Riview Studi Terdahulu Kerangka Teori

10

D. Riview Studi Terdahulu

Dalam karya ilmiah ini, penulis menemukan data yang berhubungan dengan bahasan mekanisme cerai gugat terhadap suami pecandu narkoba: No Identitas Terdahulu Substansi Perbedaan 1 Zulfikar “Cerai gugat suami pemakai narkoba studi atas putusan Pengadilan Agama Jakarta Selatan tahun 2005-2008” Fakultas Syariah dan Hukum, 2009 1. Menjelaskan perkara gugat cerai yang terkait dengan unsur narkoba dari tahun 2005-2008. 2. Menjelaskan jenis- jenis perceraian 1. Menjelaskan perkara gugat cerai karena suami pemakai narkoba melalui analisis putusan nomor 0338pdt.G2013PAJS 2. Menjelaskan jenis-jenis perceraian serta dampak suami pengguna narkoba terhadap keluarga. 2. Dwi Julianto, “Perceraian karena suami pengguna narkoba Analisis putusan pengadilan agama Jakarta Timur”, Fakultas Syariah dan 1. Menjelaskan tentang jenis-jenis perceraian dan faktor terjadinnya perceraian. 2. Menjelaskan dampak narkoba bagi kehidupan rumah tangga 1. Menjelaskan hubungan perceraian dengan suami pengguna narkoba sebagai kepala rumah tangga. 2. dalam skripsi ini penulis menjelaskan jenis- jenis narkoba berdasarkan 11 Hukum, 2012 Undang-undang Narkotika terbaru dan efek negative yang ditimbulkan.

E. Kerangka Teori

Bila istri melihat sesuatu pada diri suaminya sesuatu yang tidak diridhai oleh Allah SWT untuk melanjutkan perkawinan, seperti halnya istri mengetahui bahwa suaminya menggunakan narkoba dan suami tidak bisa lagi diingatkan dengan usaha yang telah dilakukan istri kepada suaminya untuk berhenti menggunakan narkoba, maka istri bisa mengajukan gugatan cerai kepada suami. Karena efek yang ditimbulkan akibat penggunaan narkotika dapat menimbulkan berbagai dampak negatif pada penggunanya. Islam memberikan jalan keluar ketika suami istri yang tidak dapat lagi meneruskan perkawinan, dalam artian ketidak cocokan pandangan hidup dan perselisihan rumah tangga yang tidak bisa didamaikan lagi, maka diberikan jalan keluar yang dalam istilah fiqih disebut dengan thalaq Perceraian. Agama islam membolehkan suami istri bercerai, tentunya dengan alasan-alasan tertentu, walaupun perceraian itu sangat dibenci oleh Allah SWT. 10 10 Mohammad Daud Ali, Hukum Islam dan Peradilan Agama, Jakarta: Raja Grafindo persada, 2002, Cet. Ke-2, h. 102. 12 Mengenai Putusnya perkawinan, Undang-Undang No. 1 tahun 1974 BAB VIII pasal 38 dikenal adanya tiga macam cara putusnya perkawinan, yaitu: kematian, perceraian dan keputusan pengadilan. Pasal 39 UU No. 1 tahun 1974 menegaskan bahwa perceraian hanya dapat dilakukan dengan sidang pengadilan setelah pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak berhasil mendamaikan antara kedua belah pihak, dan untuk melakukan perceraian harus ada alasan yang cukup sehingga dapat dijadikan landasan yang wajar bahwa suami dan istri tidak ada harapan lagi untuk hidup bersama sebagai suami istri. 11 Alasan dimaksud dalam Pasal 39 UU No.1 tahun 1974 ini diperinci lebih lanjut dalam pasal 19 Peraturan Pemerintah No. 9 tahun 1975, yaitu ada enam alasan untuk perceraian, sebagai berikut: 1. Salah satu pihak berbuat zina, atau menjadi pemabuk, penjudi dan lain sebagainya yang sukar disembuhkan. 2. Salah satu pihak meninggalkan yang lain selama dua tahu berturut-turut tanpa izin pihak lain dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain di luar kemampuannya. 3. Salah satu pihak mendapat hukuman penjara 5 tahun atau hukuman yang lebih berat setelah perkawinan berlangsung. 4. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang membahayakan pihak lain. 11 Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, pasal 38, 39 13 5. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit dengan akibat tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai suamiisteri. 6. Antara suami dan isteri terus-menerus terjadi perselisihan dan pertengkaran dan tidak ada harapan akan hidup rukun lagi dalam rumah tangga. 12

F. Metode Penelitian