26 Apalagi aktivitas masjid itu semestinya tidak hanya menyentuh atau melibatkan
sekelompok orang saja dan aktivitasnyapun tidak hanya berupa ibadah tertentu yang bersifat ritual. Oleh karena itu, semestinya aktivitas masjid menyentuh dan
melibatkan semua kelompok jamaah, juga tidak memandang dari segi wanita ataupun pria, kaya dan miskin, dan berpendidikan tinggi atau rendah. Tegasnya
semua anggota yang menjadi jamaah masjid harus mendapat pembinaan dari masjid sehingga meningkat ketakwaan mereka kepada Allah SWT. Oleh karena
itu masjid harus memiliki program yang banyak dan berfariasi sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan melaksanakannya, menyiapkan fasilitas masjid yang
memadai, manajemen kepengurusan dan yang solid dan administrasi yang baik.
F
21
F
Pada zaman Rasulullah, masjid memiliki peran sebagai majelis peradilan ketika seseorang melakukan perbuatan melanggar hukum agama, selain itu juga
sebagai tempat pendidikan Islam, di mana sahabat yang banyak menyerap ilmu dari Nabi Muhammad saat di masjid.
F
22
C. Solidaritas Sosial
a. Pengertian solidaritas sosial
Solidaritas dalam bahasa arab dikenal dengan istilah ”Takaful Ijtima’I”dan rasa “ukhwah”. Solidaritas dalam dua term ini mengandung pengertian, yaitu
sikap saling membantu dan menanggung dan memikul kesulitan dalam hidup bermasyarakat. Sikap anggota masyarakat Islam yang sering memikirkan,
memperhatikan, dan membantu mengatasi kesulitan; anggota masyarakat Islam
21
H. Ahmad Yani, Panduan Memakmurkan Masjid, h. 24-25
22
HU
http:www.eramuslim.comberitanasionalfungsi-masjid-ideal-kembali-seperti-zaman- rasul.htm
U
27 yang satu merasakan penderitaan yang lain sebagai penderitaaannya sendiri dan
keberuntungannya adalah juga keberuntungan yang lain.Pengertian inilah sebenarnya yang diharapkan oleh Rasulullah SAW yang diungkapkannya dalam
beberapa haditsnya, seperti : “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam konteks solidaritas ialah bagaikan
satu tubuh manusia, jika salah satu anggota tubuhnya mersakan kesakitan maka seluruh anggota tubuhnya yang lain turut merasa kesakitan dan berjaga- jaga
agar tidak berjangkit pada anggota tubuh yang lain” HR. Bukhari dan Muslim dan “Orang-orang beriman bagaikan sebuah bangunan, antara satu bagian dan
bagian yang lain saling menguatkan sehingga melahirkan suatu kekuatan yang besar ” HR. Bukhari dan Muslim.
F
23
Berbicara mengenai tema ini, ada ilustrasi menarik dari Muhammad Husin Tabataba’I 1310H1892M – 1401H1981M, seorang ulama, ahli filsafat dan
tafsir dari Iran, beliau setuju hadits diatas sebagai dasar umum solidaritas dalam Islam. Menurutnya, anggota badan mempunyai tugas khusus dan memberikan
sumbangan terhadap kesejahteraan badan, dan pada saat yang sama juga memberikan sumbangan terhadap kesejahteraan anggota badan yang lainnya. Jika
salah satu anggota badan tidak solider, sombong dan egoistis terhadap anggota yang lainnya, misalnya, jika mata menolak membantu pekerjaan kaki dlm berjalan
atau mulut hanya mau mengunyah makanan dan tidak mau menelannya maka badan individu yang bersangkutan akan segera mati bersama dengan anggota
badannya yang sombong dan egoistis tersebut.Itulah menurutnya, hakikat
solidaritas dalam ajaran Islam.
Untuk memperkuat pengertian yang dirumuskannya itu, ia mengutip hadits Nabi Muhammad SAW sebagai berikut:
23
http:kmm-mesir.orgcontentview143134
28 “Orang Islam itu bersaudara, satu terhadap yang lain; mereka adalah satu dalam
tangan, satu dalam hati, dan satu dalam tujuan” HR. Abu Dawud dan “barangsiapa yang dipagi hari tanpa memikirkan masalah-masalah umat Islam,
dia bukan seorang muslim” HR. Bukhari dan Muslim.
