalam misi Kristus. Dilahirkan bukan dari pencampuran laki-laki dan perempuan, melainkan campur tangan Allah yakni diperanakan oleh kuasa Roh Allah. “Kelahiran Yesus Kristus adalah sebagai berikut: pada waktu Maria, ibu- Nya, bertunangan dengan Yusuf ternyata ia mengandung dari roh kudus, sebelum mereka hidup sebagai suami isteri” Mat. 1:18. Maria seorang gadis saleh, mendapat kehormatan sebagai perantara kedatangan Sang Mesias. “Dalam bulan keenam Allah menyuruh Malaikat Gabriel pergi ke sebuah kota di Galilea bernama Nazaret. Kepada seorang perawan yang bertunangan dengan seorang yang bernama Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Ketika Malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: ‘Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan mnyertai engkau’. Maria terkejut mendengar perkataan itu, lalu bertanya di dalam hatinya, apakah arti salam itu. Kata Malaikat itu kepadanya: ‘Jangan takut hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah’. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut anak Allah Yang Mahatinggi, dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya tahta Daud, bapa leluhur-Nya. Dan ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan”. Luk. 1:26-33. Adapun Kristus datang untuk memperbaiki hubungan manusia dengan Allah yang semakin buruk oleh karena kesesatan manusia. 15 Pemuda Gereja kreatif, Theologi of Prosperity in Christmas Jakarta: Yayasan Kalam Hidup, 2009, h. 29. 16 Abujamin Roham, h. 535. 48 Sebenarnya natal merupakan suatu pemberian Allah yang paling besar bagi umat manusia. Natal merupakan wujud Kasih Allah pada manusia. “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supay a setiap orang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”. Yoh 3:16. Natal merupakan motivasi Allah untuk membantu umat manusia. Natal sebagai kabar baik bagi semua orang di sekitarnya, bahwa Allah telah membuktikan kasih-Nya bagi dunia ini dalam diri Yesus Kristus, dan semoga dengan Natal bisa menjadi berkat bagi semua umat manusia, terlebih bagi umat Allah yang sudah ditebus-Nya. Perayaan Natal atau kelahiran Yesus Kristus memang tidak tertulis bahkan tidak ada anjuran dalam Al-Kitab, untuk merayakan kelahiran-Nya dengan berpesta dan bersenang-senang, memasang pohon terang dan lain-lain untuk mengungkapkan rasa syukur manusia terhadap-Nya. Tetapi memperingati kelahiran Yesus Kristus itu harus dan mutlak dalam kehidupan setiap orang yang mempercayai tentang kedatangan-Nya di dunia yang bertujuan untuk menyelamatkan manusia 17 . Setiap umat Kristiani yang merayakan Natal, lebih memaknai Natal bukan dengan perayaannya melainkan dengan dasar teologi Natal yaitu kelahiran Kristus, karena Ia adalah seorang Juru Selamat untuk semua manusia yang dipenuhi dengan dosa dan itu mutlak harus diyakini bagi semua umat-Nya. Jiwa tersebut harus selalu ada dalam hati setiap manusia untuk selalu berbuak kasih dan kebaikan sebagai bentuk refleksi pada kelahiran Kristus Sang Juru Selamat. 17 Pemuda Gereja kreatif, h. 28. 49 Bahkan setiap hari dalam kehidupan ini, umat Kristen seharusnya memperingati kelahiran-Nya yang telah mengasihi umat-Nya dengan cara berinkarnasi menjadi manusia dan menuntun umat-Nya ke jalan yang benar agar umat manusia bisa diselamatkan dari dosa-dosanya, sebagai ungkapan syukur kepada-Nya dan ungkapan kasih terhadap sesamanya. Makna yang terpenting dalam Natal adalah lebih kepada kelahiran Yesus Kristus 18 , tidak kepada perayaannya, pesta-pestanya atau makanannya. Karena peristiwa kelahiran Yesus Kristus adalah suatu bentuk dari kasih Allah kepada umat-Nya, yang menginginkan umat-Nya bisa diselamatkan dari dosa- dosanya dan bisa hidup kekal. Dengan itu bisa digaris bawahi makna Hari Natal adalah sebagai bentuk kasih, yang harus diaplikasikan terhadap sesama manusia layaknya kasih Allah terhadap umat-Nya. Maka dari itu, jika umat manusia bisa selalu teringat pada kelahiran Yesus, maka umat manusia akan saling kasih mengasihi terhadap sesama selamanya. Sampai-sampai kata kasih tidak pernah lepas dan jauh dari umat Kristiani