Sejarah Berdirinya Masjid Raya Cinere

BAB III GAMBARAN UMUM MENGENAI MASJID RAYA CINERE

A. Sejarah Berdirinya Masjid Raya Cinere

Dalam sejarahnya yang begitu singkat, Masjid Raya Cinere didirikan dan dibangun atas dasar kecintaan yang mendalam yang tentunya ditujukan agar umat mengingat, mensyukuri dan menyembah-Nya dengan baik. Dengan jalan Allah SWT serta do’a yang dikabulkan sampai akhirnya ada seorang perempuan bersuku Batak Ny. Ir Maryana Wiriatmaja yang mempunyai lahan tanah seluas 3000 M persegi, sampai pada akhirnya jual beli tanah itu ada dan berlangsung pada tanggal 15 juni 1987 atas nama wakaf jamaah. Berawal dari pengajian majelis taklim ibu-ibu warga Cinere setempat yang awalnya ingin sekali mempunyai masjid yang berada dikawasan perumahan mereka tentunya sebagai sarana mereka untuk dapat mengaji serta menunutut ilmu agama, akan tetapi PT. MEGAPOLITAN yang membangun tidak membuat sarana masjid. Sehingga kaum majelis taklim ibu-ibu merasa ada yang kurang afdhol jika rutinitas kegiatan pengajian mereka dilakukan pada tempat yang selalu berganti- ganti dan mendapat ketidakyamanan atas tempat yang selama ini mereka tempati untuk melakukan kegiatan pengajian mereka. Yang pada akhirnya mereka sepakat untuk membicarakan permasalahan mereka yang ingin memiliki masjid sebagai sarana untuk meraka kepada suami-suami mereka. Dengan mencurahkan segala bentuk keinginan mereka ternyata para suami-suami jamaah majelis taklim sangat merespon baik atas keinginan yang sungguh mulia tersebut. 39 Setiap masjid ingin memiliki berbagai sarana yang bisa memfasilitasi para jamaahnya begiti juga dengan Masjid Raya Cinere, sehingga masjid bisa digunakan sebagai tempat pelaksanaan berbagai kegiatan seperti memnghafal Al- Qur’an, Lembaga Amil Zakat, Lembaga Penengah Sengketa, Lembaga Solidaritas serta Bantuan Kemanusiaan, dan Lembaga-lembaga Kursus bagi Anak-anak Muda dalam berbagai ilmu pengetahuan. Dari situlah Masjid Raya Cinere dikembangkan dengan berbagai macam-macam sarana sehingga bisa melakukan bermacam-macam kegiatan. Masjid Raya Cinere berdiri tahun 1988-1989. Dengan berkah dan ridho Allah SWT Masjid Raya Cinere mendapatkan penambahan luas tanah atas hibah dari PT. MEGAPOLITAN BUPATI BOGOR pada tanggal 15 Februari 1990 dengan luas tanah 1000 M persegi. Bahkan Masjid Raya Cinere mendapatkan hibah tanah lagi atas nama PT. GIGA INTRAK dengan luas tanah 900 M persegi pada tanggal 19 Januari 2001. Dan pada tanggal 25 April 2002, Masjid Raya Cinere mendapatkan penambahan sarana dari wakaf jamaah yang luas tanahnya sebesar 520 M persegi. Dari luas tanah tersebutlah Masjid Raya Cinere membuat keputusan untuk mendirikan bangunan untuk sarana pendidikan, sebab masjid sebagai salah satu sarana utama yang paling tepat bagi proses pendidikan terhadap kaum muslimin. Karena itu manakala masjid dijadikan sebagai sarana pendidikan bagi kaum muslimin, niscaya umat islam akan merasakan betul keberadaab masjid. Masjid Raya Cinere membangun sarana pendidikan seperti TK Islam Al Kautsar Masjid Raya Cinere, TPA Masjid Raya Cinere, Majelis Taklim Masjid 40 Raya Cinere, dan Perpustakaan. Sebab dengan pendidikan kaum muslimi tidak hanya memiliki kepribadian yang islami, tetapi juga memiliki pengetahuan dan wawasan yang luas serta menguasai ajaran islam yang baik sehingga mampu membedakan antara yang benar hak dan yang salah bathil. Selain memiliki sarana pendidikan Masjid Raya Cinere memiliki taman yang cukup luas serta area parkir, ini semua ditujukan untuk para jamaah sebagai salah satu fasilitas yang berada di masjid, sehingga para jamaah akan merasa aman dan nyaman. Dalam upaya meningkatkan solidaritas sosial masyarakatnya masjid raya cinere berperan aktif dalam memberikan tuntunan kepada masyarakat pada pembangunan mental masyarakat serta memberikan kekuatan moral dan spiritual sehingga mampu menyentuh atau menggugah hati nurani. Sebab dengan menyentuh hati nurani diharapkan seluruh tata nilai yang terkandung dalam ajaran agama dapat diaktualisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Hal in sejalan juga dengan pendapat Hurlock 1992 yang menekankan pada hati nurani serta peran rasa bersalah dan rasa malu dalam melakukan kegiatan yang tidak sesuai dengan harapan kelompok sosial dalam masyarakat religius seperti Indonesia tentunya sangat diwarnai oleh norma-norma agama.

B. Visi, Misi, Dan Tujuan Masjid Raya Cinere