Bahkan nilai solidaritas ini menjadi unsur sangat penting dalam membangun sebuah masyarakat . Kita lihat sejarah, bagaimana Rasulullah mulai
menyebarkan ajaran Islam di Mekah, Madinah sampai daerah-daerah lain. Sehingga ajaran Islam tersebar di seluruh dunia. Madinah misalnya, Rasulullah
meletakan 3 landasan yang kokoh dalam membangun masyarakat Madinah, menurut Muhammad al-Gazali yaitu :
a Memperkokoh hubungan muslim dengan Tuhannya.
b Memperkokoh hubungan antar sesama umat Islam.
Upaya Rasulullah SAW dalam memperkokoh hubungan kaum muslimin dengan Allah SWT adalah membangun Mesjid. Dalam memperkokoh hubungan
antar umat Islam, Rasulullah SAW melenyapkan fanatisme kesukuan masa jahiliyah dan sekaligus membangkitkan rasa ukhwah solidaritas Islam.
Rasulullah tak tanggung-tangung dalam misinya. Ketika Rasulullah hijrah ke Madinah, beliau mempersaudarakan antara kaum Muhajirin dengan kaum Anshor.
Dalam sebuah hadits disebutkan : “Setibanya kaum muhajirin di Madinah, Rasulullah SAW segera mempersaudarakan Abdurrahman bin Auf dengan Sa’ad
bin Rabi. Ketika itu, Sa’ad berkata kepada Abdurrahman: “Aku termasuk orang Anshor yang mempunyai harta yang banyak; kekayaanku akan aku bagi dua,
separo untukmu dan separo untukku. Aku juga mempunyai dua isteri, lihatlah mana yang engkau pandang baik bagimu, sebutkan namanya, ia akan segera
29 kuceraikan dan sehabis iddahnya engkau kupersilahkan menikahinya.
Abdurrahman menjawab: “Semoga Allah memberkahi keluarga dan kekayaanmu Tunjukan saja kepada saya dimana pasar kotamu…” HR. Bukhari.
Di samping itu, Rasulullah SAW juga mempersaudarakan sahabat-sahabat yang lain, Hamzah dipersaudarakan dengan Zaid, Abu Bakar dengan Kharijah,
Umar bin Khatab dengan Utbah bin Malik, dan lain-lain. Secara terminologi, solidaritas sosial berarti gambaran fenomena
masyarakat yang menjunjung tinggi moralitas. Dimana seluruh warga masyarakat tak peduli
dari agama, suku, golongan, kelas, atau identitas apapun saling bahu membahu, tolong menolong, dan bekerja sama dalam mewujudkan hal-hal yang positif demi
kemaslahatan bersama. Semangat ini sebagaimana tercermin dalam firman Tuhan yang menganjurkan: Tolong menolong dalam kebaikan dan bukan dalam hal
keburukan dan nista. QS. 5:2 Kesetiakawanan Sosial atau rasa solidaritas sosial adalah merupakan
potensi spritual, komitmen bersama sekaligus jati diri bangsa oleh karena itu Kesetiakawanan Sosial merupakan Nurani bangsa Indonesia yang tereplikasi dari
sikap dan perilaku yang dilandasi oleh pengertian, kesadaran, keyakinan tanggung jawab dan partisipasi sosial sesuai dengan kemampuan dari masing-masing warga
masyarakat dengan semangat kebersamaan, kerelaan untuk berkorban demi sesama, kegotongroyongan dalam kebersamaan dan kekeluargaan. Oleh karena itu
Kesetiakawanan Sosial merupakan Nilai Dasar Kesejahteraan Sosial, modal sosial Social Capital yang ada dalam masyarakat terus digali, dikembangkan dan
30 didayagunakan dalam mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia untuk bernegara
yaitu, Masyarakat Sejahtera.