seperti dalam peribadatannya, doa-doanya, berbagai kegiatan sampai nama-nama panti asuhan dan lain sebagainya selalu menggunakan dan berhubungan dengan kasih. Untuk pada saat ini ketika Hari Natal tiba, umat Kristiani selalu mengungkapkan kasihnya dengan saling memberikan atau menukar hadiah sebagai bentuk kasihnya terhadap sesama, terutama kepada keluarga, saudara, kekasih dan sahabatnya. Natal sesungguhnya peristiwa maha penting dari serangkaian tindakan Allah dalam upaya penyelamatan manusia dari kematian kekal akibat dosa. 18 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta: Balai Pustaka, 1990, h. 610. 50 Tidak tanggung-tanggung, Allah yang adalah pencipta masuk dalam sejarah manusia yang notabene makhluk ciptaan. Ia yang maha besar dan maha kuasa berinkarnasi dalam bayi Yesus yang harus tunduk kepada hukum alam yaitu berada dalam rahim Maria sebagaimana layaknya manusia pada umumnya 19 . Kerendahan hati dan kesederhanaan adalah jiwa dari Natal. Yesus bisa memilih lahir dari rahim seorang ratu atau permaisuri raja dari raja yang paling berkuasa di muka bumi pada saat itu. Tetapi ia lebih memilih lahir dari rahim Maria. Ia tidak lahir di rumah sakit atau atau kastil mewah dengan fasilitas yang berkualitas dan berkelas, tetapi ia lahir di kandang domba, karena ketika tiba saatnya Maria untuk bersalin, tidak ada rumah penginapan yang terbuka untuk mereka. Bercermin dari hal itu, seharusnya apapun bentuk ucapan syukur yang ingin kita ungkapkan melalui ibadah Natal, seyogyanya mengedepankan jiwa Natal yang seperti itu. Cobalah kita membayangkan seandainya Yesus ada saat ini dan kemudian meminta pendapatnya tentang rencana ibadah Natal yang akan di selenggarakan. Barangkali Ia lebih setuju jika Natal itu dijadikan ajang pemberitaan Injil, sebab itulah yang Ia usahakan dan kerjakan dengan sekuat tenaga selama masa pelayanan-Nya yang pendek di dunia ini. Hari Natal seharusnya membawa suka cita bukan semata-semata karena ada pesta atau berkat jasmani, melainkan terbukanya kesempatan bagi manusia untuk mendapatkan keselamatan dalam Kristus. Jadi orientasinya harus mengarah kepada kebutuhan paling mendasar yaitu menyelesaikan dosa melalui karya Kristus. 19 Pemuda Gereja kreatif, h. 9. 51 Idealnya, Natal bukan hanya menyiapkan pakaian baru, tetapi juga hati baru 20 . Hati yang peka terhadap kebutuhan sekitar sehingga kehadiran gereja bukan menimbulkan kecemburuan sosial melainkan membawa berkat bagi orang di sekitarnya. Natal seharusnya mendatangkan sukacita bukan saja bagi orang percaya tetapi juga bagi mereka yang belum percaya. Karena pada dasarnya Natal untuk semua umat manusia. Seperti perkataan malikat Tuhan yang menampakkan dirinya kepada para gembala di padang, ia berkata: “Lalu kata Malaikat itu kepada mereka: Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud”. Luk. 2: 10-11. Serta dengan amanat Yesus yang memerintahkan setiap orang percaya untuk membawa berita Injil kepada semua bangsa. Natal membuka peluang bagi setiap orang untuk mendapatkan pengampunan dosa melalui karya keselamatan dalam Kristus. Itu berarti Natal membawa harapan baru bagi mereka yang lelah dan tak berpengharapan. Nuansa seperti itu seharusnya muncul dalam ibadah-ibadah Natal, sehingga kita tidak mengungkapkan sukacita Natal dengan baju dan perlengkapan Natal yang baru tetapi juga hati yang baru. Makna selanjutnya yang terkandung dalam Natal adalah sosial, melihat dari berbagai pengertian makna di atas yaitu tentang kasih Allah kepada umatnya dan kasih manusia terhadap sesamanya. Seperti yang dikatakan Rasul Paulus bahwa: 20 Pemuda Gereja kreatif, h. 7-8. 