Menganalisis Data dengan menggunakan Skala Pengukuran

8 Rumus prosentase berikut: Keterangan: P : Prosentase F : Frekuensi yang akan dicari prosentasinya N : Number of case jumlah frekuensi banyak individu 10

d. Menganalisis Data dengan menggunakan Skala Pengukuran

Data yang telah dihitung prosentasenya kemudian dianalisis dengan menggunakan skala likert. Skala likert paling sering digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi responden. 11 Skala likert atau disebut summated-ratings scale, merupakan skala yang memungkinkan responden untuk mengekspresikan intensitas perasaan mereka. Skala likert terdiri dari beberapa pertanyaan yang bersikap tertutup. Pilihan jawaban dibuat berjenjang mulai dari intensitas paling rendah sampai paling tinggi pilihan jawaban terdiri dari tiga, lima, tujuh yang pasti ganjil. 12 Setiap pertanyaan kepuasan jawabannya diberikan nilai numerik yang dinyatakan dengan huruf sebagai berikut: Pernyataan Sangat baik diberikan nilai 5 dinyatakan dengan huruf A Pernyataan Cukup baik diberi nilai 4 dinyatakan dengan huruf B Pernyataan Baik diberi nilai 3 dinyatakan dengan huruf C 10 Anas Sudijono, Pengantar Statistika Pendidikan, Jakarta : Raja Grafindo Persada, 1997, h.46. 11 Husaini Usman, Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta: Bumi Aksara, 2009, h.45. 12 Simamora Bilson, Panduan Riset Perilaku Konsumen, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2004, h.46. P= F x 100 N 9 Pernyataan Tidak baik diberi nilai 2 dinyatakan dengan huruf D Pernyataan Sangat tidak baik diberikan nilai, 1 dinyatakan dengan huruf E Untuk dapat mempengaruhi penilaian responden terhadap suatu objek, responden diberi kesempatan untuk menilai masing-masing kriteria dengan cara memberikan tanda silang x pada salah satu huruf A, B, C, D dan E. Skor-skor yang didapat dijumlahkan kemudian dicari skor rata-rata adalah hasil jumlah dari skor pada tiap skala yang dikalikan dengan frekuensinya masing-masing. Kemudian hasil dari penjumlahan tadi dibagi dengan jumlah sampel atau total frekuensi. Penghitungan skor rata-rata dapat dituliskan dalam modal matematik sebagai berikut: X = [S5 x F+S4 x F+S3 x F+S2 x F+S1 x F] N Keterangan : X : Skor rata-rata S5….S1: Skor pada skala 5 sampai 1 F : Frekuensi jawaban N : Jumlah sampel yang diolah atau total frekuensi. Skala diatas adalah ordinal yang hanya dapat menyatakan suatu objek kedalam katagori sangat baik atau sangat tidak hal ini terjadi karena skala ordinal mempunyai keterbatasan analisa. Untuk memperluas analisa, kita bisa mengubah skala ordinal menjadi skala interval guna menentukan skala-skala yang mempunyai jarak yang sama antara titik-titik yang berdekatan. 10 Skala interval diperlukan untuk menempatkan posisi responden dalam suatu objek penilaian apakah termasuk dalam kriteria sangat puas, puas, kurang puas, tidak puas, sangat tidak puas. Untuk menentukan skala interval yaitu dengan cara membagi selisih antara skor tertinggi dengan skor terendah dengan banyak skala. Berikut rumusan dari skala interval. Keterangan: a : Jumlah atribut m : Skor tertinggi n : Skor Terendah b : Jumlah skala penilaian yang ingin dibentuk atau diterapkan Jika skala penilaian yang diterapkan berjumlah lima, dimana skor terendah adalah satu dan skor tertinggi adalah lima, maka skala interval dapat dihitung seperti berikut: {15-1 : 5}= 0,80. Jadi jarak setiap titik adalah 0,8 sehinga dapat diperoleh penilaian sebagai berikut : a. Sangat puas 4,24-5,04 b. Puas 3,43-4,23 c. Cukup puas 2,62-,3,42 d. Tidak puas 1,81-2,61 e. Sangat tidak puas 1,00-1,80 Skala Interval : {am-n:b} 11 Misalnya hasil penghitungan menunjukkan skor rata-rata persepsi terhadap layanan sirkulasi adalah 3,60 diartikan bahwa persepsi pemakai terhadap layanan sirkulasi adalah positif karena pada skala interval skor persepsi berada, diantara titik 3,43-4,23. 13

E. Sistematika Penulisan