F
24
F
Secara etimologi arti solidaritas adalah kesetiakawanan atau kekompakkan. Dalam bahasa Arab berarti tadhamun atau takaful. Islam adalah
agama yang mempunyai unsur syariah,akidah, muamalah dan akhlak. Kejayaan Islam juga sudah terbukti membentang dalam peradaban manusia. Nilai-nilai
Islam yang terpancar dan dirasakan oleh umat manusia, adalah suatu hal yang tidak bisa diukur dengan harta benda, karena dia berasal dari Yang Maha Kuasa.
Solidaritas salah satu bagian dari nilai Islam yang humanistik-transendental. Wacana solidaritas bersipat kemanusiaan dan mengandung nilai
adiluhung, tidaklah aneh kalau solidaritas ini merupakan keharusan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Memang mudah mengucapkan kata solidaritas tetapi
kenyataannya dalam kehidupan manusia sangat jauh sekali. Kita sebagai bangsa Indonesia yang didera multi krisis jangan berkecil hati untuk memperbaiki ke arah
yang lebih baik lagi. Perjuangan solidaritas ala Islam salah satu wahana untuk meningkatkan ketakwaan dan keshalehan sosial. Di alam yang serba komplek ini
untuk menuju tangga ketakwaan solidaritas memang membutuhkan perjuangan yang tidak remeh karena berkaitan dengan hati dan kesiapan. Tapi tidaklah kita
memperhatikan teladan nabi Muhammad SAW dan sebagian para sahabat nabi yang dijamin masuk surga, mereka melakukan amalan-amalan yang terpuji karena
mengharap ridha Allah SWT.
24
ihttp:www.depsos.go.idmodules.php?name=Newsfile=articlesid=342
31 Keshalehan sosial bukan milik kiyai, konsultan, tukang cukur, bankir,
tukang baso, peneriak reformasi dsb. Tapi setidaknya keshalehan sosial ini bisa diukur dengan parameter orang bersangkutan berbuat amal shaleh dan proyek
kebaikan lainnya. Karena iman dan amal menjadi mata rantai yang harus sinergis, oleh karena itu keduanya tampil menjadi mainstream unsur, indikator. Pen
dalam sebuah perubahan sosial. Akan sulit kiranya, sebuah perubahan jika iman hanya disandarkan pada keshalehan vertikal mahdhah tanpa dibarengi dengan
keshalehan berfungsi untuk memerangi ketidakadilan dan pembebasan manusia Abdussalam, Waspada online, 7-6-2004.
Nilai kebaikan solidaritas dalam Al-Quran berbunyi:
“… Dan tolong-menolonglah kamu dalam kebaikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan
bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya” QS. Al-Maidah: 2.
Inilah pondasi nilai Islam yang merupakan sistem sosial, dimana
dengannya martabat manusia terjaga, begitu juga akan mendatangkan kebaikan bagi pribadi, masyarakat dan kemanusiaan tanpa membedakan suku, bahasa dan
agama. Solidaritas juga tercermin dalam Hadits: “Saya Rasulullah SAW dan pengayom, pelindung anak yatim di surga seperti dua ini, lalu Rasulullah SAW
memberikan isarat dengan jari telunjuk dan tengah” HR At-Tirmidzi. Maksudnya orang yang suka memberikan pertolongan kepada anak yatim, nanti di
surga akan berdekatan dengan Rasulullah SAW, seperti jari telunjuk dan tengah. Dalam Hadis lain dijelaskan juga solidaritas selain kepada anak yatim.
32 Bagi yang mampu melakukan aksi solidaritas tetapi tidak
melaksanakannya, maka orang tersebut telah mendustakan agama seperti terungkap dalam firman Allah SWT:
“Tahukah kamu orang yang mendustakan agama ?. Itulah orang yang menghardik anak yatim dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka
kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya dan enggan barang berguna tolong
menolong. QS. Al-Maauun : 1-7.