52 “hidup kita tidak hanya untuk diri sendiri tetapi juga menjadi berkat bagi orang lain, apa artinya kebebasan, kebahagiaan, kekayaan, kemakmuran jika itu akhirnya akan melukai rasa kealdilan orang” 21 . Tujuan Allah memilih manusia melalui Yesus kristus adalah utnuk menyatakan kasih terhadap sesama secara terus menerus, sehingga setiap orang yang melihat sesamanya dapat merasakan kasih yang damai sejahtera Allah. Seperti itulah semangat Natal yang harus dinyatakan dan dipelihara. Lebih baiknya bukan hanya pada waktu perayaan Natal saja, tetapi selama manusia menjadi umat Tuhan. Oleh karena itu, bahwa seharusnya umat Allah harus selalu merayakan Natal setiap hari agar jiwanya selalu kasih mengasihi dengan damai sejahtera. Natal menjadi momen yang berhubungan dengan misi penyelamatan Allah, seharusnya semua umat Tuhan di ingatkan kembali tentang tujuan kelahiran Yesus Kristus, yaitu untuk membawa kemuliaan bagi Allah serta kasih yang damai sejahtera kepada semua manusia yang berkenan kepada- Nya. “Kemuliaan bagi Allah di tempat yang Mahatinggi dan damai sejahtera di bumi diantara manusia yang berkenan kepada-Nya”. Luk. 2:14. Tujuan ini sangat jelas diungkapkan oleh sejumlah bala tentara sorga dan malaikat melalui pujian mereka kepada Allah, inilah yang dikehendaki Allah saat umat-Nya merayakan Natal 22 . Betapa jelas terlihat nilai-nilai sosial dari perayaan Natal, karena umat Kristiani yang merayakannya bisa saling berbagi kasih terhadap sesamanya 21 Pemuda Gereja kreatif, h. 10. 22 Sahabat Gembala: Majalah Untuk Para Pelayan Tuhan Jakarta: Yayasan Kalam Hidup, 2009, h. 15. 53 dengan bentuk apapun seperti saling memberi dan bertukar hadiah yang sudah menjadi sebuah tradisi dari Eropa hingga masuk ke Indonesia, kemudian menolong sesama, memberikan perhatian terhadap orang-orang yang tidak mampu, berpesta bersama-sama dengan anak-anak panti asuhan, serta mengingat dan menghadapi kemiskinan dengan saling berbagi kasih. Ini akan membawa umat Kristen untuk berfikir bahwa perayaan Natal adalah latar yang tepat untuk melakukannya dengan menanggulangi kemiskinan dan merombak pola pikir dan pola hidup masyarakat sekitarnya ke arah yang lebih baik lagi dengan mengasihi yang benar sesuai kasih Kristus kasih yang tidak menuntut balasan. Hal ini juga yang biasa dilakukan oleh para umat Kristen yang ada dalam Gereja Bethel Indonesia, karena gereja tersebut lebih mengedepankan jiwa sosial terhadap umat sesamanya maupun yang bukan umat Kristiani. Seperti yang telah dikatakan di atas, Natal bukan hanya menyiapkan pakaian baru, tetapi hati juga harus baru hati yang peka terhadap kebutuhan sekitar sehingga bisa menjadi berkat bagi orang-orang di sekitarnya dengan bersosialisasi secara damai dengan orang di sekitar dan saling mengasihi 23 . Sebagai hari raya yang sudah menjadi tradisi menduniawi, Hari Natal pasti berhubungan dengan perekonomian. Jadi Hari Natal juga mengandung makna ekonomis untuk umat Kristiani dan umumnya untuk semua. Sebab dilihat dari perayaannya yang besar dan selalu membutuhkan hal-hal yang baru. Dari jauh hari, mereka sangat sibuk menyiapkan segala persiapan kebutuhan Natal seperti menyiapkan baju-baju baru, hadiah-hadiah untuk dibagikan, membuat pohon Natal yang dihias dengan berbagai pernak- 23 Marsana Windu, h. 17. 54 pernik 24 . Hal ini sangat menguntungkan sekali untuk dunia pemasaran seperti dalam pasar-pasar tradisional, mall-mall, pusat perbelanjaan, tempat-tempat untuk berlibur dan lain sebagainya, karena mereka akan mendapatkan penghasilan yang lebih dari biasanya. Anggaran-anggaran di negara-negara yang banyak umat kristianinya, seperti di Eropa anggaran pada bulan Desember akan melampaui anggaran belanja pribadi mereka pada bulan-bulan sebelumnya. Itulah salah satu alasan mengapa Natal di seluruh dunia banyak digunakan sebagai Marketing Tools 25 . Bahkan untuk negara-negara yang non Kristen pun akan ikut mendapatkan keuntungan yang sangat melimpah, khususnya dalam dunia bisnis perekonomian. Dunia bisnis memang memanfaatkan Natal sebagai ajang bisnis yang menggiurkan. Setiap Natal orang dipacu untuk berbelanja dan hidup dalam konsumerisme, terlebih lagi karena akan menjelangnya tahun baru tiba. Orang-orang akan berlomba-lomba merayakan Natal dengan semegah mungkin yang akhirnya akan sedikit mengurangi pesan dan makna Natal yang sesungguhnya. Tidak salah mengadakan Natal semegah apapun, tetapi esensi Natal jangan sampai dilupakan karena itulah makna yang sesungguhnya 26 .

C. Persamaan dan Perbedaan Makna Hari Raya Idul Fitri dan Natal