Dalam hal solidaritas juga, Rasululllah SAW telah membuat ilustrasi yang bagus sekali: «Perumpamaan orang-orang mumin dalam cinta dan kasih
sayangnya seperti badan manusia, apabila salah satu anggota badan sakit maka seluruh anggota badan merasakannya». HR Al-Bukhari. Dalam redaksi lain ada
tambahan yang berbunyi: “Allah akan menolong seseorang hamba, selama hamba itu menolong saudaranya”. Solidaritas tidak hanya dalam perkara benda saja tetapi
meliputi kasih sayang, perhatian, dan kebaikan lainnya. Agama Islam sangat menganjurkan pada solidaritas kebersamaan dan sangat anti yang berbau
perpecahan, menghembuskan sipat permusuhan di masyarakat. Karena titik kekuatan suatu komunitas atau negara terletak pada solidaritas kebersamaan dan
persatuan. Dalam Islam, solidaritas terdiri dari:
a Solidaritas Sosial seperti disinggung di atas.
b Solidaritas Keadilan, yaitu seorang hakim menegakkan keadilan.terhadap
rakyat dan negerinya, karena Allah SWT memerintahkannya. QS. An- Nahl:90.
33 c
Solidaritas Ilmu, yaitu keharusan seorang Alim atau kiyai mengajar orang yang tidak tahu dan kewajiban orang yang tidak tahu belajar kepada Alim.
QS. At-Taubah:122 dan d
Solidaritas dalam Perlawanan, yaitu kewajiban kaum Muslimin membela agama dan negaranya. QS. At-Taubah:41.
Sampai sekarang bangsa Indonesia sudah merdeka 61 tahun. Dalam hal solidaritas, bangsa Indonesia telah terpayungi oleh sila ketiga: Persatuan
Indonesia dan sila merupakan halyang penting, tidak aneh apabila Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional diabadikan dari peristiwa sejarah tanggal 20
desember 1948, yaitu ketika terjalin kemanunggalan TNI dan rakyat persis sehari setelah agresi militer Belanda. Dua kekuatan milik bangsa Indonesia yaitu TNI
dan rakyat bahu-membahu dalam perjuangan bersenjata untuk mengenyahkan penjajahan Belanda.
Kesetiakawanan yang tulus, dilandasi rasa tanggung jawab yang tinggi kepada tanah air pro patria menumbuhkan solidaritas bangsa yang sangat kuat
untuk membebaskan tanah air dari cengkraman agresor. Nilai solidaritas adalah sangat mahal sekali dan tidak bisa diukur dengan
uang juga tidakakan terukur, karena solidaritas dalam hal ini bangsa Indonesia telah diterjemahkan oleh pahlawan-pahlawan kita berupa harta, pikiran,
pengorbanan dan juga nyawa. Semoga Allah SWT membalas dengan surgaNya di akhirat nanti. Karena tanpa ruh pahlawan mustahil negara Indonesia akan
terwujud.
34 Sayang seribu kali sayang generasi setelahnya tidak setangguh pejuang
kemerdekaan. Dengan kata lain berarti “kita” telah mengkhianati solidaritas adiluhungnya para pahlawan-pahlawan terdahulu. Rupanya sebagian pemimpin
negeri ini tidak menghayati dan mengamalkan nilai solidaritas “yang maha suci itu”.
Sampai sekarang kehidupan sebagian pemimpin-pemimpinnya penuh dengan kemewahan di tengah kemiskinan rakyat dan kemerosotan akhlak
bangsanya yang akhirnya melemahkan solidaritas sosial antara pemimpin dan rakyatnya, rakyat dengan rakyatnya, dan akhirnya negara itu hancur.
Perilaku pemimpin suatu bangsa, besar sekali pengaruhnya kepada kehidupan masyarakat banyak. Bangsa Indoneia memiliki karakteristik
masyarakat yang paternalistik yang rakyatnya beroreintasi ke atas. Apa yang dilakukan pemimpin akan ditiru oleh rakyatnya, baik perilaku
pemimpin yang baik maupun yang buruk. Maka mulailah dari keteladanan para pemimpin untuk hidup yang wajar yang tidak menimbulkan kecemburuan sosial.
Dengan kita membangun solidaritas sosial yang tangguh, maka bangsa kita akan menjadi bangsa yang kuat, maju, demokrtis dan modern.
F
25
Gotong royong merupakan suatu bentuk saling tolong menolong yang berlaku di daerah pedesaan Indonesia. Gotong royong sebagai bentuk kerjasama
antar individu dan antar kelompok membentuk status norma saling percaya untuk melakukan kerjasama dalam menangani permasalahan yang menjadi kepentingan
25
http:sayyidulayyaam.blogspot.com200611islam-dan-solidaritas-sosial.html
35 bersama. Bentuk kerjasama gotong royong ini merupakan salah satu bentuk
solidaritas sosial. Guna memelihara nilai-nilai solidaritas sosial dan partisipasi masyarakat
secara sukarela dalam pembangunan di era sekarang ini, maka perlu ditumbuhkan dari interaksi sosial yang berlangsung karena ikatan kultural Sehingga
memunculkan kebersamaan komunitas yang unsur-unsurnya meliputi: seperasaan, sepenanggungan, dan saling butuh. Pada akhirnya menumbuhkan kembali
solidaritas sosial. b.
Bentuk solidaritas sosial Agama diturunkan sebenarnya hanya untuk manusia beradab. Peradaban
dapat terpelihara justru karena ada agama yang dijalankan sesuai penafsiran yang tepat dan benar sesuai konteks, harus dapat memberikan jawaban atas tantangan
zaman, dan ada solidaritas sosial. Salah satu bentuk solidaritas sosial itu adalah kesederhanaan . Kesederhanaan dapat memperlihatkan bahwa kita lebih beradab
berbahagialah mereka yang mampu menghindari kemewahan hidup. Hanya saja diingatkan oleh Ibnu Khaldun bahwa solidaritas social yang berlebihan itu justru
berbahaya, dan dapat mengakibatkan munculnya: kesombongan pride, kemewahan luxury, dan kerakusan greed. Contoh yang berlebihan itu adalah:
persekutuan Amerika-Israel yang menghancurkan peradaban Palestina, arogansi Amerika yang menghancurkan peradaban Irak, monopoli dalam berbisnis, sikap
korupsi, dan peristiwa kekerasanterorisme. Dalam keseharian atau kewajiban ternyata manusia pun dituntut agar tidak
berlebihan misalnya beramal sedekahinfaqshodaqoh, termasuk di dalamnya
36 berbuat kebajikan dalam rangka hari Ied misalnya zakat. Sesuai dengan tuntunan
Quran, Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu bersifat bakhil dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya berinfak di luar
kemampuan karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal QS Al-Isra, 17: 29. Sehingga manusia sebenarnya tidak dibebani sesuatu yang tidak mampu
dipikulnya. Jika mengutip KH Didin Hafidhuddin, Sikap berlebihan dalam sesuatu ghulul, ekstrem akan melahirkan pula sikap ekstrem yang bertentangan
dengan sikap ekstrem yang pertama. Karena itu, Islam selalu menempatkan sesuatu dalam posisi pertengahan tawassuttawazun agar melahirkan sesuatu
yang baik dan dapat dikerjakan secara relatif lebih abadi. Hal tersebut sejalan pula dengan: Q.S Al Anaam 6:141 ...dan
tunaikanlah haknya dihari memetik hasilnya dengan dikeluarkan zakatnya; dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-
orang yang berlebih-lebihan.; Q.S Al Araaf 7:31 Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap memasuki mesjid, makan dan minumlah, dan
jangan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.; Q.S. Al Furqaan 25:67 Dan orang-orang yang apabila
membelanjakan harta, mereka tidak berlebih-lebihan, dan tidak pula kikir, dan adalah pembelanjaan itu di tengah-tengah antara yang demikian.; Q.S. Ali
Imran 3:147 Tidak ada doa mereka selain ucapan:Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-berlebihan dalam
urusan kami, dan tetapkanlah pendirian kami...; Q.S. Al Fajr 89:20-21 dan
37 kamu mencintai harta benda dengan kecintaan yang berlebihan. Jangan berbuat
demikian.... Keseimbangan menjadi kata kunci dalam mengarungi kehidupan.
Bilamana keseimbangan itu terganggu maka akan terjadi kerusakan tata kehidupan atau kehancuran peradaban. Manusia sudah diperingatkan akan hal ini.
Dengan menjalankan solidaritas sosial secara inklusiftoleran atau yang tidak berlebihan , maka tidak akan terjadi benturan peradaban clash of civilization.
F
26
F
26
http:groups.yahoo.comgroupppiindiamessage9356
BAB III
GAMBARAN UMUM MENGENAI MASJID RAYA CINERE
A. Sejarah Berdirinya Masjid Raya Cinere